Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEWARNAAN GRAM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 2

Dosen Pembimbing : Mahyarudin, M.Si.

Disusun Oleh :

DELIA MENTARI

I1031181026

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri (dari kata Latin bacterium ; jamak: bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk
kedalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri
dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya
dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Bakteri
mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk bakteri juga dapat
dipengaruhi umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri dapat mengalami
involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan
lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat mengalami
pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun
ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai.

Bakteri bersifat tidak berwarna atau transparan bukan saja karena


ukurannya sangat kecil juga karena warna sel transparannya sehingga apabila
berada pada medium berair sangat sulit dilihat, apalagi dalam kondisi hidup.
Untuk mengamati bakteri yang kecil dan sulit dilihat pada kondisi aslinya, maka
dilakukan upaya untuk mewarnai atau memasukkan zat warna yang dapat
mengotori (staining) atau mengubah penampakan dari keadaan transparan menjadi
warna kontras. Metode pewarnaan dengan warna biologi menjadi prosedur yang
penting dalam hubungannya dengan pengamatan mikrobiologi dengan mikroskop
cahaya.

Berbagai teknik pengecatan dikenal untuk memudahkan pengamatan


bakteri dan mikroorganisme lainnya. Dikenal tipe teknik pengecatan sederhana
dan pengecatan diferensial. Pengecatan sederhana adalah pengecatan yang hanya
menggunakan satu jenis zat warna. Pengecatan diferensial adalah pengecatatn
dengan menggunakan dua zat warna yang kontras.

2
Ada dua macam pengecatan yang termasuk dalam pewarnaan diferensial,
yaitu pengecatan gram dan pengecatan bakteri yang tahan asam (acid-fast).
Pewarnaan diferensial yang paling penting dalam bakteriologi adalah pewarnaan
gram karena bertujuan untuk mengelompokkan bakteri dalam dua kelompok besar
yaitu gram-positif dan gram-negatif.

1.2 Tujuan
- Melaksanakan teknik pewarnaan untuk membedakan bakteri ke dalam dua
kelompok utama : gram – positif dan gram – negatif.
- Mempermudah melihat bentuk jasad (misal : ragi, jamur atau bakteri)
- Memperjelas bentuk dan ukuran jasad
- Melihat struktur luar dan dalam jasad
- Melihat reaksi jasad terhadap pewarnaan (sifat kimia dan fisika)

3
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
a) Handscoon/sarung tangan latex
b) Kawat ose
c) Korek api
d) Masker
e) Mikroskop cahaya
f) Pembakar bunsen
g) Penjepit tabung
h) Pipet tetes
i) Rak pewarnaan
j) Rak tabung reaksi
k) Slide atau kaca preparat
l) Slide dryer
m) Stopwatch
n) Tisu

2.1.2 Bahan

a) Alkohol

b) Aquades

c) Bakteri biakan dalam media agar

d) Etanol (pembersih lensa mikroskop)

e) Iodin atau lugol

f) Kristal violet

g) Minyak emersi

h) Safranin

i) Spirtus

4
2.2 Mekanisme Kerja

a. Gunakan handscoon dan masker sebelum melakukan praktikum demi


menjaga keselamatan dalam bekerja, karena saat praktikum kita
berhadapan langsung dengan bakteri.

b. Dipersiapkan slide atau kaca preparat yang akan digunakan, jika


diperlukan boleh diberi label nama agar jelas.

c. Dinyalakan pembakar bunsen yang telah diisi dengan spirtus dengan


korek api.

d. Jepit slide atau kaca preparat menggunakan penjepit, kemudian fiksasi


di atas api bunsen tetapi jangan terlalu dekat sumber api ditakutkan
akan membuat slide pecah. Tujuan dilakukan fiksasi ini untuk
mensterilkan slide agar tidak ada mikroorganisme lain.

e. Dipanaskan kawat ose di atas api bunsen hingga muncul bara,


kemudian dinginkan sebentar. Jangan langsung diusapkan pada media
bakteri karena akan membunuh bakteri.

f. Diteteskan aquades dengan menggunakan kawat ose ke permukaan


slide atau kaca preparat. Kemudian tetesan disebar.

g. Dipanaskan tepi cawan petri tempat bakteri dikembangbiakkan sambil


diputar.

h. Diambil bakteri menggunakan kawat ose yang telah dipanaskan


kembali, dengan cara diusap perlahan. Pastikan bakteri terambil jangan
sampai agar yang terambil.

i. Usapkan bakteri tersebut di atas slide yang sudah diberikan aquades,


sambil kembali sedikit disebar pada permukaan slide.

j. Kemudian dipanaskan slide di atas bunsen namun jangan sampai


terlalu dekat dengan sumber api ditakutkan koloni bakteri akan
mati/terbakar. Pengeringan hingga aquades benar-benar menguap dan
kering sehingga meninggalkan area usapan keruh.

k. Diteteskan larutan kristal violet kira-kira 2-3 tetes hingga mengenai


seluruh koloni bakteri di permukaan preparat selama 30-60 detik.

l. Bilas dengan menggunakan aquades, hingga warna ungu tidak terlalu


pekat. Seluruh proses pewarnaan dilakukan di atas rak pewarnaan.

5
m. Diteteskan larutan iodin sebanyak 2-3 tetes hingga mengenai seluruh
koloni bakteri di permukaan preparat selama 30-60 detik. Bilas dengan
aquades.

n. Diteteskan larutan alkohol hingga mengenai seluruh permukaan


preparat (koloni bakteri), diamkan sekitar 5 detik, setelah itu bilas
dengan aquades. Alkohol sebagai larutan dekolorasi.

o. Larutan terakhir yang ditetekan adalah safranin. Diteteskan sekitar 2-3


tetes hingga mengenai seluruh koloni bakteri di permukaan preparat
selama 30-60 detik.

p. Bilas dengan aquades dan pastikan semua zat pewarna sudah larut
dengan aquades. Karena jika kurang bersih dalam membilas dapat
mempengaruhi hasil.

q. Lap pinggiran slide dengan tisu, kemudian keringkan di atas slide


dryer hingga benar-benar kering.

r. Tahap selanjutnya adalah pengamatan dengan mikroskop. Pastikan


mikroskop dalam keadaan baik dan siap digunakan.

s. Bawa slide yang sudah kering ke bawah lensa objektif mikroskop dan
tetesi dengan minyak emersi karena akan menggunakan perbesaran
100x.

t. Diatur mikroskop dengan perbesaran 100x.

u. Kemudian mulai lakukan pengamatan dengan mengatur fokus hingga


didapatkan koloni bakteri yang telah diwarnakan. Identifikasi bakteri
tersebut.

v. Foto hasil pengamatan.

w. Setelah mikroskop selesai digunakan bersihkan lensa objektif dengan


etanol dan kembalikan mikroskop pada keadaan semula.

6
BAB III

HASIL

A.
B.

(Gram Negatif) (Gram Positif)

Warna Merah Warna Ungu

Bentuk Basil (Monobasil) Bentuk Basil (Diplobasil)

Escherichia coli Bacillus cereus

7
BAB IV

PEMBAHASAN

Bakteri  mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri


merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopik yang artinya harus
dilihat dengan menggunakan bantuan alat, yaitu mikroskop agar dapat terlihat
dengan jelas. Selain mikroskopik, bakteri juga hampir tidak berwarna atau
transparan yang mana untuk melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup
dengan mata telanjang sangat sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah satu cara
yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk
mempermudah proses identifikasi  bakteri.

Teknik pewarnaan yang cukup mudah dan cepat untuk dilakukan namun
tetap membutuhkan ketelitian yang tinggi adalah teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan ini pertama kali ditemukan oleh Christian Gram, dengan metode
pewarnaan gram bakteri dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu bakteri gram
negatif atau bakteri gram positif, tergantung dari hasil pengamatan, jika bakteri
berwarna ungu maka termasuk ke dalam golongan bakteri gram positif sedangkan
jika berwarna merah maka termasuk ke dalam bakteri gram negatif. Hal ini terjadi
berdasarkan reaksi struktur sel bakteri terhadap zat pewarna, lebih tepatnya ada
atau tidaknya lapisan lipid pada bakteri. Bakteri gram positif adalah bakteri yang
dapat mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram
dan hal ini berbanding terbalik dengan bakteri gram negatif, dimana jenis bakteri
ini tidak dapat mempertahankan zat warna kristal violet pada saat proses
pewarnaan. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop,
sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah, perbedaan klasifikasi
antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding
sel bakteri.

Pada praktikum yang telah dilakukan memiliki tujuan yang sama dengan
pemaparan di atas yaitu untuk mengidentifikasi koloni bakteri tersebut termasuk

8
kedalam bakteri gram negatif atau positif, kita harus tahu cara untuk membedakan
yang mana gram negatif atau gram positif karena penanganan masing-masing dari
bakteri tersebut pasti akan berbeda, misalnya jenis penyakit yang ditimbulkannya
(diagnosis), resistensinya terhadap faktor luar atau tata laksana yang harus
dilakukan apabila seorang pasien terjangkit penyakit yang disebabkan bakteri.
Selain itu untuk mengetahui bentuk dari koloni bekteri tersebut, bentuk bakteri
ada coccus yaitu berbentuk bulat terbagi menjadi diplococcus terdapat dua buah
coccus, streptococcus berbentuk seperti rantai dari coccus, sarcina membentuk
kubus atau double tetrad, tetrad membentuk susunan empat buah coccus atau
staphlococcus berbentuk seperti susunan anggur, basil yang berbentuk batang
terbagi menjadi diplobasil, streptobasil dan cocobasil dan spiral terbagi juga
menjadi bentuk vibrio yang mempunyai bentuk koma, spirilium yaitu spiral dan
terakhir adalah spirochaeta berbentuk seperti pilinan yang lebih dalam. Zat
pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram terdapat empat zat warna yaitu
kristal violet ungu yang akan memberikan warna ungu pada koloni bakteri pada
saat diberikan zat warna ini maka kedua bakteri baik gram positif atau negatif
akan sama-sama bereaksi dengan berubah menjadi warna ungu, kemudian ada
pewarna iodin yang digunakan untuk memperkuat pada proses pewarnaan dan
kedua jenis bakteri akan masih tetap berwarna ungu, kemudian alkohol yang
digunakan sebagai dekolorisasi atau yang berfungsi untuk melunturkan kelebihan
zat pewarna yang ada pada sel bakteri saat proses inilah yang akan sangat
menentukan hasil akhir dari proses pewarnaan, karena tingkat riskan atau
kegagalan sangat besar pada tahap ini, jika terlalu lama didiamkan di atas
slide/kaca preparat maka dapat menyapu semua bakteri yang ada pada slide
sehingga pada saat akan diteliti di bawah mikroskop koloni dari bakteri tidak akan
terlihat dikarenakan telah luruh bersamaan dengan alkohol, namun jika terlalu
sebentar saat meneteskan alkohol pada bidang slide yang terdapat koloni bakteri
maka zata pewarna yang sebelumnya sudah diteteskan tidak akan tercuci dengan
bersih, contohnya pewarna kristal violet, maka tentu saja akan mempengaruhi
hasil akhir dari pewarnaan yang seharusnya bakteri gram negatif namun karena
kurang bersih dalam membilas bakteri akan tetap berwarna ungu, sebenarnya

9
tercuci atau tidaknya warna dasar pada sel bekteri tergantung pada komponen
lipid pada dinding bakteri tersebut, jika komponen dinding sel kuat mengikat
warna maka warna tidak akan tercuci. Selanjutnya, adalah zat warna safranin yang
merupakan zat warna tandingan yang berfungsi untuk memberikan warna kembali
pada sel-sel bakteri yang sebelumnya telah hilang saat didekolorisasi oleh alkohol,
dimana jika bakteri tersebut merupakan gram negatif akan menyerap zat pewarna
ini dan berubah menjadi warna merah, sedangkan untuk gram positif akan tetap
berwarna ungu. Selain dari empat zat pewarna ada aquades yang berfungsi
sebagai pembilas saat telah ditetesi zat pewarna, zat pewarna yang telah diteteskan
dengan aquades akan membuat warna asli terlihat dengan jelas.

