Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AGAMA MENGENAI VIRUS CORONA

Disusun oleh:

Nama : Villa Natalia

No.abs : 27

Kelas: XI Ipa 2

SMA NEGERI PILANGKENCENG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul "Memahami Pengertian dan Fungsi Perbankan Syariah" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Daftar isi

Kata pengantar...............................................................
Daftar isi.........................................................................

Bab 1 pendahuluan.......................................................

A. Latar belakang...................................................

B. Rumusan masalah..............................................

C. Tujuan masalah..................................................

Bab 2 pembahasan........................................................

A. Pengertian virus corona.....................................

B. Hikmah dibalik virus corona...............................

Bab 3 penutup...............................................................

A. Kesimpulan.........................................................

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar
hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak
biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.

Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut.
Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia
hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan,
tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang
paru.

Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga
berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja
membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona
berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu virus cowonya?

2. Apakah hikmah dibalik adanya virus corona dalam pandangan islam?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu virus cowonya

2. Untuk mengetahui hikmah dibalik adanya virus corona dalam pandangan islam

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asam dan basa

Pandemi COVID-19 Kelelawar, ular, dan berbagai hewan eksotis lain hingga kini masih dianggap
sebagai vektor virus Corona atau COVID-19. Terlepas dari benar-tidaknya informasi tersebut,
COVID-19 membuktikan diri mampu menular antarmanusia. Penularan sangat cepat hingga
Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan pandemi virus Corona atau COVID-19 pada
(11/3/2020).

Pandemi atau epidemi global mengindikasikan infeksi COVID-19 yang sangat cepat hingga
hampir tak ada negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona. Peningkatan jumlah
kasus terjadi dalam waktu singkat hingga butuh penanganan secepatnya. Sayangnya, hingga
kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus Corona atau COVID-19.

WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus Corona secara global. Eropa
memiliki lebih banyak kasus dan kematian akibat COVID-19 dibanding China. Jumlah total kasus
virus Corona, menurut WHO, kini lebih dari 136 ribu di sedikitnya 123 negara dan wilayah. Dari
jumlah tersebut, nyaris 81 ribu kasus ada di wilayah China daratan. Italia, yang merupakan
negara Eropa yang terdampak virus Corona terparah, kini tercatat memiliki lebih dari 15 ribu
kasus.

Gejala COVID-19

Ciri-ciri virus Corona pada gejala awal mirip flu sehingga kerap diremehkan pasien. Namun,
berbeda dengan flu biasa, infeksi virus Corona atau COVID-19 berjalan cepat, apalagi pada
pasien dengan masalah kesehatan sebelumnya.

Gejala ringan kasus infeksi virus Corona atau COVID-19:

1. Batuk

2. Letih

3. Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh

4. Secara umum merasa tidak enak badan

Gejala berat kasus infeksi virus Corona atau COVID-19:


1. Kesulitan bernapas

2. Infeksi pneumonia

3. Sakit di bagian perut

4. Nafsu makan turun

Ciri-ciri virus Corona atau COVID-19 dan gejalanya kebanyakan muncul 2-10 hari setelah kontak
dengan virus. Tapi pada beberapa kasus, ciri-ciri awal Coronavirus dan gejalanya baru muncul
sekitar 24 hari. Untuk membedakan ciri-ciri awal Corona dan flu biasa, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu:

SAAT ini dunia dihebohkan dengan wabah virus yang bernama corona, tepatnya corona virus
disease 19 (covid 19). Keganasan virus jenis anyar ini telah merenggut 21.284 nyawa manusia
dari 471.044 orang yang positif terinfeksi di 198 negara. Kabar baiknya ada 114.228 pasien yang
dinyatakan sembuh. Untuk Indonesia tercatat ada 893 kasus positif terinfeksi, 78 meninggal,
dan 35 orang sembuh. Kasus infeksi positif corona tersebar di 24 provinsi. Ini masih data
sementara yang masih sangat mungkin akan terus bertambah. WHO sendiri sudah menetapkan
wabah virus corona ini sebagai pandemi global.

Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan mengatasi virus corona ini, mulai dari sosialisasi
pola hidup bersih dan sehat (PHBS), penggunaan masker bagi yang sakit, program rapid test,
karantina individu (bagi yang memiliki gejala covid 19), hingga karantina kota dan negara
(lockdown). Bahkan 70 negara menutup akses penerbangannya untuk mencegah penyebaran
virus yang penyebarannya sangat cepat itu. Meskipun begitu, jumlah kasus positif corona dan
korban meninggal terus bertambah.

Di balik setiap musibah pasti ada hikmah yang bisa diambil. Ada beberapa hikmah yang bisa
dipetik dari musibah virus corona ini. Pertama, Allah menegur dan mengingatkan kita bahwa
manusia adalah makhluk yang lemah. Ketika virus corona muncul dan menyebar ke mana-mana
banyak orang yang tidak berdaya. Mereka akhirnya terinfeksi dan banyak pula yang kehilangan
nyawa. Manusia bukanlah makhluk yang super kuat tetapi Allah-lah Zat Yang Maha Kuat. Kita
tidak berdaya ketika Allah menurunkan penyakit yang bernama covid 19. Maka berserah dirilah
hanya kepada Allah semata diiringi ikhtiar dan doa.

Kedua, musibah covid 19 menyadarkan (kembali) kepada kita akan pentingnya menjaga
kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan
soal kebersihan, baik jasmani maupun rohani. Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.Al-Baqarah :
222). Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, maksud ayat ini yaitu Allah menyukai
hamba-hamba yang banyak bertobat dan bersuci dari segala kotoran dan kekejian. Dari Abu
Malik Al-Ash’ari ra. melaporkan Rasulullah SAW mengatakan, “Kebersihan adalah sebagian dari
iman.”

Anjuran untuk selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer di tengah merebaknya
wabah virus corona sejalan dengan ajaran Islam tentang memelihara kebersihan dan kesucian
seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kebiasaan menjaga wudhu juga salah
satu cara untuk mencegah terkena covid 19 karena orang yang berwudhu secara otomatis juga
membersihkan anggota tubuh dan kulitnya. Walaupun memang tidak ada jaminan kalau
berwudhu pasti tidak terkena virus tetapi minimal ada upaya untuk melindungi diri dari
ancaman virus tersebut selain mencuci tangan dan social distancing.

Ketiga, meningkatnya solidaritas sosial di kalangan masyarakat. Pandemi virus corona yang
menimbulkan banyak korban yang langsung maupun tidak langsung menyita perhatian
masyarakat. Warga masyarakat pun bersimpati dan bahu-membahu membantu mereka yang
terdampak virus ini. Sebagian warga membagikan masker dan hand sanitizer kepada warga
yang kurang mampu. Sebagian yang lain menyumbang dana dan APD (Alat Pelindung Diri)
untuk rumah sakit dan tenaga medis yang sangat membutukan. Ada juga yang menyumbang
konsumsi untuk tenaga medis, driver ojol dan taksi yang terkena imbas dari aturan work from
home (WFH) bagi pegawai di wilayah Jabodetabek.

Semangat berbagi dan tolong-menolong seperti di atas yang mesti ditumbuhkembangkan di


masyarakat dalam setiap keadaan, tidak hanya ketika terjadi musibah. Allah SWT
memerintahkan hamba-Nya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa (QS Al-
Maidah : . Hal ini juga sejalan dengan sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab.Semoga wabah virus corona ini segera berlalu tanpa menyisakan luka yang mendalam.
Denyut kehidupan masyarakat pun bisa kembali berjalan normal dan insyaa Allah kita bisa
menjadi hamba yang selalu bersabar menghadapi musibah dan bersyukur atas segala nikmat-
Nya. Aamiin. Wallahu a’lam bishshawab.

Mewabahnya virus corona tidak terlepas dari paham kebebasan yang menginfeksi masyarakat.
Dimana kebebasan menjadi kiblat dalam melakukan apapun, termasuk dalam urusan makanan.
Mengonsumsi makanan tidak lagi memperhatikan baik atau tidak, halal atau haram. Semua
makanan dapat dimakan, asal membuat perut kenyang. Itulah prinsip kebebasan yang dianut
dan diemban kaum liberal.

Ironisnya, trend kebebasan mengonsumsi makanan ekstrem ini, justru harus dibayar mahal
dengan derita mengerikan. Virus corona yang mengerikan dan mematikan menjadi peringatan
dari Allah Ta’ala. Sungguh tidak ada yang tidak mungkin bila Allah Ta’ala sudah berkehendak.
Kesombongan manusia pun akan runtuh, sebab tidak akan pernah dapat melawan apa yang
dikehendaki-Nya.

Maha Benar Allah Swt. yang memberikan hikmah di balik seluruh syariat-Nya. Meskipun
berbagai dalih yang manusia ciptakan untuk berbuat semaunya. Tetapi, niscaya manusia tidak
akan pernah dapat menjangkau setiap skenario dibalik setiap perintah dan larangan-Nya.
Karena sejatinya manusia hanya makhluk yang lemah lagi terbatas.

Menjadi renungan bersama, sungguh tidak patut bagi hamba bertingkah sombong dan abai
terhadap syariah-Nya. Termasuk dalam hal mengonsumsi makanan. Tidak semua makanan
boleh dikonsumsi oleh seorang Muslim. Kecuali makanan tersebut telah jelas kehalalannya lagi
thayyib. Allah Ta’ala dengan tegas berfirman,

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (TQS. Al-Maidah [5]: 88).

Semua makanan itu halal, kecuali yang telah diharamkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal
ini dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala,

“Dialah yang telah menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi ini untuk kamu.” (TQS. Al-
Baqarah [2]: 29).

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih
atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala.” (TQS. Al-Maidah [5] : 3).

Demikianlah Allah Swt. telah mengatur seluruh aspek kehidupan secara komprehensif,
termasuk dalam hal makanan. Semua itu tidak lain sebagai upaya menjaga dan melindungi
eksistensi manusia. Dan tentunya mendatangkan maslahat bagi manusia.

Maka, patut menjadi renungan kita untuk berbenah diri agar hidup sesuai dengan syariah-Nya.
Serta memetik hikmah di balik wabah mematikan virus corona yang kini menimpa dunia. Maha
Benar Allah Swt. dalam firman-Nya, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (TQS. A-Rum [30] : 41).
Wallahu a’lam bishshawaab.
Penutup

Saran :

segala aktivitas masyarakat, terutama yang tengah pulang ke kampung halaman, tetap
melakukan physical distancing atau jaga jarak fisik untuk menekan resiko penularan Covid-19.

Ia menegaskan, physical distancing sangat penting dilakukan mengingat orang sehat dapat
menjadi pembawa virus corona ke kampung halamannya. Jaga jarak menjadi sangat penting
saat ini, karena tidak ada jaminan daerah yang belum terdampak Covid-19 juga tidak memiliki
risiko penularan.

Selain itu, pemerintah mengingatkan masyarakat untuk terus mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).

"Jaga jarak pada setiap komunikasi jadi penting. 'Droplet' percikan ludah atau lendir saat bersin
batuk bisa sejauh 1,5 meter menyebar. Jarak itu yang kita jaga. Kurang lebih itu kita
pertahankan. Siapapun mereka yang bawa virus ini tidak nampak sebagai orang sakit,"
pungkasnya.

Baca Juga: Keputusan larangan mudik untuk mencegah penyebaran corona akan diumumkan
besok

Selain itu, Yurianto mengatakan, ada dua cara yang menjadi kunci pengendalian penularan
Covid-19. Menurut dia, upaya pencegahan penyebaran virus dapat dilakukan masyarakat
dengan menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun.

"Kita harus melakukan upaya keras untuk melaksanakan upaya-upaya pencegahan. Upaya ini
hanya bisa kita lakukan bilamana kita bekerja sama dengan baik, apabila kita mau menjaga
jarak, cuci tangan dengan sabun," tutur Yurianto. (Haryanti Puspa Sari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cegah Penularan Covid-19, Masyarakat
yang Mudik Diingatkan Jaga Jarak Fisik".

Anda mungkin juga menyukai