Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI

OLEH

KELOMPOK 10

YUNITA ANGELINA DAPA OLE (1701040089)

AMBRAN BENYAMIN PAH (1701040061)

DEFI DAYANTI RUNESI (1701040058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR
 
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan kasih
sayang-Nya, dan karena izin-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas mengenai Konservasi
Keanekaragaman Hayati dengan tepat waktu. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang ikut berperan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan atau
kesalahan dalam  makalah ini, kami sangat mengarapkan kritik dan saran untuk kami lebih
baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk
kita semua.
 
                                                             Kupang, 14 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..              
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………            
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….
D. Manfaat ............................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konservasi Keanekaragaman Hayati………………………………
B. Manfaat dari Keanekaragaman Hayati …………………………………..
C. Tujuan dan Manfaat dari Konservasi……………………………
D. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati……………………………….
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..

 
 
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam,
mengingat ekosistem bioma spesies,, atau seluruh planet. Keanekaragaman hayati adalah
ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman hayati adalah sebagian fungsi dari iklim.
Pada habitat darat, s daerah tropis biasanya kaya sedangkan spesies dukungan daerah kutub s
lebih sedikit. Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massal s.
Salah satu perkiraan adalah bahwa kurang dari 1% dari spesies yang ada di Bumi adalah yang
masih ada.
Sejak kehidupan dimulai di bumi, lima kepunahan massal besar dan peristiwa kecil
telah menyebabkan beberapa tetes besar dan mendadak dalam keanekaragaman hayati. Para
eon Fanerozoikum (yang 540 juta tahun terakhir) ditandai pertumbuhan yang cepat dalam
keanekaragaman hayati melalui ledakan-Kambrium sebuah periode di mana
mayoritas filum multiseluler pertama muncul. 400 juta tahun ke depan termasuk diulang,
kerugian besar keanekaragaman hayati diklasifikasikan sebagai kepunahan massal.
Dalam Karbon, kolaps hutan hujan menyebabkan kerugian besar dari kehidupan tanaman dan
hewan. Peristiwa kepunahan Permian-Trias, 251 juta tahun lalu, adalah yang terburuk;.
Pemulihan vertebrata butuh waktu 30 juta tahun. Yang paling terakhir, peristiwa kepunahan
Cretaceous-Paleogen, terjadi 65 juta tahun lalu, dan sering menarik perhatian lebih dari yang
lain karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus s.
Periode sejak munculnya manusia telah menunjukkan pengurangan keanekaragaman
hayati yang sedang berlangsung dan kerugian atas keragaman genetik. Dinamakan kepunahan
Holocene, pengurangan ini disebabkan terutama oleh dampak manusia, terutama kerusakan
habitat. Sebaliknya, keanekaragaman hayati dampak kesehatan manusia dalam berbagai cara,
baik secara positif maupun negatif.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yangmenunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Adadua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar.  Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif
stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.
Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan
keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada
berbagai tingkat kehidupan. Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi.
Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan.
Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu
keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B. Rumusan Masalah

Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah  tentang
keanekaragaman hayati. Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi menjadi
sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan konservasi keanekaragaman hayati?
2. Apa manfaat keanekaragaman hayati?
3. Apa tujuan dan manfaat dari konservasi?
4. Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati?

C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian koservasi keanekaragaman hayati.


2. Untuk mengetahui manfaat dari keanekaragaman hayati.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat konservasi.
4. Untuk mengetahui usaha pelestarian keankeragaman hayati.

D.Manfaat
1. Untuk observer
Dapat menambah wawasan untuk mengetahui tentang konservasi keanekaragaman
hayati.
2. Untuk pembaca
Dapat menambah pengetahuan pembaca tentang keanekaragaman hayati dan
bagaimana cara atau usaha untuk melestarikannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Konservasi Keanekaragaman Hayati

Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap


memperhatikan manfaat yang didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan
keberadaan setiap komponen-konponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan
datang.

