Critical Book Review: Dosen Pengampu: Aurora Elise Putriku, S.E., M.Si
Critical Book Review: Dosen Pengampu: Aurora Elise Putriku, S.E., M.Si
Si
EKONOMI MANAJERIAL
Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan susunan laporan critical book review mata kuliah Ekonomi
Manajerial.
Laporan critical book review ini dibuat untuk memenuhi tugas Ekonomi
Manajerial. Dengan menyelesaikan laporan, penulis berharap semoga dengan
tugas yang kurang sempurna ini dapat memberikan banyak manfaat yang dapat
kita ambil.
Muhammad Farhan
NIM. 7173143026
2|Ekonomi Manajerial
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
2.1 Keunggulan......................................................................................................63
2.2 Kelemahan.......................................................................................................64
3.1 Kesimpulan......................................................................................................66
3.2 Saran................................................................................................................66
3|Ekonomi Manajerial
BAB I
PENDAHULUAN
4|Ekonomi Manajerial
1.2. Ringkasan Buku
BAB 1
5|Ekonomi Manajerial
untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi,
sampai pada distribusi kepada konsumen. Seterusnya berdasarkan informasi
sebagai umpan-balik yang dikumpulkan dari pengguna produk (konsumen) itu
kita dapat mengembangkan ide-ide untuk menciptakan produk baru atau
memperbaiki produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini.
6|Ekonomi Manajerial
penawaran, dan keseimbangan pasar. Hal tersebut tentunya membuat pembahasan
materi pada Bab 1 buku pembanding lebih luas jika dibandingkan dengan buku
utama yang hanya terbatas pada konsep ekonomi manajerial. Selain itu, pada buku
pembanding juga disajikan beberapa gambar dan tabel serta contoh-contoh
perhitungan dari masing-masing materi.
7|Ekonomi Manajerial
BAB 2
Permintaan suatu barang atau jasa (Qdx) pada dasarnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
Harga dari barang atau jasa itu (the price of good X = Px)
Pendapatan konsumen (the consumer’s income = I)
Harga barang-barang atau jasa yang berkaitan (the price of related goods
or services = Pr)
Ekspektasi konsumen yang berkaitan dengan: harga barang atau jasa,
tingkat pendapatan, ketersediaan dari barang atau jasa itu di masa
mendatang (consumer expectations with respect to future price levels, P e,
income levels, Ie, and peoduct availability, PAe)
Selera konsumen (the taste of consumers = T), T diukur dalam indeks
skala ordinal 1-5, atau 1-10, (skala ordinal antara sangat tidak suka
sampai dengan sangat suka)
Banyaknya konsumen potensial (the number of potensial consumers = N)
Pengeluaran iklan (advertising expenditure = A)
8|Ekonomi Manajerial
Atribut atau features dari produk itu (features atributes of the product =
F)
Faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan permintaan terhadap
produk X (other demand-related factors specific to product X = O
Dalam ekonomi manajerial, hubungan antara variabel harga jual dari suatu
produk X (Px) dan kuantitas permintaan produk X (Q Dx) untuk suatu periode
waktu tertentu, sementara semua variabel penentu permintaan terhadap produk X
(I, Pr, Pe, Ie, PAe, T, N, A, F, O) dibuat konstan, disebut sebagai fungsi
permintaan atau sering disingkat sebagai permintaan saja. Dengan demikian
secara konseptual, fungsi permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu tabel,
grafik, atau persamaan matematik yang menunjukkan bagaimana hubungan antara
kuantitas permintaan produk dan harga jual dari produk itu, sementara variabel-
variabel lain yang dikategorikan sebagai variabel penentu permintaan dibuat
konstan (ceteris paribus).
Q Dx =f ( P x , ∣ I , Pr , Pe , I e , PA e ,T , N , A , F , O )=f ( P x )
Catatan: tanda garis (∣) dalam fungsi di atas menunjukkan bahwa semua
variabel setelah garis tegak itu dibuat atau dianggap konstan (ceteris paribus).
9|Ekonomi Manajerial
Dalam konsep ekonomi manajerial, dikatakan bahwa berdasarkan fungsi
permintaan produk yang diperoleh, pihak manajemen bisnis melakukan analisis
pengaruh penetapan harga terhadap kuantitas permintaan produk itu. Analisis
permintaan itu dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel atau grafik. Apabila
ditunjukkan dalam bentuk tabel, analisis itu disebut sebagai Skedul Permintaan
(Demand Schedule) ; sedangkan apabila ditunjukkam dalam bentuk grafik,
analisis itu disebut sebagai Kurva Permintaan (Demand Curve).
Pihak manajer yang berada dalam manajemen bisnis total perlu memahami
konsep dan analisis perubahan fungsi permintaan (bukan perubahan dalam
kuantitas yang diminta), agar mampu menjelaskan fenomena umum yang berlaku
di pasar tentang mengapa suatu produk seperti real estate, meskipun harganya
meningkat tetapi kuantitas real estate yang diminta juga ikut meningkat, sehingga
seolah-olah bertentangan dengan hukum permintaan yang telah dijelaskan dalam
Bagian 2.2.
10 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Dalam konteks ini, hukum permintaan tetap berlaku, bahwa kenaikan harga
produk akan menurunkan kuantitas permintaan, namun penurunan kuantitas
permintaan akibat kenaikan harga itu diikuti pula oleh pengaruh peningkatan
permintaan kuantitas produk yang lebih beşar sebagai akibat pengaruh perubahan
nilai dari variabel penentu permintaan yang berhubungan positif dengan variabel
kuantitas permintaan itu (sebagai misal pengaruh peningkat pengeluaran iklan).
QSx =f ( P x , Pi , Pr , T , Pe , N f ,O)
di mana:
11 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Pi = harga dari input yang digunakan untuk memproduksi produk X
QSx =f ( Px ,∣ Pi , Pr , Pe , T , N f ,O ) =f ( P x )
Catatan: tanda garis (∣) dalam fungsi di atas menunjukkan bahwa semua
variabel setelah garis tegak itu dibuat atau dianggap konstan (ceteris paribus).
12 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Pihak manajer yang berada dalam manajemen bisnis total perlu memahami
konsep dan analisis perubahan fungsi penawaran (bukan perubahan dalam
kuantitas yang ditawarkan), agar mampu menjelaskan fenomena umum yang
berlaku di pasar tentang mengapa suatu produk seperti semen, meskipun harga
patokan şetempat (HPS) semen telah dinaikkan, tetapi kuantitas semen yang
ditawarkan oleh pihak produsen semen tidak meningkat, malahan menurun,
sehingga seolah-olah bertentangan dengan konsep penawaran yang telah
dijelaskan dalam Bagian 2.5.
13 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
permintaan berlebih, dan dalam perjalanan waktu kondisi kekurangan (shortage
condition) ini akan mendorong harga ke atas untuk menuju harga keseimbangan.
14 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
dan perhitungan. Sedangkan pada buku pembanding, bab yang membahas materi
yang sama dengan buku utama yaitu teori permintaan terdapat pada Bab 4, akan
tetapi bab tersebut tidak membahas materi teori penawaran. Sub-Bab teori
penawaran pada buku pembanding sebelumnya telah dibahas didalam Bab 1, akan
tetapi pokok pembahasanya hanya terbatas pada konsep penawaran, fungsi serta
elastisitas penawaran. Dalam bab tersebut juga disajikan beberapa contoh kasus
dan cara penyelesaiannya dengan menggunakan formula dan perhitungan.
15 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
BAB 3
Q Dx =f ( P x , I , Pr , P e , I e , PA e , T , N , A , F ,O )
di mana:
16 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
f = notasi fungsi yang berarti “fungsi dari” atau “tergantung pada”
I = pendapatan konsumen
T = selera konsumen
A = pengeluaran iklan
17 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Pada dasarnya elastisitas titik mrupakan suatu pengukuran elastisitas
permintaan yang dilakukan pada suatu titik tertentu dari kurva permintaan itu.
Perhitungan elastisitas titik menggunakan formula berikut:
18 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
3. Masa pakai dari produk, di mana semakin lama masa pakai suatu produk
tertentu akan memberikan kemungkinan penundaan pembelian produk itu
oleh konsumen untuk keperluan penggantian, hal ini menyebabkan
elastisitas permintaan untuk produk yang bermasa pakai lama akan
menjadi semakin elastik.
4. Derajat kepentingan atau kebutuhan konsumen terhadap produk, di
mana semakin tinggi derajat kepentingan atau kebutuhan konsumen
terhadap produk tertentu, elastisitas permintaan dari produk itu menjadi
semakin inelastik.
5. Derajat kejenuhan pasar dari produk, di mana semakin tinggi derajat
pasar bagi suatu produk tertentu, elastisitas permintaan terhadap produk itu
jadi semakin inelastik. Dalam situasi ini, meskipun harga diturunkan,
tetapi pasar dari produk itu telah jenuh, maka tidak akan mempengaruhi
permintaan terhadap produk itu.
6. Range Pengunaan dari produk, di mana semakin lebar atau semakin luas
penggunaan dari produk tertentu akan menyebabkan elastisitas untuk
produk itu menjadi semakin elastik.
7. Persentase anggaran konsumen yang dibelanjakan untuk produk, di
mana makin tinggi persentase dari anggaran konsumen yang dibelanjakan
untuk suatu produk tertentu akan menyebabkan elastisitas permintaan
untuk produk itu semakin elastik.
19 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
perkalian antara harga produk (P) dan kuantitas produk yang diminta (Q), serta
dinotasikan sebagai TR (Total Revenue). Dengan demikian perhitungan TR
menggunakan formula: TR = P x Q.
MR=∆ TR /∆ Q
EA= ( %% ∆Q
∆A ) =(
∆ Q/Q
∆ A/A )=(
∆Q A
∆ A )( Q )
20 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
besaran-besaran elastisitas variabel-variabel eksogen itu seperti: elastisitas harga
silang dari permintaan (cross-price elasticity ofdemand) menunjukkan sensitivitas
terhadap permintaan produk kita apabila pesaing yang memproduksi produk-
produk substitusi atau produk-produk komplementer itu melakukan kebijaksanaan
perubahan harga, elastisitas pendapatan dari permintaan (income elasticity of
demand) menunjukkan sensitivitas terhadap permintaan produk kita apabila
pendapatan konsumen meningkat, dan lain-lain.
% ∆ Qx ∆ Qx Py
E xy = ( %∆Py )( )( )
=
∆ Py
x
Qx
21 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Keunggulan : Dalam materi Bab 3 buku utama dijelaskan mengenai
konsep dasar perhitungan elastisitas, adapun materi yang dibahas dimulai dari
pengertian elastisitas, konsep dasar elastisitas permintaan, perhitungan elastisitas
permintaan serta hubungan elastisitas permintaan dengan penerimaan total dan
marjinal. Jika dilihat secara seksama, pembahasan materi pada Bab 3 lebih
memfokuskan pada permintaan, lain halnya dengan buku pembanding, dimana
pembahasan materi elastisitas dipaparkan pada sub-Bab yang terdapat didalam
Bab 1, dan jika dibandingkan dengan buku utama, pembahasan elastisitas yang
dimuat dalam buku pembanding lebih spesifik dan tidak hanya pada topik
elastisitas permintaan saja akan tetapi juga membahas elastisitas penawaran serta
jenis-jenis elastisitas.
22 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
BAB 4
23 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Pada umumnya konsumen menginginkan produk yang memiliki
karakteristik lebih cepat (faster), lebih murah (cheaper), dan lebih baik (better).
Dalam hal ini terdapat tiga dimensi yang perlu diperhatikan, yaitu: dimensi waktu,
dimensi biaya, dan dimensi kualitas.
24 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
7. Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik yang bersifat subyektif
sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi individual.
8. Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subjektif, berkaitan
dengan perasaan kosumen dalam mengkonsumsi produk itu seperti:
meningkatkan harga diri, dll.
Biasanya utilitas total dari suatu produk apat diukur dalam skala
pengukuran ordinal, selanjutnya nilai-nilai utilitas itu dapat dibuat ranking yang
sering disebut sebagai ranking ordinal (ordinal rankings). Dalam skala
pengukuran ordinal, pola preferensi konsumen dalam mengkonsumsi suatu
produk dapat diukur berdasarkan rank, seperti: tingkat kepuasan dari tertinggi
sampai terendah (sangat tinggi = 5, tinggi = 4, rata-rata = 3, rendah = 2, sangat
rendah = 1), tingkat pelayanan dari terbaik sampai terburuk (sangat baik = 5, baik
= 4, cukup = 3, buruk = 2, sangat buruk = 1), dan lain-lain.
Model yang sering dipakai dalam mengukur utilitas total dari suatu produk
terutama dibandingkan terhadap produk-produk pesaing adalah analisis atribut
(attribute analysis) yang dikembangkan sekitar pertengahan tahun 1960-an dan
permulaan tahun 1970-an. Model atribut dari perilaku konsumen dikembangkan
berdasarkan tesis bahwa karakteristik produk, performance featured, atau atribut-
atribut dari produk, yang menciptakan utilitas, sehingga apa yang menyebabkan
seorang konsumen lebih suka pada suatu merk tertentu dibandingkan merk lain
ada kaitannya dengan atribut yang berbeda dari produk pesaing itu.
25 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Nilai-nilai utilitas total itu apabila dihubungkan dengan tingkat konsumsi
dari konsumen (kuantitas produk yang dikonsumsi) per periode waktu, akan
menghasilkan fungsi utilitas total (total utility function), dan dinotasikan sebagai:
TU = f(X), dimana TU adalah utilitas total (total utiility) yang diperoleh
konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk serta X adalah kuantitas
permintaan produk X (kuantitas produk X yang dikonsumsi). Dalam praktek,
apabila kita ingin mengetahui sejauhmana utilitas dari produk kita dibandingkan
terhadap produk-produk pesaing, maka kita boleh membangun fungsi utilitas total
dengan melibatkan produk-produk pesaing itu, sebagai misal: TU = f(X, Y, Z),
dimana TU adalah utilitas (atau kepuasan) total yang diperoleh konsumen dari
mengkonsumsi suatu produk tertentu, X adalah kuantitas produk X yang dalam
konteks ini merupaka produk kita yang dikonsumsi per unit waktu, sedangkan Y
dan Z adalah kuantitas produk-produk pesaing kita (Y dan Z), yang dikonsumsi
oleh konsumen per periode waktu.
26 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Selera konsumen dan urutan preferensi di antara kombinasi produk itu
dapat didefinisikan secara baik dan konsisten.
Konsumen memandang produk sebagai sesuatu yang disukai, dalam arti ia
berhasrat untuk mengkonsumsi lebig daripada kurang.
27 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
perlu diperhatikan adalah produk-produk substitusi terutama yang dijual oleh
pesaing-pesaing di pasar.
MU X 1 MU X 2 MU Xn
= =…+
P1 P2 Pn
28 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
terhadap semua atribut yang ditawarkan yang terutama berkaitan dengan faktor
kualitas.
Catatan: bagi pembeli/ konsumen baru, nilai utilitas marjinal (MU) dari
produk yang dibeli pertama kali adalah sama dengan nilai utilitas total (TU) dari
produk itu.
Sebaliknya apabila berlaku situasi dimana MUX/PX < MUY/PY, maka hal ini
berarti produk X memberikan tambahan utilitas atau kepuasan yang lebih kecil
dibandingkan terhadap produk Y, untuk setiap rupiah atau dollar yang
dibelanjakan oleh konsumen pada kedua jenis produk X dan/atau Y itu. Jelas
dalam situasi ini konsumen akan lebih suka membelanjakan uangnya pada produk
Y.
29 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
4.8. Langkah-Langkah dalam Riset Kepuasan Konsumen
30 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Pada dasarnya proses riset kepuasan konsumen akan mengikuti beberapa
langkah berikut:
31 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
BAB 5
32 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Komponen atau elemen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri
dari: bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi,
informasi, tanah, dll. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri dari:
supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan kepemimpinan, yang
kesemuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi.
33 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
7. Manajerial. Sistem industri modern yang berada dalam lingkungan pasar
global yang amat sangat kompetitif membutuhkan: supervisi,
perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan kepemimpinan yang efektif
untuk meningkatkan performansi sistem itu secara terus-menerus.
Definisi lain dari proses adalah suatu kumpulan tugas yang dikaitkan
melalui suatu aliran material dan informasi yang mentransformasikan berbagai
input ke dalam output yang bermanfaat atau bernilai tambah tinggi.
Terdapat dua jenis aliran yang perlu dipertimbangkan dari setiap proses
dalam sistem produksi, yaitu: aliran material dipindahkan dari satu tugas ke tugas
berikutnya, atau dari beberapa tugas ke tempat penimpanan, atau sebaliknya.
Perbedaan antara aliran (flows) dan tugas (tasks) adalah bahwa aliran mengubah
posisi dari barang dan/atau jasa (tidak memberikan nilai tambah), sedangkan tugas
mengubah karakteristik (memberikan nilai tambah) pada barang dan/atau jasa.
34 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Aliran informasi mengawali dan membantu dalam proses produksi, merupakan
contoh dari aliran informasi.
Dari ketiga kategori aktivitas dalam proses dari sistem produksi, tampak
bahwa hanya tugas yang memberikan nilai tambah pada produk, sedangkan aliran
dan penyimpanan tidak memberikan nilai tambah pada produk.
35 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Fleksibilitas merupakan karakteristik dari proses yang mengukur beberapa
lama (waktu) perubahan proses untuk menghasilkan output yang berbeda atau
dapat menggunakan sekumpulan input yang berbeda.
Output dari proses dalam sistem produksi daat berbentuk barang dan/atau
jasa, yang dalam buku ini disebut sebagai produk. Pengukuran output yang paling
mudah dan bersifat klasik adalah unit output yang diproduksi oleh sistem produksi
itu.
Lingkungan
Kondisi ekonomi akan sangat mempengaruhi biaya dari input dan nilai
output yang akan dipasarkan, sehingga analisis terhadap sistem produksi perlu
mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi itu.
36 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
meningkatkan produk rata-rata (average product) dari input yang digunakan
dalam sistem produksi itu, sehingga produktivitas parsial dari input maupun
produktivitas total dari sistem akan meningkat.
37 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Sebaliknya apabila kapasitas mesin dan penggunaan energi telah berubah
sebagai akibat penambahan mesin (meskipun baru satu tahun beroperasi), telah
terjadi perubahan penggunaan input mesin dan energi, di mana dala situasi ini
input modal (mesin) dan energi telah menjadi input variabel (variable inputs)
dalam sistem produksi itu. Dengan demikian konsep produksi jangka panjang
mengacu pada periode waktu (atau horizon perencanaan) di mana semua input
yang digunakan dalam produksi adalah variabel (variable inputs), tidak ada input
tetap.
Fungsi produksi yang paling banyak dipergunakan oleh para ahli ekonomi,
adalah: fungsi produksi Cobb-Douglas yang mengambil bentuk linear-logaritmik.
Apabila input modal dianggap tetap dalam periode produksi jangka pendek, serta
hanya terdapat satu input variabel tenaga kerja yang dipertimbangkan dalam
analisis produksi, maka fungsi produksi Cobb-Douglas jangka pendek (the short-
run Cobb-Douglas production function), dinotasikan dalam model berikut:
Q=δL β
di mana:
38 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Alat penting untuk menganalisis efisiensi produksi jangka panjang adalah
kurva isokuan (isoquant curve) dan kurva isocost (isocost curve).
MP X 1 MP X 2 MP Xn
= =…=
PX 1 PX 2 P Xn
C=P X 1 X 1+ P X 2 X 2+ …+ P Xn Xn
39 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Konsep skala output dalam produksi jangka panjang (return to scale)
sangat bermanfaat bagi manajer untuk mengevaluasi apakah sistem produksi
masih akan memberikan output lebih besar, sama dengan, atau lebih kecil secara
proporsional terhadap perubahan dalam penggunaan input. Pada dasarnya suatu
sistem produksi memiliki kemungkinan untuk berada dalam salah satu dari tiga
jenis skala output berikut.
Q=f (K , L)
40 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
maupun jangka panjang, agar memberikan informasi yang bermanfaat bagi
perencanaan produksi yang efektif dan efisien.
Apabila suatu sistem produksi hanya menggunakan dua jenis input modal,
K, dan tenaga kerja, L, dalam periode produksi jangka panjang, maka fungsi
produksi Cobb-Douglas dapat dibangun menggunakan model berikut:
Q=γ K α Lβ
di mana: Q adalah output, K dan L adalah input modal dan tenaga kerja, serta
koefisien intersep γ mengukur tingkat efisiensi, α dan β masing-masing adalah
elastisitas output dari modal dan tenaga kerja.
41 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
BAB 6
42 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Pejumlahan antara biaya tetap total (total fixed cost), TFC, dan biaya
variabel total, TVC, akan menghasilkan biaya total (total cost), yang dalam buku
ini dinotasikan sebagai: TC. Jadi TC = TFC + TVC. Dengan demikian biaya
total produksi jangka pendek dapat didefinisikan sebagai penjumlahan antara
biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC).
Biaya total rata-rata (average total cost) yang dinotasikan sebagai ATC
merupakan pembagian antara biaya total (TC) dan kuantitas output yang
diproduksi, atau penjumlahan antara biaya tetap rata-rata (AFC) dan biaya
variabel rata-rata (AVC). Jadi ATC = TC / Q atau ATC = (TFC + TVC) / Q =
TFC / Q + TVC / Q = AFC + AVC.
Terdapat suatu hubungan antara biaya jangka pendek (short-run cost) dan
produksi jangka pendek (short-run production). Jika kita mengasumsikan bahwa
produksi jangka pendek hanya menggunakan satu jenis input variabel tenaga
kerja, L, maka fungsi produksi jangka pendek dapat ditulis sebagai: Q = f(L).
Selanjutnya apabila tingkat upah tenaga kerja ditetapkan sebesar w per unit
penggunaan tenaga kerja, maka untuk memproduksi output sebesar Q, kita akan
mengeluarkan biaya variabel total (TVC) sebesar: TVC = w x L. Dalam produksi
jangka pendek, kita mengasumsikan bahwa penggunaan input modal, K, adalah
tetap. Dengan demikian apabila harga dari input modal ditetapkan sebesar r per
unit penggunaan input modal, maka untuk memproduksi output sebesar Q, kita
akan mengeluarkan biaya tetap total (TFC) sebesar: TFC = r x K.
Biaya total (TC) jangka pendek dapat dituliskan dalam bentuk produksi
jangka pendek yang menggunakan input variabel tenaga kerja, L, dengan tingkat
upah sebesar w per unit tenaga kerja, dan input tetap modal, K, dengan harga dari
input modal sebesar r per unit modal, sebagai berikut:
43 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
TC=wL+rK
44 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama adalah lebih kecil
daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk itu apabila
diproduksi secara terpisah.
Bentuk umum fungsi umum biaya jangka panjang dari suatu produksi
jangka panjang yang menggunakan dua jenis input modal, K, dan tenaga kerja, L,
dengan harga dari masing-masing input adalah sebesar: r per unit K dan w per
unit L, dinotasikan sebagai berikut:
TC=f (Q ,r . w)
45 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
tabel dan gambar serta formula atau rumus yang digunakan untuk menjawab
kasus atau contoh soal beserta penyelesaiannya.
BAB 7
46 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA
47 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
3. Tidak terdapat pembatasan masuk atau keluar bagi perusahaan dalam
industry yang berada pada pasar persaingan sempurna.
4. Setiap perusahaan memiliki pengetahuan nyang lengkap tentang produk
dan pasar.
1. Mencari informasi tentang harga produk (P) yang berlaku dipasar dari
harga dari input produksi, Pi.
2. Mencari informasi tentang penerimaan rata rata produk (average revenue
product = ARP) dan penerimaan marjinal produk (marjinal revenue
product = MRP) dari input produksi.
48 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
3. Menghitung keuantungan atau kerugian ekonomis.
I L =( P−MC)/ P
49 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
TR=PQ =( A +BQ ) ( Q )= AQ+ BQ 2
∆ TR −a 2
MR=
∆Q
= A+2 BQ=
b ( )( )
+
b
50 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
diferensiasi yang dapat dibedakan antara produk yang satu dengan produk lain.
Diferensiasi produk dapat berupa perbedaan corak, kemasan, bentuk, model, dan
penampilan. Dengan demikian karakteristik dasar dari pasar persaingan
monopolistic dapat dikemukakan sebagai berikut :
51 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
disebut duopoli, sehingga duopoli merupakan bentuk khusus dari oligopoli yang
hanya terdiri dari dua perusahaan dalam pasar.
Karakteristik yang paling utama dari struktur pasar oligopoly adalah: (1)
adanya kesalingtergantungan antar-perusahaan dalam pasar (mutual
interdependence), (2) terdapat sejumlah kecil perusahaan yang memiliki kekuatan
pasar (market power), dan (3) terdapat hambatan bagi perusahaan baru untuk
memasuki pasar (barriers to entry).
Dengan demikian dalam pasar oligopoli paling sedikit terdapat empat jenis
struktur pasar oligopolistik, yaitu: (1) beberapa perusahaan oligopoli yang
memproduksi produk homogen dan berperilaku non-kooperatif, (2) beberapa
perusahaan oligopoli yang memproduksi produk diferensiasi dan non-kooperatif,
(3) beberapa perusahaan oligopoli yang memproduksi produk homogen dan
berperilaku kooperatif, dan (4) beberapa perusahaan oligopoli yang memproduksi
produk diferensiasi dan berperilaku kooperatif.
52 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
menetapkan kondisi dimana penerimaan marjinal sama dengan biaya
marjinal total MR = MCT.
5. Agar meminimumkan biaya total untuk memproduksi output total sebesar
QT, alokasi rencana produksi output total itu n buah pabrik sedemikian
rupa sehingga biaya marjinal dari unit output terakhir yang di produksi
dari masing masing pabrik itu sama.
6. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki banyak
pabrik sebagai berikut :
53 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
b. Jika terdapat nilai penerimaan marjinal MR dari satu atau lebih produk
yang negatif, tetapkan nilai MR = 0 untuk penerimaan marjinal yang
bernilai negative itu, kemudian melakukan perhitungan kembali output
produksi dari produk itu.
5. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memproduksi n
jenis produk komplemen dalam produksi, sebagai berikut:
54 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
5. Menghitung keuntungan ekonomis dari perusahaan yang memiliki n pasar,
sebagai berikut:
1. Metode menetapkan harga berdasarkan markup atas biaya total rata rata
(ATC). Metode ini sering disebut sebagai cost-plus pricing, yang
didefinisikan sebagai suatu metode penetapan harga melalui biaya total
rata-rata (ATC) ditambah dengan suatu persentase tertentu dari ATC itu
sebagai markup atau marjin keuntungan (profit margin).
55 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
pembanding, kajian materi struktur pasar dan harga terdapat didalam bab yang
sama dengan buku utama yaitu Bab 7. Adapun materi yang dibahas dalam bab
tersebut diantaranya, pengertian pasar, pasar persaingan sempurna, pasar
persaingan tidak sempurna serta determinasi harga. Sama halnya dengan buku
utama, dalam buku pembanding terdapat tabel dan gambar serta formula atau
rumus yang digunakan untuk menjawab kasus atau contoh soal beserta
penyelesaiannya.
BAB 8
56 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
dua aspek utama yang perlu dipertimbangkan yaitu: aspek teknik dan aspek
ekonomi. Aspek teknik meliputi studi yang berkaitan dengan proses produksi,
karakteristik produksi, sistem usaha, dan lokasi dari unit produksi.
π=TR−TC> 0
di mana:
π = keuntungan ekonomis
57 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Pembahasan berikut akan mengemukakan beberapa kriteria ekonomi
untuk mengevaluasi proyek industri yang akan dibahas secara bertahap dari yang
paling mudah hingga cukup kompleks, antara lain :
NPV( i ) = Nilai bersih sekarang pada tingkat interest rate (i) per tahun
Ct = biaya total yang dikeluarkan untuk proyek industri pada periode waktu
ke-t (t = 1, 2, 3, ..., n)
(1 + i)-t = faktor nilai sekrang (PF) atau faktor diskon (DF) yang merupakan faktor
koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang pada periode ke-t dengan
interest rate i per tahun
58 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Kriteria rasio manfaat-biaya (Benefit-Cost Ratio = BCR) untuk
menganalisis investasi proyek industri yang memiliki nilai ekonomis t (t = 1, 2,
3, ..., n) tahun dilakukan berdasarkan formula berikut:
t t
BCR( i)={ ∑ { Bt ∣ (1+i ) }}−{ C0 + ∑ {Ct ∣ ( 1+i ) }}
di mana:
BCR( i ) = nilai rasio manfaat-biaya pada tingkat interest rate (i) per tahun
Ct = biaya total yang dikeluarkan untuk proyek industri pada periode waktu
ke-t (t = 1, 2, 3, ..., n)
(1 + i)-t = faktor nilai sekrang (PF) atau faktor diskon (DF) yang merupakan faktor
koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang pada periode ke-t dengan
interest rate i per tahun
Jika ada dua buah proyek industri A dan B yang masing-masing memiliki
umur ekonomis yang sama, serta NPV pada interest rate (i) dari masing-masing
proyek itu adalah: NPVA dan NPVB, maka berlaku bahwa :
59 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
2. Kriteria Incremental BCR
BCR B− A =
{∑ ( PF ( B ) ) }
t t B− A
{ ∑ ( PF ( C ) )}
t t B −A
Nilai ekuivalen tahunan, AE, pada interest rate tertentu, dihitung dengan
menggunakan formula berikut:
60 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis break-even merupakan salah satu teknik analisis ekonomi yang
berguna dalam menghubungkan biaya variabel total (TVC) dan biaya tetap total
(TFC) terhada output produksi atau ukuran-ukuran lain dalam aktivitas industri.
E ( x )=∑ x i pi
E ( NCF j , t )
E ( PV j ) =∑
{( 1+r j ,t t ) }
3. Konsep Analisis Break-Even di Bawah Kondisi Beresiko
61 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Analisis break-even dapat juga dipergunakan untuk pembuatan keputusan
dibawah kondisi berisiko, terutama untuk pembuatan keputusan yang bersifat
jangka pendek.
Pada bagian Bab 8 buku utama tidak dapat dibandingkan dengan buku
pembanding dikarenakan materi yang terdapat dalam Bab 8 buku utama tidak
terdapat didalam bab-bab yang ada di buku pembanding. Akan tetapi, pengkritik
menemukan kekurangan yang terdapat didalam buku utama yaitu ditemukan
beberapa kesalahan penggunaan tanda baca dan penomoran pada sub-Bab, seperti
yang terdapat pada halaman 376 dimana terdapat kesalahan penggunaan tanda
baca pada kalimat Kriteria - ”Incremental IRR” yang seharusnya Kriteria
“Incremental IRR”, dan pada halaman 387 dimana terdapat kesalahan pada
penomoran judul sub-Bab 8.7. Analisis Investasi Proyek Industri Di bawah
Kondisi Ketidakpastian yang seharusnya 8.8. Analisis Investasi Proyek
Industri Di bawah Kondisi Ketidakpastian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Keunggulan
62 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
a. Jika dilihat dengan seksama, cover/sampul pada buku utama terlihat sangat
mencolok dan lebih berwarna, dibandingkan dengan buku pembanding
yang polos sehingga terlihat biasa. Akan tetapi, jika dilihat dari material
atau bahan yang dipakai pada cover/sampul, pada buku pembanding
memiliki bahan yang lebih kuat, tebal, dan kaku yang menjadikannya tidak
mudah rusak atau sobek. Sedangkan pada buku utama, bahan yang dipakai
pada cover/sampul lebih tipis, dan fleksibel yang menjadikannya mudah
rusak atau sobek.
b. Kedua buku tersebut tentunya sangat sesuai untuk mahasiswa sebagai
pedoman dalam proses pembelajaran di perkuliahan. Selain itu, kedua
buku tersebut dapat digunakan mahasiswa sebagai alternatif atau sumber
referensi belajar.
c. Jika dilihat dengan seksama, pada buku pertama terdapat tujuan
pembelajaran, ringkasan, latihan, daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta
biografi penulis, sehingga menjadikan buku tersebut sangat komplit jika
dibandingkan pada buku pembanding yang tidak memiliki tujuan
pembelajaran, ringkasan dan latihan soal, sehingga menjadikan buku
tersebut kurang sesuai dijadikan pedoman pembelajaran.
d. Jika dilihat dari ketebalan buku, pada buku utama memiliki jumlah
halaman yang lebih banyak dibandingkan dengan buku pembanding.
Jumlah halaman pada buku utama berjumlah viii + 500 halaman,
sedangkan pada buku pembanding hanya berjumlah xiv + 268 halaman.
e. Jika dilihat dari penyajian materi, kedua buku tersebut sama-sama
menyajikan tabel dan gambar di setiap Bab pembahasannya. Sehingga,
dengan adanya tabel dan gambar akan memudahkan mahasiswa untuk
memahami materi pembelajaran.
f. Jika dilihat dari kesesuaian materi yang dibahas, kedua buku tersebut
sama-sama menyajikan dan membahas materi yang sesuai dengan Bab
atau topik pembahasan, sehingga tidak terdapat ketidaksesuaian dan
kesalahan dalam penyajian materi disetiap Bab-nya.
g. Jika dilihat dari materi yang dibahas per Bab-nya, pada buku pembanding
materi yang dibahas per Bab-nya lebih banyak daripada buku utama.
63 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
Jumlah Bab pada buku pembanding sebanyak 12 Bab, sedangkan pada
buku utama hanya berjumlah 8 Bab.
h. Jika dilihat dari informasi atau identitas buku, buku pembanding lebih
menyajikan informasi lebih lengkap jika dibandingkan dengan buku
utama, hal tersebut dapat dilihat dari halaman setelah bagian cover buku
yang berisi informasi buku seperti nama penulis/pengarang buku, riwayat
cetakan, nama penerbit, kota terbit, jumlah halaman, dimensi buku, hak
cipta, dan ISBN.
2.2. Kelemahan
a. Pada buku utama, bahan atau material yang digunakan pada cover/sampul
lebih tipis dan fleksibel sehingga menjadikannya mudah rusak atau sobek.
Sedangkan pada buku pembanding, kelemahan pada buku tersebut terletak
pada pemilihan warna cover/sampul yang terlihat polos dan biasa yang
menjadikan daya tarik pembaca untuk membaca buku tersebut kurang.
b. Dari segi penyajian materi, pada buku pembanding tidak dipaparkan
tujuan pembelajaran, ringkasan dan latihan soal sehingga menyulitkan
pembaca untuk mengetahui kompetensi atau capaian yang diperoleh
setelah membaca buku, rangkuman atau hal-hal penting dalam materi,
serta latihan soal yang berfungsi untuk evaluasi pemahaman mahasiswa
terhadap materi yang telah dipelajari.
c. Jika dilihat secara seksama, jumlah halaman pada buku pembanding lebih
sedikit yaitu hanya xiv + 268, hal tersebut sangat tidak sesuai mengingat
jumlah Bab yang dibahas buku pembanding lebih banyak yaitu sebanyak
12 Bab, jika dibandingkan dengan buku utama yang berjumlah viii + 500
halaman dengan jumlah Bab hanya sebanyak 8 Bab.
d. Pada buku utama ditemukan beberapa kesalahan penggunaan tanda baca
dan penomoran pada sub-Bab, seperti yang terdapat pada halaman 376
dimana terdapat kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat Kriteria -
64 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
”Incremental IRR” yang seharusnya Kriteria “Incremental IRR”, dan
pada halaman 387 dimana terdapat kesalahan pada penomoran judul sub-
Bab 8.7. Analisis Investasi Proyek Industri Di bawah Kondisi
Ketidakpastian yang seharusnya 8.8. Analisis Investasi Proyek Industri
Di bawah Kondisi Ketidakpastian.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
65 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
tujuan dengan cara yang paling efisien. Ekonomi manajerial dapat dipergunakan
untuk diantaranya: (1) mengidentifikasi cara-cara untuk secara efisien mencapai
setiap sasaran perusahaan, (2) mengidentifikasi strategi penerapan harga dan
produksi yang akan membantu memenuhi tujuan jangka pendek secara efektif, (3)
memiliki aplikasi perspektif di luar sektor laba dari sebuah perekonomian, (4)
dapat menetapkan alokasi yang optimal dari sumber daya yang digunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan secara efisien, dan (5) dapat digunakan untuk
menentukan “penyakit-penyakit” perusahaan.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
66 | E k o n o m i M a n a j e r i a l
67 | E k o n o m i M a n a j e r i a l