Anda di halaman 1dari 3

Riolit 2

Sayatan batuan memperlihatkan warna absorbsi kuning kecoklatan, warna


interferensi abu-abu kehitaman, tekstur piroklastik, bentuk mineral subhedral-
anhedral, komposisi mineral terdiri atas kuarsa, orthoklas, biotit, mineral opak
dan massa dasar gelas

Gambar 13 Kenampakan petrografi riolit pada stasiun 10 (a), stasiun 13 (b),


stasiun 16 (c), dan stasiun 28 (d) dengan ukuran 0,02 – 0,3 mm.
Riolit 3
Sayatan batuan memperlihatkan warna absorbsi kuning kecoklatan, warna
interferensi abu-abu kehitaman, tekstur piroklastik bentuk mineral subhedral-
anhedral, komposisi mineral terdiri atas kuarsa, orthoklas, biotit, mineral opak
dan massa dasar gelas.

Gambar 14 Kenampakan petrografi riolit pada stasiun 12 (a), stasiun 21 (b),


stasiun 24 (c), dan stasiun 27 (d) dengan ukuran 0,01 – 0,2 mm.
Riolit 4
Sayatan batuan memperlihatkan warna absorbsi kuning kecoklatan, warna
interferensi abu-abu kehitaman, tekstur khusus flow banding, ukuran butir
mineral penyusun batuan 0,02 sampai 1,8 mm, bentuk mineral subhedral-
anhedral, komposisi mineral terdiri atas kuarsa, orthoklas, mineral opak dan
massa dasar gelas. Batuan yang tergolong dalam kelas ini di jumpai pada stasiun
3.

Gambar 15 Kenampakan petrografi riolit pada stasiun 3 dengan tekstur flow


banding dengan ukuran 0,02 sampai 1,8 mm.

Ignimbrit 1
Sayatan batuan memperlihatkan warna absorbsi kuning kecoklatan,
warna interferensi abu-abu kehitaman, tekstur unwelded, ukuran butir mineral
penyusun batuan 0,01 sampai 2 mm, bentuk mineral subhedral-anhedral,
komposisi mineral terdiri atas orthoklas, kuarsa, plagioklas, biotit, hornblende
danmassadasar

Gambar 16 Kenampakan petrografi riolit pada stasiun 3 dengan tekstur flow


banding dengan ukuran 0,02 sampai 1,8 mm.
Ignimbrit 2
Sayatan batuan memperlihatkan warna absorbsi kuning kecoklatan, warna
interferensi abu-abu kehitaman, tekstur rheomorphic, ukuran butir mineral
penyusun batuan 0,01 sampai 1,2 mm, bentuk mineral subhedral-anhedral,
komposisi mineral terdiri atas orthoklas, kuarsa, dan massa dasar
Tabel 1.Persentase kandungan major element dari beberapa batuan beku
vulkanik daerah Bulu Batuara.
ST.9/ ST.16/
Major ST.1/ GT/ ST.12/
Element GT/
RIOLI RI
GT/
RIOLI
GT/
RIOLI
SiO2 OLI
76,01 75,64 73,39 75,05
Al2O 14,02 14,76 15, 14,44
CaO 0, 0,12 5
0,1 0,3
Fe2O 2
0, 0,44 3
2,0 1
0,6
K2 6
5,48 4,57 2
4,1 4
5,6
O
MgO 0,08 0,06 7
0,0 3
0,2
< 9 4
MnO 0,005 0,00 0,009 < 0,005
Na2O 1,89 5
1,62 1,4 2,4
P2O5 3
0,029 0,026 0,025 1
0,025
TiO2 0,12 0,11 0,1 0,1
LO 1, 2, 2
3, 2
1,
I
Total 9
100,35 8
100,2 4
100,29 6
100,48

Jenis dan Afinitas Magma


Berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Peccerilo dan Taylor (1976) dalam
Rollinson (1993) yang didasarkan atas presentase K2O dan SiO2, maka seri
magma pada daerah ini dapat digolongkan ke dalam seri High calc-alcaline.
Magma seri High K Calc–Alkaline mengindikasikan penambahan kandungan
potasium (K2O), dan terkait dengan kerak kontinen yang relatif tebal atau
vulkanisme yang terkait dengan kolisi antar lempeng kontinen (Peccerillo dan
Taylor, 1976 dalam Surono dkk, 2013

Gambar 18 Hasil plotting pada klasifikasi afinitas magma berdasarkan


perbandingan K2O dan SiO2 (Peccerillo dan Taylor, 1976 dalam Rollinson,
1993).

Anda mungkin juga menyukai