PRODUKTIVITAS
(Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia
Universitas Brawijaya Malang)
Oleh:
Jundan Adiwiratama
Dosen Pembimbing:
Helmy Adam, MSA., Ak., CPMA.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan koperasi. Untuk menilai kesehatan
koperasi digunakan empat penilaian rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas yang berpedoman dengan peraturan
menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006. Penelitian ini dilakukan di KPRI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA selama periode 2010-2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesehatan KPRI UB ditinjau dari rasio likuiditas cukup sehat, rasio
solvabilitas sangat tidak sehat, rasio rentabilitas tidak sehat dan rasio aktivitas sangat
tidak sehat. Jadi secara keseluruhan KPRI UB menunjukkan kondisi tidak sehat.
Kata kunci : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas
Abstract
This study aims to determine the health of the cooperative. To assess the health of the
cooperative used four assessment that liquidity ratios, solvency ratios, profitability
ratios, activity ratios are guided by minister rules and KUKM
NO.06/PER/M.KUKM/V/2006. This research is done at UB KPRI. The results showed
that research of KPRI UB in unsanitary conditions. It can be seen from the calculation
of financial ratios that indicate healthy enough liquidity ratios, debt-to-asset ratio is not
healthy, total debt to equity is very unhealthy, the ratio of net profit margin of less
healthy, Return on Assets and Return On Equety unhealthy and assets turn over very
unhealthy
Koperasi saat ini mempunyai kedudukan yang sejajar dengan badan usaha yang
lain seperti perseroan terbatas. Oleh karena itu peran koperasi sangat penting dalam
Usaha yang dikelola secara kekeluargaan dan kurang profesional, namun koperasi harus
dikelola dengan baik sehingga dapat menjalankan usaha dalam perekonomian rakyat.
Keberhasilan usaha atau kinerja koperasi dapat dilihat dari parameter financial
maupun non financial. Kinerja financial dapat dilihat dari laporan keuangan yaitu
berupa laba, sedangkan kinerja non financial dapat dilihat dari aspek kepuasan
konsumen, proses bisnis dan lain-lain. Laporan keuangan sendiri terdiri dari neraca dan
laporan perhitungan hasil usaha, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Faktor keaktifan anggota dalam ikut memajukan koperasi juga memegang peran
yang penting, dimana maju mundurnya koperasi sangat tergantung dari aktivitas
anggotanya. Faktor lainnya yang harus dipegang atau diperhatikan oleh pengurus adalah
kepercayaan yang telah diberikan oleh anggota kepada koperasi selama ini. Dalam
kondisi perekonomian globalisasi sekarang ini, dimana kompetisi dan persaingan usaha
yang semakin kompetitif maka pengurus dan anggota koperasi harus dapat terus
menetapkan apakah koperasi tersebut sehat atau tidak, sehingga para anggota semakin
percaya dengan keberadaan Koperasi. Koperasi yang sehat akan mendapatkan
anggotanya.
Tingkat kesehatan koperasi adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan
suatu koperasi pada periode dan saat tertentu. Dari laporan keuangan akan terbaca
kondisi koperasi yang sesungguhnya termasuk kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Penilaian tingkat kesehatan koperasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui sejauh
kesehatan juga akan berpengaruh terhadap kemampuan Koperasi dan loyalitas anggota
Hardiningsih, Malisan dan Gafur (2011) yang meneliti tentang analisis laporan
keuangan dalam menilai kinerja keuangan pada Primer Koperasi Angkatan Darat
dan rasio aktivitas, kondisi Koperasi Primkopad menunjukkan tingkat yang sehat.
Penelitian lain dilakukan oleh Karyawan (2012) yang melakukan analisis rasio
dan penilaian kesehatan koperasi Simpan Pinjam Mitra Lestari Mataram. Hasil
standar rasio yang baik sesuai dengan Petunjuk Teknis Laporan Keuangan KSP/USP
kategori sehat.
Penelitian ini mencoba meneliti kesehatan KPRI UB dengan menggunakan rasio
keuangan yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dkk (2011)
yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas yang berpedoman peraturan
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kesehatan KPRI UB ditinjau dari aspek
produktivitas
MANFAAT PENELITIAN.
Manfaat Teoritis
Manfaat Praktis
1. KPRI UB
Dapat digunakan sebagai alat evaluasi atas kinerja yang telah dicapai untuk tiap-tiap
divisi (unit usaha) maupun secara keseluruhan, selanjutnya dapat digunakan sebagai
dasar untuk melangkah ke depan agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan
bidang akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan pada
koperasi.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi atau acuan untuk penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
(Indriantoro dan Supomo, 1999:26). Peneliti akan mengungkap fakta di masa lalu yang
Lokasi Penelitian
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Dalam pengumpulan data
penelitian ini digunakan teknik dokumentasi yaitu data penelitian diperoleh dari
dokumen-dokumen yang ada di koperasi. Data tersebut terdiri dari laporan keuangan
dengan analisis rasio keuangan yaitu analisis likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
rentabilitas, dan rasio aktivitas berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Tabel 1 : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor
06/Per/M.KUKM/V/2006
Hasil Analisis
Hasil perhitungan rasio keuangan KPRI Universitas Brawijaya adalah seperti pada tabel
berikut:
Pembahasan
kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan
Dari perhitungan rasio lancar pada tabel di atas diketahui rasio lancar 2010 sebesar
194% artinya setiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin dengan 1,94 kali atau
194% aset lancar. Untuk tahun 2011 rasio lancar sebesar 192% artinya setiap satu
rupiah kewajiban jangka pendek dijamin dengan 1,92 kali atau 192% aset lancar.
Begitu juga rasio tahun 2012 sebesar 205% artinya setiap satu rupiah kewajiban
jangka pendek dijamin dengan 2,05 kali atau 205% aset lancar.
mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 13% . Hal ini
berarti rasio lancar KPRI UB menunjukkan kondisi yang semakin baik karena
kenaikan aset lancar lebih cepat daripada kewajiban lancar. Dari hasil perhitungan
tersebut disimpulkan bahwa KPRI UB memiliki aset yang cukup untuk menjamin
solvabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh dari proses menganalisis
Dari perhitungan pada tabel di atas menunjukkan rasio total hutang terhadap
total aset tahun 2010 sebesar 76,28% artinya persentase aset yang didanai dari
hutang adalah sebesar 76,28%. Tahun 2011 rasio total hutang terhadap aset
sebesar 76,13% artinya persentase aset yang didanai dari hutang adalah sebesar
76,13%. Begitu juga untuk tahun 2012 rasio total hutang terhadap total aset
sebesar 75,90% artinya persentase aset yang didanai dari hutang adalah sebesar
75,90%. Rasio total hutang terhadap total aset mengalami penurunan dari tahun
2010 hingga tahun 2012 yaitu penurunan sebesar 0,15% dari tahun 2010 ke 2011
dan sebesar 0,23% dari tahun 2011 ke 2012. Hal ini berarti rasio hutang terhadap
total aset menunjukkan kondisi yang semakin baik karena terjadi penurunan
Dari perhitungan rasio total hutang (kewajiban) terhadap modal sendiri pada
tabel di atas, menunjukkan rasio tahun 2010 sebesar 322% yang berarti total
hutang sebesar 322% dari modal sendiri. Tahun 2011 rasio sebesar 319% yang
berarti total hutang sebesar 319% dari modal sendiri dan tahun 2012 sebesar
315% yang berarti total hutang sebesar 315% dari modal sendiri. Rasio total
hutang terhadap total mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga tahun 2012
yaitu penurunan sebesar 3% dari tahun 2010 ke 2011 dan sebesar 4% dari tahun
2011 ke 2012. Hal ini berarti rasio total hutang terhadap modal sendiri
menunjukkan kondisi yang semakin baik karena terjadi penurunan porsi hutang
atas modal sendiri atau semakin besarnya porsi pemegang saham atas investasi
kreditur.
Rasio rentabilitas terdiri dari rasio net profit marjin, rasio return on aset dan rasio
Dari perhitungan rasio Net Profit Margin di atas diketahui rasio tahun 2010
sebesar 7,63% artinya pendapatan atau penjualan mampu menghasilkan laba atau
SHU sebesar 7,63%. Rasio Net Profit Margin tahun 2011 sebesar 8,55% artinya
pendapatan atau penjualan mampu menghasilkan laba atau SHU sebesar 8,55%
dan tahun 2012 sebesar 7,63% artinya pendapatan atau penjualan mampu
menghasilkan laba atau SHU sebesar 7,63%. Rasio Net Profit Margin mengalami
kenaikan dari tahun 2010-2011 sebesar 0,92% dan turun pada tahun 2012 sebesar
0,92%.
Dari perhitungan rasio ROA di atas diperoleh hasil tahun 2010 sebesar 1,75%
yang berarti aset yang dimiliki koperasi mampu menghasilkan laba (SHU) sebesar
1,75%. Tahun 2011 rasio sebesar 1,51% yang berarti aset yang dimiliki koperasi
mampu menghasilkan laba (SHU) sebesar 1,51% dan rasio 2012 sebesar
1,34% yang aset yang dimiliki koperasi mampu menghasilkan laba (SHU)
sebesar 1,34%. Rasio ROA mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga tahun
2012 yaitu turun 0,24% dari tahun 2010 ke 2011 dan turun 0,17% dari tahun 2011
ke tahun 2012. Hal ini menunjukkan kondisi yang semakin buruk karena
kemampuan aset dalam menghasilkan laba atau SHU semakin menurun atau aset
Dari perhitungan rasio Return On Equity pada tabel di atas diketahui sebesar
7,39% pada tahun 2010 yang berarti modal sendiri mampu menghasilkan SHU
sebesar 7,39%. Rasio tahun 2011 sebesar 6,33% yang berarti modal sendiri
mampu menghasilkan SHU sebesar 6,33% dan rasio tahun 2012 sebesar
5,56% yang berarti modal sendiri mampu menghasilkan SHU sebesar 5,56% .
Rasio ROE KPRI UB mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga tahun 2012
yaitu turun sebesar 1,06% dari tahun 2010-2011 dan turun sebesar 0,77% dari
tahun 2011-2012. Hal ini berarti kenaikan modal sendiri tidak mampu
sebesar 0,23 kali, artinya aset yang dimiliki mampu menghasilkan pendapatan
atau penjualan sebesar 0,23 kali. Tahun 2011 sebesar 0,18 kali yang artinya aset
yang dimiliki mampu menghasilkan pendapatan atau penjualan sebesar 0,18 kali.
Tahun 2012 sebesar 0,18 kali yang artinya aset yang dimiliki mampu
menghasilkan pendapatan atau penjualan sebesar 0,18 kali. Rasio perputaran aset
mengalami penurunan 0,05 kali ditahun 2010 ke 2011 dan tetap ditahun 2012. Hal
ini menunjukkan aset yang dimiliki tidak mampu menaikkan pendapatan atau
penjualan koperasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
1. Rasio likuiditas yang diukur dengan Current Ratio mengalami penurunan dari
tahun 2010 ke tahun 2011 dan mengalami kenaikan di tahun 2012. Rasio
2. Rasio solvabilitas yang diukur dengan Total Hutang (kewajiban) Terhadap Asset
dari tahun 2010-2012 yang berarti rasio ini semakin membaik. Hal ini berarti
kenaikan utang KPRI UB pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 diimbangi
rasio total hutang terhadap aset masih berkisar 60%-80% yang masuk kategori
tidak sehat dan rasio total hutang terhadap modal sendiri >200% masuk dalam
kategori sangat tidak sehat. Yang menyebabkan jeleknya rasio solvabiltas ini
Asset, dan Rentabilitas Modal Sendiri. Untuk rasio Net Profit Margin
2012 dan kriteria 5%-10% masuk dalam kategori kurang sehat. Yang
menyebabkan jeleknya rasio ini adalah unit perdagangan. Return On Asset, dan
Rentabilitas Modal Sendiri menunjukkan hasil yang semakin turun. Hal ini
pinjam.
4. Asset Turn Over mengalami penurunan dari tahun 2010-2012. Hal ini berarti
penilaian menunjukkan <1 kali yang masuk dalam kategori sangat tidak sehat
dan yang menyebabkan turunnya rasio perputaran aset adalah unit simpan
pinjam.
Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang ditinjau dari rasio
likuiditas, KPRI UB cukup sehat, solvabilitas (rasio hutang terhadap aset) tidak
sehat, rasio hutang terhadap modal sendiri sangat tidak sehat, dan rasio
profitabilitas (NPM) kurang sehat dan ROA dan ROE tidak sehat serta rasio aset
turn over sangat tidak sehat. Oleh karena itu KPRI UB dapat dikatakan koperasi
yang tidak sehat. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan skor rata-rata
Saran
1. KPRI UB dilihat dari Rasio Likuiditas dan Solvabilitas sebaiknya tidak terlalu
2. Analisis rasio terhadap laporan keuangan ini sangat berguna untuk menilai atau
melakukan analisis rasio ini secara keseluruhan dan secara rutin. Tujuannya agar
koperasi dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada untuk digunakan