Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI DITINJAU DARI ASPEK

PRODUKTIVITAS
(Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia
Universitas Brawijaya Malang)

Oleh:
Jundan Adiwiratama

Dosen Pembimbing:
Helmy Adam, MSA., Ak., CPMA.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan koperasi. Untuk menilai kesehatan
koperasi digunakan empat penilaian rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas yang berpedoman dengan peraturan
menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006. Penelitian ini dilakukan di KPRI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA selama periode 2010-2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesehatan KPRI UB ditinjau dari rasio likuiditas cukup sehat, rasio
solvabilitas sangat tidak sehat, rasio rentabilitas tidak sehat dan rasio aktivitas sangat
tidak sehat. Jadi secara keseluruhan KPRI UB menunjukkan kondisi tidak sehat.

Kata kunci : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas

Abstract

This study aims to determine the health of the cooperative. To assess the health of the
cooperative used four assessment that liquidity ratios, solvency ratios, profitability
ratios, activity ratios are guided by minister rules and KUKM
NO.06/PER/M.KUKM/V/2006. This research is done at UB KPRI. The results showed
that research of KPRI UB in unsanitary conditions. It can be seen from the calculation
of financial ratios that indicate healthy enough liquidity ratios, debt-to-asset ratio is not
healthy, total debt to equity is very unhealthy, the ratio of net profit margin of less
healthy, Return on Assets and Return On Equety unhealthy and assets turn over very
unhealthy

Keywords: liquidity ratios, solvency ratios, profitability ratios, activity ratios


LATAR BELAKANG

Koperasi saat ini mempunyai kedudukan yang sejajar dengan badan usaha yang

lain seperti perseroan terbatas. Oleh karena itu peran koperasi sangat penting dalam

menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan

kehidupan demokrasi ekonomi dengan ciri-ciri: demokratis, kebersamaan, kekeluargaan

dan keterbukaan (Departemen Koperasi:1992). Koperasi tidak hanya sebagai Badan

Usaha yang dikelola secara kekeluargaan dan kurang profesional, namun koperasi harus

dikelola dengan baik sehingga dapat menjalankan usaha dalam perekonomian rakyat.

Keberhasilan usaha atau kinerja koperasi dapat dilihat dari parameter financial

maupun non financial. Kinerja financial dapat dilihat dari laporan keuangan yaitu

berupa laba, sedangkan kinerja non financial dapat dilihat dari aspek kepuasan

konsumen, proses bisnis dan lain-lain. Laporan keuangan sendiri terdiri dari neraca dan

laporan perhitungan hasil usaha, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Faktor keaktifan anggota dalam ikut memajukan koperasi juga memegang peran

yang penting, dimana maju mundurnya koperasi sangat tergantung dari aktivitas

anggotanya. Faktor lainnya yang harus dipegang atau diperhatikan oleh pengurus adalah

kepercayaan yang telah diberikan oleh anggota kepada koperasi selama ini. Dalam

kondisi perekonomian globalisasi sekarang ini, dimana kompetisi dan persaingan usaha

yang semakin kompetitif maka pengurus dan anggota koperasi harus dapat terus

meningkatakan kinerja dan menetapkan strategi serta langkah-langkah positif bagi

kemajuan koperasi. Perkembangan dan kemajuan Koperasi secara administrasi harus

mendapatkan pengakuan dari pihak Pemerintah yang berkompeten yaitu untuk

menetapkan apakah koperasi tersebut sehat atau tidak, sehingga para anggota semakin
percaya dengan keberadaan Koperasi. Koperasi yang sehat akan mendapatkan

kepercayaan dari seluruh anggota terutama dalam meningkatkan kesejahteraan

anggotanya.

Tingkat kesehatan koperasi adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan

suatu koperasi pada periode dan saat tertentu. Dari laporan keuangan akan terbaca

kondisi koperasi yang sesungguhnya termasuk kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Penilaian tingkat kesehatan koperasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana kinerja, kelayakan usaha, dan keberlangsungan hidup koperasi. Penilaian

kesehatan juga akan berpengaruh terhadap kemampuan Koperasi dan loyalitas anggota

serta masyarakat terhadap koperasi yang bersangkutan.

Penelitian tentang kesehatan koperasi sudah dilakukan oleh beberapa peneliti.

Hardiningsih, Malisan dan Gafur (2011) yang meneliti tentang analisis laporan

keuangan dalam menilai kinerja keuangan pada Primer Koperasi Angkatan Darat

(Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera Di Balikpapan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas,

dan rasio aktivitas, kondisi Koperasi Primkopad menunjukkan tingkat yang sehat.

Penelitian lain dilakukan oleh Karyawan (2012) yang melakukan analisis rasio

dan penilaian kesehatan koperasi Simpan Pinjam Mitra Lestari Mataram. Hasil

penelitian menunjukkan rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas telah memenuhi

standar rasio yang baik sesuai dengan Petunjuk Teknis Laporan Keuangan KSP/USP

Departemen Koperasi dan UKM, dan dilihat dari penilaian kesehatan

koperasi,menunjukan bahwa koperasi Simpan Pinjam Mitra Lestari Mataram termasuk

kategori sehat.
Penelitian ini mencoba meneliti kesehatan KPRI UB dengan menggunakan rasio

keuangan yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dkk (2011)

yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas yang berpedoman peraturan

menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah: Bagaimanakah kesehatan KPRI

UB ditinjau dari aspek produktivitas?

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kesehatan KPRI UB ditinjau dari aspek

produktivitas

MANFAAT PENELITIAN.

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran penerapan peraturan

menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian

koperasi berprestasi/koperasi award untuk menilai kesehatan koperasi.

Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. KPRI UB

Dapat digunakan sebagai alat evaluasi atas kinerja yang telah dicapai untuk tiap-tiap

divisi (unit usaha) maupun secara keseluruhan, selanjutnya dapat digunakan sebagai

dasar untuk melangkah ke depan agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan

informasi akuntansi yang disajikan, karena kesalahan penafsiran dapat

mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan tindakan/keputusan.


2. Peneliti

Dapat digunakan sebagai media aplikasi dan pengembangan ilmu pengetahuan di

bidang akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan pada

koperasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi atau acuan untuk penelitian

selanjutnya terutama yang terkait dengan analisis laporan keuangan koperasi.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

yaitu penelitian yang menjelaskan persoalan koperasi yang dipaparkan peneliti

(Indriantoro dan Supomo, 1999:26). Peneliti akan mengungkap fakta di masa lalu yang

sudah ada tanpa memanipulasi data.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

Universitas Brawijaya Jalan MT Haryono Malang.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Dalam pengumpulan data

penelitian ini digunakan teknik dokumentasi yaitu data penelitian diperoleh dari

dokumen-dokumen yang ada di koperasi. Data tersebut terdiri dari laporan keuangan

untuk tahun 2010 sampai 2012


Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data dengan

menggunakan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data penelitian setelah dianalisis

dengan analisis rasio keuangan yaitu analisis likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.

Adapun standar pengukuran rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/

rentabilitas, dan rasio aktivitas berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan

UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006 tentang

pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 1 : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor

06/Per/M.KUKM/V/2006

No Jenis Rasio Standar Kriteria


1 Rasio Likuiditas
Current Ratio 200% s/d 250% Sehat
175% - <200% Cukup sehat
150% - <175% Kurang sehat
125% - <150% Tidak sehat
<125% Sangat tidak sehat
2 Rasio Solvabilitas
a. Total Hutang (Kewajiban) ≤40% Sehat
terhadap Asset
>40% s/d 50% Cukup sehat
>50% s/d 60% Kurang sehat
>60% s/d 80% Tidak sehat
>80% Sangat tidak sehat

b. Total Hutang (Kewajiban) ≤70% Sehat


terhadap Modal Sendiri
>70% s/d 100% Cukup sehat
>100% s/d 150% Kurang sehat
>150% s/d 200% Tidak sehat
>200% Sangat tidak sehat
3 Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
a. Net Profit Margin ≥15% Sehat
10% s/d <15% Cukup sehat
5% s/d <10% Kurang sehat
1% s/d <5% Tidak sehat
<1% Sangat tidak sehat
b. Return On Asset ≥10% Sehat
7% s/d <10% Cukup sehat
3% s/d <7% Kurang sehat
1% s/d <3% Tidak sehat
<1% Sangat tidak sehat

c. Rentabilitas Modal Sendiri ≥21% Sehat


15% s/d <21% Cukup sehat
9% s/d <15% Kurang sehat
3% s/d <9% Tidak sehat
<3% Sangat tidak sehat
4. Rasio Aktivitas
Asset Turn Over ≥3,5 kali Sehat
2,5 kali s/d <3,5 kali Cukup sehat
1,5 kali s/d 2,5 kali Kurang sehat
1 kali s/d 1,5 kali Tidak sehat
<1 kali Sangat tidak sehat

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis

Hasil perhitungan rasio keuangan KPRI Universitas Brawijaya adalah seperti pada tabel

berikut:

Tabel 2: Hasil perhitungan rasio keuangan dan penilaian kesehatan KPRI UB

No Jenis Rasio Tahun Tahun Tahun Standar Kriteria


2010 2011 2012
1 Rasio Likuiditas 194% 192% 205% 200% s/d Sehat
250% (2012)
2 Rasio Solvabilitas
a. Total Hutang terhadap 76,28% 76,13% 75,90% >60% s/d Tidak
Asset 80% sehat
b. Total Hutang 322% 319% 315% >200% Sangat
(Kewajiban) terhadap tidak sehat
Modal Sendiri
3 Rasio Profitabilitas
(Rentabilitas)
a. Net Profit Margin 7,63% 8,55% 7,63% 5% s/d Kurang
<10% sehat
b. Return On Asset 1,75% 1,51% 1,34% 1% s/d <3% Tidak
sehat
c. Rentabilitas Modal 7,39% 6,33% 5,56% 3% s/d <9% Tidak
Sendiri sehat
4. Asset Turn Over 0,23 0,18 0,18 <1 kali Sangat
Penjualan/aset tidak sehat

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan KPRI UB di atas, berikut ini

dijelaskan makna dari masing-masing rasio sebagai berikut:

A. Rasio likuiditas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Tabel 3 : Perhitungan Rasio likuiditas


Item/tahun 2010 2011 2012
Total Aset lancar 24.182.992.200 31.156.443.696 40.205.414.020
Hutang lancar 12.467.482.332 16.202.370.126 19.583.876.425
Rasio Total hutang 194% 192% 205%
terhadap aset
Naik/turun Turun 2% Naik 13%

Dari perhitungan rasio lancar pada tabel di atas diketahui rasio lancar 2010 sebesar

194% artinya setiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin dengan 1,94 kali atau

194% aset lancar. Untuk tahun 2011 rasio lancar sebesar 192% artinya setiap satu

rupiah kewajiban jangka pendek dijamin dengan 1,92 kali atau 192% aset lancar.

Begitu juga rasio tahun 2012 sebesar 205% artinya setiap satu rupiah kewajiban

jangka pendek dijamin dengan 2,05 kali atau 205% aset lancar.

Rasio lancar mengalami penurunan dari tahun 2010-2011 sebesar 2% dan

mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 13% . Hal ini

berarti rasio lancar KPRI UB menunjukkan kondisi yang semakin baik karena

kenaikan aset lancar lebih cepat daripada kewajiban lancar. Dari hasil perhitungan
tersebut disimpulkan bahwa KPRI UB memiliki aset yang cukup untuk menjamin

kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo.

B. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi, baik kewajiban keuangan

jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir:2001). Selanjutnya analisis rasio

solvabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh dari proses menganalisis

rasio yang berhubungan dengan pelunasan kewajiban serta pengembalian modal .

Tabel 4 : Perhitungan rasio solvabilitas: Total Hutang terhadap Aset


Item/tahun 2010 2011 2012
Total kewajiban 19.543.375.843 24.824.407.413 31.669.036.847
Total aset 25.619.521.524 32.606.106.986 41.727.036.025
Modal sendiri 6.076.145.681 7.781.699.573 10.057.999.176
Rasio Total hutang 76,28% 76,13% 75,90%
terhadap aset
Naik/Turun Turun 0,15% Turun 0,23%
Rasio Total hutang 322% 319% 315%
terhadap modal
sendiri
Naik/turun Turun 3% Turun 4%

Dari perhitungan pada tabel di atas menunjukkan rasio total hutang terhadap

total aset tahun 2010 sebesar 76,28% artinya persentase aset yang didanai dari

hutang adalah sebesar 76,28%. Tahun 2011 rasio total hutang terhadap aset

sebesar 76,13% artinya persentase aset yang didanai dari hutang adalah sebesar

76,13%. Begitu juga untuk tahun 2012 rasio total hutang terhadap total aset

sebesar 75,90% artinya persentase aset yang didanai dari hutang adalah sebesar

75,90%. Rasio total hutang terhadap total aset mengalami penurunan dari tahun

2010 hingga tahun 2012 yaitu penurunan sebesar 0,15% dari tahun 2010 ke 2011

dan sebesar 0,23% dari tahun 2011 ke 2012. Hal ini berarti rasio hutang terhadap
total aset menunjukkan kondisi yang semakin baik karena terjadi penurunan

porsi hutang dalam pendanaan aset.

Dari perhitungan rasio total hutang (kewajiban) terhadap modal sendiri pada

tabel di atas, menunjukkan rasio tahun 2010 sebesar 322% yang berarti total

hutang sebesar 322% dari modal sendiri. Tahun 2011 rasio sebesar 319% yang

berarti total hutang sebesar 319% dari modal sendiri dan tahun 2012 sebesar

315% yang berarti total hutang sebesar 315% dari modal sendiri. Rasio total

hutang terhadap total mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga tahun 2012

yaitu penurunan sebesar 3% dari tahun 2010 ke 2011 dan sebesar 4% dari tahun

2011 ke 2012. Hal ini berarti rasio total hutang terhadap modal sendiri

menunjukkan kondisi yang semakin baik karena terjadi penurunan porsi hutang

atas modal sendiri atau semakin besarnya porsi pemegang saham atas investasi

kreditur.

C. Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Rasio rentabilitas terdiri dari rasio net profit marjin, rasio return on aset dan rasio

return on equity. Hasil perhitungan tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 : Perhitungan rasio rentabilitas


Item/tahun 2010 2011 2012
SHU 448.946.989 492.551.761 559.711.893
Penjualan 5.887.239.692 5.760.028.287 7.332.901.287
Total Aset 25.619.521.524 32.606.106.986 41.727.036.025
Rasio Net Profit 7,63% 8,55% 7,63%
Marjin
Naik/turun Naik 0,92% Turun 0,92%
Rasio Return On 1,75% 1,51% 1,34%
Aset
Naik/turun Turun 0,24% Turun 0,17%
Modal sendiri 6.076.145.681 7.781.699.573 10.057.999.176
Rasio Return On 7,39% 6,33% 5,56%
Equity
Naik/turun Turun 1,06% Turun 0,77%

Dari perhitungan rasio Net Profit Margin di atas diketahui rasio tahun 2010

sebesar 7,63% artinya pendapatan atau penjualan mampu menghasilkan laba atau

SHU sebesar 7,63%. Rasio Net Profit Margin tahun 2011 sebesar 8,55% artinya

pendapatan atau penjualan mampu menghasilkan laba atau SHU sebesar 8,55%

dan tahun 2012 sebesar 7,63% artinya pendapatan atau penjualan mampu

menghasilkan laba atau SHU sebesar 7,63%. Rasio Net Profit Margin mengalami

kenaikan dari tahun 2010-2011 sebesar 0,92% dan turun pada tahun 2012 sebesar

0,92%.

Dari perhitungan rasio ROA di atas diperoleh hasil tahun 2010 sebesar 1,75%

yang berarti aset yang dimiliki koperasi mampu menghasilkan laba (SHU) sebesar

1,75%. Tahun 2011 rasio sebesar 1,51% yang berarti aset yang dimiliki koperasi

mampu menghasilkan laba (SHU) sebesar 1,51% dan rasio 2012 sebesar

1,34% yang aset yang dimiliki koperasi mampu menghasilkan laba (SHU)

sebesar 1,34%. Rasio ROA mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga tahun

2012 yaitu turun 0,24% dari tahun 2010 ke 2011 dan turun 0,17% dari tahun 2011

ke tahun 2012. Hal ini menunjukkan kondisi yang semakin buruk karena

kemampuan aset dalam menghasilkan laba atau SHU semakin menurun atau aset

yang dimiliki tidak mampu meningkatkan laba atau SHU koperasi.

Dari perhitungan rasio Return On Equity pada tabel di atas diketahui sebesar

7,39% pada tahun 2010 yang berarti modal sendiri mampu menghasilkan SHU

sebesar 7,39%. Rasio tahun 2011 sebesar 6,33% yang berarti modal sendiri

mampu menghasilkan SHU sebesar 6,33% dan rasio tahun 2012 sebesar
5,56% yang berarti modal sendiri mampu menghasilkan SHU sebesar 5,56% .

Rasio ROE KPRI UB mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga tahun 2012

yaitu turun sebesar 1,06% dari tahun 2010-2011 dan turun sebesar 0,77% dari

tahun 2011-2012. Hal ini berarti kenaikan modal sendiri tidak mampu

meningkatkan SHU koperasi.

D. Rasio Aktivitas menunjukkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam

menjalankan operasinya. Hasil perhitungan tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 6 : Perhitungan Rasio Perputaran Aset


Item/tahun 2010 2011 2012
Penjualan 5.887.239.692 5.760.028.287 7.332.901.287
Total Aset 25.619.521.524 32.606.106.986 41.727.036.025
Rasio perputaran 0,23 kali 0,18 kali 0,18 kali
aset
Naik/turun Turun 0,05 kali 0
Dari perhitungan rasio Perputaran Aset diatas dapat diketahui rasio tahun 2010

sebesar 0,23 kali, artinya aset yang dimiliki mampu menghasilkan pendapatan

atau penjualan sebesar 0,23 kali. Tahun 2011 sebesar 0,18 kali yang artinya aset

yang dimiliki mampu menghasilkan pendapatan atau penjualan sebesar 0,18 kali.

Tahun 2012 sebesar 0,18 kali yang artinya aset yang dimiliki mampu

menghasilkan pendapatan atau penjualan sebesar 0,18 kali. Rasio perputaran aset

mengalami penurunan 0,05 kali ditahun 2010 ke 2011 dan tetap ditahun 2012. Hal

ini menunjukkan aset yang dimiliki tidak mampu menaikkan pendapatan atau

penjualan koperasi.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan yaitu:

1. Rasio likuiditas yang diukur dengan Current Ratio mengalami penurunan dari

tahun 2010 ke tahun 2011 dan mengalami kenaikan di tahun 2012. Rasio

likuiditas KPRI UB masih berkisar 175%-200% yang dikategorikan ke dalam

kriteria cukup sehat.

2. Rasio solvabilitas yang diukur dengan Total Hutang (kewajiban) Terhadap Asset

dan Total Hutang (kewajiban) Terhadap Modal Sendiri menunjukkan penurunan

dari tahun 2010-2012 yang berarti rasio ini semakin membaik. Hal ini berarti

kenaikan utang KPRI UB pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 diimbangi

dengan kenaikan aset yang lebih banyak setiap tahunnya.Walaupun demikian

rasio total hutang terhadap aset masih berkisar 60%-80% yang masuk kategori

tidak sehat dan rasio total hutang terhadap modal sendiri >200% masuk dalam

kategori sangat tidak sehat. Yang menyebabkan jeleknya rasio solvabiltas ini

adalah unit simpan pinjam

3. Rasio profitabilitas (rentabilitas) diukur dengan Net Profit Margin, Return On

Asset, dan Rentabilitas Modal Sendiri. Untuk rasio Net Profit Margin

mengalami kenaikan tahun 2010-2011 dan mengalami kenaikan pada tahun

2012 dan kriteria 5%-10% masuk dalam kategori kurang sehat. Yang

menyebabkan jeleknya rasio ini adalah unit perdagangan. Return On Asset, dan

Rentabilitas Modal Sendiri menunjukkan hasil yang semakin turun. Hal ini

menunjukkan kemampuan KPRI UB dalam memperoleh SHU semakin turun


dan kriteria penilaian tidak sehat. Penyebab jeleknya rasio ini adalah unit simpan

pinjam.

4. Asset Turn Over mengalami penurunan dari tahun 2010-2012. Hal ini berarti

kemampuan aset dalam memperoleh pendapatan semakin menurun. Hasil

penilaian menunjukkan <1 kali yang masuk dalam kategori sangat tidak sehat

dan yang menyebabkan turunnya rasio perputaran aset adalah unit simpan

pinjam.

5. Berdasarkan kriteria standar penilaian kesehatan koperasi menurut Kementrian

Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang ditinjau dari rasio

likuiditas, KPRI UB cukup sehat, solvabilitas (rasio hutang terhadap aset) tidak

sehat, rasio hutang terhadap modal sendiri sangat tidak sehat, dan rasio

profitabilitas (NPM) kurang sehat dan ROA dan ROE tidak sehat serta rasio aset

turn over sangat tidak sehat. Oleh karena itu KPRI UB dapat dikatakan koperasi

yang tidak sehat. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan skor rata-rata

sebesar 28,57 terletak antara skor 25-<50.

Saran

1. KPRI UB dilihat dari Rasio Likuiditas dan Solvabilitas sebaiknya tidak terlalu

banyak menggunakan utang dalam kegiatan operasional. Salah satu cara

mengurangi utang dengan menambah modal sendiri

2. Analisis rasio terhadap laporan keuangan ini sangat berguna untuk menilai atau

mengukur kinerja keuangan koperasi, maka diharapkan untuk KPRI UB

melakukan analisis rasio ini secara keseluruhan dan secara rutin. Tujuannya agar

koperasi dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada untuk digunakan

sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan untuk periode selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan. Cetakan Pertama.


BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Brigham & Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan. Buku I Ahli Bahasa
Khalid. Erlangga. Yogyakarta
Djarwanto. 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua. BPFE UGM.
Yogyakarta
Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga.
Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN. Yogyakarta
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 1-7.
RajaGrafindo Persada. Jakarta
Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Machfoedz, Mas’ud dan Mahmudi. 2008. Materi Pokok Akuntansi Manajemen,
Universitas Terbuka. Jakarta
Mulyadi. 2003. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima. Cetakan Ketujuh. UPP AMP Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta
Peraturan Menteri dan KUKM No.06/PER/M.KUKM/V/2006 Tanggal 1 Mei 2006
Tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award
Pyle, William P. dan Kermit D. Larson. 2002. Financial Acoounting, Five Edition. Richard
DI. Irvin Inc
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua. Cetakan Pertama.
Salemba Empat, Jakarta
S, Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Liberty. Yogyakarta
Syahrul dan Muhammad Afdi Nijar. 2004. Kamus Akuntansi, Cetakan Kedua. Citra
Harta Prima. Jakarta
Tunggal, Amin Widjaja. 2000. Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan, Cetakan
Pertama. PT Rineka Cipta. Jakarta
Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992. Jakarta
Wikipedia. Koperasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

Anda mungkin juga menyukai