Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Penskoran dan Penilaian

1. Pengertian Penskoran

Pemberian skor (=scoring) merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes, yaitu proses
pengubahan jawaban soal tes menjadi angka-angka dengan kata lain pemberian skor itu merupakan
tindakan kuantifikasi terhadap jawaban-jawaban yang diberikan oleh testee dalam suatu tes hasil
belajar.

Angka-angka hasil penilaian itu selanjutnya diubah menjadi nilai-nilai (=grade) melalui proses tertentu.
Penggunaan simbol untuk menyatakan nilai-nilai hasil tes itu ada yang tertuang dalam bentuk angka
dengan rentangan antara 0 – 10, antara 0 – 100, dan ada pula yang menggunakan simbol huruf A, B, C, D
dan F (F = fail) = gagal).

Cara pemberian skor terhadap hasil tes belajar pada umumnya disesuaikan dengan bentuk soal-soal
yang dikeluarkan dalam tes tersebut, apakah tes uraian (essay) ataukah tes objektif (objective test).[1]

Untuk soal-soal objektif biasanya setiap jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan setiap jawaban yang
salah diberi skor 0 (nol); total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari semua
soal. Untuk soal-soal essay dalam penskorannya biasanya digunakan cara memberi bobot (weithing)
kepada setiap soal menurut tingkat kesukaranya atau banyak-sedikitnya unsur yang harus terdapat
dalam jawaban yang dianggap paling baik. Misalnya: untuk soal no. 1 diberi skor maksimal 4, untuk soal
no. 3 diberi skor maksimum 6, untuk skor no. 5 skor maksimum 10 dan seterusnya.

Di lembaga–lembaga pendidikan kita, masih banyak pengajaran yang melakukan penskoran soal-soal
essay, tanpa pembobotan; setiap soal diberi skor yang sama meskipun sebenarnya tingkat kesukaran
soal-soal dalam tes yang disusunnya itu tidak sama.

Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, terutama dalam penilaian soal-soal essay, proses penskoran
dan penilaian biasanya tidak dibedakan satu sama lain; pekerjaan siswa atau mahasiswa langsung diberi
nilai, jadi bukan diskor terlebih dahulu. Oleh karena itu, hal ini sering kali menimbulkan terjadinya halo
effect, yang berarti dalam penilaiannya itu diikutsertakan pula unsur-unsur yang irelevan seperti
kerapian dan ketidakrapian tulisan, gaya bahasa, atau panjang-pendeknya jawaban sehingga cenderung
menghasilkan penilaian yang kurang andal. Hasil penilaian menjadi kurang objektif. Jika tes yang
berbentuk soal-soal essay tersebut dinilai oleh lebih dari satu orang, sering kali terjadi perbedaan-
perbedaan diantara penilai, bahkan juga hasil penilaian seorang penilai sering kali berbeda terhadap
jawaban-jawaban yang sama dari soal tertentu. Kesalahan seperti ini tidak akan selalu terjadi jika dalam
pelaksanaannya diadakan pemisahan antara proses penskoran dan penilaian.

2. Pengertian Menilai

Sesuai memeriksa hasil tes dan menghitung jumlah jawaban benar untuk menentukan skornya, maka
langkah berikut adalah menetapkan nilai untuk pencapaian belajar siswa seperti yang dicerminkan oleh
skor itu. Kalimat ini menunjukkan bahwa skor dan nilai mempunyai pengertian yang berbeda.
Skor (score atau mark) adalah angka yang menunjukkan jumlah jawaban yang benar dari sejumlah butir
soal yang membentuk tes. Dengan demikian, apabila jumlah soal yang benar ada 25, maka skor untuk
siswa tersebut adalah juga 25, terlepas dari berapa jumlah soal yang membentuk tes itu. Jadi, biarpun
jumlah soal dalam tes itu 30, 40, 50, 75, atau 100 sekalipun, siswa tersebut tetap mendapat skor 25.
Pemberian angka skor itu sebagai angka nilai tersebut tidak tepat. Skor 25 dari 30 butir soal berbeda
nilai daripada skor 25 pada tes dengan 50 butir soal, apalagi pada tes dengan 100 butir soal. Pada tes
dengan 30 butir soal, skor 25 menempatkan siswa itu pada kelompok yang berhasil mencapai 83%
tujuan instruksional yang diukur dengna tes tersebut. Tetapi skor 25 yang diperoleh dari tes dengan 50
butir soal, tingkat pencapaian tujuan instruksional hanya sebesar 50%, dan hanya sebesar 25% pada tes
dengan 100 butir soal. Angka-angka persentase itu diperoleh dengan jalan membagi jumla

Perbedaan Penskoran dan Penilaian

Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (sama dengan memberikan angka yang diperoleh dengan jalan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh testee telah dijawab dengan betul, dengan
memperhitungkan bobot jawaban betulnya.[3]

Adapun yang dimaksud nilai adalah angka (bisa juga huruf), yang merupakan hasil ubahan dari skor yang
sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta disesuaikan pengaturannya dengan standar
tertentu. Itulah sebabnya mengapa nilai sering disebut skor standar (standard score).

Nilai pada dasarnya adalah angka/huruf yang melambangkan seberapa jauh/seberapa besar
kemampuan yang telah ditujukan oleh testee terhadap materi atau bahan yang teskan, sesuai dengan
tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan.[4]

Penskoran berarti proses pengubahan prestasi menjadi angka-angka, sedangkan dalam penilaian kita
memproses angka-angka hasil kuantifikasi prestasi itu dalam hubungannya dengan “kedudukan”
personal siswa dan mahasiswa yang memperoleh angka-angka tersebut di dalam skala tertentu.

Dalam penskoran, perhatian utama ditujukam kepada kecermatan dan kemantapan, sedangkan dalam
penilaian, perhatian terutama ditujukan kepada validitas dan kegunaan.[5]

Anda mungkin juga menyukai