Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL “EFFECTS OF BILATERAL PASSIVE RANGE OF

MOTION EXERCISE ON THE FUNCTION OF UPPER EXTREMITIES


AND ACTIVITIES OF DAILY LIVING IN PATIENTS WITH ACUTE
STROKE” DI PERUMAHAN TEGAL BESAR PERMAI 1
KABUPATEN JEMBER TAHUN 2020

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh
Arga Rifqi Addinda
NIM 192311101204

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Analisis Jurnal
Penulis 1. Hyun Ju Kim
2. Yaelim Lee
3. Kyeong-yae Sohng
Judul Effects of Bilateral Passive Range of Motion Exercise On The
Function of Upper Extremities and Activities of Daily Living In
Patients With Acute Stroke
Nama Jurnal, Journal of Physical Therapy Science
Edisi dan Tahun Vol 26 ed.1 2014
Latar Belakang Stroke menempati urutan ke tiga penyebab kematian dan
penyebab utama kecacatan (disability) pada masyarakat usia
lebih dari 70 tahun di Amerika Utara. Meskipun kemajuan
teknologi medis dan kesadaran kesehatan dimasyarakat baik,
kejadian stroke akut di Korea Selatan menempati urutan kedua
penyebab kematian pada tahun 2011. Lebih dari 90% dari
penderita stroke menderita berbagai gangguan, seperti
gangguan kesadaran, hemiplegia, dan menurun sensasi,
tergantung pada lokasi kerusakan diotak dan penyebabnya.

Hemiplegia disebabkan oleh stroke akut yang mengakibatkan


kekakuan, kelumpuhan, hilangnya kekuatan otot, dan
mengurangi rentang gerak atau range of motion (ROM) dan
fungsi ekstremitas atas, serta berdampak negatif pada
kehidupan sehari-hari atau Activity Daily Living (ADL) seperti
makan, berpakaian, dan mencuci. Melemahnya salah satu
ekstremitas atas mengakibatkan nyeri secara fisik, edema pada
ekstremitas atas, dan kontraktur sendi yang terjadi akibat
kurang gerakan. Oleh karena itu, pentingnya pemberian terapi
dan exercise training dengan prosedur yang tepat sangat
dibutuhkan dalam meningkatkan ADL dan menjaga fungsi
ekstremitas atas pasien stroke akut.
Tujuan Untuk mengevaluasi efek dari bilateral passive range of
motion exercise pada fungsi ekstremitas atas dan dampaknya
pada aktivitas sehari-hari pasien dengan stroke akut.
Metodologi Sebanyak 37 pasien stroke akut di unit perawatan intensif,
dibagi dalam kelompok eksperimen (n = 19) dan kelompok
kontrol (n = 18). Kelompok eksperimental diberikan terapi
bilateral passive range of motion exercise dua kali sehari,
selama 4 minggu, pada kelompok kontrol dilakukan berbagai
latihan gerak dengan proporsi yang sama selama 2 minggu.
Fungsi ekstremitas atas (edema, rentang gerak), dan aktivitas
sehari-hari dari kedua kelompok diukur sebelum dan pada
empat minggu setelah intervensi.
Hasil Penelitian ini dilakukan pada 2 kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok
eksperimen, bagian pergelangan jari pada sisi yang terkena
menurun, dari 73,3 mm pada pretest menjadi 69,2 mm pada 2
minggu dan 65,9 mm pada 4 minggu, dimana sebagai
kelompok kontrol menunjukkan peningkatan dari 73,7 mm
pada pretest, hingga 77,6 mm pada 2 minggu dan 77,9 mm
pada 4 minggu. Perubahan setelah 4 minggu, penurunan 7,4
mm pada kelompok eksperimen dan peningkatan 4,2 mm pada
kelompok kontrol, berbeda antara kedua kelompok, dan aspek
yang dapat berubah antara kedua kelompok dalam hal waktu
menunjukkan tindakan timbal balik. Lingkaran pergelangan
tangan menurun dari waktu ke waktu dalam kelompok
eksperimen, dari 171,6 mm pada pretest menjadi 17,4 mm pada
2 minggu dan 163,7 mm pada 4 minggu, sementara itu
meningkat seiring waktu pada kelompok kontrol, dari 173,8
mm menjadi 180,5 mmm pada 2 minggu dan 180,5 mm pada 4
minggu setelah tes.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat
perbedaan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen menunjukkan adanya penurunan
yang signifikan pada kejadian edema ekstremitas atas
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian juga
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam rentang
gerak, fungsi ekstremitas atas, dan aktivitas sehari-hari
kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Pembahasan Stroke adalah istilah umum yang mengacu pada penyakit
serebrovaskular yang disebabkan oleh pasokan yang tidak
teratur dari darah ke otak, dan kebanyakan pasien stroke
mengalami kelumpuhan, terutama di ekstremitas atas
pemulihan neurologis pasca stroke biasanya terjadi pada bulan
pertama, dan fungsional pemulihan ulang berlangsung pada
kecepatan yang lebih lambat, terjadi antara 6 dan 12 bulan
setelah kejadian stroke yang, meskipun pemulihan kembali
penuh dari ekstremitas atas yang terkena seringkali tantangan
kelemahan karena atau kekakuan, serta mengurangi kapasitas
rotasi dari batang tubuh, yang membatasi mobilitas bagian
tubuh lain atau menimbulkan rasa sakit. Dalam penelitian ini,
menerapkan latihan ROM untuk pasien stroke bergerak dalam
kelompok eksperimen, yang rentan terhadap peningkatan
edema karena darah terbatas dan sirkulasi getah bening, dalam
waktu 72 jam dari diagnosis mereka mengakibatkan penurunan
tingkat edema yang diukur pada 2 dan 4 minggu. Di sisi lain,
pasien dalam kelompok kontrol yang memulai latihan remedial
2 minggu setelah diagnosis mereka menunjukkan tingkat yang
lebih tinggi dari edema, yang tinggal dikisaran tinggi bahkan
setelah latihan remedial. Hal ini menunjukkan efektifitas
penerapan latihan ROM segera setelah diagnosis stroke akut.
Penelitian ini mengamati bahwa lingkar jari-jari menurun
selama 4 minggu, yang lebih lama dari durasi 2 minggu yang
digunakan dalam studi sebelumnya. Menurut hasil penelitian
ini, lingkar jari, pergelangan tangan, dan siku di sisi
terpengaruh pada pasien kelompok eksperimen menurun secara
konsisten, sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan
penurunan yang signifikan pada paruh kedua dari masa studi,
antara minggu 2 dan 4 mempertimbangkan penelitian
sebelumnya yang menyimpulkan lesi otak dapat mempengaruhi
sisi yang sama dari tubuh, dari supinasi meningkatkan jumlah
nyeri bahu. Latihan ROM seperti yang ditunjukkan dalam
penelitian ini adalah signifikan secara klinis.
Implikasi dalam Intervensi terapi bilateral passive range of motion exercise ini
keperawatan dapat dilakukan dan diterapkan juga dikembangkan di dunia
keperawatan. hal tersebut dikarenakan terapi ini dapat
meminimalkan efek samping yang akan terjadi pada pasien
stroke seperti edema ekstremitas atas dan dapat meningkatkan
rentang gerak, fungsi ekstremitas atas serta meningkatkan
aktivitas sehari-hari pasien stroke.
Aplikasi di Terapi latihan rerntang gerak ini memiliki pengaruh untuk
Indonesia menurunkan tekanan darah seseorang namun tidak dalam
jangka panjang dan mencegah efek samping dari hipertensi
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai