PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) yang biasa diketahui oleh masyarakat umum disebut
dengan kencing manis merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah dari pada nilai normal (hiperglikemia) karena insulin yang dihasilkan
oleh pangkres tidak mencukupi untuk menyeimbangi kadar gula yang masuk dalam
Menurut IDF pada tahun 2017 prevalensi Diabetes Melitus sejumlah 425 juta jiwa
di dunia. Pasifik barat berada pada wilayah dengan prevalensi terbesar sekitar 159 juta
dan Afrika wilayah terendah dengan jumlah 16 juta jiwa. Pada tahun 2019 penderita
Diabetes meningkat menjadi 463 juta orang penderita dan diperkirakan akan meningkat
pada tahun 2045 menjadi 700 juta jiwa dengan peningkatan 51%. Pasifik barat berada
pada wilayah tertinggi penderita diabetes melitus dengan jumlah 163 juta jiwa dan Afrika
Indonesia menduduki Negara peringkat ke-4 kasus DM setelah India, China, dan
USA (Hu, 2011). Indonesia menempati urutan ke-2 kasus DM terbanyak di wilayah barat
Indonesia pada tahun 2014 yakni sebesar 5,81%. Kasus DM di Indonesia pada tahun 2000
yakni 8,4 juta orang dan WHO (2015) memperkirakan pada tahun 2030 akan mencapai
jumlah Penduduk umur 15 tahun keatas 2,0% dan untuk semua umur adalah 1,5% dimana
umur dengan prevalensi tertinggi adalah umur 55-64 dengan prevalensi 6,3%, kemudian
umur 65-74 dengan 6,0% dan umur 45-54 dengan prevalensi 3,9%. (kementrian
kesehatan RI,2018).
berdasarkan data dari IDF pada tahun 2017-2045 peningkatan terjadinya diabetes melitus
diperkirakan 48% dan pada tahun 2019-2045 diperkirakan 51%. Sedangkan menurut
RISKESDAS pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 6,9 % meningkat pada
diabetes melitus merupakan kasus diabetes melitus tipe 2. Peningkatan kejadian diabetes
melitus disebabkan oleh beberapa faktor risiko penyebab terjadinya DM tipe 2, seperti
lingkar perut atau obesitas sentral), jenis kelamin, kurang beraktifitas, dan diet tidak
sehat, riwayat bayi lahir kurang dari 2500 gram (BBLR) dan dislipidemia, (Perkumpulan
Beberapa teori mengungkapkan bahwa faktor genetik adalah salah satu penyebab
terjadinya penyakit diabetes mellitus. Selain faktor genetik, umur, indeks massa tubuh,
dianggap sebagai faktor risiko terjadinya penyakit diabetes mellitus. Beberapa penelitian
yang meneliti tentang penyakit diabetes mellitus ini adalah; Penelitian menurut (Tipe et
al., 2017) tersebut menunjukan bahawa ada hubungan yang signifikan antara riwayat
diabetes mellitus dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. Sebesar 15% resiko menderita
diabetes melitus jika salah satu orang tuanya menderita diabetes melitus, dan jika kedua
orang tua menderita diabetes melitus maka resiko untuk menderita penyakit diabetes
hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kejadian diabetes melitus. Dimana
Indeks massa tubuh normal memiliki risiko 2,07 kali lipat mengalami diabtes melitus
dibanding dengan mereka yang bertubuh kurus (memiliki IMT kurang). Demikian juga
dengan responden yang memiliki IMT lebih (gemuk), memiliki risiko 3,07 kali lipat
berlebih atau obesitas merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit
diabetes melitus tipe 2, dan kelompok usia lanjut atau > 45 tahun merupakan faktor risiko
diabetes melitus, dimana besar risiko 5,71 kali dibandingkan usia dewasa (26-45 tahun).
Diperkirakan 3,7% menderita diabetes melitus Pada usia 20-44 tahun, dan usia 45-64
tahun meningkat menjadi 13,7%, sedangkan pada kelompok usia 65 tahun atau lebih,
mencapai 26,9%.
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, riwayar keluarga dan indeks
masa tubuh (IMT) dengan kejadian diabetes melitus di Puskesmas Batua Kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah ada hubungan antara umur dengan kejadian DM tipe 2 pasien rawat jalan di
b. Apakah ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian DM tipe 2 pasien
c. Apakah ada hubungan antara umur dengan kejadian DM tipe 2 pasien rawat jalan di
1. Tujuan Umum
keluarga, dan indeks masa tubuh (IMT) dengan kejadian diabetes melitus di
2. Tujuan Khusus
D. Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada penderita Diabetes Melitus adalah
keperawatan komunitas untuk mengetahui hubungan umur, riwayat keluarga dan indeks
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi
b. Bagi Peneliti
a. Masyarakat
mengatur gaya hidup yang baik untuk mencegah terjadinya diabetes melitus
tipe 2.
q=1-p (100%-p)
3. Teknik sampling
Teknik sampling menurut (Sastroasmoro & Ismail, 1995 & Nursalam, 2008)
merupakan suatu proses yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh
secara acak (probability sampling) dan pengambilan secara tidak acak (non probability
sampling).(Nursalam, 2015).
Dalam penelitian ini pemilihan sampel dengan cara Non Probability Sampling
jenis Purposive sampling adalah suatu teknik penentuan sampel dengan cara memilih
a. Analisis Univariat
frekuensi dan proporsi tiap variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun
analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
b. Analisis Bivariat
akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dianjurkan
analisis bivariat.
Analisis bivariat yang dilakukan unruk melihat terhadap dua variabel yang
b. Informed consent
menjadi responden.