Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No.

2, Oktober 2017

PREDIKSI TINGKAT KINERJA STRUKTUR GEDUNG KANTOR


BERDASARKAN MUTU BETON
DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN
Beny Setiawan
Mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Riau
Jalan Subrantas Km 12,5 Pekanbaru, 28293
E-mail : beny.setiawan@student.unri.ac.id

Reni Suryanita
Magister Teknik Sipil Universitas Riau
Jalan Subrantas Km 12,5 Pekanbaru, 28293
E-mail : reni.suryanita@lecturer.unri.ac.id

Zulfikar Djauhari
Magister Teknik Sipil Universitas Riau
Jalan HR. Soebrantas Panam Pekanbaru
E-mail : zulfikar.djauhari@lecturer.unri.ac.id

Abstrak

Gempa adalah fenomena alam yang tidak dapat diprediksi kekuatan, kapan dan dimana
akan terjadi, fenomena alam ini menjadi salah satu faktor perusak utama bagi wilayah-
wilayah yang dilewati jalur patahan. Kerugian yang diakibatkan gempa sangat besar,
mulai dari kerusakan sarana - prasarana infrastruktur, ekonomi dan juga banyak
menelan korban jiwa. Penelitian ini akan dilakukan analisis struktur dengan
menggunakan analisis riwayat waktu (time history) dengan bantuan software elemen
hingga. Pemodelan berdasarkan struktur bangunan gedung kantor yang direncanakan
pada tahun pada tahun 2014, dan standar tingkat kinerja struktur berdasarkan FEMA
356. Pemilihan perencanaan gedung ini dikarenakan perencanaan tersebut tidak
memperhitungkan beban gempa dalam analisis strukturnya. Beban gempa yang
digunakan adalah gempa El-Centro yang akan diskalakan sesuai skala lokasi
pembangunan, 0,25g, 0,50g, 0,75g dan 1,00g. Selain itu mutu beton juga divariasikan
menjadi 11 mutu beton yang dimulai dari 15 MPa hingga 25 MPa untuk proses
pelatihan jaringan saraf tiruan agar dapat memprediksi tingkat kinerja struktur bangunan
gedung kantor. Hasil dari penelitian ini pada analisis tingkat kinerja sesuai dengan
analisis riwayat waktu dengan gempa yang diskalakan pada lokasi pembangunan adalah
SAVE atau sangat aman dikarenakan daerah pembangunan merupakan daerah tidak
rawan gempa, sedangkan hasil pelatihan JST menghasilkan nilai R2 sebesar 98,11% dan
MSE 0,00025 yang berarti pelatihan JST memiliki tingkat kesalahan sangat kecil dan
keterkaitan tiap unsur pelatihan sangat bagus. Hasil dari testing JST mendapatkan nilai
R2 sebesar 94,59% dengan nilai MSE 0,00082 yang berarti JST memiliki tingkat
validitas tinggi dengan tingkat kesalahan sangat kecil yang hampir mendekati 0 (nol).

Kata Kunci : Bangunan Tingkat Rendah, FEMA 356, Tingkat Kinerja

107
Setiawan, B., Suryanita, R., Djauhari, Z. / Prediksi Tingkat Kinerja / pp. 107 – 116

Abstract

Earthquakes are unpredictable natural phenomena, when and where they will occur,
this natural phenomenon becomes one of the major destructive factors for the areas
through which the fault lines pass. The losses caused by the earthquake are huge,
ranging from damage to infrastructure, economic and also many casualties. This
research will be conducted using Time History Analysis with the help of Finite Element
software. Modeling based on building structures built in 2014, and FEMA 356
structural level performance standards. The selection of this building because its
seismicity structural analisys is not planned. Capacities classified as El-Centro
earthquakes will be scaled according to the construction site scale, 0,25 g, 0,50 g, 0,75
g and 1,00 g. In addition, the quality of concrete is also varied to 11 concrete quality
starting from 15 MPa to 25 MPa for the training of Artificial Neural Network so that
can be measured the performance level of office building structure. The results of this
study with scores corresponding to the earthquake being updated at high speed. The
range of earthquakes, while the results of training ANN produced R2 value of 98,11%
and MSE 0, 00025 which means the training of ANN has a very small error rate and the
relevance of each element of training is very good. The result of the ANN test of R2 is
94,59% with the value of MSE 0,00082 which means the ANN has a high validity level
with a very small error rate that is almost close to 0 (zero).

Keywords : Low Level Building, FEMA 356, Performance Level

A. PENDAHULUAN struktur dengan menggunakan analisis


Pada hakikatnya dalam riwayat waktu (time history) dengan
perencanaan suatu pembangunan bantuan software elemen hingga dengan
gedung dengan lantai lebih dari satu, beban gempa El Centro dengan 5 (lima)
harus memiliki dokumen analisis skala berbeda. Pemodelan berdasarkan
struktur sebagai faktor pendukung struktur bangunan gedung kantor yang
perencanaan agar dapat dilaksanakan direncanakan pada tahun pada tahun
2014. Pemilihan perencanaan gedung
sampai tahap pembangunan fisik. Di
Bangkinang beberapa perencanaan ini dikarenakan perencanaan tersebut
gedung lantai lebih dari satu harus tidak memperhitungkan beban gempa
melampirkan dokumen atau laporan dalam analisis strukturnya.
analisis struktur beberapa yang lain Penelitian ini juga akan
tidak, namun analisis ini hanya sebatas menerapkan ilmu Jaringan Saraf Tiruan
analisis menggunakan beban mati atau (JST) sebagai metode untuk
berat sendiri struktur tanpa diikuti memprediksi tingkat kinerja struktur
pembebanan yang diakibatkan gempa. jika perencanaan menggunakan variasi
Dalam wawancara singkat dengan salah mutu beton yang berbeda dan skala
satu perencana di Bangkinang, gempa yang berbeda pula. Diharapkan
bangunan dua lantai tidak harus dengan hasil prediksi, perencanaan ini
menggunakan gempa sebagai beban bisa diterapkan dimanapun lokasi
yang akan diterima stuktur karena pembangunan, berapapun mutu beton
intensitas gempa di Kampar tidak dan berapa besar skala gempa di lokasi
sesering Sumatera Barat yang tersebut.
merupakan wilayah rawan gempa. Tujuan dari penelitian ini ingin
Penelitian ini akan dilakukan analisis mengetahui tingkat akurasi JST dalam

108
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No. 2, Oktober 2017

memprediksi tingkat kinerja struktur riwayat gempa lokasi pembangunan


bangunan sesuai dengan input yang sesuai nilai PGAM dengan faktor
sudah ditentukan. keutamaan gempa (I) dan koefisien
modifikasi respon (R) dengan
B. TINJAUAN PUSTAKA persamaan :
1. Gempa Bumi  I 
PGA M diskalakan  = PGA M   (2)
R
Gempa bumi terjadi karena
fenomena getaran dengan kejutan pada
kerak bumi (Schodek D.L., 1999). Dengan :
I = Nilai faktor keutamaan
Gempa bumi merupakan getaran yang
terjadi pada oermukaan tanah yang gempa diperoleh dari tabel
dapat disebabkan oleh aktivitas 2 pada SNI 1726-2012
tektonik, vulkanisme, longsoran R = Nilai koefisien modifikasi
termasuk batu batu ataupun bahan respon diperoleh dari tabel
peledak (Chen W.F., Lui E.M.,, 2006). 9 pada SNI 1726-2012

2. ASCE 41-13 3. Tingkat Kinerja (Performance


Levels)
Analisis riwayat waktu merupakan
suatu cara analisa struktur, dimana suatu FEMA 356 menjelaskan tingkat
model matematik dari struktur kinerja secara berturut-turut dari respon
dikarenakan riwayat waktu dari gempa- paling kecil, terdiri atas:
gempa hasil pencacatan atau gempa- a. Fully Operational (FO) adalah
gempa tiruan terhadap riwayat waktu kondisi yang mana bangunan tetap
dari respon struktur ditentukan. Proses dapat beroperasi langsung setelah
ini akan mengacu pada SNI 1726-2012 gempa terjadi.
dan FEMA 356. b. Immediate Occupancy (IO) adalah
Sebelum menganalisis riwayat kondisi yang mana struktur secara
waktu, terlebih dahulu harus melakukan umum masih aman untuk kegiatan
peng-skalaan gempa, perhitungkan operasional segera setalah gempa
percepatan tanah puncak yang terjadi.
disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi c. Life Safety (LS) adalah suatu kondisi
situs (PGAm) dengan persamaan yang yang mana struktur bangunan
ditetapkan SNI 1726-2012 : mengalami kerusakan sedang,
sehingga diperlukan perbaikan,
PGA M = FPGA  PGA (1) namun bangunan masih stabil dan
mampu melindungi pemakai dengan
Dengan : baik.
PGA M = Percepatan tanah puncak d. Collapse Prevention (CP) adalah
yang disesuaikan dengan suatu kondisi yang mana struktur
pengaruh klasifikasi situs bangunan mengalami kerusakan
PGA = Percepatan tanah puncak parah, pada kondisi ini bangunan
terpetakan sudah tidak dapat dipakai lagi.
FPGA = Koefisien Situs dari tabel
8 pada SNI 1726-2012 Sasaran penting dari analisis
berbasis kinerja bangunan terhadap
Setelah nilai PGAM diperoleh, gempa dinyatakan secara jelas. Sasaran
kemudian hitung nilai faktor skala kinerja terdiri dari kejadian gempa

109
Setiawan, B., Suryanita, R., Djauhari, Z. / Prediksi Tingkat Kinerja / pp. 107 – 116

rencana yang ditentukan (Earthquake Werbis dan dipopulerkan oleh


Hazard), dan taraf kerusakan yang Rumelhart dan McClellan.
diijinkan atau tingkat kinerja dari Pembelajaran algoritma ini adalah
bangunan terhadap kejadian gempa pembelajaran yang terawasi dan
tersebut. Pertimbangan perencanaan biasanya digunakan oleh perceptron
bangunan terhadap resiko gempa dapat dengan banyak lapisan untuk mengubah
dilakukan dengan menerapkan prinsip bobot-bobot yang terhubung dengan
berikut : neuron-neuron yang ada pada lapisan
a. Gempa ringan, bangunan tidak boleh tersembunyi. Jaringan ini terdiri dari
rusak secara struktural dan satu input layer, satu output layer dan
arsitektural. satu atau lebih hidden layer yang dapat
b. Gempa sedang, komponen struktural ditentukan oleh orang merancang JST
(balok dan kolom) tidak tersebut (Zhao dkk., 1998). Arsitektur
diperbolehkan rusak sama sekali jaringan algoritma ini memiliki 3 (tiga)
tetapi komponen arsitektural lapisan yang terdiri dari input, hidden,
diperbolehkan. dan output.
c. Gempa berat, boleh terjadi kerusakan Secara garis besar dapat
pada komponen struktural tetapi dideskripsikan, ketika jaringan
tidak menyebabkan keruntuhan diberikan pola masukan sebagai pola
bangunan. pelatihan maka pola tersebut menuju
unit-unit lapisan tersembunyi untuk
4. Jaringan Saraf Tiruan (JST) diteruskan ke unit-unit lapisan keluaran.
Ilmu mengenai sel saraf biologi Setelah proses tersebut unit-unit lapisan
didalam otak telah memberikan ide keluaran memberikan tanggapan yang
dalam pengembangan sistem disebut dengan keluaran jaringan, saat
komputerisasi yang saat ini di kenal keluaran jaringan tidak menghasilkan
dengan Jaringan Saraf Tiruan (JST). keluaran yang sesuai dengan apa yang
Susunan dan operasi JST dapat diharapkan maka akan menyebar
digambarkan dalam bentuk model mundur pada lapisan tersebunyi dan
matematis dan simulasi dari model saraf diteruskan ke unit lapisan masukan.
Oleh sebab itu maka mekanisme ini
biologi. Dilihat dari fungsi, JST
diciptakan untuk merancang sistem disebut pelatihan propagasi balik
komputerisasi yang dapat difungsikan (backpropagation).
untuk melakukan proses belajar dari JST yang sudah dirancang
suatu contoh kejadian. kemudian diperiksa tingkat kesalahan
Sedangkan dari struktur dan tingkat validitas untuk menilai
rancangan, JST merupakan suatu alat keakuratan hasil prediksi JST tersebut.
hitung yang ditujukan untuk dapat Tingkat kesalahan JST dinyatakan
melakukan sesuatu yang serupa dengan dalam Mean Squared Errors (MSE)
cara kerja jaringan biologi otak yang dapat dihitung dengan persamaan
manusia. Otak manusia memiliki berikut :
2
jaringan saraf yang terdiri dari beberapa 0,5 k 
T
MSE =  (3)
neuron yang mempunyai hubungan  Yk
antara satu dengan yang lainnya.
Algoritma penelitian ini Jika nilai MSE mendekati 0 (nol)
menggunakan algoritma maka dalam melakukan prediksi, JST
Backpropagation yang mana pelatihan memiliki tingkat kesalahan yang kecil
ini pertama kali dirumuskan oleh yang berarti JST dapat digunakan jika

110
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No. 2, Oktober 2017

nilai R2 mendekati nilai 1. Nilai R2 lantai di Bangkinang dengan panjang


dihitung menggunakan persamaan gedung 28 m dan lebar gedung 16 m.
berikut : Tinggi perlantai 3,6 m. Mutu tulangan

 T  Y  
n 2 yang digunakan pada perencanaan
 k
k k  tersebut adalah 240 MPa. Dimensi
1-  
 T  T 
R2 = n (4) elemen struktur yang digunakan adalah
 2
 k
k avg
 sebagai berikut:
a. Kolom type-K1 40x40 cm2
b. Kolom type-K2 30x60 cm2
C. DATA DAN ANALISA DATA c. Balok type-B1 20x40 cm2
d. Balok type-B2 25/50 cm2
1. Data Struktur
Pemodelan struktur gedung Variasi mutu beton yang akan
mengacu pada satu perencanaan digunakan dapat dilihat pada tabel 1.
pembangunan gedung perkantoran 2

Tabel 1. Tabel Variasi Mutu Beton


Mutu Beton Poisson’s Modulus Elastisitas Berat Jenis
No
(MPa) Ratio Beton (MPa) (Kg/m3)
1 15 0,2 18203,02 2400
2 16 0,2 18800,00 2400
3 17 0,2 19378,60 2400
4 18 0,2 19940,41 2400
5 19 0,2 20486,83 2400
6 20 0,2 21019,04 2400
7 21 0,2 21538,11 2400
8 22 0,2 22044,95 2400
9 24 0,2 23025,02 2400
10 25 0,2 23500,00 2400

Gambar 1. Gedung Perkantoran Kabupaten Kampar

111
Setiawan, B., Suryanita, R., Djauhari, Z. / Prediksi Tingkat Kinerja / pp. 107 – 116

2. Data Beban perencanaan ketahanan gempa


Berdasarkan PPUIG (1987), Indonesia dengan kondisi situs tanah
pembebanan pada gedung terdiri dari sedang. Data gempa untuk penelitian
beban mati, beban hidup dan beban ini adalah gempa El-Centro dengan 5
gempa. Berikut beban-beban yang variasi skala yaitu skala kelas situs
bekerja pada bangunan gedung kantor lokasi pembangunan, 0,25g, 0,5g,
yang dimodelkan yaitu : 0,75g, dan 1,00g.
a. Beban mati
1).Bekerja pada pelat lantai terdiri Lokasi pembangunan gedung
atas berat spesi keramik, berat kantor terletak pada bujur 0,31966o,
keramik, berat plafond dan berat lintang 101,03245o yang nilai PGA
mekanikal elektrikal yang total lokasi tersebut adalah 0,076g. Sesuai
keseluruhannya adalah 74 Kg/m2 dengan tabel 8 pada SNI 1726-2012
2).Bekerja pada pelat atap terdiri atas maka :
FPGA = 1,6
berat plafond dan berat mekanikal
elektrikal, total keseluruhannya PGA M = FPGA  PGA
adalah 30 Kg/m2 = 1,60,076 
3).Bekerja pada balok yang menahan = 0,1215 g
berat dinding sebesar 80 Kg/m2
b. Beban hidup
1).Bekerja pada pelat lantai untuk
PGA M (diskalaka n) = PGA M I  R
gedung perkantoran ditetapkan = 0,1216 1 
oleh PPIUG sebesar 250 Kg/m2 5
2).Bekerja pada pelat atap 100 = 0,02432 g
Kg/m2
c. Beban gempa Jadi skala gempa El-Centro pada
Beban gempa yang digunakan berupa lokasi rencana pembangunan yang akan
catatan respon riwayat waktu (time digunakan untuk analisis riwayat waktu
history) yang penyesuaian skala adalah 0,02432g.
ditentukan berdasarkan standar

Gambar 2. Riwayat Waktu Gempa El-Centro

a. Modelkan struktur dengan data


3. Tahapan Analisis Riwayat
material dan dimensi sesuai dengan
Waktu
data struktur yang sudah terencana.
Berikut penjelasan tahapan Pemodelan diikuti dengan
analisis dengan bantuan software mendefinisikan material yang
elemen hingga : digunakan struktur dan setiap elemen

112
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No. 2, Oktober 2017

yang dimulai dari balok, kolom, pelat Arsitektur jaringan dan fungsi
lantai dan pelat atap. aktivasi serta jumlah lapisan hidden
b. Masukkan beban sesuai dengan data layer dapat ditentukan di program ini.
beban mati dan beban hidup Dari data analisis riwayat waktu,
dilanjutkan ke tahap run analisis digunakan data pelatihan JST berupa
model struktur untuk melihat analisis hasil analisis riwayat waktu
ragam akibat beban sendiri. menggunakan mutu beton 15 MPa
c. Defenisikan data gempa El-Centro hingga 24 MPa, sedangkan mutu beton
sebagai data time history dimulai dari 25 MPa digunakan untuk pengujian
skala situs lokasi pembangunan. JST. Arsitektur jaringan menggunakan
Kemudian defenisikan kasus jaringan lapisan banyak
pembebanan beban mati menjadi backpropogation dengan 1 input layer
nonlinear. terdiri dari 10 neuron (mutu beton,
d. Defenisikan nilai sendi plastis sesuai perpindahan, kecepatan dan percepatan
dengan FEMA 356 pada arah x, y, dan z), 1 hidden layer
e. Lakukan analisis perilaku struktur dengan 21 neuron, dan 1 output layer
dari hasil analisis riwayat waktu dengan 4 neuron.
berupa perpindahan, kecepatan dan Untuk output yang berupa
percepatan. kategori Safe, Immediate Occupancy
f. Lihat tingkat kinerja stuktur yang (IO), Life Safety (LS) atau dalam
diakibatkan beban gempa yang kondisi Collapse Prevention (CP)
berdasarkan riwayat waktu. didefenisikan ke dalam MATLAB
g. Lakukan tahapan a hingga f dengan sebagai data terget prediksi. Safe yang
variasi skala gempa 0,25g, 0,50g, merupakan keadaan untuk kategori
0,75g, dan 1,00g dan juga dengan kerusakan mulai dari tahap awal sampai
variasi mutu beton. pada tahap B diberi kode 1, Immediate
Occupancy (IO) diberi kode 2, Life
4. Tahapan Pelatihan JST Safety (LS) diberi kode 3 dan Collapse
Analisis tingkatan kerusakan Prevention (CP) diberi kode 4.
struktur pada gedung 2 (dua) lantai ini
menggunakan metode JST dengan jenis D. HASIL DAN PEMBAHASAN
arsitektur jaringan lapisan banyak Jaringan saraf tiruan yang dibuat
backpropogation. Parameter yang memiliki input perpindahan, kecepatan,
dipilih sebagai input adalah mutu beton dan percepatan yang ditinjau dari arah
(fc’), respon struktur tersebut yang X, Y dan Z. Hasil atau output yang akan
berupa perpindahan, kecepatan dan dihasilkan dari JST yang dibuat adalah
percepatan struktur. Sementara tingkat kinerja struktur yang
parameter output yang akan diprediksi dikategorikan Safe, IO, LS dan CP.
adalah tingkat kinerja struktur dalam Pada proses pelatihan JST dilakukan
kategori Safe, Immediate Occupancy pada model struktur dengan mutu beton
(IO), Life Safety (LS) atau dalam 15 MPa hingga 24 MPa yang dibebani
kondisi Collapse Prevention (CP). oleh gempa El-Centro dengan 5 skala,
Proses prediksi dengan metode jaringan dari pelatihan tersebut didapat nilai
saraf tiruan ini menggunakan bantuan MSE 0,0019219 seperti yang ditunjukan
program MATLAB. oleh gambar 3 yang mana nilai MSE
mendekati 0.

113
Setiawan, B., Suryanita, R., Djauhari, Z. / Prediksi Tingkat Kinerja / pp. 107 – 116

Gambar 3. MSE Jaringan Saraf Tiruan

Pada Gambar 4 di peroleh nilai R digunakan untuk memprediksi tingkat


untuk JST sebesar 0,97476 yang berarti kinerja karena nilai MSE 0,0019219 dan
hasil prediksi memiliki tingkat validasi nilai R 0,97476. Dikarenakan JST
tinggi yang mana nilai R mendekati 1. memiliki tingkat kesalahan rendah dan
Maka dapat disimpulkan JST memiliki validitas tinggi, maka JST yang sudah
tingkat prediksi tinggi. dirancang bisa digunakan ketahap
Setelah proses pelatihan JST testing atau uji coba untuk memprediksi
dilakukan disimpulkan JST dapat tingkat kinerja.

Gambar 4. Grafik R untuk Jaringan Saraf Tiruan

114
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No. 2, Oktober 2017

Tabel 2.Pemeriksaan Hasil Prediksi JST

Saat pemeriksaan dari hasil struktur menggunakan 10 mutu


prediksi testing JST didapat nilai R2 beton (15 MPa hingga 24 MPa)
0,94592 dengan nilai MSE 0,00082. yang dianalisis menggunakan
Hasil uji coba ini memiliki tingkat sistem fungsi riwayat waktu gempa
kesalahan sangat kecil dan tingkat El-centro (5 skala), memiliki nilai
validitas sangat bagus, dapat MSE 0,0019219 dan R 0,97476.
disimpulkan JST sangat akurat dalam Berarti JST yang sudah dirancang
melakukan prediksi tingkat kinerja memiliki tingkat prediksi yang
struktur bangunan gedung kantor 2 akurat.
lantai. 2. Hasil uji coba JST dalam
memprediksi tingkat kinerja model
E. KESIMPULAN struktur gedung kantor 2 lantai
Dari hasil analisis riwayat waktu dengan mutu beton 25 MPa,
dan prediksi JST pada penelitian ini menunjukkan tingkat kesesuaian
dapat disimpulkan : yang tinggi dengan nilai R 0,94592
1. Hasil pelatihan JST dengan total dan tingkat kesalahan yang sangat
data pelatihan ini sebanyak 6054 rendah dengan nilai MSE 0,00082.
data yang diperoleh dari model

115
Setiawan, B., Suryanita, R., Djauhari, Z. / Prediksi Tingkat Kinerja / pp. 107 – 116

DAFTAR PUSTAKA Non Gedung SNI-1726-2012,


Departemen Pekerjaan Umum, 1987, BSN, Bandung.
Zhao J., Iven J., DeWolf J., 1998,
Pedoman Pembebanan Untuk
Rumah dan Gedung, Yayasan Structural Demage Detection
Badan Penerbit PU, Jakarta. Using Artificial Neural
Badan Standarisasi Nasional, 2012, Networks, Retrieved From :
http://doi.org/10.1109/CIMSA.20
Tata Cara Perencanaan
12.6269593.
Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan

116

Anda mungkin juga menyukai