Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN DAILY SPIRITUAL EXPERIENCE DENGAN KEJADIAN

DEPRESI PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI KABUPATEN


JEMBER

Penulis: Aris Munandar, Grysha Viofananda Agung Kharisma Ade, Latifa


Aini Susumaningrum
Fakultas Keperawatan Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember
Email Penulis: suripnardi@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan:
Metode:
Hasil:
Pembahasan:
Kesimpulan dan Saran:
Kata Kunci:

ABSTRACT
Introdution
Method
Results
Discussion
Conclusions
Keywords
Pendahuluan

Pesatnya pertumbuhan populasi Lanjut usia (Lansia) di seluruh dunia


membuat pergeseran demografis yang menghadirkan tantangan bagi profesional
kesehatan untuk memaksimalkan kapasitas fungsional pada lansia (); mengingat
dengan segala penurunan fungsi organnya lansia dapat mengalami berbagai
penyakit degeneratif seperti hipertensi. Chamberlain (2019), 78,2% lansia
menderita penyakit tersebut; dan di Indonesia angka hipertensi terjadi pada
kelompok usia 55-64, 65-74, lebih dari 75 tahun berurutan sebesar 45,9%, 57,6%,
63,8% (Susanto, Rasny, Susumaningrum, Yunanto, & Nur, 2019). Jelas, faktanya
bahwa kejadian hipertensi terus meningkat seiring bertambahnya usia.
Data Department of Economic and Social Affairs (2017), 2,6% lansia
meninggal karena penyakit hipertensi sedangkan di Indonesia, hipertensi menjadi
penyakit paling menonjol sebesar 57,6% pada lansia (Sekeon, Kalesaran, & D.
Kandou, 2017). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2018) melaporkan bahwa
sekitar 1.828.669 penduduk terdiagnosis hipertensi. Berdasarkan studi penelitian
di wilayah Kabupaten Jember oleh Wulandari (2019) terdapat 141 lansia tinggal
di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jember,
hasil yang didapatkan sebanyak 93 lansia mengalami hipertensi.
Penelitian Duarte et al. (2016) mengidentifikasi bahwa kehadiran
morbiditas terutama hipertensi pada lansia dapat mempercepat munculnya
kelemahan, hal ini terjadi karena perubahan kesehatan lansia yang membuat tubuh
untuk menggunakan sumber daya yang tersedia dan menyebabkan menipisnya
cadangan organik tubuh, bertambah parah dengan adanya akumulasi radikal bebas
yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh terutama pada otak. Pada
otak, terjadi hilangnya neuron secara progresif dan menipisnya neurotransmiter
sering dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif, hilangnya kontrol kandung
kemih secara bertahap, atrofi otot ekstensor yaitu quadriceps femoris yang
menyebabkan masalah gaya berjalan, berkurangnya serotonin berkontribusi pada
gangguan suasana hati hingga lansia menarik diri dan mengalami penurunan nafsu
makan(Knight & Nigam, 2017; Manini, Hong, & Clark, 2013). Lebih lanjut,
setelah periode ketidakaktifan fisik maka hilangnya kekuatan yang signifikan pada
otot dalam mempertahankan postur memungkinkan ketidakstabilan ketika lansia
mulai bergerak kembali, dan ketergantungan melakukan kegiatan, dalam hal ini
dapat menyebabkan status kesehatan lansia menjadi buruk, sehubungan dengan itu
lansia mengkonsumsi obat-obatan(Knight, Nigam, & Jones, 2018, 2019; Sorond
et al., 2015) dalam hal ini dapat memperburuk masalah kesehatan lansia seperti
peningkatan risiko jatuh, patah tulang pada lansia terutama tulang pinggul,
disabilitas, hilangnya kemandirian, rawat inap, bahkan kematian atau yang biasa
disebut sindrom lansia lemah. Oleh karena itu perlunya memiliki pemahaman
yang lebih baik mengenai sindrom lansia lemah pada lanjut usia hipertensi supaya
dapat mengidentifikasi tanda dan gejala sejak dini dan menerapkan intervensi
untuk mencegah cedera. Mengingat ulasan diatas, maka peneliti dapat menarik
rumusan masalah yaitu hubungan daily spiritual experiencce dengan kejadian
depresi pada lansia dengan hipertensi di Kabupaten Jember dengan tujuan untuk
menganalisis hubungan antar kedua variabel.

Metodologi

Survey Method; Cross Sectional; 178 partisipan; Alat ukur: DSES (Var.
Independen) & GDS (Var. Dependen); Waktu 04 – 18 Mei 2020. Pembagian tim
serveyor berdasarkan wilayah tempat tinggal dengan pemilihan partisipan yang
memenuhi kriteria inkulsi yakni: 1) Lansia berusia lebih dari 60 tahun; 2) Lansia
memiliki riwayat hipertensi; 3) Menandatangani informed consent. Kriteria
eksklusi termasuk: 1) ............................... Etika penelitian telah disetujui
bersamaan dengan surat tugas

Hasil

1. Karateristik Partisipan
2. Daily Spiritual Experience pada Lansia dengan Hipertensi di Kabupaten Jember
3. Kejadian Depresi pada Lansia dengan Hipertensi di Kabupaten Jember
4. Hubungan Daily Spiritual Experience dengan Kejadian Depresi pada Lansia
dengan Hipertensi di Kabupaten Jember

Pembahasan

1. Karateristik Partisipan
2. Daily Spiritual Experience pada Lansia dengan Hipertensi di Kabupaten Jember
3. Kejadian Depresi pada Lansia dengan Hipertensi di Kabupaten Jember
4. Hubungan Daily Spiritual Experience dengan Kejadian Depresi pada Lansia
dengan Hipertensi di Kabupaten Jember
Kesimpulan

Saran

Kepustakaan

Anda mungkin juga menyukai