Anda di halaman 1dari 13

Nama : Nurul Fahmi

Nim : P07120118 028

Tingkat : II Regular A

MK : Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing : Dr. Dewi Marianthi, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR ( BBL )

A. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Aktivitas spontan, status terjaga yang terlihat (mengantuk, sadar
aktif, sadar diam, menangis), status tidur yang terlihat (tidur dalam,
tidur sebentar).
b.  Sirkulasi
Nadi apikal, bunyi jantung (murmur), warna kulit (kebiruan,
belang-belang, abu-abu), sianosis (lokasi, efek menangis),
haemoglobin, hematokrit.
c.  Integritas ego
Area umum dari masalah perhatian terhadap rangsang
(penglihatan, auditorium), kebiasaaan terhadap rangsang, perilaku
sosial/keinginan untuk digendong.
d.  Eliminasi
Bising usus, abdomen (utuh, lunak, masa), anus (paten, fisura, kista
pilonidal), mekonium keluar (waktu), urine (waktu pertama berkemih,
jumlah/frekuensi, warna).
e. Makanan/cairan
Berat badan, panjang badan, kulit (lembab/kering, turgor), fontanel
(normal, tertekan), kekuatan refleks (menghisap, menelan), muntah.

1
f. Neurosensori
Tingkat kesadaran, respons terhadap rangsang, menangis
(kekuatan, karakter), respons pendengaran dan pengelihatan, tonus
otot, refleks.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Observasi (tidak dites untuk) respons terhadap rangsang nyeri :
gelisah, iritabilitas, menangis konstan.
h. Pernapasan
APGAR skor 1 menit dan 5 menit, frekuensi pernapasan, bunyi
napas, pernapasan cuping hidung,
i. Keamanan
Tipe kelahiran, suhu, kulit (tekstur, lembab/kering, warna, verniks
kaseosa,), tali pusat (jumlah pembuluh, warna, perdarahan, eksudat,
hernia, navel kutis), klavikula (utuh, ikatan/krepitasi/lokasi),
ekstremitas (kesamaan panjang, jumlah jari), spinal (lurus,
melengkung).
j. Seksualitas
Payudara (jarak, diameter areola), genitalia wanita (labia mayor
lebih besar dari labia minor, kemerahan, bengkak, perdarahan),
genitalia pria (skrotum ada rugae, bengkak, testis turun).

B. Pemeriksaan fisik
Pengkajian atau pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan secara
menyeluruh. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari
prosedur perawatan bayi segera setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan
untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dan untuk memastikan bayi dalam
keadaan normal atau mengalami penyimpangan.
a. Pengukuran
1. Lingkar kepala
Lingkar kepala diukur mulai dari bagian depan kepala
(diatas alis/area frontal) dan area oksipital. Lingkar kepala

2
normalnya 32-36,8 cm. Apabila lingkar kepala lebih kecil dari
pada lingkar dada dicurigai adanya mikrosefalus. Jika lingkar
kepala 4 cm lebih besar dari lingkar dada atau tetap menetap atau
bertambah meningkat selama beberapa hari, maka harus dicurigai
adanya hidrosefalus.
2. Lingkar dada
Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30-33 cm.
Sekitar 2 cm lebih kecil daripada lingkar kepala. Pengukuran tepat
dilakukan pada garis buah dada. Bila lingkar kepala <30 cm perlu
dicurigai adanya prematur.
3. Panjang badan
Panjang badan yang diukur dari puncak kepala sampai
tumit, pada bayi cukup bulan normalnya adalah 45-55 cm. Bila
panjang badan <45 cm atau >55 cm perlu dicermati adanya
penyimpangan kromosom.
4. Berat badan
Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram.

b. Pengukuran tanda-tanda vital


1. Suhu/temperature
Sebaiknya mengukur temperatur melalui aksila, karena
mengukur temperatur melalui rektum dapat menyebabkan perforasi
pada mukosa. Temperatur normal adalah 36,5-37,2°C.
2. Pernafasan
Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari kelahiran,
Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir adalah berkisar 30-60
x/menit, pengukuran dilakukan selama 60 detik (1 menit).
Pengukuran dilakukan dengan menghitung 60 detik penuh untuk
mendeteksi ketidakteraturan dalam kecepatan. Kecepatan
pernafasan dipengaruhi seperti menangis. Bila tidak terjadi
pernafasan yang teratur menunjukan suatu kelainan yaitu asfiksia.

3
3. Nadi
Denyut nadi normal pada bayi baru lahir adalah 110-160
x/menit. Pengukuran juga dilakukan dengan menghitung selama 60
detik.

c. Kondisi Umum
Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum meliputi :
1. Keadaan umum : Kesadaran dan keaktifan
2. Kulit    : Pada bayi baru lahir kulit tampak berwarna
merah. Observasi warna kulit bayi dalam hubungannya dengan
perubahan aktifitas, posisi dan temperatur. Pada umumnya bayi
akan memerah jika dia menangis , penurunan temperatur dapat
meningkatkan derajat sianosis karena vasokontriksi. 

d. Pemeriksaan bagian tubuh (pemeriksaan fisik)


1. Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput
succedaneum, cephal hematome, hidrosepalus.
2. Mata
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran efikantus), kesimetrisan,
bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva.
3. Telinga
Kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta
adanya gangguan pendengaran.
4. Hidung
Bentuk hidung, pola pernafasan, kebersihan
5. Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum,
bercak putih pada gusi, refleks menghisap, ada labio/palatoskisis.
6. Leher

4
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan,
kelainan tiroid.
7. Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
8. Dada
Bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu, gangguan
pernafasan, auskultasi bunyi jantung,  dan pernafasan.
9. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali
pusat, dinding perut dan adanya benjolan, gastroskisis, omfalokel,
bentuk simetris/tidak, palpasi hati, ginjal.
10. Genetalia
Kelamin laki-laki: skrotum sudah turun, urifisium uretra diujung
penis (fimosis, hipospadia/epispadia).
Kelamin perempuan: labia mayora, labia minora, orifisium vagina,
orifisium uretra, sekret dan lain-lain.
11. Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari (sindaktili, polidaktili)
12. Anus
Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya atresia ani.
13. Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis,
pembengkakan, spina bifida.
14. Pemeriksaan kulit
Verniks caseosa, lanugo, warna, udema, bercak tanda lahir, memar.

e. Refleks pada bayi baru lahir


Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan
tanpa disadari pada bayi normal.

5
C. Penatalaksanaan
1. Hindarkan bayi dalam keadaan terbuka tanpa perlindungan,
membungkus bayi dengan perenel dan baju.
2. Tempatkan bayi dalam box yang menggunakan lampu
3. Observasi suhu tubuh bayi tiap 4 jam
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
5. Ganti balutan tiap hari
6. Ganti popok tiap kali bayi BAB & BAK
7. Bersihkan bayi tiap habis BAB

D. Analisa data

No Data Etiologi Problem


.
1. DS : Sekresi berlebihan Ketidakefektifan pola
 Keluarga pasien atau kental nafas
mengatakan bahwa pasien
tidak bisa bernafas dengan
lancar
DO :
 Pasien tampak mengalami
sesak
 RR : 65 x/m
2. DS : Obstruksi jalan Ketidakefektifan
 Keluarga pasien nafas bersihan jalan nafas
mengatakan bahwa pasien
kesulitan dalam bernafas
DO :
 Pasien tampak kesulitan
dalam bernafas
3. DS : Perubahan suhu Hipotermia
 Keluarga pasien tubuh

6
mengatakan bahwa pasien
tidak mau menyusui
DO :
 Pada kulit pasien tampak
bintik-bintik kemerahan
 Suhu : 36,0
4. DS : Faktor lingkungan Risiko infeksi
 Keluarga pasien dan tali pusat
mengatakan pasien tanpa basah
lesu
DO:
 Kulit pasien tampak
kekuningan
 HR : 200 x/menit

E. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Hipotermia
4. Risiko infeksi

F. Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


. keperawatan kriteria hasil
1. Ketidakefektifan Setelah 1. Observasi adanya pucat dan 1. Sianosis
pola nafas dilakukan sianosis menunjukkan
tindakan adanya
keperawatan gangguan pada
selama 2x24 pernafasan
jam, 2. Auskultasi bunyi nafas, perhatika BBL
diharapkan n area penurunan/tidak adanya 2. Mengetahui

7
pola nafas ventilasi dan adanya bunyi nafas adanya kelainan
BBL kembali tambahan dalam
efektif, dengan pernafasan
kriteria hasil : BBL
 Kemudahan
bernafas
dan
kedalaman
inspirasi
 Ekspansi
dada
simetris
 Tidak ada
penggunaan
otot bantu
pernafasa n
2. Ketidakefektifan Setelah 1. Kaji keefektifan pemberian 1. Mengevaluasi
bersihan jalan dilakukan oksigen dan perawatan yang lain keberhasilan
nafas tindakan terapi yang
keperawatan diberikan
selama 2x24 2. Auskultasi bagian dada anterior 2. Bunyi tambahan
jam, dan posterior untuk mengetahui seperti ronchi
diharapkan adanya penurunan atau tidak mengindikasika
BBL adanya ventilasi dan adanya n adanya secret
menunjukkan bunyi tambahan yang
keefektifan menyumbat
jalan nafas, jalan nafas
dengan kriteria
hasil : 3. Jelaskan pada BBL dan keluarga 3. Meningkatkan
 BBL tentang penggunaan peralatan : pemahaman
mudah O2, suction dan inhalasi keluarga

8
untuk
bernafas
 Kegelisaha
n, sianosis,
dan
dyspnea
tidak ada
 RR dalam
batas
normal

3. Hipotermia Setelah dilakukan 1. Pantau suhu paling sedikit 1. Suhu tubuh bayi
tindakan setiap 2 jam, sesuai baru lahir mudah
keperawatan kebutuhan mengalami
selama 2x24 jam, penurunan
diharapkan 2. Ajarkan indikasi hipotermia 2. Pemahaman tentang
hipotermia tidak dan tindakan kedaruratan kondisi hipotermi
terjadi, dengan yang diperlukan sesuai dapat mencegah
kriteria hasil : dengan kebutuhan terjadinya hipotermi
 BBL 3. Selimuti bayi segera setelah 3. Mencegah kehilang
menunjukkan dilahirkan panas
termoregulasi
neonates
(keseimbangan
antara panas
yang
dihasilkan,
peningkatan
panas, dan
kehilangan

9
panas selama
periode
neonates)
4. Resiko Infeksi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda/gejala I feski 1. Mengetahui tanda
tindakan (missal suhu tubuh, denyut infeksi secara dini
keperawatan jantung, pembuangan, memungkinkan
selama 2x24 jam, penampilan luka, sekresi, pencegahan
diharapkan resiko penampilan urin, suhu kulit, terhadap
infeksi tidak lesi kulit, keletihan, malaise).
menjadi actual, 2. Kaji factor yang 2. Factor pemberat
dengsn kriteria meningkatkan serangan reaksi dapat
hasil : (misal usia lanjut, tanggap mengakibatkan
 BBL bebas dari imun rendah, dan mal nutrisi) infeksi berkembang
tanda dan lebih cepat
gejala infeksi
 Jumlah leukosit 3. Ajarkan keluarga BBL teknik 3. Cuci tangan
dalam batas mencuci tangan yang benar dengan benar dapat
normal mencegha
 Status imun, tranmisis organism
gastrointestinal
, genitourinaria
dalam batas
normal

G. Implementasi

No. Diagnosa keperawatan Implementasi


1. Ketidakefektifan pola nafas 1. Observasi adanya pucat dan sianosis

10
2. Melakukan auskultasi bunyi nafas, perhatikan area
penurunan/tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi
nafas tambahan
2. Ketidakefektifan bersihan 1. Mengkaji keefektifan pemberian oksigen dan
jalan nafas perawatan yang lain
2. Melakukan auskultasi bagian dada anterior dan
posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau
tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan
3. Memberikan promosi kesehatan tentang penggunaan
peralatan : O2, suction dan inhalasi pada keluarga
3. Hipotermia 1. Memantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai
kebutuhan
2. Memberikan promosi kesehatan tentang indikasi
hipotermia dan tindakan kedaruratan yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan
3. Menyelimuti bayi segera setelah dilahirkan
4 Risiko infeksi 1. Memantau tanda/gejala I feski (missal suhu tubuh,
. denyut jantung, pembuangan, penampilan luka,
sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit,
keletihan, malaise).
2. Mengkaji factor yang meningkatkan serangan
reaksi(misal usia lanjut, tanggap imun rendah, dan
mal nutrisi)
3. Memberikan promosi kesehehatan kepad keluarga
BBL teknik mencuci tangan yang benar

H. Evaluasi

No. Tanggal dan Diagnosa keperawatan Perkembangan


waktu
1. Ketidakefektifan pola S : Keluarga pasien mengatakan sudah

11
nafas bisa bernafas dengan normal
O : Pasien sudah tidak mengalami sesak
lagi
RR : 40 x/menit
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervesi dihentikan
2. Ketidakefektifan bersihan S : Keluarga pasien mengatakan sudah
jalan nafas bisa bernafas dengan mudah
O : Pasien sudah bisa bernafas dengan
normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4. Hipotermi S : Keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien sudah mau menyusui
O : Pasien tampak tidak terdapat lagi
bintik bintik kemerahan pada
kulitnya
Suhu : 36,5
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi terhentikan
5. Risiko infeski S : Keluarga pasien mengatakan pasien
tidak tampak lesu lagi
O :Kulit pasien tidak tampak lagi
kekuningan
HR : 110 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi terhentikan

12
13

Anda mungkin juga menyukai