Anda di halaman 1dari 4

(psikomotorik)

1. Menetapkan peranan suami-istri dalam pernikahan dan keluarga


Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah
tangga sesuai dengan kemampuannya. :
(1) Suami adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah tangganya, akan tetapi tentang hal-
hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami isteri bersama.
(2) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
(3) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
(4) Suami wajib memberi pendidikan agama kepada isterinya dan memberi kesempatan
belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, dan bangsa.
(5) Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung; nafkah, dan tempat kediaman bagi
isteri, biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri dan anak, biaya
pendidikan bagi anak.
2. Menyediakan dukungan emosional bagi pasangan
Dukungan emosional berupa penghargaan,cinta,kepercayaan,perhatian,dan kesediaan untuk
mendengarkan (Apollo & Cahyadi ,2012:261). Perhatian emosional yang di ekspresikan
melalui rasa suka,cinta atau empati
contohnya: ketika dalam pertengkaran dengan seorang yang dicintai , maka ekspressi
perhatian dari teman,pasangan maupun keluarga sangatlah membantu (Taylor,dkk,2009:555).

3. Menyesuaikan kebiasaan pribadi


Awalnya, suami dan istri tumbuh dari pembiasaan keluarga serta lingkungan yang berbeda,
sebelum mereka menikah. Mereka memiliki kebiasaan pribadi yang khas sesuai dengan
pembawaan karakter serta kebiasaan yang didapatkan dari keluarga masing-masing. Setelah
menikah, harus ada upaya adaptasi untuk menyesuaikan dua kebiasaan yang berbeda tersebut.
Contohnya : sebelum menikah biasanya dari suami daan istri mempunyai kebiasaan masing
seperti suami pada saat belum menikah mempunyai kebiasaan sering nongkrong sama
temannya,pada saat sudah menikah ia menyesuaikan kebiasaannya yang awalnya sering
ngumpul dengan temannya sekarang lebih sering fokus bekerja dan lebih sering dirumah
memanfaatkan waktu bersama pasangannya, begitupun sebaliknya seorang istri mempunyai
kebiasaan ketika belum menikah ia lebih sering berbelanja yang berlebihan yang tidak
penting sehingga sering mengeluarkan biaya yang banyak,semenjak menikah ia
menyesuaikan kebiasannya dengan lebih mengatur keuangan untuk bulanan lebih menghemat
uang

4. Negosiasi peran gender


Komunikasi yang dilakukan oleh suami istri untuk saling menyelesaikan tujuan yang
berbeda atau bertentangan.
contoh : memnutuskan untuk renovasi rumah, pemanfaatan keuangan keluarga,
keinginan istri untuk bekerja.
5. Menetapkan prioritas keluarga dan pekerjaan
Suami dan istri harus menyepakati bersama hal yang terkait dengan kesibukan masing-
masing, terutama yang di luar rumah. Hal ini menyangkut aktivitas pekerjaan, organisasi,
karir, bisnis, hobi dan lain sebagainya, agar bisa diseimbangkan dengan peran mendidik anak
serta mengurus keluarga. Jika suami dan istri sama-sama sibuk, harus ada format penyesuaian
dan kesepakatan agar semua bisa berjalan dengan baik tanpa ada yang terabaikan.
Contohnya : sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan dalam rumah tangga tersebut apabila
ada keadaan yang mendesak ketika keluarganya meminta bantuan yang sangat penting maka
kita harus lebih memprioritaskan keluarga ketimbang pekerjaannya.

6. Pengelolahan Anggaran belanja dan finansial adalah sikap dan perhatian mengenai cara
mengelolah isu-isu ekonomi dalam hubungan dengan pasangan
Contohnya : apakah individu cenderung menyimpan atau menghabiskan uang, kesadaran dan
perhatian tentang isu-isu kredit dan hutang, pehatian dengan bagaimana keputusan finansial
untuk pembelian dibuat, perjanjian terkait berbagai hal finansial, pengelolahan keuangan, dan
kepuasan dengan status ekonomi
7. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
Komunikasi adalah kepercayaan, perasaan, dan sikap tentang hubungan komunikasi dengan
pasangannya
Contohnya : memberikan perasaan nyaman satu dengan yang lain untuk mampu membagikan
emosi dan pendapat penting, persepsinya pada kemampuan pasangan mendengarkan dan
merbicara dan persepsi pada kemampuan sendiri untuk berkomunikasi dengan pasangan

8. Berpartisipasi dalam komunitas besar


Tingkat, bentuk dan intensitas partisipasi di tengah kehidupan masyarakat juga perlu
penyesuaian. Setelah menikah, suami dan istri menjadi keluarga mandiri yang hidup di
tengah masyarakat. Mereka memiliki tetangga dan lingkungan sekitar, dan terikat oleh
sejumlah hak serta kewajiban. Maka keduanya harus menentukan pola partisipasi di tengah
masyarakat agar bisa berbagi dan saling mengerti tingkat kesibukannya.
Contohnya: apabila di suatu lingkungan dekat rumahnya mengadakan gotong royong atau
mengadakan acara besar,maka pasangan tersebut harus berpartisipasi di lingkungannya
9. Peran dan tanggung jawab
kepercayaan, sikap, dan perasaan individu tentang peran dan tanggung jawab pernikahan dan
keluarga
contohnya : pada kepuasan dengan bagaimana tugas rumah tangga dan pengambilan
keputusan dibagi.
10. Mempunyai gambaran yang positif tentang dirinya
bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, gambaran tersebut tentang dirinya yang
meliputi berbagai pertanyaan dan jawaban.
Contohnya : harapan dan impian; pikiran dan perasaan; apa yang sudah dilakukan atau belum
dillakukan sepanjang hidup, keyakinan, kemampuan, dan lain-lain.

(KOGNITIF)
1. Penyesuaian suami istri yang baik
a. Penyesuaian suami istri yang baik
1) Mampu menerima dan memahami diri suami istri sebagaimana adanya
2) Mampu menerima dan menilai kenyataan pasangan diluar diri masing-masing secara
obyektif 3) Mampu bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang ada pada diri masing-
masing dan obyektif yang ada pada luar diri pasangan.
4) Memiliki perasaan aman yang memadai. Perasaan aman mengandung arti bahwa suami
istri mempunyai harga diri yang mantap, disamping juga perasaan terlindung mengenai
keadaan diri pada umumnya.
5) Suami istri menciptakan rasa hormat pada sesama manusia dan mampu bertindak toleran.
6) Suami istri menciptakan sikap yang terbuka
7) Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi,
8) Mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras dengan hak kewajiban
masing-masing
2. Penyesuaian dengan pasangan (suami/istrinya)
Hal yang paling penting dalam penyesuaian perkawinan adalah kesanggupan dan kemampuan
sang suami dan istri untuk berhubungan dengan mesra serta saling memberi dan menerima
cinta.
Contohnya :
Menurut Scneiders aspek penyesuaian diri terdiri atas: kontrol terhadap emosi yang
berlebihan, mekanisme pertahanan diri yang minimal, frustasi personal yang minimal,
pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri, kemampuan untuk belajar,
memanfaatkan pengalaman masa lalu, sikap realistik dan objektif.
3. Penyesuaian seksual
Penyesuaian seksual dilihat dari kemampuan dalam mengendalikan emosi dengan
terciptanya kepuasan dalam melakukan berhubungan seks. Apabila penyesuaian seksual ini
tidak dicapai dengan memuaskan maka akan mengakibatkan pertengkaran dan
ketidakbahagian.
Contohnya : komunikasi yang baik antara suami-istri dalam melakukan hubungan seks.
4. Penyesuaian finansial
Uang yang kurang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap penyesuaian diri
dalam perkawinan. Para istri banyak yang tersinggung karena dianggap tidak becus dalam
mengurus keuangan keluarga, begitu juga dengan suami merasa pendapatannya berkurang
selama beristri apabila ketika anak pertama lahir.
Contohnya :
1. Bicarakan Tujuan serta Kebiasaan Keuangan
2. Terbuka mengenai Kondisi Keuangan yang Sebenarnya
3. Tentukan tujuan keuangan keluarga
4. Anggaran Keuangan dengan Tepat
5. Selalu Mengambil Keputusan Bersama
6. Tentukan juru bayar di dlm keluarga

5. Penyesuaian dengan pihak keluarga


Melalui perkawinan secara otomatis suami dan istri mendapat satu keluarga baru. Dengan
adanya keluarga baru yang jelas berbeda karakter dan usia, semua itu akan mempengaruhi
penyesuaian terhadap perkawinan.
Contohnya :
1. Kesepakatan dalam perkawinan
2. Kedekatan hubungan
3. Kepuasan hubungan dalam perkawinan
4. Ekspresi afeksi

6. Penyesuaian Sosial
kemampuan seseorang dalam berperilaku untuk dapat menyesuaikan diri dalam kelompok
dan lingkungannya yang ditunjukkan dengan sikap dan tingkah laku yang menyenangkan,
serta dapat berinteraksi dengan orang lain dan mampu berpartisipasi secara fisik maupun
sosial
Contohnya : Mengikuti pengajian yang di adakan sekitar rumah, melakukan gotong royong
bersama masyarakat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai