Anda di halaman 1dari 3

Hari Senin di rumah sakit Universitas Jember, ruang Mawar pagi pukul 13.

30 WIB, pada saat


operan berlangsung antara karu, perawat primer dan perawat associate

Karu: Assalamu’alaikum, selamat siang teman-teman, salam sejahtera bagi kita semua. Seperti
niasa, kegiatan shif sore akan didahului oleh timbang terima antara perawat yang shift
pagi dengan perawat yang shift sore. Sebelum kita memulai kegiatan kali ini, mari kita
berdoa mengawali timbang terima sore hari ini. Kepada perawat yang shift pagi
dipersilahkan melaporkan kondisi pasien,
Katim P:Terima kasih atas waktu yang telah diberikan untuk saya melaporkan kondisi pasien di
pagi hari, selamat pagi teman-teman. Pasien pertama yang saya laporkan yakni Ny. A
dengan Hipoglikemi dengan MRS hari ke 2, hasil TTV TD 120/70 mmHg, N 89 x/menit
, FP 21 x/menit, suhu 37 o C. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan glukosa darah 80
mg/dL. Pasien mengeluh pusing, sulit makan, dan lemas.
Katim S:Untuk intervensi yang dilakukan apa saja? apa ada lagi intenvensi yang diberikan?
PP1: Pasien dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari saat di Rumah Sakit dibantu oleh keluarga
dan petugas kesehatan. Implementasi yang sudah dilakukan yaitu observasi gula darah
pasien setiap pagi, pemberian cairan dextrose 5% sebanyak 2 botol, dan diet nutrisi
untuk penderita diabetes mellitus.
PS1: Mungkin ada lain, apakah ada cek lab untuk hari ini?
PP2: Cukup itu saja ners
Karu: Baik, lanjutkan untuk pasien selanjutnya
PP3: Terimakasih ners atas kesempatannya, Pasien selanjutnya Ny. K (29 tahun) dengan
diagnosa medis Febris hari ke-5 demam masih naik turun dengan hasil ttv 120/70
mmHg, HR 81 x/menit, RR 20x/menit, suhu 39,4 0C. Hasil pemeriksaan
laboratorium yaitu Hemoglobin: 8,6 g/dL, Leukosit: 8500 mm3, SGOT: 41,
SGPT: 35 Pasien masih mengeluh sakit kepala, keringat dingin, pusing, serta
terlihat lemas. Diagnosa keperawatan yang diambil adalah hipertermi.
PS2: Intenvensi yang diberikan apa saja?
PP2: Tindakan yang dilakukan diantaranya Observasi TTV untuk mengetahui keadaan
umum pasien, diberikan kompres hangat untuk membantu menurunkan suhu
tubuh, menganjurkan minum banyak (1500-2000 cc) untuk mengganti cairan
tubuh yang menguap akibat hipertemi, meganjurkan pemakaian baju berbahan
tipis dan menyerap keringat untuk menjaga agar klien merasa nyaman dan
mengurangi penguapan tubuh, berlaborasi dengan dokter dengan pemberian
antipiretik dan antibiotic untuk mengurangi panas dan infeksi, dari apa yang
telah kita lakukan sesuai intervensi yang ada, tetapi pasien belum menunjukkan
adanya peningkatan yang berarti.
Karu : Karena semua sudah selesai, sekarang silakan Katim P dan Katim S menandatangani
laporan timbang terima yang sudah dibuat. Selanjutnya untuk merefresh pengetahuan
dan kemampuan kognitif kita, saya ingin bertanya kepada perawat disini berkaitan
dengan pencegahan risiko infeksi pada pasien dengan menerapkan five moment cuci
tangan. Coba PP1, kapan saja kita melakukan cuci tangan ?
PP1 : Baik ibu, terimakasih untuk waktunya. Kita melakukan cuci tangan di beberapa
moment, yakni Sebelum kontak dengan pasien, Sebelum tindakan aseptic, Setelah terkena
cairan tubuh pasien, Setelah kontak dengan pasien dan Setelah menyentuh lingkungan sekitar
pasien.
Karu : Wahh, ternyata PP1 hafal mengenai five moment saat cuci tangan. Selanjutnya, PS2,
tolong jelaskan kepada kita semua berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk hand
hygiene dan berikan saya contoh melakukannya.
PS2 : Baik, untuk hand hygiene yang dilakukan dengan hand sanitizer dilakukan 20-30 detik,
sedangkan untuk yang menggunakan sabun dilakukan selama 40-60 detik. Begini
caranya (Mencontohkan cara mencuci tangan)
Karu : Bagus sekali jawaban dari perawat ruang mawar. Selanjutnya, PP2, apakah perawat
pelaksana sudah menerapkan five moment cuci tangan ?
PP2 : Kami sudah menerapkan cuci tangan, namun terkadang saya lupa melakukannya
apabila ada pasien darurat.
Karu : Selain PP2, apakah ada yang lain ?
PS2 : Mohon maaf ibu, saya juga terkadang lupa mencuci tangan apabila hanya sekedar
mengukur tekanan darah pasien.
Karu : Nah, seperti yang kita ketahui, penerapan five moment pada cuci tangan merupakan hal
dasar yang penting untuk mencegah penularan infeksi nosokomial pada pasien. Apabila
kita melupakan hal penting ini, kita secara tidak sengaja dapat menularkan penyakit pada
satu pasien ke pasien lainnya, yang selanjutnya akan menambah ALOS pada pasien.
Bukan tidak mungkin, kepuasan pasien pada ruangan akan menurun. Selanjutnya,
ketidakpatuhan cuci tangan juga bisa menularkan penyakit pasien ke diri kita sendiri.
Maka dari itu, saya harapkan kepada perawat disini, baik katim ataupun perawat
pelaksana untuk tetap menerapkan five moment cuci tangan untuk mencegah penularan
penyakit antara pasien dan perawat atau antar pasien. Selain untuk kebaikan pasien dan
ruangan, hal ini juga demi kebaikan diri sendiri dan keluarga kita. Bagaimana, apakah
ada yang ingin di diskusikan ?
Katim 2 : Baik ners, kami akan membiasakan penerapan five moment saat cuci tangan.
Terimakasih untuk himbauan dan motivasinya.
Karu : Baik samasama. Semoga perawat disini bisa menerapkan cuci tangan five moment
dengan baik, dan semoga ruangan kita mendapatkan penilaian terbaik oleh pasien. Kalau
begitu mari kita tutup kegiatan timbang terima kali ini ini dengan ucapan hamdalah.
Terimakasih kepada kelompok dinas shift pagi yang sudah menjalankan tugasnya
dengan baik. Silakan sekarang beristirahat kembali. Untuk perawat jaga sore silahkan
melanjutkan intervensi keperawatan yang belum dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai