Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RISET FASILITAS KESEHATAN (RIFASKES) DI INDONESIA


(RSU, PUSKESMAS, DAN LABORATORIUM)
2011

Disusun Oleh:
Afidatul Aniqoh 1705015160
Adilah Haris Amini 1705015169
Belladina Azmi 1705015079
Desy Anja Sari 1705015004
Dicka Ayu Hardini 1705015164
Lutfiza Ramandani N 1705015161
Mela Sari 1705015153
Rika Nurrahmawati 1705015202

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR HAMKA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2011 merupakan salah satu riset


kesehatan nasional yang secara berkala dilakukan oleh Badan Litbangkes,
Kemkes RI. Rifaskes 2011 dilaksanakan untuk memperoleh informasi terkini
tentang supply pelayanan kesehatan, yaitu Fasilitas Rumah Sakit Umum (RSU)
Pemerintah/Pemerintah Daerah (Pemda), Puskesmas dan Laboratorium Klinik
Mandiri (LKM). Supply tersebut berupa survei gedung, persediaan air bersih,
listrik, kendaraan, peralatan, obat, Sumber Daya Manusia (SDM), pedoman,
pelatihan, anggaran dan sebagainya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat dan perorangan di RSU Pemerintah/Pemda,
Puskesmas dan LKM. Rifaskes 2011 melakukan pengukuran dan pengamatan data
primer serta penelusuran data sekunder untuk mengetahui situasi terkini
kecukupan dan ketepatan supply pada institusi-institusi pelaksana upaya
kesehatan tersebut.
Kerangka pikir riset ini dikembangkan atas dasar konsep Blum (1974),
Donabedian (2002), Jacob dan WHO 2000. Pada prinsipnya, pelayanan kesehatan
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. Pelayanan kesehatan ini dilakukan didalam dan diluar gedung
institusi pelayanan kesehatan dengan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Semua kegiatan tersebut mempunyai komponen asupan (input),
proses, luaran (output) dan dampak (outcome). Komponen asupan inilah yang
menjadi fokus utama Rifaskes 2011. Disamping itu, dalam Rifaskes 2011 ini
dikumpulkan pula data esensial yang berhubungan dengan komponen proses dan
luaran dari berbagai jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan baik oleh
Puskesmas, RSU Pemerintah/Pemda maupun LKM.
Dengan demikian, Rifaskes 2011 memberikan gambaran atau potret dan
pemetaan ketersediaan supply di Puskesmas, RSU Pemerintah/Pemda dan LKM
baik di tingkat Nasional, Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota. Gambaran
atau potret ketersediaan supply tertsebut tentunya disesuaikan dengan fungsi yang
diemban oleh ke tiga institusi pelaksana upaya kesehatan tersebut. Diharapkan
riset ini juga akan menghasilkan Indeks Fasilitas dan Indeks Kinerja RSU
Pemerintah/Pemda, Puskesmas dan LKM. Rifaskes 2011 mulai dilaksanakan
sejak 2010. Tahap persiapan dilakukan tahun 2010, sedangkan pelaksanaan
dilakukan pada tahun 2011 dan dilanjutkan dengan sosialisasi hasil dan analisis
lanjut pada tahun 2012. Rifaskes 2011 dilaksanakan dengan menggunakan dana
yang berasal dari DIPA Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nama Survei

Riset Fasilitas Kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium.

2.2 Waktu Rutinitas Survei

Secara keseluruhan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) dilakukan


diseluruh Rumah Sakit Umum Pemerintah, diseluruh Puskesmas, dan
diseluruh Laboratorium klinik Mandiri di Indonesia. Tahap persiapan
dilakukan pada tahun 2010, sedangkan pelaksanaan dilakukan pada tahun
2011. Pengumpulan data Rifaskes 2011 dilakukan pada bulan Mei-Desember
2011, di 33 Provinsi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(BalitBangkes) mengerahkan sekitar 4000 enumerator yang menyebar di
seluruh kabupaten/kota, seluruh peneliti BalitBangkes, dosen Poltekkes,
jajaran Pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Perguruan
Tinggi.

2.3 Variabel yang Diteliti


a. Rumah Sakit Umum Pemerintah:
 Sumber daya manusia RS
 Saran penunjang
 Klinik rawat jalan
 Pemeriksaan tuberkulosa
 Pelayanan unit gawat darurat (UGD)
 Kamar operasi
 Pelayanan perawatan intensif
 Pelayanan obstetri neonatal dan emergensi komprehensif (PONEK)
 Rumah sakit sayang bayi
 Pelayanan laboratorium patologi klinik
 Pelayanan radiologi
 Pelayanan farmasi
 Pelayanan gizi
 Pelayanan rehabilitasi medik
 Rekam medis
 Unit penyediaan darah
 Central sterile supply department (pelayanan sterilisasi sentral)
 Pelayanan binatu
 Pelayanan pemulasaraan jenazah
 Administrasi dan management Rs
 Keselamatan kerja, kebakaran, kewaspadaan bencana
 Pengelolaan limbah Rs
 Promosi kesehatan di Rumah sakit
 Kelengkapan organisasi rumah sakit

 Karakteristik RSU pemerintah

b. Puskesmas:
 Kb
 Kesehatan ibu dan anak
 Kesehatan lingkungan
 Promosi kesehatan
 Perbaikan gizi masyarakat
 Pengendalian penyakit menular
 Imunisasi
 Usaha kesehatan sekolah
 Kesehatan olahraga
 Poliklinik umum
 Kesehatan kerja
 Kesehatan gigi dan mulut
 Kesehatan jiwa
 Jesehatan mata
 Usia lanjut
 Pengobatan tradisional
 Pelayanan kesehatan haji
 Pelayanan laboratorium
 Pelayanan kefarmasian
 Puskesmas keliling
 Tanggap darurat bencana
 Rawat inap
 Pelayanan poned
 Obat vaksin
 Kesehatan dalam gedung
 Poliklinik umum

 Pemberdayaan masyarakat

c. LKM:
 Identitas LKM (laboratorium klinik mandiri)
 Sumber daya manusia
 Fasilitas
 Bangunan
 Energi, air bersih, dan limbah
 Peralatan
 Pemantapan Mutu Internal
 Pemantapan Mutu Eksternal: darah rutin, hemostatis, kimia klinik,
elektrolit, imunoserologi, urinalisis, tes kehamilan, napza/narkoba,
parasitologi dan mikrobiologi
 Pelayanan pemeriksaan
 Rujukan spesimen
 Akreditasi
 Biosafety laboratorium
 Pelayanan program kesehatan

 Pelayanan non laboratorium

2.4 Tujuan Survei


Tujuan Survei Fasilitas Kesehatan RSU, PKM, LKM diantaranya :
a. Untuk memperoleh informasi terkini tentang supply pelayanan kesehatan,
yaitu fasilitas Rumah Sakit Umum (RSU) Pemerintah/Pemerintah Daerah
(Pemda), Puskesmas dan Laboratorium Klinik Mandiri (LKM). Supply
tersebut termasuk gedung, persediaan air bersih,listrik, kendaraan,
peralatan, obat, Sumber Daya Manusia (SDM), pedoman, pelatihan,
anggaran dan sebagainya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dan perorangan di RSU Pemerintah/Pemda,
Puskesmas dan LKM.
b. Rifaskes 2011 melakukan pengukuran dan pengamatan data primer serta
penelusuran data sekunder untuk mengetahui situasi terkini kecukupan dan
ketepatan supply pada institusi‐institusi pelaksanaupaya kesehatan tersebut
diatas.  

c. Memberikan gambaran/potret dan pemetaan ketersediaan supply di


Puskesmas, RSU Pemerintah/Pemda dan LKM, baik di tingkat Nasional,
Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota. Gambaran/potret dan
pemetaan ketersediaan supply tersebut tentunya disesuaikan dengan fungsi
yang diemban oleh ke tiga institusipelaksana upaya kesehatan tersebut.
d. Dapat menghasilkan Indeks Fasilitas dan Indeks Kinerja RSU
Pemerintah/Pemda, Puskesmas dan LKM.

2.5 Metodologi yang Digunakan


a. Rumah Sakit Umum Pemerintah:
 Rancangan penelitian
Rancangan Penelitian Fasilitas Kesehatan 2011 adalah studi potong
lintang (cross sectional).
 Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah rumah sakit umum pemerintah di seluruh
Indonesia.
 Sampel penelitian
Sampel penelitian adalah seluruh rumah sakit umum pemerintah di
seluruh Indonesia (Sensus).
 Responden
Responden di rumah sakit memuat:
1. Direktur utama / direktur
2. Semua kepala bagian / departemen
3. Tenaga rekam medis
4. Bagian Sistem informasi Rumah Sakit (SIRSI)
5. Bagian perhubungan dan prasarana, dan bagian lainnya.
 Pengumpulan data (puldat)
 Data jenis yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan meliputi:
1. Fasilitas, Sumber Daya Manusia (SDM), alat kesehatan
2. Organisasi dan manajemen
3. Pelayanan kesehatan yang berjalan
4. Keluaran esensial dan pelayanan kesehatan
5. Indikator mutu esensial
 Pengambilan data
Pengumpul data adalah peneliti Badan Litbangkes, Politeknik
Kesehatan (Poltekkes). Universitas perguruan tinggi), organisasi
perhimpunan, masyarakat umum yang mengajukan permohonan yang
dipersembahkan baik di pusat penelitian maupun di tempat pengumpul
data rumah sakit direkrut dari Provinsi dan melakukan pengumpulan
data di Rumah Sakit Umum Kabupaten / Kota yang berada di wilayah
provinsi dimana mereka direkrut.
Tim pengumpul data rumah sakit terdiri dari 3 orang, 1 orang ketua tim
yang merangkap anggota tim dan 2 orang anggota tim lain. Setiap
anggota tim memiliki rumah sakit umum pemerintah: badan litbangkes
laporan riset nasional fasilitas kesehatan 2011 tugas berbeda, bekerja
sama sebagai satu tim. Setiap tim melakukan pengumpulan data di
sekitar 4 RS (30 hari).
Petugas pengumpul data di rumah sakit harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Ketua tim di setiap rumah sakit, harus memiliki latar belakang
pendidikan S2 di bidang kesehatan atau dokter / dokter spesialis
spesialis, diutamakan Magister Rumah Sakit MARS / MHA).
2. Anggota Tim: mendukung latarbelakang pendidikan S1 Bidang
Kesehatan dan atau tenaga medis (dokter dan dokter gigi, atau D3
rekam medis.
 Data cara pengumpulan
Data dikumpulkan melalui:
1. Wawancara dengan menggunakan kuesioner
2. Data sekunder, dikumpulkan dengan menggunakan daftar tilik

3. Observasi
b. Puskesmas:
 Rancangan penelitian
Rancangan Riset Fasilitas Kesehatan adalah studi potong lintang (cross
sectional)
 Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah puskesmas di seluruh Indonesia
 Sampel penelitian
Pada perencanaan awal, sampel penelitian adalah seluruh puskesmas
yang terdaftar di Pusdatin. Sesudah dilaksanakan rapat koordinasi
teknis dengan dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota disepakati sampel Puskesmas adalah semua Puskesmas
yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Sensus).
Puskesmas yang akan didatangi hanya Puskesmas yang sudah berfungsi
sebelum bulan Februari 2010, sedangkan puskesmas lainnya
informasinya diambil di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota saja. Hasil
pengumpulan data dari 9.188 Puskesmas, 8.981 Puskesmas yang
dianalisis yaitu Puskesmas yang sudah berfungsi sebulum Januari 2010.
 Responden di puskesmas berlisensi:
1. Kepala Puskesmas
2. Staf puskesmas terkait
3. Pengelola informasi puskesmas
c. LKM:
 Rancangan Penelitian
Riset Fasilitas Kesehatan LKM (Rifaskes LKM) 2011 merupakan studi
potong lintang (crosssectional).
 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh Laboratorium Klinik Umum (baik
milik Pemerintahmaupun Swasta), yang tidak terintegrasi dengan
Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya.   
 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah seluruh LKM yang sudah beroperasi sebelum
Februari 2010 padasaat dilaksanakannya survei. Data lapangan yang
dientry di Laboratorium Mandat Pusat Balitbangkes meliputi 902 LKM,
sementara  data BUK tahun 2010 menunjukkan jumlah LKM yang
terdaftar sejumlah 764.    Dari data 902 LKM yang dientry maka jumlah
LKM yang memenuhi kriteria inklusi penelitian dan merupakan sampel
penelitian adalah sejumlah 782 LKM.  
 Responden
Responden di LKM meliputi :
1. Pimpinan / Penanggungjawab Laboratorium.
2. Petugas laboratorium yang mendapat disposisi tugas dari Pimpinan /
Penanggungjawab Laboratorium.
 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi populasi laboratorium klinik pada Rifaskeskes 2011


adalah Laboratorium KlinikUmum yang merupakan milik Pemerintah
maupun Swasta, tidak terintegrasi dengan RumahSakit dan sarana
kesehatan lainnya serta sudah beroperasi &lsebelum Februari
2010.Laboratorium Klinik Umum yang termasuk kriteria inklusi pada
Rifaskes 2011 kemudian untukselanjutnya disebut sebagai
Laboratorium Klinik Mandiri.

2.6 Instrumen
Data yang dikumpulkan meliputi data input, proses dan output yang
antara lain terdiri dari data fasilitas, Sumber Daya Manusia (SDM), alat
kesehatan, organisasi dan manajemen, pelayanan kesehatan yang berjalan,
output esensial dan pelayanan kesehatan, serta Indikator Mutu Esensial 2010.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendatangi langsung fasilitas
kesehatan tersebut (Rumah Sakit, Puskesmas dan LKM) dan melakukan
wawancara terhadap responden terkait pengamatan (observasi) dan telaah
terhadap data sekunder yang ada.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Puskesmas:
 Hampir seperlima dari seluruh Puskesmas di Indonesia mempunyai
gedung dalam kondisi rusak berat atau rusak sedang.
 Hanya 43% Puskesmas mempunyai minimal 8 ruangan untuk
pelayanan kesehatan esensial yaitu ruang untuk poliklinik umum,
KIA/KB, poli gigi, farmasi, laboratorium, P2M/imunisasi, klinik
konsultasi.
 Lebih kurang 50% puskesmas yang belum memenuhi syarat kesehatan
untuk sarana pembuangan limbah, sarana air bersih. Dan masih ada
puskesmas yang ketersediaan listriknya kurang dari 24 jam.
 Dari ke tiga fungsi Puskesmas, fungsi puskesmas sebagai penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan dan pusat pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan masih belum berfungsi seperti yang
diharapkan.
 Terlihat disparitas ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas,
terutama di luar Jawa-Bali dan Sumatera disamping kelengkapan tenaga
juga masih belum seperti yang diharapkan.

 Dalam pelaksanaan program terlihat banyak penyediaan input yang


tidak adequat, yang diperkirakan berkaitan dengan mutu pelaksanaan
program, misalnya suatu program akan baik mutunya bila tenaga
pelaksananya sudah dilatih, ada buku pedoman untuk acuan,ada
bimbingan dari Dinkes , tersedia peralatan dan obat.
b. Rumah Sakit Umum Pemerintah
 Secara umum, RSU pemerintah dengan kelas yang lebih tinggi
memiliki SDM Kesehatan, jenis pelayanan, kesesuaian standar, dan
peralatan yang lebih baik daripada kelas yang berada di bawahnya.
 Sebagian besar RSU Pemerintah ternyata telah memiliki rambu dan
atau petunjuk arah yang jelas dan mudah dilihat, struktur organisasi RS,
laporan kinerja tahunan atau Profil RS, dan papan informasi pelayanan
RS.
 Masih banyak RSU yang memiliki kekurangan baik dari jenis maupun
jumlah SDM yang dibutuhkan. Terdapat kesenjangan (disparitas)
penempatan empat jenis dokter spesialis medik dasar. Terutama di luar
Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali.
 Sterilisasi/sanitasi di RSU pemerintah belum optimal, sehingga
beresiko menimbulkan infeksi nosokomial.
 Masih banyak unit/instalasi farmasi di RSU pemerintah yang belum
memenuhi persyaratan sesuai Standar Pelayanan Farmasi, misalnya
keberadaan lemari khusus narkotika yang terkunci.
 Masih banyak RSU Pemerintah yang belum memiliki unit penanganan
keluhan, unit penanganan masalah medikolegal dan etikolegal, hospital
by laws, dan belum adanya mekanisme penanganan keluhan pasien
masyarakat miskin.

 Perhatian RSU Pemerintah terhadap kegiatan promosi kesehatan di RS


masih belum optimal. Kurangnya perhatian RSU Pemerintah terhadap
kegiatan promosi kesehatan di RS juga tercermin dari banyaknya rumah
sakit yang belum memiliki peralatan standar promosi kesehatan di
rumah sakit dan rendahnya kegiatan pembinaan ke puskesmas.
c. LKM:
 Pengawasan terhadap persyaratan perizinan belum optimal;
 Profesionalisme SDM di LKM hanya terdapat di 2/3 LKM Utama
sedangkan kesesuaian Penanggungjawab untuk LKM Madya masih
rendah;
 Masih perlu upaya pengembangan sarana dan prasarana LKM yang
lebih baik yang tercerminkan dari kepemilikan sendiri bangunan LKM
yang masih 60%; belum semuanya (70%) mendapat pasokan listrik 24
jam; pengujian sumber dilakukan hanya oleh <20% dari LKM;
keberadaan reagen standard masih berkisar antara 16-80%; belum
semuanya (70%) melakukan penanganan limbah yang tersandard.
 Pelayanan dan mutu pemeriksaan LKM di Indonesia masih rendah,
terutama dari segi akreditasi dan PME; keberadaan pos sampling cukup
tinggi; dan terdapat rujukan spesimen ke luar negeri dari Lab Pratama
dan Utama (1 – 8% );
 Kesadaran K3 masih perlu ditingkatkan sementara program kesehatan
untuk pekerja masih rendah;
 Pelaksanaan monev pemerintah masih belum seperti yang diharapkan
 Keikutsertaan LKM pada program pemerintah masih rendah (program
HIV-AIDS diikuti 40% LKM; program TB diikuti oleh 10% LKM; dan
program kesehatan neonatus hanya diikuti oleh 2% LKM).(
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, K. (2011). Riset Fasilitas


Kesehatan 2011 Rumah Sakit.

KESEHATAN, L. R. F. (2011). Riset Fasilitas Kesehatan 2011. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia, 537.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, K. (2011). Riset Fasilitas


Kesehatan 2011 laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai