Anda di halaman 1dari 9

Disusun Oleh :

Nama : Oktavianus Pandu Adi Utama

Nim : 1615150012

A. Lalat (Musca domestica)

Klasifikasi Lalat :

Kingdom                              :     Animalia


Sub kingdom                        :     Invertebrata
Filum                                    :     Arthropoda
Kelas                                    :     Insecta
Ordo                                     :     Diptera
Familia                                 :     Muscidae
Genus                                   :     Musca
Spesies                                 :     Musca domestica
Deskripsi Lalat :

Terdapat lebih dari 60 spesies lalat dalam genus Musca, yang paling
dikenal yaitu Musca domestica atau lalat rumah, yang tersebar di seluruh dunia
dan terbagi dua dalam subspesies (Musca domestica curviforceps dan Musca
domestica calleva). Lalat rumah memiliki ukuran tubuh yang panjangnya 6-9 mm
dan memiliki berbagai macam warna dari yang hitam hingga abu-abu gelap.
Mereka memiliki empat broadish dorsal yaitu garis gelap pada toraks. Antenanya
terdiri dari tiga segmen, segmen terakhir mempunyai ukuran yang lebih besar
yang berbentuk silinder dan memiliki rambut prominent, yang biasa disebut arista,
arista ini memiliki rambut di kedua sisinya. Antena ini tersembunyi di bagian
depan kepala yang sangat sulit terlihat. Mulut dari lalat atau probosis memiliki
fungsi dalam menghisap cairan makanan. Tetapi ketika probosis ini tidak
digunakan, maka akan dimasukkan kedalam kapsul kepala. Pada ujung dari
probosis terdapat pseudotrachea yang dapat menghisap cairan makanan. Sayap
dari lalat rumah memiliki pembuluh darah yang saling berhubungan. Ciri dari
sayap ini dapat membedakannya dengan jenis spesies Musca lainnya (Service
1996). Pada setiap tiga pasang kaki lalat terdapat sepasang cakar dan sepasang
fleshy pad-like di tiap ujungnya yang disebut pulvili. Pada pulvili terdapat rambut
perekat sehingga lalat dapat hinggap di permukaan yang licin, dan juga dapat
membawa kotoran maupun bakteri yang patogen.

Setiap Musca domestica betina dapat menghasilkan 75-120 butir telur


dalam satu kali bertelur. Telur diletakkan pada bahan-bahan organik yang lembab
(sampah, kotoran binatang dan lain-lain) atau pada tempat yang tidak langsung
terkena sinar matahari. Telur lalat berwarna putih dan berukuran 1-1,2 mm, telur
dapat menetas menjadi larva setelah 6-12 jam. Larva lalat memiliki 11 segmen
tubuh dengan kepala yang kecil. Diujung kepala terdapat sepasang mulut yang
terlihat seperti garis hitam diantara integumen kepala dan segmen pertama dari
thoraks. Larva lalat memakan cairan dari pembusukan bahan organik. Larva lalat
memiliki 3 tahap instar. Larva yang baru menetas, disebut larva instar 1 berukuran
panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan rakus
terhadap makanan, setelah 1-4 hari melepas kulit menjadi instar 2. Pada tahap
instar 2, larva memiliki ukuran dua kali dari instar 1, setelah 1-2 hari maka kulit
akan mengelupas dan berubah menjadi larva instar 3. Larva instar 3 memiliki
ukuran 12 mm atau lebih, tahapan ini berlangsung selama 3 sampai 9 hari hingga
menjadi lalat dewasa. Pertumbuhan larva bergantung pada tingkat ketersediaan
makanan maupun suhu lingkungan. Temperatur yang ideal untuk pertumbuhan
larva pada kisaran suhu 30-35 oC. Stadium larva dapat terjadi sekitar 3-5 hari.
Pada kondisi lingkungan yang buruk dapat mencapai 7-10 hari, sedangkan pada
cuaca yang dingin dapat mencapai 24 hari. Jika habitat larva terlalu kering maka
mereka akan mati, tapi jika terlalu basah maka larva akan tenggelam.
B. Nyamuk (Aedes aegypti)

Klasifikasi nyamuk :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Uniramia
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Subordo : Nematosera
Familia : Culicidae
Sub family : Culicinae
Tribus : Culicini
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti L

Deskripsi Nyamuk :

Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu mengalami perubahan


bentuk morfologi selama hidupnya dari stadium telur berubah menjadi stadium larva
kemudian menjadi stadium pupa dan menjadi stadium dewasa. Aedes aegypti dewasa
berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran nyamuk rumah (Culex
quinquefasciatus), mempunyai warna dasar yang hitam dengan bintik putih pada bagian
badannya terutama pada bagian kakinya.

Sruktur Tubuh Nyamuk Aedes aegypti

1. Kepala, toraks, dan abdomen berbatas jelas


2. Mempunyai sepasang antena
3. Sepasang sayap selaput melekat pada segmen toraks yang kedua,
pasangan sayap lainnya berubah bentuk menjadi alat keseimbangan
4. Mulut berfungsi untuk mengisap
5. Abdomen terdiri dari 10 segmen

Nyamuk Aedes aegypti mempunyai 3 bagian tubuh yaitu kepala, toraks


dan abdomen. Bentuk badan yang kecil, berwarna hitam belang-belang putih pada
ruas tubuhnya. Terutama pada kakinya dan dari bentuk morfologinya yang khas
dikenal sebagai nyamuk yang mempunyai gambaran lira (lyre forum) yang putih
di punggung atau toraksnya.

Eksoskeleton serangga tersusun atas tiga lapisan meliputi lapisan


pelindung, epikutikula tempat disintesisnya protein dan prokutikula yang
merupakan tempat disintesisnya kitin. pada umumnya 80% komponen
eksoskeleton serangga tersusun atas senyawa kitin.

Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna


(Holometabola), yaitu telur membutuhkan waktu 1-2 hari untuk menetas menjadi
larva, setelah itu larva menjadi pupa dalam waktu 5-7 hari, dari pupa hingga
imago (nyamuk dewasa) membutuhkan waktu 1-2 hari. Selama masa bertelur,
seekor nyamuk betina mampu meletakkan 100-400 butir telur. Biasanya, telur-
telur tersebut diletakkan di bagian yang berdekatan dengan permukaan air, seperti
di bak yang airnya jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah.
C. Semut Merah/ Semut Api (Solenopsis invicta)

Klasifikasi Semut Merah


Kingom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hymenoptera
Sub ordo : Apokrita
Famili : Formicidae
Sub famili : Vespoidea
Genus : Solenopsis
Spesies : Solenopsis invicta

Deskripsi Semut Api


Semut api merujuk kepada semut yang bewarna merah dan mampu mengigit makhluk
hidup lain. Tubuh semut api terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan
metasoma (perut). Morfologi semut api cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang
juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut yang berhubungan ke tangkai
semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan
daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole
yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga
abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut api memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan
perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot. Menurut Tarumingkeng (2001)
bahwa, semut api memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk
sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Pada kepala semut api terdapat banyak organ
sensor. Semut api memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih
kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga
oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Semut
api umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan ada yang buta. Pada kepalanya juga
terdapat sepasang antena yang membantu semut api mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena
ini juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang
dikeluarkan. Selain itu, antena semut api juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi
segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala juga terdapat sepasang
rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek,
membangun sarang, dan untuk pertahanan.
Di bagian dada semut api terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat
semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian
besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap.
Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut
yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap. Di bagian metasoma
(perut) semut api terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi.
Semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk
melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya.
D. Kumbang Pusaran (Chlaenius amplipennis)
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Subordo : Adephaga
Familia : Carabidae
Genus : Chlaenius
Species : Chlaenius amplipennis
Deskripsi Kumbang Pusaran
Kumbang adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti
kebanyakan spesies serangga. Ordo Coleoptera, diambil dari kata coeleos yang berarti
seludang dan pteron yang berarti sayap, maka dapat disimpulkan Coleoptera adalah
serangga yang memiliki seludang pada sayapnya. Empat puluh persen dari seluruh
spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih
sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak
diuraikan, antara 5 dan 8 juta.
Kumbang memiliki sayap depan yang keras, tebal dan merupakan penutup bagi
sayap belakang dan tubuhnya. Sayap depan disebut elitron. Ketika terbang sayap depan
kumbang tidak berfungsi hanya sayap belakang yang digunakan untuk terbang. Sayap
belakang berupa selaputdan pada waktu istirahat dilipat dibawah elitra. Tipe alat mulut
kumbang yaitu tipe penggigit dan pengunyah, kumbang juga memiliki kepala yang bebas
dan kadng memanjang ke depan atau ke bawah sehingga berubah menjadi moncong.
Kumbng memiliki mata majemuk (facet) besar, tanpa mata tunggal (ocellus). Abdomen
memiliki 10 ruas dan pada daerah sternum ruas-ruas ersebut tidak semua terlihat. Pada
kumbang jantan, protoraks dan mandibula kerapkali membesar dan digunakan unuk
berkelahi.
Kumbang dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi
di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan
dengan berbagai cara. Mereka sering makan tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan
binatang dan tumbuhan, dan memangsan invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa
berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis tertentu merupakan hama agrikultur,
seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas
Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang
mungbean atau cowpea Callosobruchus maculatus, spesies kumbang lainnya adalah
kotrol penting hama agrikultur. Seperti contoh, coccinellidae ("ladybirds" atau "kumbang
tutul") yang mengkonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga penghisap tanaman
lainnya yang menyebabkan kerusakan panen tanaman.

E. Belalang Kayu (Valanga nigricornis)


Klasifikasi Belalang Kayu

Kingdom  : Animalia
Filum   : Arthropoda
Kelas    : Insecta
Ordo        : Orthoptera
Famili      : Acrididae
Genus     : Valanga
Spesies    : Valanga nigricornis
Deskripsi Belalang Kayu
Belalang kayu ini memiliki bentuk tubuh yang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala,
dada ( thorak ) dan perut ( abdomen ). Belalang kayu juga memiliki 6 kaki yang bersendi, 2
pasang sayap, dan 2 antena. Kaki bagian belakang panjang yang digunakan untuk melompat
dengan jauh dan tinggi, sedangkan kaki bagian depan pendek digunakan untuk berjalan.
Belalang juga memiliki pendengaran yang tajam, meskipun tidak memiliki telinga. Alat
pendengar belalang ini hampir disebut dengan nama tympanum dan terletak pada abdmon ( perut
) dekat bagian sayap. Typnpanum ini berbentuk sebuah disk bulat besar yang terdiri dari
beberapa bagian prosesor dan memiliki syaraf uang digunakan untuk memantau getaran dari
udara.

Belalang kayu juga memiliki 5 mata ( 2 compound eye dan 3 ecelli ). Belalang kayu ini
termasuk hewan serangga yang bernafas menggunakan trakea, dan masuk kedalam kelompok
hewa berkerangka luas ( exoskeleton ). Belalang kayu dewasa betina memiliki ukuran lebih besar
dibandingkan dengan belalang jantan dewasa yaitu berkisar 58-71 mm sedangkan belalang
jantan dewasa berkisar 49-63 mm dengan berat tubuh rata – rata mencapai 2-3 gram.
Belalang ini banyak mengandung protein, mineral dan vitamin yang tinggi, sehingga
banyak masyarakatt mengkonsumsi belalang kayu ini dengan proses tertentu. Belalang ini dapat
dijadikan sebagai makanan ringan, makanan berbentuk sate, makanan menurunan lemak dan
bahkan bahan obat herbal dan alternatif untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Anda mungkin juga menyukai