Anda di halaman 1dari 2

Dalam pelajaran ekonomi terdapat apa yang disebut oleh sebagian ahli ekonomi dengan “Materi Sistem

Ekonomi”. Materi setiap sistem ekonomi adalah cara-cara yang bersifat teknis dan alat yang
dipergunakan dalam melakukan produksi, transportasi, pertukaran, dan lain-lain. Kadangkala cara dan
alat yang di pergunakan oleh sebagian sistem tradisional sangat primitif dan sederhana. Tujuan
utamanya adalah tetap memelihara keasliannya. Dalam sistem ini segala perubahan yang datang perlu
dikhawatirkan karena sesungguhya perubahan itu dalam pandangannya adalah wajib dijauhi dan
dihindari.

Ketika datang era kebangkitan di Eropa, terbukalah penemuan-penemuan ilmu modern. Bersamaan
dengan bangkitnya petualangan individu yang rakus dan tuntutan hasil industri maka digunakan alat-alat
raksasa. Satu alat sama dengan berbanding ratusan bahkan ribuan tenaga manusia. Alat jahit misalnya,
dalam satu menit menghasilkan tujuh ratus tusukan jarum,sementara tangan hanya menghasil-kan dua
puluh tiga. Alat tenun modern dalam satu hari menghasilkan sama dengan yang dilakukan oleh dua ribu
tukang tenun. Satu pekerja bisa mengawasi dua puluh mesin tenun. Satu alat percetakan dapat
menghasilkan apa yang dihasilkan oleh jutaan tukang cetak.[17] Sebagai konsekuensi dari alat-alat ini
adalah berdirinya pabrik-pabrik besar dengan mempergunakan para pekerja untuk mengelola dan
melaksanakannya.

Dengan demikian, semua sistem modern sekarang ini mengandalkan penggunaan sarana dan alat-alat
modern. Bersaing dalam menjaga mutu, meningkatkan produksi dan menekan biaya. Melakukan
persaingan secara besar-besaran yang didukung oleh para ilmuwan dan tenaga ahlinya. Dalam hal ini
tidak ada bedanya antara sistem individualis dan sistem sosialis.

Unsur pokok pada sistem ekonomi ini tidak pernah dicampuri urusannya oleh Islam, tetapi semuanya
diserahkan kepada manusia untuk mengaturnya sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Sesuai pula dengan keadaan zaman dan lingkungannya, karena hal ini terdapat hadits Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berbunyi, “kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”.

Seperti halnya definisi menurut Yusuf Qhardawi, di dalam produksi akan melibatkan berbagai jenis
sumber daya, sebagai masukkan dalam proses produksi, di antaranya adalah, material, modal, informasi,
energi, maupun tenaga kerja.

Fungsi produksi dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan atau pengadaan atas barang atau jasa.
Transformasi yang dilakukan dalam kegiatan produksi adalah untuk membentuk nilai tambah. Menurut
Muchlis, secara filosofis, aktivitas produksi meliputi:[18]

a. Produk apa yang dibuat

b. Berapa kuantitas produk yang dibuat

c. Mengapa produk tersebut dibuat

d. Di mana produk tersebut dibuat

e. Kapan produk dibuat


f. Siapa yang membuat

g. Bagaimana memproduksinya.

Lebih lanjut dikatakan oleh Muchlis, bahwa etika bisnis yang terkait dengan fungsi produksi adalah
keterkaitan dengan upaya memberikan solusi atas tujuh permasalahan di atas. Solusi dari produksi
adalah berorientasi pada pencapaian harmoni atau keseimbangan bagi semua atau beberapa pihak yang
berkepentingan dengan masalah produksi.

Akhlak utama dalam produksi yang wajib diperhatikan kaum muslimin, baik secara individual maupun
secara bersama, ialah bekerja pada bidang yang dihalalkan Allah. Tidak melampaui apa yang
diharamkan-Nya. Menurut Yusuf Qhardawi, tujuan produksi yaitu (1) untuk memenuhi kebutuhan setiap
individu, dan (2) mewujudkan kemandirian umat.[19]

Terkait dengan tujuan yang pertama, ekonomi (bisnis) islam sangat mendorong produktivitas dan
mengembangkannya baik kuantitas maupun kualitas. Islam melarang menyia-nyiakan potensi material
maupun potensi sumber daya manusia. Bahkan Islam mengerahkan semua itu untuk kepentingan
produksi. Di dalam bisnis Islam kegiatan produksi menjadi sesuatu yang unik dan istimewa, sebab di
dalamnya terdapat faktor itqan (profesionalitas) yang dicintai Allah dan ihsan yang diwajibkan Allah atas
segala sesuatu.

Tujuan lain dalam produksi adalah merealisasikan kemandirian ekonomi umat. Maknanya, hendaknya
uamt memiliki berbagai kemampuan, keahlian dan prasarana yang memungkinkan terpenuhinya
kebutuhan material dan spiritual. Juga terpenuhinya kebutuhan pengembangan peradaban, melalui
jalan yang oleh para ahli fiqih disebut fardu kifayah.

Anda mungkin juga menyukai