Setelah melakukan proses pewarnaan, maka slide akan dikeringkan dengan


diusap menggunakan tisu lalu diletakkan pada slide dryer, ditunggu hingga benar-
benar mengering pada tahap pengeringan bisa memakan waktu sekitar 5 hingga 10
menit tergantung kandungan air yang ada pada slide. Jika sudah kering maka
tahap selanjutnya adalah proses pengamatan di bawah mikroskop dengan
menggunakan perbesaran lensa objektif 100x, dikarenakan akan menggunakan
lensa dengan perbesaran 100x maka harus meneteskan minyak emersi pada slide
agar tidak merusak lensa objektif mikroskop, sebelumnya pastikan mikroskop
dalam keadaan yang baik dan siap untuk digunakan, jangan sampai menggunakan
mikroskop yang kurang memadai seperti lensa yang blur karena akan menyulitkan
dalam menemukan bakteri yang akan diamati, atur posisi preparat kemudian cari
fokus yang sesuai agar dapat melihat koloni bakteri dengan jelas. Saat melakukan
pengamatan ini agar memudahkan mengamati pertama-tama cari terlebih dahulu
warna dari bakteri, jika telah tampak walaupun samar-samar maka tinggal atur
fokus pada mikroskop. Usahakan cari bakteri yang tidak terlalu menumpuk
dikarenakan akan sulit mengidentifikasi bentuk dari bakteri tersebut.

Pada pewarnaan gram sampel bakteri A yang telah kami lakukan, prosedur
pewarnaan sudah tepat dan sesuai dengan jenis bakteri yang ada. Berdasarkan
gambar yang terdapat pada hasil pengamatan dengan perbesaran lensa objektif
100x, maka bakteri yang didapatkan adalah bakteri gram negatif karena saat

10
diteliti di bawah mikroskop terlihat jelas berwarna merah, dengan bentuk basil
atau batang. Pada saat praktikum dilakukan, kelompok kami hanya melakukan
pewarnaan pada sampel bakteri A karena asisten lab yang membimbing kami
yaitu Kak Nur, lupa memberitahukan agar kami melakukan pewarnaan pada
sampel bakteri A dan sampel bakteri B. Jadi, pada pewarnaan gram sampel bakteri
B, kami mendapat instruksi dari Pak Mahyarudin untuk meminjam hasil dari
kelompok lain. Pada bakteri dengan sampel bakteri B, bakteri termasuk kedalam
bakteri gram positif karena memiliki hasil pewarnaan bewarna ungu dengan
bentuk basil (batang) khususnya diplobasil. Jadi, apabila prosedur praktikum
pewarnaan gram yang dilakukan pada kedua sampel sudah tepat, kita akan dapat
melihat bagaimana perbedaan warna pada bakteri gram positif dan warna pada
bakteri gram negatif.

11
BAB V

KESIMPULAN

Bakteri  mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri


merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopik yang artinya harus
dilihat dengan menggunakan bantuan alat, yaitu mikroskop agar dapat terlihat
dengan jelas. Selain mikroskopik, bakteri juga hampir tidak berwarna atau
transparan yang mana untuk melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup
dengan mata telanjang sangat sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Teknik pewarnaan yang cukup
mudah dan cepat untuk dilakukan namun tetap membutuhkan ketelitian yang
tinggi adalah teknik pewarnaan gram. Melaksanakan teknik pewarnaan untuk
membedakan bakteri ke dalam dua kelompok utama : gram – positif dan gram –
negatif.

Berdasarkan hasil praktikum pewarnaan gram yang bertujuan untuk


membedakan bakteri ke dalam dua kelompok utama : gram positif dan gram
negatif, mempermudah melihat bentuk jasad (misal : ragi, jamur atau bakteri),
memperjelas bentuk dan ukuran jasad, melihat struktur luar dan dalam jasad dan
melihat reaksi jasad terhadap pewarnaan (sifat kimia dan fisika). Didapatkan hasil
pengamatan dengan perbesaran lensa objektif 100x adalah bakteri dengan sampel
A termasuk ke dalam bakteri gram negatif karena memiliki hasil akhir pewarnaan
bewarna merah dengan bentuk basil (batang) khususnya monobasil serta bakteri
dengan sampel B termasuk kedalam bakteri gram positif karena memiliki hasil
pewarnaan bewarna ungu dengan bentuk basil (batang) khususnya diplobasil.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Saldanis. 2019. Mikrobiologi – Parasitologi. Yogyakarta : Deepublish.

Murwani, Sri. 2015. Dasar – Dasar Mikrobiologi Veteriner. Malang : UB Press.

Nirwati, Hera. 2011. Pembuatan Preparat dan pengecatan dalam Petunjuk


praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Nugroho, Dimas. 2015. Analisis Mikrobiologis pada Berbagai Jenis Air Minum.
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.

Pelczar, Michael J. dan Chan. 2015. Dasar – Dasar Mikrobiologi 1. Jakartra : UI


Press.

Pratiwi, Susanti. 2009. Mikrobiologi Farmasi dalam Farmakologi dan Terapi.


Jakarta. Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai