Anda di halaman 1dari 5

PERIHAL : EKSEPSI ATAS GUGATAN

DALAM PERKARA NO. 283/Pdt.Sus-PHI/2019/PN.Bdg

Kepada Yth.
Majelis Hakim yang memeriksa
Dan Mengadili Perkara
No. 283/Pdt.Sus-PHI/2019/PN.Bdg
Pada Pengadilan Negeri Bandung Kelas IA Khusus
Di Bandung

Dengan Hormat

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :


Pengurus Kopkar Manunggal Perkasa yang beralamat di Jl. Raya Cirebon Bandung KM. 20 Palimanan
Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
Dengan ini tergugat mengajukan eksepsi terhadap gugatan yang diajukan oleh kuasa Penggugat
tertanggal 27 November 2019 dalam perkara No. 283/Pdt.Sus-PHI/2019/PN.Bdg

A. Dalam Eksepsi :

GUGATAN DARI PARA PENGGUGAT IALAH CACAT HUKUM DAN TIDAK DAPAT DITERIMA
(NIET ONTVANKELIJKE)

1. Bahwa pokok perkara dalam gugatan yang terdaftar di Kepaniteraan PHI pada tanggal
27 November 2019 itu sebagaimana yang dimaksud dalam gugatan a quo khususnya
butir 1 dan 2 pokok perkara adalah terkait dengan status Para Penggugat sebagai
pekerja Koperasi Karyawan Manunggal Perkasa dengan Perjanjian Kerja Antar Waktu
(PKWT), karena pekerjaan pemborongan pengepakan semen yang diterima oleh
Koperasi Karyawan Manunggal Perkasa diperoleh berdasarkan order / tender dari
pemberi kerja.

2. Bahwa Para Penggugat seharusnya menyadari, bahwa Unit Serikat Pekerja Nasional
Koperasi Manunggal Perkasa sudah tidak sesuai dengan apa yang diatur dalam pasal 5
ayat (2), serta sesuai dengan pasal 42 ayat(1) dan (2) Undang-undang Nomor 21 Tahun
2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh karena, sejak 01 Januari 2019 Koperasi
Karyawan Manunggal Perkasa sudah tidak mendapatkan order / tender dari pihak
pemberi kerja, karena sudah beralih ke perusahaan lain. Sehingga Serikat Pekerja PSP
SPN Koperasi Manunggal Perkasa (PSP SPN KMP) tersebut sudah tidak mempunyai hak
dan tidak dapat mewakili Para Penggugat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (1)
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/serikat Buruh.

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 :

1.1 Pasal 5 ayat (2) : Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) orang pekerja/ buruh.
1.2 Pasal 25 ayat (1) : Serikat pekerja / serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerja / serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan berhak :

a. Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha

b. Mewakili pekerja / buruh dalam meyelesaikan perselisihan industrial

c. Mewakili pekerja / buruh dalam lembaga ketenagakerjaan

d. Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha


peningkatan kesejahteraan / buruh

e. Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan


dengan perundang – undangan yang berlaku

3. Bahwa Para Penggugat seharusnya menyadari, bahwa sesuai hal tersebut diatas (point
2), maka Unit Serikat Pekerja Nasional Koperasi Manunggal Perkasa (PSP SPN KMP) tidak
dapat mendampingi dan melimpahkan gugatan melalui Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Serikat Pekerja Nasional Provinsi Jawa Barat.

4. Bahwa sebagian besar Para Penggugat sebelum dilaksanakannya Bipartit ke-1 yang
dilaksanakan tanggal 05 November 2018 telah mencairkan dana Jaminan Hari Tua (JHT
BPJS Ketenagakerjaan) yaitu :

4.1 Nama : Warkana telah mencairkan dana JHT pada tanggal : 21 Januari 2019 (T-1)

4.2 Nama : Amin A telah mencairkan dana JHT pada tanggal : 04 Oktober 2018 (T-2)

4.3 Nama : Juhendri telah mencairkan dana JHT pada tanggal : 10 September 2018 (T-3)

4.4 Nama : Noto Sartani telah mencairkan dana JHT pada tanggal : 21 september 2019
(T-4)

4.5 Nama : Abidin telah mencairkan dana JHT pada tanggal : 27 September 2018 (T-5)

4.6 Nama : Amin C telah mencairkan dana JHT pada tanggal : 17 Oktober 2018 (T-6)

4.7 Nama : Sarduki telah mencairkan dana JHT pada tanggal : 02 Oktober 2018 (T-7)

Dengan telah di dicairkannya dana Jaminan Hari Tua (JHT BPJS Ketenagakerjaan)
tersebut maka hal ini sebagai bukti bahwa para penggugat telah sepakat dengan
pengakhiran hubungan kerja antara Para Penggugat sebagai Pekerja dengan Tergugat
sebagai Pengusaha sesuai dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) karena
syarat dari pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT BPJS Ketenagakerjaan) adalah
berakhirnya hubungan kerja.

5. Bahwa sebagian Penggugat telah menerima uang tali asih sebesar Rp. 1.873.700,-
(satu juta delapan ratus tujuh puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah) yaitu :

5.1 Nama : Amin A telah menerima tanggal : 27 Agustus 2018 (T-8)


5.2 Nama : Abidin telah menerima tanggal : 27 Agustus 2018 (T-8)

Dengan telah di terimanya uang tali asih tersebut, maka hal ini sebagai bukti bahwa
sebagian penggugat telah sepakat dengan pengakhiran hubungan kerja antara Para
Penggugat sebagai Pekerja dengan Tergugat sebagai Pengusaha sesuai dengan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

6. Bahwa dengan demikian, Para Penggugat seharusnya menyadari pula bahwa pokok
perkara gugatan a quo tidak dapat diperkarakan dan hanya akan membuang-buang
waktu saja jika gugatan tersebut disidangkan. sehingga Tergugat memohon kepada
Yang Mulia Majelis Hakim untuk menolak seluruh gugatan a quo atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan a quo tidak dapat diterima (niet ontvantkelijke).

B. Dalam Pokok Perkara :

1. Bahwa yang Tergugat kemukakan pada bagian eksepsi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan pokok perkara ini.

2. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan dari Para Penggugat,
kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat.

3. Bahwa Tergugat tidak akan menanggapi dalil-dalil Para Penggugat yang tidak berkaitan
dengan pokok perkara ini.

4. Bahwa alasan para Penggugat mengajukan permintaan perubahan status Perjanjian


Kerja Waktu Tertentu menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu sebagaimana
dimaksud dalam gugatan adalah sangat tidak berdasar, karena :

a. Bahwa para Penggugat adalah pekerja di Kopkar Manunggal Perkasa unit jasa
pengepakan semen P-10 dengan status sebagai pekerja dalam Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati.

b. Bahwa jenis pekerjaan unit jasa pengepakan semen di Kopkar manunggal Perkasa
berdasarkan pemborongan pekerjaan dari PT Indocement Tunggal Prakarsa melalui
proses tender / bidding.

c. Bahwa Kopkar Manunggal Perkasa sejak tanggal 01 Januari 2019 sudah tidak
melakukan pekerjaan pemborongan unit jasa pengepakan semen, dikarenakan
pekerjaan pemborongan unit jasa pengepakan semen telah diambil alih oleh pihak
lain.

d. Bahwa pekerjaan di unit pengepakan semen yang sudah tidak di peroleh dan tidak
dilaksanakan oleh Kopkar manunggal Perkasa, maka sesuai dengan Undang –
undang 21 tahun 2000 pasal 37 ayat (b) yang menyebutkan : perusahaan tutup
atau menghentikan kegiatannya untuk selama-lamanya yang mengakibatkan
putusnya hubungan kerja bagi seluruh pekerja / serikat buruh di perusahaan
setelah seluruh kewajiban pengusaha terhadap pekerja / buruh diselesaikan
menurut peraturan perundang – undangan yang berlaku. Maka dapat dinyatakan
Unit Serikat Pekerja Nasional Koperasi Manunggal Perkasa bubar.
5. Bahwa dalam gugatan nomor 15, Surat keterangan Bekerja yang dikeluarkan oleh
tergugat adalah sebagai niat baik tergugat untuk membantu para penggugat dalam
pemenuhan persyaratan pencairan saldo jaminan Hari Tua di BPJS Ketenagakerjaan.

6. Bahwa dalam gugatan nomor 15 terbukti para penggugat telah mencairkan saldo
Jaminan Hari Tua di BPJS Ketenagakerjaan, artinya bahwa para penggugat telah sepakat
dengan berakhirnya ikatan kerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

7. Bahwa atas permintaan para penggugat untuk upah dan hak lainnya yang belum
dibayarkan berdasarkan pasal 155 ayat (1) dan ayat (2) Undang – undang Tahun 2003
sangat tidak berdasar karena seperti yang tertuang dalam pasal 155 ayat (2) yang
berbunyi : “selama putusan lembaga perselisihan hubungan industrial belum
ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja / buruh harus tetap melaksanakan segala
kewajibannya”, pasal 155 ayat (2) tersebut jelas menerangkan bahwa pekerja / buruh
harus melaksanakan kewajibannya sampai adanya putusan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial bukan masih menerima hak-hak sebagai pekerja,
dengan kata lain seseorang dapat memperoleh haknya sebagai pekerja apabila pekerja
itu masih melaksanakan kewajibannya / pekerjaannya. Dengan tidak adanya lagi
pelaksanaan kewajiban oleh penggugat sebagai pekerja / buruh maka hak – hak
penggugat tidaklah lagi diperoleh dari tergugat sebagai pengusaha.

Bahwa tuntutan pembayaran upah dan THR yang diminta oleh para penggugat dengan
rincian yang terdapat dalam gugatannya sangatlah tidak beralasan dan tidak mempunyai
dasar hukum sehingga permintaan pembayaran upah dan THR oleh para penggugat
haruslah ditolak seluruhnya.

8. Bahwa para penggugat sama sekali tidak ada dasar hukum yang kuat dan jelas untuk
menyatakan tergugat telah melanggar ketentuan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan khususnya pasal 151 ayat (3), pasal 155 ayat (1), (2), (3) dan
pasal 161 ayat (1), karena pemutusan hubungan kerja yang dilaksanakan tergugat telah
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku yakni tergugat pernah memberikan
peringatan / teguran secara lisan dan tulisan serta memberikan kesempatan kepada
penggugat untuk memperbaiki kinerjanya dan melaksanakan tugas-tugasnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Dan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh
tergugat dimaksudkan agar kesalahan dan pelanggaran – pelanggaran yang pernah
dilakukan oleh penggugat yang merugikan tergugat dalam hal ini Kopkar manunggal
Perkasa tidak terulang lagi dan dilakukan oleh pekerja / buruh yang lain.

Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah Tergugat kemukakan baik didalam eksepsi maupun dalam
pokok perkara tersebut diatas, maka Tergugat mohon dengan hormat kepada Yang Mulia
Majelis Hakim yang memeriksa serta mengadili perkara a quo untuk berkenan memberikan
putusan yang amarnya sebagai berikut:

A. DALAM EKSEPSI
1. Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya

2. Menolak gugatan a quo atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan a quo tidak


dapat diterima (niet onvantkelijke).

B. DALAM POKOK PERKARA.

1. Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan bahwa Tergugat tidak melakukan pelanggaran apapun terhadap


ketentuan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu;

3. Menyatakan bahwa Tergugat telah benar dalam menerapkan aturan terkait


Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang berlaku di Kopkar Manunggal Perkasa.

4. Menghukum Para Penggugat untuk membayar segala biaya perkara yang terkait
dengan penyelesaian masalah ini;

5. Atau apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Demikian eksepsi dan jawaban Tergugat ini kami sampaikan, atas perkenan dan
kebijaksanaan Yang Mulia Majelis Hakim, kami ucapkan terima kasih.

Cirebon, 14 Januari 2020


Hormat Kami Tergugat / Kuasanya
Koperasi Karyawan Manunggal Perkasa

H. Sunari Dion Murdiono Yarwanto Tatang Suryadin

Bambang Wijayadi Ahmad Suhada Effendi Depy Widayat

Anda mungkin juga menyukai