PENDAHULUAN
digunakan berbagai macam pelarut, seperti metanol, heksan, dan etil asetat.
Metanol dapat melarutkan senyawa yang bersifat polar seperti flavonoid dan
saponin, sedangkan Heksan yang bersifat non polar dan Etil Asetat yang bersifat
semi polar dapat melarutkan senyawa terpenoid dan alkaloid (Marjoni, 2016).
longiflora (L.) C.Presl.). Tanaman ini merupakan tumbuhan liar yang mudah
tumbuh dimana saja, seperti di tepi jalan, di tepi selokan atau ditanah kosong
(2014) menggunakan pelarut etanol 70%. Hasilnya ekstrak etanol 70% daun dari
bunga katarak memiliki daya antibakteri, dimana ekstrak tersebut terbukti dapat
1
2
0,001%.
seperti daun, bunga, akar, batang dan buah (Marjoni, 2016). Maka dari itu,
peneliti tertarik untuk meneliti apakah bunga dari bunga katarak (Isotoma
penelitian ini adalah apakah fraksi Metanol, Heksan dan Etil Asetat dari bunga
Streptococcus mutans ?
untuk mengetahui bahwa fraksi Metanol, Heksan dan Etil Asetat dari bunga
Streptococcus mutans.
3
2. Bagi peneliti sendiri agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
Bunga katarak merupakan tanaman liar yang tumbuh di saluran air atau
sungai, pematang sawah, sekitar sawah, sekitar pagar, dan tempat tempat lainnya
yang lembab dan terbuka. Bunga katarak dapat ditemukan dari dataran rendah
katarak, asma, bronchitis, luka, obat kanker, obat infeksi mata, dan sakit gigi
(Hariana, 2013).
C.Presl.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Campanulales
Famili : Campanuiaceae
Genus : Isotoma
RI, 1991).
5
C.Presl.)
cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan
menyirip, dan warnanya hijau. Bunganya keluar dari ketiak daun, tegak,
Kingdom : Monera
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacilalles
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
pertumbuhannya. Jenis bakteri ini diketahui sebagai pengasil asam yang kuat
dimana lingkungan asam dalam rongga mulut ini dapat menyebabkan gigi
berlubang. Bakteri ini tumbuh dengan baik dalam kaldu biasa pada kisaran suhu
2.3. Fraksinasi
berdasarkan tingkat kepolaran. Jumlah dan jenis senyawa yang dapat dipisahkan
menjadi beberapa fraksi tergantung pada jenis tumbuhan. Ekstrak kasar perlu di
bergantian, mulai dengan eter, lalu eter minyak bumi, dan kloroform. Lalu
digunakan alkohol dan etil asetat (untuk senyawa yang lebih polar) kemudian
berat molekul dankomposisi dari suatu material. Proses ini lebih m urah
rendah.
7
detergent proses. Hasil fraksi dari prosesini sama dengan proses fraksinasi
kering.
Fractionation
bahan pelarut.
didasarkan pada titik didih darisuatu zat / bahan sehingga dihasilkan suatu
1. Pengujian Flavonoid
2. Pengujian Alkaloid
(Marjoni, 2016).
3. Pengujian Saponin
4. Pengujian Terpenoid
5. Pengujian Tanin
2.5. Sterilisasi
mikrobiologi, haruslah dalam keadaan steril. Artinya pada bahan atau peralatan
yang akan menganggu atau merusak media ataupun mengganggu kehidupan dan
Mc. Farland digunakan untuk menggantikan perhitungan bakteri satu per satu
dan untuk memperkirakan kepadatan sel yang akan digunakan pada prosedur
( Hardydiagnostic, 2017 )
11
gelombang dan intensitas sinar violet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh
sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk
mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau
kompleks didalam larutan. Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan
hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini.
2.8. Media
keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain yang tidak
Nutrien Agar ( NA )
bakteri.
12
Komposisi:
Daging 3 gram
Pepton 5 gram
Agar 12 gram
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya
1. Maserasi
Maserasi adalah proses ekstrasi sederhana yang dilakukan hanya dengan cara
2. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian zat aktif secara dingin dengan cara
(Marjoni, 2016).
3. Soxhletasi
2016).
13
4. Destilasi
a. Destilasi Normal
(Marjoni, 2016).
b. Destilasi Uap
c. Destilasi Vakum
Bila udara yang ada dipermukaan cairan dikeluarkan, maka akan terjadi
Metoda difusi agar merupakan salah satu metoda yang efektif digunakan
1. Cara Silinder
Lama waktu umumnya berlangsung 2 jam. Bakteri pada fase ini belum
berkembang biak dan fase ini adalah fase persiapan untuk fase berikutnya.
2. Fase Pembelahan
pembelahan terjadi secara teratur. Semua bahan dalam sel berada dalam
keadaan seimbang.
3. Fase Stasioner
15
Terjadi keseimbangan antara pertumbuhan dan kematian sel. Dalam fase ini
bakteri, mulai ada yang mati, pembelahan mulai terhambat dan tidak ada
kegiatan bakteri.
4. Fase Kematian
Fase ini akhir dari suatu kurva dimana jumlah individu secara tajam akan
2.12. Hipotesa
Adapun hipotesa dari penelitian ini adalah fraksi Metanol, Heksan dan Etil
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juli 2018 di
3.2.1 Alat
analitik dan digital, inkubator, lemari aseptis, pipet mikro (100 µL - 1000 µL),
erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, paper disc, corong pisah, jangka
sorong, corong, spatel, gelas ukur, labu ukur 50 ml, botol gelap, lampu spiritus,
3.2.2 Bahan
NaCl fisiologis, Aqua dest, Alkohol 70% , Heksan, Etil Asetat, Metanol,
dengan metanol selapis diatas sampel, selama 3 hari sambil dikocok 1x sehari.
bobot tetap.
kepolaran yang berbeda, yaitu Metanol, Etil Asetat dan Heksan dengan
heksan dan dikocok setelah itu diamkan beberapa menit ( 2-3 menit ), ambil
lapisan heksan. Perlakuan ini diulang sampai didapatkan lapisan heksan yang
jernih.
1. Pengujian Flavonoid
serbuk Mg. Bila langsung terbentuk endapan merah atau jingga, maka
2. Pengujian Alkaloid
3. Pengujian Terpenoid
4. Pengujian Tanin
a. Sampel
b. Kontrol Positif
c. Kontrol Negatif
ditambah aqua dest hingga 30 ml, panaskan sambil diaduk hingga mendidih dan
bening. Pindahkan agar tersebut ke dalam tabung reaksi yang telah dikalibrasi
10 ml, tutup tabung reaksi dengan menggunakan kapas yang telah dibungkus
kain kassa. Lalu sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C.
kemudian goreskan pada media agar tadi secara zig zag, inkubasi dalam
dest hingga 210 ml, kemudian dipanaskan dengan sesekali diaduk hingga
mendidih dan bening, masukan dalam 13 tabung reaksi yang telah dikalibrasi
masing-masing 15 ml, tutup dengan kapas yang telah dibalut kain kassa, dan
Seluruh alat yang akan digunakan untuk penelitian yang terbuat dari kaca
dicuci bersih dan dikeringkan. Media NA (Nutrien Agar) dan wadah bermulut
besar seperti tabung reaksi dan vial ditutup dengan kapas yang telah dibalut
kassa kemudian bungkus dengan perkamen, cakram kertas, cawan petri, dan
dalam autoklaf selama 15 menit pada suhi 121°C. Sedangkan jarum ose
disterilkan dengan cara dipijar, pinset dengan cara di flambier, karet penetes
dan tutup vial direndam dalam alkohol 70%, dan lemari aseptis dibersihkan dari
Pipet 1,3 ml H2SO4 95,9%, ditambahkan aqua dest hingga 120 ml.
sebanyak 0.5 ml dalam labu ukur. Kemudian dikocok sampai terbentuk larutan
yang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai standar kekeruhan suspensi bakteri
dengan panjang gelombang 600 - 625 nm dengan absorban 0,08 – 0,1. (Dalynn
Biologycals, 2014)
bakteri menggunakan jarum ose yang telah steril, lalu disuspensi kedalam 10 ml
NaCl fisiologis dalam vial sampai sesuai larutan standar Mc. Farland 0,5.
dengan cara:
cawan petri, lalu diputar kekiri dan kekanan sampai suspensi bakteri
paper disc. Hal yang sama dilakukan untuk kontrol positif dan negatif.
fraksi metanol, heksan dan etil asetat berdasarkan tabel klasifikasi respon
Identifikasi
Golongan Fraksi
No. Pereaksi Fraksi Fraksi
Senyawa Etil
Metanol Heksan
Asetat
Mayern &
1. Alkaloid ++ ++ ++
Dragendorff
4. Tanin FeCl3 ++ ++ -
2. Respon Zona Hambat Fraksi Metanol, Heksan dan Etil Asetat Ekstrak
Bunga Isotoma longiflora L. C.Presl. terhadap Streptococcus mutans.
Tabel IV. Respon Zona Hambat Fraksi Metanol, Heksan dan Etil
Asetat Ekstrak Bunga Isotoma longiflora L. C.Presl.
terhadap Streptococcus mutans.
4.2 Pembahasan
untuk mendapatkan biakan yang baru sehingga dapat berkembang biak dengan
Farland 0,5. Nilai absorban dari standar Mc. Farland 0,5 yaitu 0,08 – 0,1 pada
saat penelitian adalah 0,102. Larutan Mc. Farland yang tersisa disimpan didalam
botol pada suhu kamar, larutan ini dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan
(Kusnadi, 2011). Pengujian fraksi metanol, heksan dan etil asetat ekstrak bunga
hambatan terbesar terdapat pada fraksi heksan sebesar 17, 98 mm. Kemampuan
Berdasarkan uji skrinning fitokimia yang telah dilakukan oleh peneliti sampel
bunga dari bunga katarak positif mengandung terpenoid. Hal ini sesuai dengan
buku Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi I dan menurut penelitian yang
telah dilakukan oleh Rosidah dkk (2014) juga membuktikan bahwa ekstrak
etanol 70% daun dari bunga katarak memiliki senyawa metabolit sekunder yang
sama dengan fraksi heksan ekstrak bunga dari bunga katarak yaitu, Terpenoid.
mengurangi permeabilitas dinding sel bakteri pada membran luar yang kemudian
Kemampuan hambatan pertumbuhan bakteri ini disebabkan oleh zat aktif yang
fitokimia yang telah dilakukan oleh peneliti, sampel bunga dari bunga katarak
positif mengandung senyawa organik, yaitu alkaloid. Hal ini sesuai dengan buku
Inventaris Tanaman Obat Edisi I dan menurut penelitian yang telah dilakukan
oleh Rosidah dkk (2014) juga membuktikan bahwa ekstrak etanol 70% daun dari
bunga katarak memiliki senyawa metabolit sekunder yang sama dengan fraksi
etil asetat ekstrak bunga dari bunga katarak yaitu, alkaloid. Alkaloid juga
bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
Kemampuan hambatan pertumbuhan bakteri ini disebabkan oleh zat aktif yang
skrinning fitokimia yang telah dilakukan oleh peneliti, sampel bunga dari bunga
26
katarak positif mengandung flavonoid. Hal ini sesuai dengan buku Inventaris
Tanaman Obat Indonesia Edisi I dan menurut penelitian yang telah dilakukan
oleh Rosidah dkk (2014) juga membuktikan bahwa ekstrak etanol 70% daun dari
bunga katarak memiliki senyawa metabolit sekunder yang sama dengan fraksi
metanol ekstrak bunga dari bunga katarak yaitu, Flavonoid. Flavonoid juga
Mekanisme kerjanya dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak
adanya hambatan pertumbuhan bakteri dikarenakan tidak adanya zat aktif yang
bunga dari bunga katarak juga memiliki khasiat antibakteri terhadap bakteri
Streptococcus mutans sama seperti daun dari bunga katarak yang telah diteliti
oleh Rosidah, dkk (2014) sebelumnya. Hasil penelitian terlihat bahwa efek
menggunakan fraksi heksan dan fraksi etil asetat ekstrak bunga Isotoma
longiflora (L.) C. Presl. dibandingkan dengan fraksi metanol dan ekstrak etanol
70% daun dari bunga katarak yang telah diteliti sebelumnya. Maka dari itu,
27
mutans.
28
5.1 Kesimpulan
Fraksi Metanol, Fraksi Heksan dan Fraksi Etil Asetat ekstrak bunga Isotoma
5.2 Saran
optimasi Pengaruh Fraksi Metanol, Heksan dan Etil Asetat Ekstrak Bunga dari