Atau konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk dapat
melestarikan alam, konservasi yst juga disebut dengan pelestarian ataupun perlindungan.
Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari
kata “Conservation” yang artinya pelestarian atau perlindungan.

Menurut UU No. 5 Tahun 1994, “keanekaragamana hayati adalah keanekaragaman


diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan
ekosistem.”
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah suatu istilah
pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana
bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi
keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman
hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan biologis. Keanekaragaman hayati
tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati
yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari
ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun
proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga
sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa,
dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan
ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara eventual juga terjadi
kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.

Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga


macam yaitu keanekaragaman gen , keanekaragaman spesies (jenis), dan Keanekaragaman
ekosistem.

B. Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan anugrah terbesar dati Tuhan Yang
Maha Kuasa. Keanekaragaman hayati memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut.

1. Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati


Nilai ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai kemanfaatan dari berbagai
sumber hayati yang dapat menghasilkan keuntungan bagi penggunaanya, yaitu dapat di
perjual belikan. Keanekaragaman hayati yang memiliki nilai ekonomi antara lain sebagai
bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan, dan memiliki aspek budaya.
a. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan pangan.
Keanekaragaman hayati di jadikan sebagai makanan pokok yang di konsumsi oleh
manusia misalnya dari tumbuhan yaitu padi, jangung, singkong, ubi jalar, talas
kentang, sorgum dan lain lain sedangkan dari hewan misalnya daging sapi, daging
ayam, ikan laut dan telur.
b. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan obat-obatan
Keanekaragaman hayati yang berasal dari tumbuhan sebagai sumber obat-
obatan, misalnya : mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi, kina untuk
obat malaria, buah merah untuk mengobati kanker, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Sedangkan yang berasal dari hewan contohnya madu lebah dimanfaatkan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, dan bagian daging dan lemak ular dipercaya dapat
mengobati penyakit kulit
c. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan kosmetik
Beberapa tumbuhan  digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut
misalnya : Bunga mawar, melati, cendana, kenanga, dan kemuning dimanfaatkan
untuk wewangian (parfum). Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan
sebagai lulur tradisional untuk menghaluskan kulit. Sedangkan urang aring,
mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya digunakan untuk pelumas dan
penghitam rambut.
d. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan sandang
Keanekaragaman hayati yang dijadikan sumber sandang, misalnya : rami, kapas,
pisang hutan atau abaca, dan jute, dimanfaatkan seratnya untuk membuat kain atau bahan
pakaian, ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat
tinggi, kulit ystem n kambing untuk membuat jaket, bulu burung untuk membuat
aksesoris pakaian.
e. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan papan
Sebagai bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan untuk membuat
rumah dan sejenisnya misalnya kayu jati, kelapa, nangka, meranti keruing, rasamala, ulin
dan ystem dimanfaatkan kayunya untuk membuat jendela, pintu, tiang dan atap rumah.
f. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya
Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan antara lain : Budaya nyeka
(ziarah kubur) pada masyarakat jawa menggunakan bunga mawar, kenanga, kuntil, dan
melati. Umat islam menggunakan heawan ternak seperti sapi, kambing dan kerbau pada
hari qurban. Upacara ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung
minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih,
dan cendana.
2. Nilai Pendidikan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati dapat menambah pemahaman dan pengetahuan manusia.
Pemanfaatan hewan dan tumbuhan digunakan untuk bahan percobaan untuk kedokteran dan
eksperimen eksperimen tertentu.

3. Nilai Ekologi Keanekaragaman Hayati


Nilai ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai perlindungan terhadap
kerusakan lahan karena akar tanaman akan melindungi tanah dari kerusakan, pengikisan,
menyerap air hujan sehingga tidak terjadi banjir atau tanah longsor.

C. Tujuan dan Manfaat dari Konservasi Keanekaragaman Hayati


Adapun beberapa tujuan konservasi, yang diantaranya sebagai berikut ini:
1. Yang pertama, untuk memelihara maupun melindungi tempat-tempat yang dianggap
berharga supaya tidak hancur, berubah atau punah.
2. Yang kedua, untuk menekankan kembali pada pemakaian bangunan lama supaya
tidak terlantar, disini maksudnya apakah dengan cara menghidupkan kembali fungsi
yang sebelumnya dari bangunan tersebut atau mengganti fungsi lama dengan fungsi
baru yang memang diperlukan.
3. Yang ketiga, untuk melindungi benda-benda sejarah atau benda jaman purbakala dari
kehancuran atau kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam, mikro organisme dan
kimiawi.
4. Yang keempat, untuk melindungi benda-benda cagar alam yang dilakukan secara
langsung yaitu dengan cara membersihkan, memelihara dan memperbaiki baik itu
secara fisik maupun secara langsung dari pengarauh berbagai macam faktor, misalnya
seperti faktor lingkungan yang bisa merusak benda-benda tersebut.
Beberapa manfaat konservasi

Manfaat dari kawasan konservasi terhadap ekosistem, yang diantaranya sebagai


berikut ini:
1. Untuk melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara proses – proses ekologi
maupun keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan.
2. Untuk melindungi spesies flora dan fauna yang langka atau hampir punah.
3. Untuk melindungi ekosistem yang indah, menarik dan juga unik.
4. Untuk melindungi ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, mikro
organisme dan lain-lain.
5. Untuk menjaga kualitas lingkungan supaya tetap terjaga, dan lain sebagainya.

Jika dari segi ekonomi:

1. Unutk mencegah kerugian yang diakibatkan oleh sistem penyangga kehidupan


misalnya kerusakan pada hutan lindung, daerah aliran sungai dan lain-lain. Kerusakan
pada lingkungan akan menimbulkan bencana dan otomatis akan mengakibatkan
kerugian.
2. Untuk mencegah kerugian yang diakibatkan hilangnya sumber genetika yang
terkandung pada flora yang mengembangkan bahan pangan dan bahan untuk obat-
obatan.

D. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati


Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit pula manfaat
yang dapat diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan
melakukan pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman
hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
1. Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan;
2. Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan
pemanfaatan yang tidak terkendali;
3. Menyediakan sumber plasma nuftah untuk mendukung pengembangan dan budidaya
tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak.
4. Konservasi  keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No. 5 tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya dan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dengan tiga azas, yaitu tanggung jawab, berkelanjutan, dan
bermanfaat.
5. Pelestarian sumber daya alam hayati harus dilakukan secara terpadu dan melibatkan
banyak pihak.  Beikut ini akan dijelaskan dua jenis pelestarian yaitu pelestarian secara
In Situ dan Pelestarian Ek Situ.
a) Pelestarian Secara In Situ
Pelestarian secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di habitat asalnya. Contohnya, bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu, badak
jawa di Ujung Kulon, dan komodo di Pulau Komodo. Yang termasuk pelestarian sumber
daya alam hayati secara in situ yaitu :
1) Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan alam yang membiarkan alam
berkembang secara alamiah.
2) Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang dibina oleh para ahli.
3) Perlindungan geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi (tanah).
4) Perlindungan alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka dan hampir
punah serta perkembangbiakannya.
5) Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan.
6) Taman nasional, digunakan sebagai tempat rekreasi.
7) Perlindungan pemandangan alam berupa danau dan air terjun.
8) Perlindungan monumen alam berupa perlindungan terhadap benda benda alam yang
terpencil.
9) Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan hewan dari perburuan.

b) Pelestarian Secara Ek Situ


Pelestarian secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan
di luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian secara ek situ ada
beberapa macam, misalnya kebun koleksi, kebun plasma nuftah, dan kebun raya.
BAB III
PEMBAHASAN

Kami kelompok 10 melakukan observasi di lokasi depan gedung Pasca Sarjana


Universitas Nusa Cendana. Pada observasi yang di lakukan kami menemukan berbagai jenis
tumbuhan yang ada seperti

1.pohon kelapa( Cocos nucifera)

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Cocos
Spesies: Cocos nucifera

2.pohon pepaya(Carica papaya)


Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi: Tracheophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Brassicales
Famili: Caricaceae
Genus: Carica
Spesies: Carica papaya

3. pohon sirsak (Annona muricata)

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Annona
Spesies: Annona muricata

4.Bunga matahari kecil

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Zinnia
Spesies: Zinnia elegans

5.pohon pisang(Musa paradisiaca)


Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Zingiberales
Famili: Musaceae
Genus: Musa
Spesies: Musa paradiasiaca

6. pinang hias
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Monocotyle
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Areca
Spesies: Areca catechu

7. Pohon bougenville

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliphyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Nyctaginaceae
Genus: Bougainvillea
Spesies: Bougainvillea spinosa

8.pohon pinus(Pinus merusi)


Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Kelas: Pinopsida
Ordo: Pinales
Famili: Pinaceae
Genus: Pinus
Spesies: Pinus Mercusi

9. pohon pulai( Alstonia scholaris).

Klasifikasi ilmiah
Kingdom  : Plantae
Divisi   : Tracheophyta
Kelas   : Magnoliopsida
Ordo    : Gentianales
Famili  : Apocynaceae
Genus   : Alstonia
Spesies  : Alstonia scholaris(L.).

Berdasarkan hasil konservasi yang kami lakukan, kami memilih tanaman


pulai( Alstonia scholaris) untuk di konservasi karena menurut kami Pulai (Alstonia
scholaris)  merupakan jenis tanaman kehutanan yang termasuk dalam kategori fast growing
species dan termasuk tanaman yang toleran terhadap berbagai jenis tanah dan habitat.
Tanaman ini mampu tumbuh dengan baik pada lahan kritis dan lahan marginal sehingga
dapat dijadikan sebagai tanaman konservasi.
Pulai tersebar luas di Asia Pasifik mulai India dan Srilanka sampai daratan Asia
Tenggara dan China Selatan, seluruh Malaysia hingga Australia Utara dan Kepulauan
Solomon. Di Indonesia, Pulai tersebar di wilayah Jawa dan Sumatera. Banyak dijumpai di
dataran rendah/pesisir dengan curah hujan tahunan 1000-3800 mm. Pohon Pulai memiliki
bentuk daun mirip dengan daun kamboja dengan bunga berwarna kuning yang indah,
batangnya lurus, berkayu, silindris, percabangannya simpodial, dan mengandung banyak
getah berwarna putih yang rasanya sangat pahit. Akar pohon pulai merupakan akar tunggang
dan berwarna cokelat. Umumnya, pulai dapat mencapai tinggi 20-25 m dengan diameter 40-
60 cm (Fandeli, dkk., 2004).

Kayu pulai memiliki keawetan yang rendah sehingga hanya memungkinkan untuk
digunakan sebagai konstruksi ringan di dalam ruangan atau untuk industri pulp dan kertas.
Selain itu, pulai juga dimanfaatkan sebagai bahan industri kerajinan tangan dan sebagai
bahan dalam bidang farmasi karena kulitnya mengandung alkaloid yang dapat digunakan
sebagai obat. Kayunya banyak digunakan untuk papan tulis sekolah sehingga dinamakan
scholaris .

Klasifikasi
Kingdom               : Plantae
Divisi                     : Tracheophyta
Kelas                     : Magnoliopsida
Ordo                      : Gentianales
Famili                    : Apocynaceae
Genus                    : Alstonia
Spesies                   : Alstonia scholaris(L.).

Manfaat dan Nilai-nilai Penting


Pulai memiliki manfaat yang dapat digunakan untuk kesehatan. Kulit kayu pulai dapat
digunakan untuk mengobati emam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri,
kurang napsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, anemia, kencing manis (diabetes
melitus), wasir, gangguan haid, bisul, tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik akut, borok
(ulcer), beri-beri, masa nifas. Bagian yang digunakan adalah kulit kayu dan daun. Kulit kayu
dikeringkan dengan cara di jemur.
Pohon pulai mengandung banyak getah. Getah berwarna putih, rasa getahnya sangat
pahit. Rasa pahit itu didapatkan pula dari akar, kulit batang, dan daunnya.Ternyata, getahnya
itu banyak mengandung kimia. Pada bagian pohon ini terdapat bahan yang sudah diketahui
antara lain alkaloida berupa ditamine, ditaine, dan echi-kaoetchine. Pada kulit batang,
terdapat kandungan saponin, flavonoida, dan polifenol. Sedangkan, untuk zat pahitnya
terdapat kandungan echeretine dan echicherine.

Dari kandungan kimia yang terdapat di dalamnya, pulai sering pula digunakan dalam
pengobatan tradisional. Tanaman ini memiliki sifat antipiretik, antimalaria, antihipertensi
serta antiandenergik, dan melancarkan saluran darah. Penggunaan kandungan ini bisa berasal
dari akar, kulit batang, daun, dan getah pulai.
Getah dari batang pulai dapat digunakan untuk mengobati sariawan dan keseleo. Kayu
pulai dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan batang pensil, topeng, patung dan
kerajinan kayu lainnya. .

Karena manfaatnya yang begitu banyak dan di buru dalam bidang industri untuk
digunakan dalam pembuatan topeng, patung, dan kerajinan tangan lainnya oleh manusia
maka populasi pohon pulai mengalami penyusutan. Ketidakseimbangan antara penanaman
dan kebutuhan untuk penggunaan industri kerajinan menjadikan tanaman tersebut menjadi
agak langka. Meskipun masyarakat sudah cukup lama memanfaatkan dan memperoleh
penghasilan dari kayu pulai, namun mereka tidak mempunyai pengetahuan untuk
membudidayakannya sehingga perlu dilakukan konservasi agar tanaman pulai tidak punah
seiring dengan perkembangan zaman dan masih bisa dirasakan manfaatnya oleh generasi
penerus dimasa yang akan datang. Menurut kami konservasi yang tepat untuk tanaman pulai
ini adalah dalam bentuk konservasi ex-situ dengan cara membuat hutan khusus yang ditanami
pohon pulai agar tanaman pulai tidak lagi punah dan bisa memenuhi permintan kayu sebagai
bahan baku industri.

BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan
1. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah.
Tingkat keanekaragaman hayati terdiri dari tiga yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem. Konservasi adalah upaya-
upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa
didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap
komponen-konponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.
2. Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai
sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek
budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan dan ekologi.
3. Adapun beberapa tujuan dan manfaat dari konservasi, yang diantaranya adalah untuk
melindungi benda-benda cagar alam yang dilakukan secara langsung yaitu dengan
cara membersihkan, memelihara dan memperbaiki baik itu secara fisik maupun secara
langsung dari pengarauh berbagai macam faktor, misalnya seperti faktor lingkungan
yang bisa merusak benda-benda tersebut.
4. Untuk mencegah kepunahan keanekaragaman hayati diperlukan usaha untuk
melestarikannya baik usaha untuk perlindungan maupun pengawetan alam serta
pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi pelestarian secara in situ maupun ek
situ.

B.Saran
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik hewan
maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha bersama antara
pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan memberikan sanksi
yang tegas kepada oknum-oknum yang bertanggung jawab atas perusakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
 

Fandeli, C., dkk. 2004. Perhutanan Hutan. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada.

Hartati, D., A. Rimbawanto, Taryono, E. Sulistyaningsih dan A. Y.P. B. C. Widyatmoko.


2007. Pendugaan Keragaman Genetik Didalam Dan Antar Provenan Pulai(Alstonia scholaris)
Menggunakan Penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. Vol1(2), 89-98).

Indrawan. M., Primack, E.B., dan Supriatna, J. 2007. Biologi Konservasi(Edisi Revisi).
Jakarta: Yayasan Bogor Indonesia.

Marsono. D. 2004. Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan(STTL).

Nandika, Dody. 2004. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Bogor: IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai