Anda di halaman 1dari 7

RISIKO DEPRESI PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS

DI BANDA ACEH

THE RISK OF DEPRESION ON THE ELDERLY SUFFERING FROM DIABETES


MELLITUS IN THE BANDA ACEH

Senimaryani1; Khairani2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
email: enniusmar88@yahoo.com;khairani_ppk07@yahoo.com

ABSTRAK
Lansia dengan diabetes mellitus memiliki perasaan cemas yang berkepanjangan karena mengetahui bahwa
diabetes mellitus adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan memikirkan komplikasi yang akan terjadi
pada dirinya, sehingga lambat laun dapat terjadi depresi, ditandai dengan perasaan sedih, tidak semangat, dan
putus asa. Tujuan penelitian untuk mengetahui risiko depresi ditinjau dari usia dan jenis kelamin pada lansia di
wilayah kerja Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh. Jenis penelitian adalah deskriptif eksploratif
dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale (GDS), yang
terdiri dari 15 item pertanyaan. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara terpimpin. Pengumpulan
data dilakukan pada tanggal 25-30 Juni 2016. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah
sampel 58 orang lanjut usia yang menderita diabetes mellitus. Hasil penelitian ini didapatkan lanjut usia dengan
jenis kelamin perempuan (60,3%) paling banyak mengalami risiko depresi tingkat sedang (46,6%) dengan
kategori usia 75-90 (63,8%). Diharapkan kepada perawat Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh dapat
melakukan penilaian Geriatric Depression Scale secara berkala sebagai deteksi dini apakah lanjut usia tersebut
berisiko mengalami depresi sehingga dapat ditangani lebih cepat.

Kata kunci: Lansia, Depresi, Diabetes Mellitus


ABSTRACT
The elderly suffering from diabetes mellitus has proglonged anxiety because they know that diabetes mellitus is
an incurable disease and think of the complications that could happen so that eventually it may occur depression
which is characterized by feeling of sadness,not excited and despair. The aim of the study was to determine the
risk of depression regarding age and gender of the elderly in Community Health Center (Puskesmas) of
Kopelma Darussalam, Banda Aceh. The type of research was descriptive exploratory with a cross-sectional
design. This study used a Geriatric Depression Scale (GDS) questionnaire, consisting of 15 items of questions.
The data were collected on 25th to 30th June 2016 by using guided interview. The sampling technique used was
total sampling with a sample of 58 elderly people suffering from diabetes mellitus. The result of this study
showed that the female elderly (60,3%) had most at risk of moderate depression (46,6%) with category ranging
75 to 95 years old (63,8%). It is expected that the nurses of Puskesmas of Kopelma Darussalam, Banda Aceh,
can assess Geriatric Depression Scale regularly as early detection whether the elderly is at risk of depression or
not, so it can be dealt with further action.

keywords: Elderly, Depression, Diabetes mellitus

1
PENDAHULUAN berkepanjangan karena membayangkan
Masa lanjut usia (lansia) merupakan komplikasi yang akan dideritanya. Keadaan
siklus akhir tahap kehidupan manusia. Masa seperti ini lambat laun akan berdampak buruk
lanjut usia ini identik dengan keadaan individu pada kesehatan fisik, psikologis, dan sosial.
yang ditandai adanya kegagalan untuk Gangguan ini akan berlanjut menjadi depresi
mempertahankan keseimbangan terhadap dan akan memperberat kesehatan penderitanya
kondisi stress fisiologis (Efendi & Makhfudli, (Widhiarsi, 2008). Lansia sering memikirkan
2009), dan kemampuan tubuh untuk tentang komplikasi yang akan dialaminya.
beradaptasi terhadap stress lingkungan Depresi lebih sering terjadi pada wanita,
(Pudjiastuti & Budi, 2003). Penurunan dibandingkan pria (Ismail, 2010).
kemampuan tubuh itu meliputi penurunan Diabetes Mellitus (DM) atau yang
fungsi fisik, mental, dan psikologis (Efendi & sering disebut orang awam dengan kencing
Makhfudli, 2009). manis merupakan masalah kesehatan utama di
Lansia merupakan seseorang yang dunia dan komplikasinya sering menyebabkan
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia masalah kesehatan yang serius. Prevelensinya
merupakan kelompok umur pada manusia meningkat dari tahun ketahun, sehingga
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase memerlukan perhatian yang lebih.Indonesia
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan menempati urutan ke-7 setelah Cina, India,
lansia ini akan mengalami suatu proses yang USA, dan Mexico yang memiliki jumlah
disebut aging process atau proses penuaan penderita diabetes mellitus terbanyak di dunia
(World Health Organization, 2010) (Papadopoulo, 2015).
Populasi penduduk manula di seluruh Abad ke 21 ditandai dengan ciri-ciri
dunia yang berusia 60 tahun keatas meningkat meningkatnya jumlah penduduk lansia dengan
lebih cepat dibandingkan kelompok usia sangat cepat. Peningkatan populasi lansia ini
lainnya. Peningkatan jumlah penduduk lansia terjadi di Negara berkembang dan Negara
mengindikasikan adanya keberhasilan maju. Saat ini di Negara berkembang, 7,5%
pembangunan dalam bidang kesehatan nya adalah lansia, sementara di Negara maju
terutama disebabkan meningkatnya angka proporsinya mencapai 18,3%, jumlah ini terus
harapan hidup yang berarti akan meningkatkan meningkat tiap tahunnya. Diprediksikan
jumlah penduduk lansia. Disisi lain bahwa pada tahun 2030 kelak jumlah lansia
peningkatan jumlah penduduk lanjut usia ini akan mencapai kira-kira 21% dari populasi
akan memberikan banyak konsekuensi bagi secara umum (Sundberget al., 2007).
kehidupannya. Konsekuensi tersebut dapat Fenomena menua pada penduduk (aging
menyangkut masalah kesehatan, ekonomi, population) dan peningkatan jumlah lansia di
serta sosial budaya yang cukup dari pola Indonesia juga terus terjadi seiring
penyakit sehubungan dengan proses penuaan, peningkatan jumlah angka harapan hidup dan
seperti penyakit degeneratif, penyakit diperkirakan jumlah populasinya mengalami
metabolic dan gangangguan psikososial peningkatan hingga 29 juta jiwa pada tahun
(Darmodjo, 2011 ) 2020 (11,4% populasi) (Bustan, 2007).
Penyakit metabolik tersebut salah Tahun 2013 Badan Pusat Statistik
satunya Diabetes Mellitus yang dapat (BPS) Indonesia mencatat bahwa jumlah
mengakibatkan berbagai komplikasi yang lansia yang ada di Indonesia sebesar
bersifat akut dan kronis. Komplikasi terjadi 62.078.335 jiwa atau sekitar 24% dari seluruh
karena tidak terkontrolnya glukosa didalam penduduk Indonesia (Kemenkes RI, 2014).
darah. Kaki diabetik merupakan salah satu Sebagai perbandingan pada periode waktu
komplikasi yang sering terjadi pada DM yang sama kenaikan dibeberapa Negara
(Maharani, 2014). Penderita diabetes sebagai berikut : Kenya 34%, Brazil 255%,
cenderung memiliki perasaan cemas yang India 242%, China 220%, Jepang 129%,

2
Jerman 66%, dan Swedia 33% (Kemenkes RI, 2005). Dalam perbandingan antara lansia dan
2014). orang dewasa muda, angka kecemasan pada
Berdasarkan data yang diperoleh lansia lebih rendah yaitu prevalensinya hanya
melalui Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh 5,5% (Sundberg et al, 2006).
2015 menyatakan bahwa jumlah lansia saat Kejadian depresi yang terus terjadi
ini, dengan rentang usia lebih dari 65 tahun dapat memperpendek harapan hidup,
mencapai 188.100 jiwa dan akan bertambah hambatan pada tugas-tugas perkembangan
setiap tahunnya, hal ini dibuktikan dengan lansia dan memperburuk kestabilan
peningkatan jumlah lansia pada tahun-tahun emosionalnya. Keadaan depresi yang tidak
sebelumnya sejak 2010-2014 (BPS Aceh, terdiagnosis cepat, akan menimbulkan
2015). Pada tahun 2013 didapatkan proporsi konsekuensi depresi lansia yang paling berat
DM di Indonesia sebesar 6,9% dan yaitu suicide ideation (pikiran bunuh diri)
diperkirakan jumlah berkisar 12 jutajiwa. Di (Stanley dan Beare, 2006).
Aceh sendiri, penderita yang telah didiagnosis Pada suatu penelitian terhadap lansia
menderita DM oleh dokter adalah 1,8% dan di Taiwan ditemukan bahwa angka bunuh diri
2,6% belum pernah didiagnosis menderita pada lansia usia 66-85 tahun mencapai 20%
DM, tetapi beberapa bulan terakhir telah dan di Jepang 14,6% (Hsiang-Lin et al., 2010).
mengalami gejala DM (Kemenkes RI, 2015). Lansia memiliki kecenderungan lima kali lebih
Berbagai masalah timbul pada masa besar untuk bunuh diri akibat depresi daripada
lansia. Masalah ini merupakan suatu efek usia muda dan hal ini perlu dipertimbangkan
penuaan yang mengakibatkan perubahan secara serius (Stanley dan Beare, 2006).
kesehatan fisik, keadaan sosial, dan psikologis. Pada suatu penelitian di Indonesia
Ketiga aspek tersebut menimbulkan efek lansia yang depresi akan mengalami
negatif pada lansia, termasuk kesehatan perubahan-perubahan fisik, psikologis dan
mentalnya. Gangguan mental yang dapat sosial yang terjadi mengakibatkan perasaannya
terjadi pada lansia antara lain depresi, menjadi tidak berharga, tidak berdaya, malu
kecemasan, dan demensia. Depresi adalah dengan kondisi fisik saat ini, murung, tidak
gangguan mental yang berkepanjangan atau napsu makan, dan perasaan bersalah (Depkes
bentuk dari kecemasan berat (Prasetyono, RI, 2008).

METODE

Jenis penelitian ini adalah deskriptif sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini
eksploratif yang mempunyai tujuan untuk adalah 58 orang lansia dan waktu
menemukan sesuatu yang baru berupa pengumpulan data dilakukan pada juni 2016.
pengelompokkan suatu gejala, yang bertujuan Pada penelitian ini peneliti
menggambarkan keadaan suatu fenomena. menggunakan metode wawancara terpimpin.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross Peneliti menggunakan kuesioner yang
sectional study, dimana objek penelitian mengacu pada tinjauan pustaka. Adapun
diukur atau dikumpulkan secara simultan kuisioner tersebut terdiri bagian A, merupakan
(dalam waktu yang bersamaan). data demografi yang terdiridari 2 pertanyaan
Populasi dalam penelitian ini adalah yang digunakan untuk mengukur karakteristik
keseluruhan lansia yang menderita diabetes responden yang terdiri dari, umur, jenis
mellitus di Puskesmas Kopelma Darussalam kelamin sedangkan bagian B merupakan
Banda Aceh berjumlah 58 orang dan kuesioner baku GDS (Geriatric Depresion
dilakukan dengan menggunakan metode total Scale) yang berisikan tentang depresi yang
sampling yaitu keseluruhan populasi dijadikan

3
berjumlah 15 pertanyaan dengan 2 pilihan keperluan analisis dengan menggunakan
jawaban (Ya atau Tidak). program computer. Proccessing data hasil
Data yang telah dikumpulkan diolah penilaian tiap-tiap variabel pada lembar
dengan caraEditing, Coding, Entry data observer dalam bentuk “kode” (angka atau
dimana pada langkah proses ini peneliti huruf) dimasukkan kedalam program atau
memasukkan data ke dalam computer untuk software komputer

HASIL
Pengumpulan data dilakukan 25 – 30 PEMBAHASAN
juni 2016.Dengan menggunakan metode Berdasarkan hasil analisa univariat
wawancara terpimpin dan alat ukur pada tabel 1 tentang gambaran risiko depresi
kuesioner.Pengumpulan data dilakukan di ditinjau dari usia pada lansia dengan penyakit
Wilayah Kerja Puskesmas Kopelma diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Darussalam Banda Aceh.Data demografi yang Kopelma Darussalam Banda Aceh, didapatkan
diteliti adalah umur dan jenis kelamin. bahwa dari 58 jumlah responden yang ikut
dalam penelitian diperoleh 37 lansia dengan
Tabel 1. Risiko Depresi ditinjau dari usia kategori usia 75-90 yang paling banyak yaitu
lansia (N=58) 63,8 % yang mengalami risiko depresi sedang
yaitu 46,6 %.
Usia Total
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
N Tingkat Elderly(60- Old(75- f % Maharaj tentang West Indian Medical Journal
o depresi 74) 90) (2008), di kota Augustine, Negara Trinidad
dan Tobago mendapatkan bahwa kelompok
f % f % f %
1 Tidak 2 3,4% 2 3,4% 4 6,9 umur 60-79 tahun 30,8% (Maharaj, 2008).
depresi % Menurut hasil penelitian oleh Asyiqin tentang
2 Ringan 7 12,1 1 20,7 19 32, Gambaran Sindroma Depressif pada penderita
% 2 % 8% diabetes mellitus (2011) di kota Medan, juga
3 Sedang 10 17,2 1 29,3 27 46,
% 7 % 6% sama yaitu paling banyak mengalami depresi
4 Berat 2 3,4% 6 10,3 8 13, sedang yaitu 60,2% dengan kelompok umur
% 8% 60-70 tahun yaitu 29,6%.
Total 21 35,2 3 63,8 58 100 Hasil penelitian ini sama dengan
% 7 % %
penelitian oleh Wang et al (2010) tentang
Differences In Prevalence And Risk Indicator
Tabel 2. Risiko Depresi Ditinjau Dari Jenis
Of Geriatric yang mendapatkan prevalensi
Kelamin
depresi lansia lebih tinngi pada perempuan
N Tingkat Jenis kelamin Total
o depresi 12,8% dibandingkan dengan laki-laki 7,8%.
Laki-laki Perempuan f %
f % F % Depresi pada perempuan lansia berhubungan
1 Tidak 3 5,2% 1 1,7% 4 6,9 dengan reproduksi misalnya kesuburan dan
depresi % menopause yang dapat mengubah moodpada
2 Ringan 6 10,3 13 22,4 1 32,
beberapa perempuan termasuk terjadinya
% % 9 8%
3 Sedang 1 17,2 17 29,3 2 46, depresi(Lubis, 2009)
0 % % 7 6% Penelitian ini didukung oleh peneltian
4 Berat 4 6,9% 4 6,9% 8 13, Campayo (2010, dalam Yuna, 2014) tentang
8% Depressive Disorder and Incidence Diabetes
Total 2 39,7 25 60,3 5 100 Mellitus dengan hasil umumnya lansia DM
3 % % 8 % mengalami tingkat gejala depresi terbanyak
adalah depresi dengan tingkatan sedang,
dengan besar proporsi penelitian 37,3%,

4
sedangkan pada penelitian Asyiqin (2011) peran sosial yang sering dikaitkan dengan sifat
gejala depresi terbanyak yang didapatkan dari lebih pasif, ketergantungan dan lebih sering
penelitiannnya juga dengan tingkatan depresi menunjukan ekspresi emosional dalam
sedang, yaitu sebesar 50%. menanggapi suatu masalah dibandingkan laki-
Penelitian ini juga didukung oleh laki.
Suyono (2006) kelompok umur terbanyak Hasil penelitian ini sama dengan
adalah 51-60 tahun, hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh (Ricardo, 2013),
teori faktor resiko pada penderita DM, bahwa dimana didapatkan 50,3% mengalami depresi
usia kerentanan seseorang menderita DM adalah perempuan. Hasil penelitian yang
adalah lebih dari 45 tahun dilakukan (Li-Yu, 2013) di Jepang
Menderita diabetes mellitus sangat mendapatkan 77,6% yang mengalami depresi
menentukan beban psikologis jangka panjang adalah perempuan, di sebabkan karena
atas seseorang dan keluarganya. Menyandang perempuan lebih sering mengalami depresi
diabetes dapat dilihat sebagai faktor resiko karena adanya pengaruh hormone dan
tambahan untuk mengembangkan problem fisiologis sehingga mempengaruhi dalam
psikolgis dan prevalensi dari masalah mengatasi stressor yang dihadapi.
kesehatan mental dalam banyak individu Depresi bukan merupakan bagian
dengan penyakit DM ternyata cenderung alamiah dari suatu penuaan.Namun sering kali
melebihi yang ditemukan dalam populasi depresi muncul sebagai akibat dari interaksi
umum (IDF, 2005) penurunan kemampuan fisik, psikis, dan sosial
Penelitian ini juga di dukung oleh dari seseorang.Depresi memiliki gejala-gejala
Copeland (2004, dalam Yuna, 2014) tentang yang dapat mempengaruhi motivasi dan
Sistem Diagnostik dan Kasus pada Lansia aktivitas seseorang yang berusia lanjut. Pada
yang menunjukkan usia penderita DM yang umumnya, lanjut usia yang mengalami depresi
lebih dari 50 tahun sering menimbulkan cenderung melakukan aktivitas hanya sebagai
depresi. Faktor lain yang mendukung adalah rutinitas, tanpa adanya motivasi positif untuk
bahwa usia lanjut akan lebih rentan mengalami dirinya (Saputri, 2011).
gejala depresi akibat penurunan konsentrasi Penyakit metabolik tersebut
norepinefrin dan serotonin, tetapi pada salahsatunya diabetes mellitus yang dapat
keadaan yang berbeda terjadi peningkatan mengakibatkan berbagai komplikasi yang
knsentrasi pada metabolit 5- bersifat akut dan kronis.Komplikasi terjadi
Hydroxyindoleacetic Acid (5-HIAA) dan karena tidak terkontrolnya glukosa didalam
Mono Amine Oksidase, hal ini dapat terjadi darah.Kaki diabetik merupakan salah satu
akibat bertambahnya usia seseorang komplikasi yang sering terjadi pada DM
(Alexopoulos, 2005). (Maharani, 2014). Penderita diabetes
Berdasarkan hasil analisa univariat cenderung memiliki perasaan cemas yang
pada tabel 2 tentang gambaran risiko depresi berkepanjangan karena membayangkan
ditinjau dari jenis kelamin pada lansia paling komplikasi yang akan dideritanya. Keadaan
banyak mengalami risiko depresi sedang yaitu seperti ini lambat laun akan berdampak buruk
46,6% pada lansia perempuan yaitu 60,3%. pada kesehatan fisik, psikologis, dan sosial.
Hasil penelitian ini sama d ngan Gangguan ini akan berlanjut menjadi depresi
penelitin oleh (Asyiqin 2011) tentang dan akan memperberat kesehatan penderitanya
Gambaran Sindroma Depressif pada penderita (Widhiarsi, 2008). Lansia sering memikirkan
diabetes mellitus bahwa data demografi tentang komplikasi yang akan dialaminya.
terbanyak adalah perempuan 60,3% karena Depresi lebih sering terjadi pada wanita,
perempuan akan lebih rentan menderita dibandingkan pria (Ismail, 2010).
depresi, karena selain akibat penyakit kronis Menurut analisa peneliti dari hasil
yang dideritanya, perempuan mempunyai yang di peroleh 58 lansia yang menderita

5
diabetes mellitus paling banyak mengalami REFERENSI
resiko depresi sedang yaitu sebesar 46,6%, Asyiqin, A. 2011.Gambaran Sindroma
karena pada umumnya lansia yang menderita Depresif Pada Penderita Diabetes
DM di wilayah kerja puskesmas kopelma Mellitus Di RSUP. H. Adam Malik
Darussalam sudah mendapatkan pengobatan Medan, Skripsi. Universitas Sumatera
dari dokter dan masih memiliki keluarga Utara. Medan.Bustan,
seperti anak, menantu, dan cucu, sehingga 2007.Epidemiology penyakit tidak
dukungan dan motivasi dari keluarga, masih menular. Jakarta: Rinekacipta
sangat baik walaupun lansia sudah mengetahui Campayo, A et al. 2010. Depressive Disorder
bahwa kondisinya tidak bisa kembali seperti and Iincidence Diabetes Mellitus: The
sebelumnya Effect of Characteristic of Depression.
Am J Psychiatry, p: 580-587
KESIMPULAN Copeland JR, Dewey M.E, Griffiths H.M.
Berdasarkan penelitian yang telah 2004.A Computeried Psychiatryc
dilakukan tentang risiko depresi pada pasien Diagnostic System and Case
DM di Wilayah Kerja Puskesmas Kopelma Nomenclature fr Elderly Subjects:
Darussalam Banda Aceh, maka dapat GSM and AGECAT. Psychol Med;
disimpulkan jenis kelamin yang paling banyak 16, p: 89-99
mengalami risiko depresi yaitu perempuan
60,3% dengan proporsi depresi yaitu, tidak Carpenito, M.L. 2009.Nursing Diagnostic:
depresi 6,9%, ringan 32,8%, sedang 46,6%% Aplicationt Clinical Pratice (13th Ed).
dan berat 13,8%, sedangkan untuk kategori Philadelphia PA, Lippincott William
usia paling banyak mengalami risiko depresi and Wilkinds.
yaitu kategori umur 75-90 tahun yaitu 63,8%
dengan proporsi depresi yaitu, tidak depresi Effendi, F and Makhfudli. 2009. Kesehatan
6,9%, ringan 32,8%, sedang 46,6%% dan komunitas. Jakarta: Selemba Medika.
berat 13,8% sehingga saran yang baik adalah International Diabetes Federation. IDF
penelitian lebih lanjut diharapkan dapat Diabetes Atlas from:
dilakukan dan bisa menjelaskan tentang
http://www.diabetesatlas.org/content/d
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan iabetes-and-impaired-glucose-
depresi pada lanjut usia. Tidak depresi tolerance. [diakses pada tanggal 15 juli
sebanyak 4 orang yaitu 6,9%. Untuk depresi
2016].
yang paling banyak dialami yaitu depresi
sedang 46,6% pada lansia berjenis kelamin Maharaj R.G; Reid S.D; Missir A dan Simeon
perempuan yaitu 60,3% sedangkan laki-laki D.T. Depression and its Associated
39,7%, diharapkan kepada pihak puskesmas Factors Among Patients Attending
dapat melakukan penilaian Geriatric Chronic Disease Clinic in Southwest.
Depression Scale secara berkala sebagai West Indian Medical Journal.Voll. 54.
deteksi dini apakah lanjut usia yang menderita No 6
diabetes mellitus tersebut depresi atau tidak
untuk ditangani lebih lanjut dan kepada pihak Maharani M A.Ulkus Diabetikum Pada
puskesmas dan masyarakat agar dapat Wanita dengan Pola Hidup Yang
memberikan penyuluhan mengenai kesehatan, Buruk Pada Penderita DM Tipe II dan
keagamaan, kreativitas, dan motivasi kepada Hipertensi Grade II.Medula,
lanjut usia dengan mendatangkan pihak yang 2014;4(1)8-13 [cited 2015 30th May].
berkompeten di dalamnya agar lanjut usia Available from:
dapat lebih bersemangat dalam menjalani hari- http://juke.kedokteran.unila.ac.id/inde
harinya. x.php/medula/article/view/158

6
Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Sundberg.N.D. Winebarger, A.A and Taplin,
Ringkas PPDGJ-III dan DSM 5. J.R. 2007. Psikologi Klinis.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Yogyakarta, PUSTAKA PELAJAR.
Atmaja; 2013:64-67
Suyono S. 2006. Diabetes Mellitus Di
Mubarak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Indonesia. Hal. 1857-1859. Dalam:
komunitas2 :Konsep dan Aplikasi. Sudoyo A.W et al, Buku Ajar Ilmu
Jakarta: Salemba Medika. Penyakit Dalam. Jilid III. Pusat
Penerbit Departemen Ilmu Penyakit
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Dalam FKUI. Jakarta.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerotik.


Edisi ke-2. Jakarta: EGC

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan


Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Selemba
Medika.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan: Kementrian
Kesehatan RI, 2014.

Depkes RI. 2008. Riset kesehatan dasar.


Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia..

Papadopoulo.L. and Papoulia F. Depression


and Quality of Life in Patiens with
Diabetes. AJNS. 2015;4(2-1):88-91

Potter & Perry. 2009. Fundamental


Keperawatan Buku I Ed ke-7. Jakarta:
EGC..

Saputri Maw, Indrawati ES.Hubungan antara


Dukungan Sosial dengan Depresi
pada Lanjut Usia yang Tinggal di
Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa
Tengah. Jurnal Psikologi Undip, 2011

Smeltzer, S. C,.& Bare, B. G. 2013.


Keperawatan Medikal Bedah, Edisi12,
Jakarta : EGC.
Stanley, M and Beare, P.G. 2006. Buku Ajar
Keperawatan Gerontik.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai