BAB I
PENDAHULUAN
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu, dan
pembelajaran matematika, materi matematika tentu menjadi salah satu hal yang
diajarkan antara lain bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, serta statistika
dan peluang.
bilangan, barisan dan deret, serta aritmetika sosial. Cakupan materi aljabar antara
lain bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, himpunan,
relasi dan fungsi, persamaan garis lurus, dan sistem persamaan linear dua variabel.
Cakupan materi geometri dan pengukuran antara lain garis dan sudut, segitiga dan
cakupan materi statistika dan peluang antara lain penyajian data dalam bentuk
2
tabel dan diagram (diagram batang, diagram garis, atau diagram lingkaran),
yang diuji pada mata pelajaran matematika adalah materi Bilangan 35,18%,
Geometri dan Pengukuran 35,47%, Statistika dan Peluang 36,54%, dan Aljabar
37,20%. Persentase daya serap terendah terjadi pada materi bilangan. Hal ini
ganjil dan kelas IX semester genap. Atas dasar pertimbangan waktu pelaksanaan
penguasaan materi bilangan d ikelas VII dan di kelas IX. Berdasarkan alasan
tersebut, penelitian dilakukan pada materi yang memiliki persentase daya serap
dikemukakan di atas terjadi juga di SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji. Persentase
penguasaan materi soal pada ujian nasional yang tidak mampu mencapai 50%
yaitu hanya sebesar 34,72%. Data ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa
dalam geometri dan pengukuran belum baik, salah satunya pada materi lingkaran.
Oleh sebab itu, agar penguasaan materi lingkaran menjadi lebih baik perlu
Beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa pada materi
dan jenjang selanjutnya. Apabila siswa tidak dapat menguasai materi lingkaran
pada kelas VIII dengan baik, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam
awalnya.
yang mengajar di SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji melalui wawancara, guru tersebut
mengatakan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII masih mengalami kesulitan
belajar materi lingkaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji kompetensi materi
tersebut. Guru mengatakan bahwa rendahnya hasil belajar yang dialami siswa
dalam proses mengajarnya disebabkan oleh kurangnya rasa ingin tahu siswa dan
kurangnya pemahaman konsep siswa pada materi lingkaran. Hal ini tidak sesuai
Lingkaran berupa soal essay pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 di
kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji dapat dilihat pada tabel berikut.
4
TABEL 1
DATA NILAI RATA-RATA ULANGAN HARIAN KELAS VIII
SMP NEGERI 2 ANAK RATU AJI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
konsep materi lingkaran. Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek penting
yang harus dimiliki siswa. Hal ini diperlukan untuk memberikan pengertian
bahwa materi-materi yang diajarakan kepada siswa tidak hanya sebagai hafalan.
menunjang ketuntasan hasil belajar. Hal ini sangat logis karena dalam
mudah. Hasil belajar matematika akan lebih maksimal jika pemahaman konsep
pemahaman konsep siswa di atas guru dituntut untuk melakukan perubahan dalam
5
dengan bahan ajar yang mendorong siswa untuk berperan aktif. Oleh sebab itu,
bahan ajar agar mendorong siswa menjadi aktif dan mandiri sehingga dapat
dan rumus atau semacamnya dengan bimbingan guru. Hal ini juga didukung oleh
terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada materi
lingkaran.
menggunakan bahan ajar yang akan membantu siswa untuk menemukan konsep
dari materi lingkaran. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah Lembar
Kerja Siswa (selanjutnya disingkat LKS). Fungsi LKS ditujukan untuk memandu
siswa tetap memerlukan bimbingan dan tuntunan agar dapat menemukan dan
diterapkan dalam proses belajar siswa SMP. Dengan memvaraiasikan bahan ajar
dan mandiri sehingga dapat memahami dan mengingat lebih lama tentang materi
lingkaran yang dipelajarinya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
penemuan terbimbing untuk siswa SMP kelas VIII semester genap memiliki
kualitas yang baik dilihat dari kriteria validitas dan efektivitas. Oleh sebab itu,
penelitian ini dilakukan menggunakan LKS yang telah dikembangkan oleh Susilo.
berikut:
lingkaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji tahun pelajaran
2018/2019?
pembatasan masalah agar yang dikaji dapat lebih fokus dan terarah. Pembatasan
konsep lingkaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji tahun pelajaran
2018/2019”.
dikaji dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh penggunaan bahan ajar
pemahaman konsep lingkaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaruh penggunaan bahan ajar
pemahaman konsep lingkaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Siswa
siswa.
b. Bagi Guru
bahan ajar berupa LKS melalui metode penemuan terbimbing pada materi
c. Bagi Sekolah
9
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
Dalam sub bab ini akan dipaparkan beberapa teori oleh para ahli yang
lingkaran, bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan metode penemuan
terbimbing.
Pemahaman merupakan suatu proses atau cara mengartikan suatu objek serta fakta
dan Sumarmo, 2018:5). Pada pemahaman siswa tidak hanya dituntut untuk
adalah kemampuan siswa untuk menguasai kompetensi bukan sekadar tahu tetapi
contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut (Hamzah dan Muhlisrarini,
pengertian dari suatu obyek, baik yang bersifat abstrak maupun konkret (Trianto,
atau pengertian yang bersifat abstrak dari suatu obyek atau peristiwa yang konkret
contoh dan bukan contoh dari suatu ide abstrak, dan mampu mengemukakan
Mengacu pada silabus bidang studi matematika Kurikulum 2013, salah satu
materi SMP kelas VIII semester genap adalah materi lingkaran. Didalamnya
luas lingkaran, serta garis singgung lingkaran. Penelitian ini hanya akan dilakukan
Kompetensi dasar, materi pokok, dan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas
TABEL 2
KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK, DAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN PADA MATERI LINGKARAN
berikut.
Pengertian Lingkaran
suatu titik tertentu. Jarak yang sama tersebut disebut jari-jari lingkaran dan titik
Unsur-Unsur Lingkaran
´ , OB
2. OA ´ ,OC
´ , dan OD
´ disebut jari-jari lingkaran, yaitu garis yang
´ disebut garis tengah atau diameter, yaitu ruas garis yang menghubungkan
3. AB
´ disebut tali busur, yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik pada
4. AC
keliling lingkaran.
´ ⊥ tali busur BD
5. OE ´ dan OF
´ ⊥ tali busur AC
´ disebut apotema, yaitu jarak
6. Garis lengkung AC, BC, dan AB disebut busur lingkaran, yaitu bagian dari
keliling lingkaran.
´ danOC
7. Daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari, OB ´ serta busur BC disebut
keliling
π=
Diameter
22
π=3,14 atau
7
keliling( K )
Jika π= , sehingga K=πd. Karena panjang diameter adalah 2 ×
Diameter (d )
jari-jari atau d=2r, maka K=2 πr. Jadi didapat rumus keliling lingkaran(K)
K=πd atau K =2 πr
1 2
Sehingga luas lingkaran= Luas persegi panjang = p ×l= 2 πr × r=π r
2
Atau
15
1 1 1 2
Luas lingkaran= Luas persegi panjang = p ×l= πd × d= π d
2 2 4
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa luas lingkaran L dengan jari-jari r atau
2 1 2
diameter d adalah L=π r atau L= π d .
4
lingkaran.
dalam beberapa indikator. Indikator adalah sebuah ukuran dari suatu kondisi tidak
langsung yang sudah atau telah terjadi. Sedangkan menurut KBBI, indikator
dipelajari.
Salah satu komponen yang harus ada dalam pembelajaran adalah bahan ajar.
kemampuan tertentu yang akan dicapai oleh siswa (Trianto, 2012:188). Bahan ajar
disebut juga materi ajar. Didalamnya memuat hal-hal yang menjadi isi proses
pembelajaran yang akan dikuasai oleh siswa (Ngalimun dan Fauzani, 2015:43).
Bahan ajar atau materi ajar mempunyai beberapa karakteristik. Secara rinci
berikut.
berikut.
buku-buku, majalah, koran, dan bahan cetak lainnya, transparansi yang berisi
pesan yang akan disampaikan, film slide, foto, gambar, dan lain sebagainya
(Sanjaya, 2011:176). Salah satu dari sekian banyak bahan ajar tersebut yang
LKS adalah salah satu bahan ajar cetak yang berisi kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan oleh siswa. LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang
dirancang dengan bahasa yang mudah dipahami dan berisi materi serta latihan
18
serta disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dengan tujuan agar siswa
didalam LKS dapat berisi latihan untuk mengembangkan aspek kognitif maupun
menyesuaikan RPP yang dibuat. Oleh sebab itu, LKS seharusnya dirancang
LKS yang terdiri dari enam komponen, yaitu: (a) judul; (b) petunjuk belajar; (c)
kompetensi yang akan dicapai; (d) informasi pendukung; (e) tugas-tugas dan
dibuat harus memuat kegiatan dalam menanamkan konsep juga memuat latihan-
latihan sebagai aplikasi dari ilmu yang diperoleh. Pembelajaran dalam LKS dapat
1. Fungsi LKS
Fungsi LKS ada empat sebagai berikut:
19
materi tidak secara langsung dituliskan. Akan tetapi terlebih dahulu menghadirkan
suatu permasalahan, dan dari permasalahan itu siswa diberikan bimbingan oleh
ini diharapkan siswa mengerti dengan baik terhadap apa yang dipelajari dan
A. Metode Penemuan
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya,
2011:147).
ada satu metode yang lebih baik dari metode lainnya. Metode disebut baik
manakala sesuai dengan karakteristik siswa, sesuai dengan tujuan atau kompetensi
yang ingin dicapai, dan sesuai dengan materi yang akan dikembangkan dalam
Pada metode penemuan adalah satu dari sekian banyak metode yang dapat
keaktifan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi,
murni, masalah yang akan ditemukan semata-mata ditentukan oleh siswa. Begitu
pula jalan penemuannya. Metode ini dianggap kurang tepat untuk siswa sekolah
atau menengah. Oleh karena itu munculah suatu metode yang dikenal dengan
21
bahan yang difasilitasi oleh guru. Sampai seberapa jauh siswa dibimbing
guru agar siswa dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan dan berupa
arahan prosedur kerja yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
secara aktif terlibat dalam menemukan suatu konsep atau prinsip, maka siswa
akan memahami konsep lebih baik, serta daya ingatnya akan lebih lama, dan
penemuan terbimbing yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan
umum dari materi yang akan dipelajari, memotivasi siswa, dan membagi kelas
2. Kegiatan inti.
menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini bertujuan untuk mendorong,
untuk membuat suatu pernyataan sesuai dengan masalah yang ada pada
Guru meminta siswa yang lain memberikan tanggapan atas hasil presentasi
dari temannya. Guru juga menunjuk siswa yang dinilai kurang aktif dan
penguatan tentang penemuan konsep yang disajikan saat itu sehingga bagi
3. Penutup
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep atau rumus yang telah
akan di pelajari pada pertemuan selanjutnya. Hal ini agar memudahkan siswa
pada tahap yang lebih tinggi, harus didasarkan pada tahap belajar yang lebih
rendah. Oleh sebab itu pemahaman konsep dari suatu materi yang rendah sangat
diperlukan untuk bekal memahami konsep materi yang lebih tinggi. Salah satu
dan jenjang selanjutnya. Apabila siswa tidak dapat menguasai materi lingkaran
pada kelas VIII dengan baik, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam
Kondisi ini muncul pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji
lingkaran.
dalam pembelajaran, guru perlu memahami secara detail materi pelajaran. Untuk
materi tersebut yang kemudian dikembangkan ke dalam bahan ajar. Salah satu
alternatif bahan ajar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam
benar aktif dan mandiri sehingga dapat menyerap dan mengingat lebih lama
penggunaan bahan ajar berupa LKS proses pembelajaran harus dikemas dengan
metode yang tepat. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode
menuntut siswa untuk menemukan namun masih dalam bimbingan guru. Metode
ini adalah suatu cara mengajar dengan melibatkan keaktifan siswa dalam proses
penemuan terbimbing merupakan salah satu cara pembelajaran yang tepat untuk
(
( GAMBAR 3: DESAIN PENELITIAN
2.3 Hipotesis
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan dalah adanya
kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji tahun pelajaran 2018/2019.
Hipotesis uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
konsep lingkaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji tahun
28
pelajaran 2018/2019.
Ha : Ada pengaruh penggunaan bahan ajar matematika berbentuk LKS dengan
lingkaran siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji tahun pelajaran
2018/2019.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
jenis Quasi Experimental Design yang terdiri dari satu variabel bebas dan satu
variabel terikat. Variabel bebasnya adalah bahan ajar berbentuk LKS dengan
pemahaman konsep matematis siswa. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan
treatmen yang dilakukan dikelas eksperimen. Kelas lain yang ada dalam
penelitian ini disebut kelas kontrol. Kelas kontrol adalah kelas yang tidak
mendapat perlakuan (dalam hal ini adalah pembelajar yang tidak menggunakan
Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group
design, hanya saja pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
O1 X O2
30
O3 O4
GAMBAR 4: NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN
Keterangan:
X : Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan bahan ajar
berbentuk LKS dengan metode penemuan terbimbing
O1 dan O3 : Hasil observasi dengan pretest
O2 dan O4 : Hasil observasi dengan posttest
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai populasi, sampel, dan teknik
sampling.
3.2.1 Populasi
memunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji
Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019 yang memiliki empat kelas dengan
TABEL 3
JUMLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 ANAK RATU AJI
LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2018/2019
No Kelas Jumlah Siswa
1 VIII A 32
2 VIII B 31
31
3 VIII C 31
4 VIII D 19
Sumber: TU SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji
sebuah populasi (Sugiyono, 2017:81). Dalam penelitian ini sampel dari populasi
yang telah ditetapkan adalah dua kelas yang terpilih berdasarkan pertimbangan
tertentu. Selanjutnya dua kelas tersebut dijadikan kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas yang diberikan perlakuan sedangkan kelas
menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan secara random dan
terpilih kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas
kontrol.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
tes tertulis yang berbentuk uraian. Tes uraian yang diberikan berkaitan dengan
lingkaran sebanyak 10 soal. Tes ini diberikan kepada siswa secara individual.
Tes yang akan dilakukan yaitu melalui tes awal (pretest) dan test akhir
bagaimana hasil belajar siswa sebagai bentuk pemahaman matematis siswa setelah
diberi perlakuan dengan menggunakan bahan ajar berbentuk LKS dengan metode
penemuan terbimbing.
memahami arti atau konsep yang berkaitan dengan materi lingkaran sehingga
Pemahaman konsep lingkaran pada penelitian ini yaitu skor yang diperoleh
dari soal-soal uraian yang berkaitan dengan materi lingkaran. Skor tersebut dapat
2. Mampu memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang di pelajari.
Menurut Arikunto (2013:267) untuk menentukan skor pada soal uraian yang
soal.
jawaban siswa dengan jawaban lengkap yang dikehendaki dan sudah ditentukan
oleh guru.
uraian. Sebelum membuat soal, hal yang perlu dilakukan yaitu membuat kisi-kisi
soal uji coba pretest dan posttest. Kisi-kisi tersebut dibuat berdasarkan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang digunakan di SMP Negeri 2 Anak
konsep materi lingkaran dikelas eksperimen dan kelas kontrol akan digunakan
butir soal yang telah diuji validitas, realiabilitas, taraf kesukaran, dan daya
berkualitas, oleh sebab itu perlu dilakukan uji coba instrumen kepada siswa di luar
sampel yang telah memperoleh pelajaran sesuai dengan materi penelitian yaitu
lingkaran. Butir soal yang akan diuji cobakan sebanyak lima butir soal untuk
dipenuhi agar instrumen dapat dikatakan baik yaitu dengan melakukan uji validasi
atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen yang valid adalah sebuah
instrumen yang dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2013:211).
ini pengujian yang digunakan adalah validitas isi. Suatu instrumen dapat
dikatakan valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah
merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur
instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi, yaitu melalui expert judgment
(penilaian yang dilakukan oleh para pakar atau para ahli). Dalam penelitian ini
dipilih tiga pakar sebagai validator di antaranya: Venty Meilasari, S.Pd., M.Pd.,
Nurmei Ningsih, S.Pd., M.Pd., dan Karsoni Bherta Dinata, S.Pd., M.Pd. untuk
Butir instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika validator setuju
kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi, kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi
tidak terdapat rumusan kata yang berlebihan, soal bebas dari pernyataan ang
36
bersifat ganda, soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Taraf kesukaran yaitu untuk menghitung nilai banyaknya subyek peserta tes
yang mengerjakan jawaban dengan benar. Jika banyak subjek peserta tes yang
menjawab benar maka taraf kesukaran tes tersebut baik dan sebaliknya. Budiyono
banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh
peserta tes”.
Ś
P=
Smaks
Keterangan:
P : indeks tingkat kesulitan butir soal
Ś : rerata untuk skor butir soal
Smaks : skor maksimum untuk butir soal
Soal ang digunakan adalah soal yang memiliki indeks kesukaran dala
kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui
jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut
(testi yang menjawab salah). Budiyono (2015:102) menyatakan, “Daya beda suatu
37
butir soal dapat dipakai untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai.
Sebagai tolak ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari sekumpulan
product moment dari Karl Pearson. Hal ini dikemukakan oleh Budiyono
n ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
D=
2 2
√ ( n∑ X −(∑ X ) )( n ∑ Y −(∑ Y ) )
2 2
Keterangan :
D : indeks daya pembeda
n : banyaknya subyek yang dikenai tes
X : skor untuk butir ke-i
Y : total skor
Dalam penelitian ini butir soal yang digunakan adalah butir soal yang
memiliki nilai D ≥ 0,3 dan jika D < 0,3 maka butir soal tersebut tidak digunakan.
Reliabilitas adalah salah satu uji untuk menentukan sebuah instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena istrumen
tersebut sudah baik (Arikunto, 2013:221). Dengan kata lain, sebuah tes disebut
reliabel jika seseoran diuji dengan tes yang sama dalam beberapa kali, maka akan
Dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha. Jika instrumen yang tidak
dikotomus (misalnya pada angket atau tes uraian), maka dapat menggunakan
2
k ∑ σb
r 11 = (
( k−1)
1− )(
σt2 )
Keterangan:
r 11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
∑σ b : jumlah variansi butir
σ t2 : varians total
Keterangan:
dengan ttabel product moment dengan taraf signifikan 5% jika rhitung > rtabel maka tes
dengan menggunakan tes uraian pada pretest dan posttest. Waktu pengerjaan soal
selama 90 menit. Pelaksanaan pemberian tes tertulis diawasi oleh guru mitra dan
peneliti. Soal pretest dan posttest yang digunakan adalah soal-soal yang valid dan
telah diuji cobakan terlebih dahulu dengan jenis soal yang sama.
Analisis data akhir dilakukan untuk mengetahui kondisi akhir antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Analisis digunakan untuk menarik kesimpulan yang
meggunakan uji kesamaan dua rata-rata (uji-t). Sebelum melakukan uji-t maka hal
yang akan dilakukan sebelumnya yaitu dengan melakukan uji normalitas dan
dengan tujuan untuk mengetahui data yang diperoleh merupakan data yang
A. Uji Normalitas
Untuk menguji hipotesis, digunakan rumus statistik yang hanya berlaku jika
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, terlebih
1. Hipotesis
3. Statistik Uji
dengan:
F ( z i ) : P ( Z ≤ z i ) ; Z N (0,1)
xi −x́
z i=
s
Keterangan:
z i : Bilangan baku
x i : Skor ke-i
x́ : Rataan
s : Standar deviasi
4. Daerah kritik
DK ={L │ L> Lα ;n } yang didapat dari tabel lilifors pada tingkat signifikansi
5. Keputusan uji
6. Kesimpulan
B. Uji Homogenitas
varian. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data tersebut homogen.
yang tidak sama, untuk mengetahui varians kedua sampel homogen atau tidak,
uji F.
varian terbesar
Fhitung =
varianterkecil
Untuk menguji apakah kedua varians tersebut homogen atau tidak maka
Keterangan:
Kriteria uji:
Setelah data diketahui berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan
dilakukan uji hipotesis. Analisis yang akan digunakan adalah uji t-test separated
1. Hipotesis
2018/2019.
Ha : Ada pengaruh pengaruh penggunaan bahan ajar matematika
H 0 :μ 1 ≤ μ2
43
H a : μ1> μ 2
Sugiyono (2017:164)
x 1−x 2
t=
4. Statistika yang digunakan s 21 s22
√ +
n1 n2
Keterangan:
t : t-test
x́ 1 : rata-rata N-Gain kelompok eksperimen
x́ 2 : rata-rata N-Gain kelompok kontrol
n1 : jumlah anggota kelompok eksperimen
n2 : jumlah anggota kelompok kontrol
s21 : varians kelompok eksperimen
s22 : varians kelompok kontrol
(Sugiyono, 2017:197)
5. Kriteria uji:
6. Kesimpulan
2018/2019.
siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Anak Ratu Aji
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Negeri 2 Anak Ratu Aji pada kelas VIII B dan VIII C. Penelitian ini diawali
diakhiri dengan pemberian posttest. Data yang didapatkan dari hasil penelitian
a. Uji Validitas
penelitian, terlebih dahulu dilakukan validitas instrumen melalui validitas isi yang
instrumen yang telah dibuat. Validasi ini dilakukan oleh Bapak Karsoni Berta
Dinata, S.Pd., M.Pd., Ibu Venty Meilasari, S.Pd., M.Pd., dan Ibu Nur Mei
46
Ningsih, S.Pd., M.Pd. Tujuan validitas isi adalah untuk menilai apakah butir soal
bahwa instrumen yang digunakan untuk ujicoba dalam penelitian berupa soal
telah dilakukan, ada beberapa hal yang harus dibenahi yaitu tentang bahasa yang
hingga soal dinyatakan terpenuhi dan layak untuk diuji cobakan. Lembar validasi
selanjutnya instrumen diuji cobakan pada sampel diluar populasi, yaitu siswa
kelas IX C SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji pada jam ke-3 dan ke-4 yang diikuti 28
akan dianalisis menggunakan taraf kesukaran, uji daya pembeda, dan reliabilitas.
b. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran sedang.
Dalam penelitian ini soal yang digunakan adalah soal yang mempunyai tingkat
TABEL 4
TARAF KESUKARAN INSTRUMEN UJI COBA
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh bahwa dari 10 item soal terdapat 4 item soal
yang tidak layak digunakan, dengan nomor 4, 6, 8 dan 10. Perhitungan tingkat
c. Daya Pembeda
Suatu butir soal memiliki daya pembeda yang baik jika kelompok siswa
pandai menjawab benar butir soal lebih banyak dari pada kelompok siswa yang
tidak pandai. Dalam penelitian ini butir soal yang digunakan adalah butir soal
yang memiliki nilai D≥ 0,3 dan jika D < 0,3 maka dikatakan butir soal tidak
rangkuman daya pembeda instrumen uji coba dapat dilihat pada tabel 5 sebagai
TABEL 5
DAYA PEMBEDA INSTRUMEN UJI COBA
d. Uji Reliabilitas
metode satu kali tes. Teknik perhitungan yang digunakan untuk menghitung
daya pembeda yang ditetapkan dari 10 butir soal terdapat 6 butir yang layak
memenuhi indikator pemahaman konsep dan memiliki daya pembeda lebih besar
dibandingkan soal nomor 2. Dari 5 buti soal yang diambil, selanjutnya di uji
pada tanggal 25 Maret 2019 sampai 6 April 2019. Penyampaian materi dilakukan
sebanyak 4 kali dengan alokasi waktu 45 menit per jam. Pada tanggal 8 – 13 April
2019 kegiatan belajar mengajar di kelas VII dan VIII diliburkan karena kegiatan
USBN. Pada tanggal 15 April 2019 dilakukan postest dikelas eksperimen dan
TABEL 6
RINCIAN PELAKSANAAN KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan
Hari, Tanggal Materi
ke-
1 Sabtu, 23 Maret 2019 Pretest
Lingkaran dan unsur-
2 Rabu, 27 Maret 2019
unsurnya
49
Tabel 6 (Lanjutan...)
Pertemuan
Hari, Tanggal Materi
ke-
3 Lingkaran dan unsur-
Sabtu, 30 Maret 2019
unsurnya
Keliling lingkaran
4 Rabu, 3 April 2019
Luas lingkaran
5 Sabtu, 6 April 2019
diberikan sebanyak 5 soal dan berbentuk uraian. Waktu yang diberikan untuk
mengerjakan soal pretest adalah 90 menit. Dari hasil pretest diketahui bahwa
pemahaman konsep lingkaran siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol masih
rendah. Hal ini terlihat dari jawaban siswa dalam menjawab soal pretest. Sebagian
banyak siswa tidak memahami prosedur yang harus digunakan, belum mampu
kelompok yang dipilih berdasarkan hasil pretest untuk membuat kelompok yang
bersifat heterogen. Pada kegiatan awal atau tahap pendahuluan, penelitian diawali
dengan memberi salam, mengajak peserta didik untuk merapikan kelas dan
atau pentingnya materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, dan
kelas dan siswa yang lain memberikan tanggapan atas hasil presentasi dari
kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan di pelajari pada pertemuan
selanjutnya, guru dan siswa berdoa untuk mengakhiri pembelajaran, dan guru
mengucapkan salam.
51
pebelajaran pertemuan kedua. Materi yang dibahas adalah lanjutan dari materi
sama dengan pertemuan sebelumnya. Materi yang akan dipelajari pada pertemuan
Selama siswa berdiskusi, guru berkeliling untuk memerhatikan kegiatan siswa dan
kelas dan siswa yang lain memberikan tanggapan atas hasil presentasi dari
temannya.
yang terdapat pada LKS. Berdasarkan jawaban dari latihan yang diberikan terlihat
kontekstual. Oleh sebab itu, guru memberikan pekerjaan rumah berupa soal
52
siswa untuk menyimpulkan konsep atau rumus yang telah dipelajari, guru
menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan di pelajari pada
sama dengan pertemuan sebelumnya. Materi yang akan dipelajari pada pertemuan
ini mengenai luas lingkaran. Pada kegiatan inti, masing-masing kelompok akan
siswa yang lain memberikan tanggapan atas hasil presentasi dari temannya.
yang terdapat pada LKS. Berdasarkan jawaban dari latihan yang diberikan terlihat
kontekstual. Oleh sebab itu, guru memberikan pekerjaan rumah berupa soal
siswa untuk menyimpulkan konsep atau rumus yang telah dipelajari, guru
menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan di pelajari pada
dilakukan pemberian posttest dengan soal berbentuk uraian sebanyak 5 butir soal.
TABEL 7
DATA TES AWAL (PRETEST)
Nilai Frekuensi
11,0-16,5 3
16,6-22,1 12
22,2-27,7 3
27,8-33,3 8
33,4-38,9 3
Tabel 7 (Lanjutan...)
54
Nilai Frekuensi
39,0-44,5 0
44,6-50,1 2
Jumlah 31
Rata-rata 24,9
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai pretest kelas kontrol
adalah 24,9. Nilai tersebut masih tergolong rendah. Hal serupa juga terjadi dikelas
TABEL 8
DATA TES AWAL (PRETEST)
Nilai Frekuensi
11,0-15,6 6
15,7-20,3 8
20,4-25,0 10
25,1-29,7 4
29,8-34,4 0
34,5-39,1 1
39,2-43,8 0
43,9-48,5 2
Jumlah 31
Rata-rata 21,3
masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dalam lembar jawaban siswa. Dalam
dijawab oleh sebagian banyak siswa, tetapi ada juga siswa yang menjawab namun
kurang tepat.
kelas eksperimen. Berikut adalah data hasil tes di kelas kontrol setelah
TABEL 9
DATA TES AKHIR (POSTTEST)
Nilai Frekuensi
27,8-37,9 5
38,0-48,1 4
48,2-58,3 7
58,4-68,5 2
68,6-78,7 8
78,8-88,9 3
89,0-99,1 2
Jumlah 31
Rata-rata 60,9
rata dari hasil pretest ke posttest dikelas kontrol. Rata-rata nilai posttest kelas
kontrol adalah 60,9. Nilai terendah dikelas kontrol adalah 27,8 dan belum ada
siswa yang mendapat nilai 100. Hal ini menunjukkan masih adanya indikator
konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Hasil berbeda ditunjukkan dari nilai
139.
TABEL 10
DATA TES AKHIR (POSTTEST)
Nilai Frekuensi
41,3-49,6 1
49,7-58,0 5
58,1-66,4 2
66,5-74,8 9
74,9-83,2 0
83,3-91,6 8
91,7-100 6
Jumlah 31
Rata-rata 76,2
Nilai rata-rata yang diperoleh dikelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Nilai terendah dikelas eksperimen adalah 44,4 dan nilai tertinggi adalah
lingkaran pada siswa dikelas ekperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
lingkaran siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah
konsep lingkaran siswa dikelas eksperimen dan kelas kontrol perlu dicari nilai N-
Gain.
Setelah diperoleh nilai N-Gain perlu dilakukan uji prasyarat dan uji hipotesis
untuk melihat adakah pengaruh penggunaan bahan ajar berbentuk LKS dengan
Negeri 2 Anak Ratu Aji. Perhitungan data N-Gain selengkapnya dapat dilihat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dua sampel berasal dari
populasi yang bedistribusi normal atau tidak. Analisis statistik yang digunakan
Dengan kriteria uji : Lhitung < Ltabel maka Ho diterima atau data sampel
TABEL 11
RANGKUMAN UJI NORMALITAS NILAI N-GAIN
Kelas Jumlah Siswa Lhitung Ltable
Eksperimen 31 0,118 0,159
58
Lhitung =0,118 < Ltabel =0,159 dan nilai kelas kontrol Lhitung =0,129< Ltabel =0,159 .
Hal ini berarti menunjukan bahwa kedua tes tersebut Lhitung < Ltabel baik digunakan
b. Uji Homogenitas
eksperimen dan kelas kontrol. Diperoleh varian data N-Gain kelas eksperimen
H 0 : tidak terdapat perbedaan varian kelas eksperimen dengan varian kelas kontrol
TABEL 12
RANGKUMAN UJI HOMOGENITAS NILAI N-GAIN
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Banyak sampel 31 31
Rata-rata 0,719 0,516
Simpangan baku 0,185 0,216
Tabel 12 (Lanjutan...)
Varian 0,034 0,047
Fhitung 1,363
FLtable 1,840
59
F (0,05) (30,30) =1,840. Kriteria uji H 0 apabila F hitung < F tabel maka H 0 diterima
F hitung < F tabel maka dari kedua tes dinyatakan H 0 diterima (homogen). Perhitungan
c. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat dilakukan dan terbukti data berdistribusi normal dan
H 0 :μ 1 ≤ μ2
H a : μ1> μ 2
60
Kriteria pengujian terima Ho jika t hitung ≤ t tabel dan sebaliknya tolak Ho jika
t hitung > t tabel. Berdasarkan hasil perhitungan data N-Gain dapat dilihat pada Tabel
halaman 144-145.
TABEL 13
RANGKUMAN PERHITUNGAN UJI t
Dari Tabel 13 terlihat bahwa t hitung > t tabel, sehingga Ho ditolak. Hal ini
berarti ada pengaruh penggunaan bahan ajar matematika berbentuk lembar kerja
4.1.5 Pembahasan
instrumen untuk mengetahui apakah tes ini layak digunakan pada siswa atau tidak.
61
Validasi ini dilakukan melalui validitas isi oleh expert judgment. Setelah
dilakukan pengujian validitas, hasil yang diperoleh adalah semua soal valid.
nilai r11 = 0,553. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa test ini reliabel
lingkaran siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan, dicari nilai gain dari hasil
peningkatan pemahaman konsep lingkaran siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Setelah perlakuan pada kelas eksperimen, diperoleh rata-rata nilai N-Gain
siswa adalah 0,719 dengan peningkatan tertinggi 1 dan terendah 0,4. Sedangkan
pada kelas kontrol, diperoleh rata-rata nilai N-Gain siswa adalah 0,516 dengan
peningkatan tertinggi 0,9 dan terendah 0,2. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
62
tinggi.
Salah satu yang menyebabkan rata-rata kedua kelas berbeda adalah bahan
ajar yang digunakan. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata lebih tinggi salah satu
yang sangat baik. Hal ini sesuai dengan lembar evaluasi bahan ajar LKS yang
dinilai oleh ahli media, ahli materi, dan ahli guru (lampiran 26-28 halaman 146-
149).
diajukan dalam LKS menuntut siswa untuk mampu menyatakan ulang sebuah
tersebut terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok yang menunjukkan adanya
rasa ingin tahu siswa terhadap konsep lingkaran. Selain itu, didalam LKS juga
konsep lingkaran. Soal yang terdapat di dalam LKS menuntut siswa mampu
matematis.
63
bahan ajar LKS dengan metode penemuan terbimbing. Pada pembelajaran ini,
siswa difasiitasi dengan buku siswa. Selain itu, dalam proses pembelajaran tidak
dibentuk kelompok sehingga tidak ada interaksi antar siswa. Akibatnya saat siswa
mengalami kesulitan dalam menemukan konsep lingkaran, siswa tidak ada teman
untuk bertanya dan sebagian banyak siswa cenderung malu untuk bertanya kepada
guru. Siswa juga belum terbiasa dengan permasalahan kontekstual. Dari lembar
jawaban posttest di kelas kontrol terlihat bahwa banyak siswa yang salah
metode menggunakan bahan ajar LKS dalam proses pembelajaran dapat menjadi
salah satu solusi guru dalam meningkatkan pemahaman konsep lingkaran siswa.
Terdapat beberapa hambatan pada awal penggunaan bahan ajar LKS dengan
metode penemuan terbimbing, antara lain siswa terlihat belum terbiasa dengan
adanya LKS yang berisi pertanyaan dan percobaan untuk menemukan konsep
lingkaran. Hal itu menyebabkan proses pengerjaan LKS cukup menyita waktu
verbal. Namun pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai terbiasa dengan
Hambatan lain yang dialami siswa yaitu kesulitan siswa dalam menjawab
soal yang bersifat kontekstual yeng terdapat pada LKS. Hal ini dapat dilihat dari
jawaban siswa yang belum mampu menyajikan konsep dalam bentuk representasi
64
matematis. Oleh sebab itu, diakhir pembelajaran siswa diberikan pekerjaan rumah
banyaknya jumlah kelompok dalam kelas. Oleh sebab itu, terdapat siswa dalam
kelompok yang sibuk mengobrol dengan temannya dan malu bertanya dengan
guru. Selain itu, waktu penelitian yang berdekatan dengan waktu ujian juga
minggu setelah proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan terdapat siswa yang
thitung = 3,980 dan ttabel = 2,660, sehingga dapat diartikan thitung¿ ttabel atau 3,980 ¿
2,660 maka dalam hal ini H0 ditolak atau dengan kata lain Ha diterima atau ada
pengaruh penggunaan bahan ajar berbentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Negeri 2 Anak Ratu Aji dengan materi lingkaran selama 4 kali tatap muka.
sehingga didapat thitung ¿ ttabel. Oleh sebab itu H o ditolak artinya ada pengaruh
penggunaan bahan ajar berbentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) materi lingkaran
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Ratu Aji tahun pelajaran 2018/2019.
5.2 Saran
memilih materi yang cocok dengan metode tersebut dan sebaiknya metode
para siswa sehingga diharapka siswa tidak hanya belajar dari hasil yang