316-323
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret https://jurnal.uns.ac.id/jpkim
Zunia Rizky Wanda Lailasari, Budi Utami*, dan Nurma Yunita Indriyanti
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP,Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar
siswa dengan model pembelajaran discovery learning berbantuan mind map pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan garam kelas XI IPA 2 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar
tahun pelajaran 2016/2017, Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan dalam dua siklus, tiap siklusnya terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA
Muhammadiyah 1 Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, kajian dokumen, angket dan tes, dengan deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning berbantuan
mind map dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan garam kelas XI IPA 2 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.
Pada siklus I, ketercapaian siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi sebesar 77% dan pada
siklus II meningkat menjadi 100%, pada aspek afektif ketercapaian siklus I sebesar 94% dan
meningkat menjadi 100% pada siklus II. Pada aspek kognitif ketercapaian ketuntasan siklus I
sebesar 34% dan meningkat menjadi 68% pada siklus II. Pada aspek psikomotor ketercapaian
pada siklus I sebesar 100%.
Kata kunci: penelitian tindakan kelas, discovery learning, mind map, kemampuan berpikir kritis,
prestasi belajar
10
6 5
31,91% Tuntas 5
Belum Tuntas 0
68,05%
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Tinggi Rendah
Kriteria
Gambar 6. Ketuntasan Aspek Kognitif Siklus 1 Siklus 2
Siklus II
Gambar 8. Analisis Kemampuan Berpikir
Gambar 6 menunjukkan bahwa Kritis Siklus I Dan Siklus II
pada aspek kognitif telah mencapai
batas ketercapaian yaitu 65% sedangkan Berdasarkan Gambar 8 dapat
pada hasil siklus II aspek kognitif siswa dilihat bahwa terdapat peningkatan pada
mencapai 68,05% siswa yang tuntas. siklus II dimana pada siklus II sudah tidak
Hasil penilaian aspek afektif dapat terdapat siswa yang tergolong siswa
kita lihat pada Gambar 7. yang memiliki kemampuan berpikir kritis
sedang dan rendah. Pada hasil siklus II
ini menunjukkan bahwa telah terjadi
peningkatan dengan kemampuan
40,42% Sangat Baik
berpikir kritis siswa, yang mana pada
59,57% Baik siklus II ini hanya terdiri dari siswa
dengan kemampuan berpikir kritis yang
sangat tinggi dan siswa dengan
kemampuan berpikir kritis tinggi.
Gambar 7. Ketuntasan Aspek Afektif Penggunaan disvcovery learning dapat
Siklus II
25
dikatakan berhasil dalam meningkatkan
20 16 15 kemampuan berpikir kritis dan prestasi
15 belajar siswa. Indikator kerja yaitu
10
meliputi kemampuan berpikir kritis,
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
5 psikomotor siswa telah mencapai target.
0
Tuntas Belum Tuntas KESIMPULAN
Kriteria Berdasarkan hasil penelitian maka
Siklus 1 Siklus 2 dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran discovery learning
Gambar 9. Ketuntasan Aspek Kognitif berbantuan mind map pada materi
Siklus I dan Siklus II kelarutan dan hasil kali kelarutan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Berdasarkan Gambar 9 dapat siswa (77% pada siklus I menjadi 100%
dilihat bahwa terjadi peningkatan aspek pada siklus II) dan prestasi belajar siswa
kognitif dari siklus I ke siklus II. (aspek kognitif 34% pada siklus I menjadi
Peningkatan aspek kognitif sebesar 68,05% pada siklus II, aspek afektif
34,05% atau 15 siswa telah mencapai 93,61% pada siklus I menjadi 100% pada
batas ketuntasan. siklus II, dan aspek psikomotor 100%
pada siklus I) di kelas XI IPA 2 SMA
30 28
Muhammadiyah 1 Karanganyar tahun
24
25 pelajaran 2016/2017.
20 19
Jumlah Siswa
[3] Fisher, A. (2006). Critical Thingking [10] D’Antoni, A, et al. (2010). “Does the
An Introduction. Inggris: Mind Map Learning Strategy
Cambridge University Press. Facilitate Information Retrievel &
Critical Thinking in Medical
[4] Brookfield, S. D. (1997). “Assesing Students?”. BMC Medical
Critical Thinking”. New Direction for Educationi.
Adult and Continuing Education:
Jossey- Bass Publisher. [11] Buzan, Tony. (2007). Buku Pintar
Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia
[5] Tenenbaum, Harriet R. (2011). Pusaka Utama.
Does Discovery- Based Intruction
Enhance Learning?. Artikel. City [12] Sugiyono. (2013). Metode
University of New York. Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
[6] Eggen, Paul dan Don Kauchack.
(2012). Strategi dan Model [13] Baharuddin, H dan Wahyuni, N.
Pembelajaran Mengajarkan (2010). Teori Belajar dan
Konten dan Keterampilan Berpikir. Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-
Jakarta: PT Indeks Ruzz Media.
[7] Nugrahaeni, A, Redhana,W., [14] Edward, S dan Nick
Kartawan A,M,I. (2017). Jurnal Cooper.(2010). The Clinical
Pendidikan Kimia Indonesia. Vol 1 Teacher. Vol 7. 236-239.
(1). 23-29.
[15] Azwar, S. (2012). Penyusunan
[8] Reid, D.J., J. Zhang & Q. Chen. Skala Psikologi. Yogyakarta:
(2003). Journal of Computer Pustaka Belajar
Assistend Learning. 19. 9-20.
[16] Jong, Ton De & Wouter Van
[9] Puspitadewi,R., Saputro, A.N.C., Joolingen. (1998). Journal Review
Ashadi. (2016). Jurnal Pendidikan of Education Research. 68. 179-
Kimiai. Vol 5(4). 114-119. 202.