IKATAN KIMIA
Unsur No Atom K L N M O P
He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8
Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa
jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga
susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan
atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada
kulit terluar disebut kaidah oktet
Contoh:
Br + Br Br Br Atau Br - Br
Sementara itu, atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen sampai dengan
boron cenderung memiliki konfigurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah Duplet.
1
S
Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron
valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan atom
lain. Contoh elektron valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.
Unsur – unsur dari golongan alkali dan alkali tanah , untuk menyamai kestabilan
cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif . Unsur–unsur
yang mempunyai kecendrungan membentuk ion positif termasuk unsur elektro positif .
unsur–unsur dari golongan halogen dan khalkhogen mempunyai kecendrungan menangkap
elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negatif. Unsur-unsur yang
demikian termasuk unsur elektronnegative .
Ikatan Ionik
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam
gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa
diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu: ikatan antar atom dan ikatan antara molekul. Namun dalam makalah
ini kami hanya akan membahas mengenai ikatan antar atom yaitu ikatan ionik.
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam
suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari kation dan juga
anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya
terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk
dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan
halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi
oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin
2
S
besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat.
Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai
akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.
Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini,
kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang
disyaratkan dalam aturan Lewis.
3 Li 2 1 1
11 Na 2 8 1 1
19 K 2 8 8 1 1
37 Rb 2 8 18 8 1 1
55 Cs 2 8 18 18 8 1 1
3
S
Fr
87 2 8 18 32 18 8 1 1
Be
4 2 2 2
12 Mg 2 8 2 2
20 Ca 2 8 8 2 2
38 Sr 2 8 18 8 2 2
56 Ba 2 8 18 18 8 2 2
88 Ra 2 8 18 32 18 8 2 2
Jumlah electron valensi pada unsure golongan IA adalah 1 elektron sehingga cenderung
melepaskan 1 elektron untuk menbentuk konfigurasi electron seperti unsure gas mulia
yang sesuai aturan octet. Pelepasan 1 elektron dari atom golongan IA membentuk ion
positif bermuatan satu. Electron valensi golongan IIA berjumlah 2 elektron sehingga
cenderung melepaskan 2 elektron untuk membentuk konfigurasi electron seperti unsure
gas mulia yang sesuai dengan teori octet. Pelepasan 2 elektron dari atom golongan IIA
membentuk ion positif bermuatan dua. Contohnya sebagai berikut :
Na ( 2 8 1 ) Na+ ( 2 8 ) + e
Mg ( 2 8 2 ) Mg2+ ( 2 8 ) + 2e
Ion positif terjadi Karena melepaskan electron. Jumlah proton pada ion tidak berubah.
4
S
9 F 2 7 7
17 Cl 2 8 7 7
35 Br 2 8 8 7 7
53 I 2 8 18 8 7 7
85 At 2 8 18 18 8 7 7
8 O 2 6 6
16 S 2 8 6 6
34 Se 2 8 18 6 6
52 Te 2 8 18 18 6 6
84Po 2 8 18 32 18 6 6
Jumlah electron valensi pada unsure golongan VIIA adalah 7 elektron sehingga cenderung
menerima 1 elektron untuk membentuk konfigurasi electron seperti unsure gas mulia
yang sesuai teori octet. Penerimaan 1 elektronoleh atom golongan VIIA membentuk
ionbnegatif bermuatan satu. Jumlah electron terluar golongan VIA adalah 6 elektron
sehingga cenderung menerima 2 elektron untuk membentuk konfigurasi electron seperti
unsure gas mulia yang sesuai teori octet. Penerimaan 2 elektron oleh atom golongan VIA
membentuk ion negative bermuatan 2. Contohnya sebagai berikut :
Cl ( 2 8 7 ) + e Cl- ( 2 8 8 )
S ( 2 8 6 ) + 2e S2- ( 2 8 8 )
Telah diketahui sebelumnya bahwa ikatan antara natrium dan klorin dalam narium klorida
terjadi karena adanya serah terima elektron. Natrium merupakan logam dengan reaktivitas
5
S
tinggi karena mudah melepas elektron dengan energi ionisasi rendah sedangkan klorin
merupakan nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan elektron yang tinggi. Apabila
terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom klorin akan menarik satu elektron natrium.
Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi ion negatif. Adanya ion positif dan
negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara atom sehingga terbentuk natrium klorida.
Pembentukan natrium klorida dapat digambarkan menggunakan penulisan Lewis sebagai
berikut:
Pembentukan NaCl
Ikatan ion hanya dapat tebentuk apabila unsur-unsur yang bereaksi mempunyai
perbedaan daya tarik electron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan
keelektronegatifan yang besar ini memungkinkan terjadinya serah-terima elektron.
Senyawa biner logam alkali dengan golongan halogen semuanya bersifat ionik. Senyawa
logam alkali tanah juga bersifat ionik, kecuali untuk beberapa senyawa yang terbentuk dari
berilium.
6
S