OLEH
KELOMPOK 10
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan kasih
sayang-Nya, dan karena izin-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas mengenai Konservasi
Keanekaragaman Hayati dengan tepat waktu. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang ikut berperan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan atau
kesalahan dalam makalah ini, kami sangat mengarapkan kritik dan saran untuk kami lebih
baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk
kita semua.
Kupang, 14 Februari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….
D. Manfaat ............................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konservasi Keanekaragaman Hayati………………………………
B. Manfaat dari Keanekaragaman Hayati …………………………………..
C. Tujuan dan Manfaat dari Konservasi……………………………
D. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati……………………………….
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam,
mengingat ekosistem bioma spesies,, atau seluruh planet. Keanekaragaman hayati adalah
ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman hayati adalah sebagian fungsi dari iklim.
Pada habitat darat, s daerah tropis biasanya kaya sedangkan spesies dukungan daerah kutub s
lebih sedikit. Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massal s.
Salah satu perkiraan adalah bahwa kurang dari 1% dari spesies yang ada di Bumi adalah yang
masih ada.
Sejak kehidupan dimulai di bumi, lima kepunahan massal besar dan peristiwa kecil
telah menyebabkan beberapa tetes besar dan mendadak dalam keanekaragaman hayati. Para
eon Fanerozoikum (yang 540 juta tahun terakhir) ditandai pertumbuhan yang cepat dalam
keanekaragaman hayati melalui ledakan-Kambrium sebuah periode di mana
mayoritas filum multiseluler pertama muncul. 400 juta tahun ke depan termasuk diulang,
kerugian besar keanekaragaman hayati diklasifikasikan sebagai kepunahan massal.
Dalam Karbon, kolaps hutan hujan menyebabkan kerugian besar dari kehidupan tanaman dan
hewan. Peristiwa kepunahan Permian-Trias, 251 juta tahun lalu, adalah yang terburuk;.
Pemulihan vertebrata butuh waktu 30 juta tahun. Yang paling terakhir, peristiwa kepunahan
Cretaceous-Paleogen, terjadi 65 juta tahun lalu, dan sering menarik perhatian lebih dari yang
lain karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus s.
Periode sejak munculnya manusia telah menunjukkan pengurangan keanekaragaman
hayati yang sedang berlangsung dan kerugian atas keragaman genetik. Dinamakan kepunahan
Holocene, pengurangan ini disebabkan terutama oleh dampak manusia, terutama kerusakan
habitat. Sebaliknya, keanekaragaman hayati dampak kesehatan manusia dalam berbagai cara,
baik secara positif maupun negatif.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yangmenunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Adadua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif
stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.
Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan
keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada
berbagai tingkat kehidupan. Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi.
Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan.
Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu
keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B. Rumusan Masalah
Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang
keanekaragaman hayati. Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi menjadi
sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan konservasi keanekaragaman hayati?
2. Apa manfaat keanekaragaman hayati?
3. Apa tujuan dan manfaat dari konservasi?
4. Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati?
C.Tujuan Penulisan
D.Manfaat
1. Untuk observer
Dapat menambah wawasan untuk mengetahui tentang konservasi keanekaragaman
hayati.
2. Untuk pembaca
Dapat menambah pengetahuan pembaca tentang keanekaragaman hayati dan
bagaimana cara atau usaha untuk melestarikannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Atau konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk dapat
melestarikan alam, konservasi yst juga disebut dengan pelestarian ataupun perlindungan.
Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari
kata “Conservation” yang artinya pelestarian atau perlindungan.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Cocos
Spesies: Cocos nucifera
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Annona
Spesies: Annona muricata
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Zinnia
Spesies: Zinnia elegans
6. pinang hias
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Monocotyle
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Areca
Spesies: Areca catechu
7. Pohon bougenville
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliphyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Nyctaginaceae
Genus: Bougainvillea
Spesies: Bougainvillea spinosa
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris(L.).
Kayu pulai memiliki keawetan yang rendah sehingga hanya memungkinkan untuk
digunakan sebagai konstruksi ringan di dalam ruangan atau untuk industri pulp dan kertas.
Selain itu, pulai juga dimanfaatkan sebagai bahan industri kerajinan tangan dan sebagai
bahan dalam bidang farmasi karena kulitnya mengandung alkaloid yang dapat digunakan
sebagai obat. Kayunya banyak digunakan untuk papan tulis sekolah sehingga dinamakan
scholaris .
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris(L.).
Dari kandungan kimia yang terdapat di dalamnya, pulai sering pula digunakan dalam
pengobatan tradisional. Tanaman ini memiliki sifat antipiretik, antimalaria, antihipertensi
serta antiandenergik, dan melancarkan saluran darah. Penggunaan kandungan ini bisa berasal
dari akar, kulit batang, daun, dan getah pulai.
Getah dari batang pulai dapat digunakan untuk mengobati sariawan dan keseleo. Kayu
pulai dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan batang pensil, topeng, patung dan
kerajinan kayu lainnya. .
Karena manfaatnya yang begitu banyak dan di buru dalam bidang industri untuk
digunakan dalam pembuatan topeng, patung, dan kerajinan tangan lainnya oleh manusia
maka populasi pohon pulai mengalami penyusutan. Ketidakseimbangan antara penanaman
dan kebutuhan untuk penggunaan industri kerajinan menjadikan tanaman tersebut menjadi
agak langka. Meskipun masyarakat sudah cukup lama memanfaatkan dan memperoleh
penghasilan dari kayu pulai, namun mereka tidak mempunyai pengetahuan untuk
membudidayakannya sehingga perlu dilakukan konservasi agar tanaman pulai tidak punah
seiring dengan perkembangan zaman dan masih bisa dirasakan manfaatnya oleh generasi
penerus dimasa yang akan datang. Menurut kami konservasi yang tepat untuk tanaman pulai
ini adalah dalam bentuk konservasi ex-situ dengan cara membuat hutan khusus yang ditanami
pohon pulai agar tanaman pulai tidak lagi punah dan bisa memenuhi permintan kayu sebagai
bahan baku industri.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah.
Tingkat keanekaragaman hayati terdiri dari tiga yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem. Konservasi adalah upaya-
upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa
didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap
komponen-konponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.
2. Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai
sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek
budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan dan ekologi.
3. Adapun beberapa tujuan dan manfaat dari konservasi, yang diantaranya adalah untuk
melindungi benda-benda cagar alam yang dilakukan secara langsung yaitu dengan
cara membersihkan, memelihara dan memperbaiki baik itu secara fisik maupun secara
langsung dari pengarauh berbagai macam faktor, misalnya seperti faktor lingkungan
yang bisa merusak benda-benda tersebut.
4. Untuk mencegah kepunahan keanekaragaman hayati diperlukan usaha untuk
melestarikannya baik usaha untuk perlindungan maupun pengawetan alam serta
pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi pelestarian secara in situ maupun ek
situ.
B.Saran
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik hewan
maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha bersama antara
pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan memberikan sanksi
yang tegas kepada oknum-oknum yang bertanggung jawab atas perusakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Fandeli, C., dkk. 2004. Perhutanan Hutan. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada.
Indrawan. M., Primack, E.B., dan Supriatna, J. 2007. Biologi Konservasi(Edisi Revisi).
Jakarta: Yayasan Bogor Indonesia.
Marsono. D. 2004. Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan(STTL).
Nandika, Dody. 2004. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Bogor: IPB Press.