Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN PERSEPSI SIKAP PERAWAT DENGAN KECEMASAAN PASIEN PRE OPERASI

DI RUANG PERAWATAN BEDAH RSUD BAYU ASIH PURWAKARTA TAHUN 2019

Dedeh Yuningsih, Astrid Berlian Utami, H. Agus Subari


STIKes Kharisma Karawang
Email : ……………………

Abstrak

Sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek.
sikap yang terampil, profesional, menghormati privasi pasien, pasien akan merasa lebih diperhatikan,
mendapat dukungan, dan memiliki pemahaman sehingga dapat mengurangi perasaan gelisah, tegang, takut
dan cemas. Kecemasan menjadi sebuah masalah yang sering sekali muncul di pusat pelayanan kesehatan
atau rumah sakit. Kecemasaan preoperasi ditimbulkan akibat dari segala acaman tindakan dan prosedur yang
belum mereka ketahui selama proses operasi dan juga tindakan pembiusan menghadapi pembedahan.
Kecemasan pasien dirumah sakit dapat diatasi dengan adanya perhatian dan komunikasi dari perawat kepada
pasien (sikap perawat). Sikap perawat sangatlah penting untuk keperawatan,dimana berfungsi dalam asuhan
psikologis pasien.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan persepsi sikap perawat dengan
kecemasan pasien pre operasi di kamar bedah RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta tahun 2019, dengan
desain penelitian analitik cross sectional. Populasi pada penelitian pasien pre operasi dengan jumlah sampel
total populasi sebanyak 50 responden, Tehnik sampel acidental sampling, uji statistik dengan menggunakan
analisis Chi Square. Hasil uji statistik menunjukan nilai p=0,000 < a=0,05 (OR= 37,33) yang berarti ada
hubungan yang bermakna antara persepsi sikap perawat dengan kecemasan pasien pre operasi di kamar
bedah RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta tahun 2019. Kesimpulan melakukan edukasi preoperatif
yang terstruktur yang bertujuan untuk menurunkan kecemasan. Saran untuk penelitian lain untuk
menambahkan variabel karakteristik responden dan motivasi.

Kata kunci : persepsi sikap perawat, kecemasaan

Abstrack

Attitude is an emotional predisposition that is learned to respond consistently to an object. a skilled,


professional attitude, respecting patient privacy, patients will feel more cared for, get support, and have
understanding so that it can reduce feelings of anxiety, tension, fear and anxiety. Anxiety becomes a
problem that often arises in health care centers or hospitals. Preoperative anxiety arises as a result of any
threat to actions and procedures that they do not know during the operation process and also anesthesia in
the face of surgery. Patient anxiety in the hospital can be overcome by the attention and communication
from the nurse to the patient (nurse attitude). The attitude of nurses is very important for nursing, which
functions in the psychological care of patients. The purpose of this study is to analyze the relationship
between nurses' perceptions of attitudes and anxiety of preoperative patients in the operating room of Bayu
Asih Regional Hospital Purwakarta Regency in 2019, with a cross sectional analytical research design. The
population in the study of preoperative patients with a total population of 50 respondents, an accidental
sampling technique, statistical tests using Chi Square analysis. Statistical test results show the value of p =
0,000 <a = 0.05 (OR = 37.33) which means there is a significant relationship between the perception of
nurses' attitudes with the anxiety of patients preoperatively in the operating room of Bayu Asih District
Hospital Purwakarta Regency in 2019. Conclusion of conducting education preoperative structured aiming
to reduce anxiety. Suggestions for other studies to add variable characteristics of respondents and
motivation.

Keywords: nurse attitudes, anxiety

P a g e |1|
PENDAHULUAN
Preoperatif adalah proses keperawatan untuk kecemasan yang umum di antaranya karena
mengembangkan rencana asuhan secara individual anestesi sesuatu yang tidak diinginkan pada saat
dan mengkoordinasikan serta memberikan asuhan pembedahan, nyeri akibat luka operasi , terjadi
pada pasien yang mengalami pembedahan atau perubahan fisik menjadi buruk atau tidak berfungsi
prosedur invasif. (AORN, 2013). Keperawatan normal, operasi gagal, mati dan lain (Smeltzer &
pre operatif merupakan tahapan awal dari Bare, 2008). Hal tersebut merupakan reaksi bagi
keperawatan bedah, fase ini merupakan awal yang pasien dan termasuk dalam bentuk kecemasan
menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan- sebelum operasi (Muttaqin dan Sari, 2013).
tahapan berikutnya. Pengkajian secara integral dari
fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan Potter & Perry (2015) Menyatakan apabila rasa
psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan cemas tidak mendapat perhatian di dalam suatu
dan kesuksesan suatu operasi (Hartoyo, 2015). lingkungan, maka rasa cemas itu dapat
menimbulkan suatu masalah yang
World Health Organization (WHO) serius.Kecemasan menjadi sebuah masalah yang
mengemukakan jumlah pasien dengan tindakan sering kali muncul di pusat pelayanan kesehatan
operasi mencapai angka peningkatan yang sangat atau rumah sakit,cemas(Hawari 2001).Berdasarkan
signifikan dari tahun ke tahun. Tercatat ditahun penelitian yang dilakukan Garvin (2003),
2011 terdapat 140 juta pasien dengan tindakan didapatkan 79,8% menyatakan bahwa penanganan
operasi di seluruh rumah sakit di dunia, dan pada kecemasan sangat penting .dan 17,6% menyatakan
tahun 2012 pasien preoperasi mengalami penanganan kecemasan penting. Didapatkan data
peningkatan sebesar 148 juta jiwa sedangkan untuk berikutnya 33% berfikir bahwa kecemasan dapat
kawasaan Asia pasien mencapai angka 77 juta jiwa mengancam kehidupan.
pada tahun 2012 sedangkan pada tahun 2017 di
Indonesia data tersebut mengalami peningkatan Peranan seorang perawat sangat penting bagi
sebesar 284 juta jiwa.(Setiani, 2017). pasien pre operasi baik pada masa sebelum, selama
maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan
Hasil data dari Rumah Sakit Umum Daerah yang tepat diperlukan untuk mengurangi tingkat
Kabupaten Purwakarta, bahwa angka kejadian kecemasan klien dengan penerapan sikap yang
operasi pada tahun 2016 sebanyak 619 operasi dibutuhkan oleh pasien sesuai dengan kondisi dan
(jenis operasi kecil sebanyak 349 tindakan, operasi tingkat kecemasan yang dialaminya. Sikap adalah
sedang sebanyak 202 tindakan, dan operasi besar predisposisi emosional yang dipelajari untuk
sebanyak 68 tindakan). Sedangkan pada tahun 2017 merespons secara konsisten terhadap suatu objek.
mengalami peningkatan sebanyak 970 operasi Sedangkan menurut Secord dan Backman Sikap
(jenis operasi kecil sebanyak 123 tindakan, operasi adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan
sedang sebanyak 256 tindakan, dan operasi besar (afeksi), pemikiran (kognitif), dan predisposisi
sebanyak 591 tindakan). Saat menghadapi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek
pembedahan klien akan mengalami berbagai di lingkungan sekitarnya. Saifuddin Azwar (2012)
stressor. Pembedahan yang ditunggu Setiap orang mempunyai mekanisme koping yang
pelaksanaannya akan menyebabkan rasa takut dan berbeda, sehingga sebelum pemberian intervensi
cemas pada klien yang menghubungkan perlu diadakan pengkajian untuk mengetahui
pembedahan dengan rasa nyeri, kemungkinan tingkat kecemasan yang dialami pasien.
cacat, menjadi bergantung pada orang lain dan
mungkin akan mengakibatkan kematian (Potter & Hasil penelitian Suprastyo (2014), menunjukkan
perry, 2012). Tindakan pembedahan ini sering bahwa pasien setelah diberikan sikap yang baik
menimbulkan dampak yang luas dan pengaruh mengatakan bahwa dirinya menjadi lebih tenang,
psikologis terhadap pasien preoperasi (Smeltzer ikhlas dan siap menjalani tindakan operasi.
& Bare, 2008). Pengaruh sikologis terhadap Hidayat (2012) mengatakan bahwa sikap yang
tindakan pembedahan dapat berbeda-beda, namun terampil, profesional, menghormati privasi pasien,
sesungguhnya selalu timbul rasa ketakutan dan pasien akan merasa lebih diperhatikan, mendapat

P a g e |2|
dukungan, dan memiliki pemahaman sehingga
dapat mengurangi perasaan gelisah, tegang, takut Dari tabel diatas menunjukan mayoritas responden
dan cemas. Seorang perawat harus mengkaji secara memiliki persepsi sikap perawat baik pada saat pre
integral dan kompherensif, karena merupakan operasi sebanyak 29 pasien (58.0% ) dari jumlah
landasan kesuksesan tahap selanjutnya. Perawat responden 50 orang.
melakukan pengukuran tekanan darah, denyut nadi
dan suhu tubuh untuk mengetahui kondisi pasien Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan
sebagai tindakan pre operasi (Muttaqin dan Sari, kecemasaan pasien pre operasi
2013). Dalam memberikan asuhan keperawatan, Tahun 2019 (n=50)
sikap perawat dapat menjadi cerminan dalam
pelayanan keperawatan yang bermutu dan dapat Kecemasaaan Persentase
mengatasi masalah psikologis seperti kecemasan Cemas ringan 74.0
pada pasien. Cemas berat 26.0
Total 100
Berdasarkan hasil wawancara kepada 10 pasien Pre
Operasi 3 diantaranya mengalami cemas berat Dari tabel diatas menunjukan bahwa distribusi
dengan tanda gelisah, bicara cepat gemetar dan 7 responden berdasarkan frekuensi berdasarkan
orang pasien mengalami cemas sedang,pasien kecemasaan pasien pre operasi sebagian besar
mengatakan perawat kurang perhatian untuk pasien mengalami cemas ringan ( 74.0% ) dari
persiapan pre operasi seperti kurang memberikan jumlah responden 50 orang.
informasi tentang prosedur persiapan operasi,
perawat kurang ramah dan tidak perhatian terhadap Tabel 3 Gambaran persepsi sikap perawat
pasien. dengan kecemasaan pasien pre operasi
Tahun 2019 (n =50)
Tujuan penelitian ini: Persepsi Kecemasaan Total
1. Untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi sikap Ringan Berat
persepsi sikap dengan kecemasaan pasien Pre perawat
operasi di ruang perawatan bedah RSUD Bayu n % n % n %
Asih. Baik 28 96.6 1 3.4 29 100
2. Untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi Kurang 9 42.9 12 57.1 21 100
kecemasaan pasien Pre operasi di ruang Total 37 74.0 13 26.0 50 100
perawatan bedah RSUD Bayu Asih
3. Untuk mengetahui hubungan persepsi sikap Responden berpersepsi baik yang cemas ringan 28
perawat dengan kecemasan pasien pre operasi (96,6%) lebih besar dengan yang cemas berat 1
di ruang perawatan bedah RSUD Bayu Asih (3,4%) sedangkan responden yang berpersepsi
kurang yang cemas berat 12 (57,1%), yang cemas
METODE PENELITIAN ringan 9 (42,9%).
Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah cross sectional dengan teknik Tabel 4 Hasil Analisis Bivariat Hubungan
Accidental sampling dengan populasi dalam Persepsi Sikap Perawat Dengan
penelitian ini adalah pasien yang akan dilakukan Kecemasan Pasien Pre Operasi di
operasi RSUD Bayu Asih Purwakarta Besarnya Rumah Sakit Umum Daerah Bayu
sampel dalam penelitian ini dihitung dari 50 Asih Purwakarta Tahun 2019 (n = 50)
responden.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi Respoden berdasarkan
persepsi sikap perawat pre operasi
Tahun 2019 (50)

Persepsi sikap perawat Presentase


Persepsi sikap perawat baik 58.0
Persepsi sikap perawat kurang 42.0
Total 100
P a g e |3|
Perseps Kecemasaan Total OR P
Pasien yang mempunyai persepsi sikap perawat i sikap Ringan Berat (95%) value
baik dengan kecemasaan ringan 28 orang (96,6%) perawa
lebih besar dibanding dengan kecemasaan berat 1 t
orang (3,4%). Sedangkan pasien yang punya n % n % n %
persepsi sikap perawat kurang dengan kecemasaan Baik 2 96. 1 3.4 2 10 37.3 0,00
berat 12 orang (57,1%) lebih besar dibanding 8 6 1 0 3 0
dengan kecemasaan ringan 9 orang (42,9%). Hasil Kurang 9 42. 1 57. 4 10
uji Chi Square statistik di peroleh nilai P = 0,000,< 9 2 1 0
a 0,05 maka Ho di tolak / Ha diterima, artinya ada Total 4 16 2 84 2 10
hubungan antara persepsi sikap perawat terhadap 1 5 0
kecemasan pasien pre operasi di RSUD Bayu Asih
Purwakarta, di dapat nilai OR (Odds Ratio) 37,33 Sikap dalam keperawatan adalah hal yang
artinya pasien dengan persepsi sikap perawat yang sangat mendasar, sikap merupakan jantung
baik berpeluang terjadi kecemasan ringan sebesar profesi artinya sebagai komponen yang unik,
37,33 kali lebih besar bila dibanding dengan fundamental dan menjadi fokus sentral dari
persepsi sikap perawat yang kurang. maka dapat di pelayanan keperawatan. Sikap perawat yang
simpulkan ada hubungan antara persepsi sikap baik telah memerankan bagian penting dalam
perawat dengan kecemasaan pasien pre operasi dunia keperawatan. Para pakar keperawatan
dengan niali OR (odd ratio) 37,33. menempatkan sikap sebagai pusat perhatian
yang sangat mendasar dalam praktek
PEMBAHASAN keperawatan, karena banyak peneliti tentang
Univariat kepedulian mengungkapkan bahwa harapan
1. Gambaran persepsi sikap perawat pasien yang tidak terpenuhi jarang
Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi berhubungan dengan kompetensi, tetapi lebih
frekuensi berdasarkan persepsi sikap perawat sering karena pasien merasa perawat tidak peka
pre operasi, responden sebagian besar pasien terhadap kebutuhan mereka atau kurang
memiliki persepsi sikap perawat baik sebanyak menghargai sudut pandang mereka singkatnya
58% (29 respoden) sedangkan pasien yang “kurang peduli’’ (Binshop, 2006).
memiliki persepsi sikap perawat kurang baik
sebanyak 42% (21 respoden) total keseluruhan 2. Gambaran kecemasaan pasien pre operasi
100% dari jumlah responden 50 orang. Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi
penelitian ini sejalan dengan penelitian novi frekuensi berdasarkan kecemasaan pasien pre
(2017) Perilaku sikap perawat kategori baik operasi sebagian besar pasien mengalami
(52,0%) dan perilaku sikap perawat dalam cemas ringan 74% ( 37 responden) sedangkan
kategori kurang (32,0%). Didukung juga pasien yang mengalami cemas berat sebanyak
dengan penelitian Fitri habibah (2014) Hasil 26% ( 13 responden) dari jumlah responden 50
Penelitian menunjukkan bahwa dari 71 orang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
responden (86%) memiliki sikap perawat baik. novi (2017) menunjukan pasien yang
Perilaku merupakan bentuk tanggung jawab mengalami cemas ringan (16,0%) dan (12,0%)
dalam melaksanakan tugasnya. Inti rasa mengalami cemas berat.
tanggung jawab itu ialah kepekaan perawat
terhadap penderitaan klien dan keluarga, serta Pasien merasa tidak mempunyai kemampuan
peduli dengan situasi dan kondisi lingkungan dan tidak dapat berguna bagi dirinya dan orang
dimana klien dirawat. (Wolf. et all, 2014). lain. Ancaman tersebut dapat menimbulkan
kecemasan dan bila tidak diatasi akan
Sikap perawat telah memerankan bagian menimbulkan kecemasan degan tingkatan yang
penting dalam dunia keperawatan. Sikap lebih berat serta menimbulkan gangguan pada
merupakan bentuk tanggung jawab dalam fisik. Kondisi ini tentu saja akan menganggu
melaksanakan tugasnya. Inti rasa tanggung proses penyembuhan penyakit yang diderita
jawab itu ialah kepekaan perawat terhadap pasienPasien yang mengalami kecemasan
penderitaan klien dan keluarga, serta peduli ringan kemungkinan disebabkan pasien sudah
dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana memperoleh informasi selengkap-lengkapnya
klien dirawat. (Wolf. et all, 2014). mengenai hasil pemeriksaan dan alasan
P a g e |4|
dilakukan tindakan operasi serta kemungkinan perawatan dengan adanya lingkungan perawatan
yang terjadi bila tindakan operasi tidak yang terapeutik dan sikap perawat yang penuh
dilakukan, sehingga pasien dapat dengan perhatian sehingga akan mempercepat
mempertimbangkan keuntungan yang proses penyembuhan.
diperoleh dengan akibat bila pasien tidak
dilakukan tindakan operasi. Pasien dapat Perawat yang bersikap baik, cerdas dan terampil
mempersiapkan diri secara fisik maupun akan memberikan keamanan, kenyamanan dan
mental untuk menghadapi tindakan operasi kepuasan pada klien dan keluarga serta membawa
yang akan dilakukan sehingga mengalami dampak positif terhadap citra rumah sakit dan citra
kecemasan ringan. Pasien yang mengalami profesi perawat di mata klien, keluarga bahkan
kecemasan sedang dan berat disebabkan pasien masyarakat pada umumnya (Christenseen, 2009).
tidak memperoleh keterangan secara terperinci Seorang perawat dalam memberikan asuhan
tentang kondisi kesehatannya dan tindakan keperawatan harus mencerminkan sikap yang baik
operasi yang akan dilakukan. Pasien merasakan dalam setiap tindakan (Sukmawati, 2009). Perawat
tindakan operasi menjadi suatu ancaman bagi akan bersikap empati kepada pasien yang
integritas dirinya (Rohmawati, Hartiti, dan menjalakan tindakan operasi sehingga dilakukan
Machmudah 2012). edukasi pre operasi untuk mengurangi kecemasaan.

Bivariat kecemasaan tentu saja dapat menganggu proses


Hubungan persepsi sikap perawat dengan penyembuhan penyakit yang diderita pasien. Untuk
kecemasan pasien pre operasi di Rumah Sakit meminimalisir dampak kecemasaan bila pasien
Umum Daerah Bayu Asih Purwakarta dapat tidak dilakukan tindakan operasi. Pasien dapat
diketahui dari hasil analisa Chi quare. Hasil uji mempersiapkan diri secara fisik maupun mental
statistik di peroleh nilai P = 0,000, maka dapat di untuk menghadapi tindakan operasi yang akan
simpulkan ada hubungan antara persepsi sikap dilakukan sehingga mengalami kecemasan ringan
perawat dengan kecemasan pasien pre operasi (Rohmawati, Hartiti, dan Machmudah 2012).
dengan nilai OR (odds ratio)= 37,33. Hal ini sejalan Pasien yang mengalami kecemasan sedang dan
dengan penelitian (Novi ) 2014 ada hubungan berat kemungkinan disebabkan pasien tidak
antara perilaku perawat dengan tingkat kecemasan memperoleh keterangan secara terperinci tentang
pasien pre operasi di ruang bedah RSUD kondisi kesehatannya dan tindakan operasi yang
Panembahan Senopati Bantul dengan nilai p=0,013. akan dilakukan. Pasien merasakan tindakan operasi
Hal ini di diperkuat dengan penelitian Akbar menjadi suatu ancaman bagi integritas dirinya
Apriansyah (2014) menyatakan ada hubungan yang (Rohmawati,Hartiti, dan Machmudah 2012).
signifikan antara tingkat kecemasan pre operasi Secara umum pasien akan mencemaskan jika
dengan derajat nyeri post sectio caesarea dengan p penyakit yang akan dinyatakan oleh dokter setelah
value 0,010. diperiksa merupakan penyakit yang gawat dan sulit
untuk diobati, sehingga pasien merasa cemas yang
Perawat yang cerdas dan terampil akan memberikan berlebih ketika menunggu pemeriksaan dari dokter.
keamanan, kenyamanan dan kepuasan pada klien Hal ini sesuai dengan pendapat Furwanti (2014),
dan keluarga serta membawa dampak positif bila individu tersebut dapat menanggapi dengan
terhadap citra rumah sakit dan citra profesi perawat baik maka kecemasan tersebut tidak akan
di mata klien, keluarga bahkan masyarakat pada menganggu kesehatanna. Namun beberapa
umumnya (Christenseen, 2009). Seorang perawat menanggapi kecemasan dengan tidak wajar
dalam memberikan asuhan keperawatan harus sehingga dapat memperburuk kondisinya.
mencerminkan sikap dalam setiap tindakan
(Sukmawati, 2009). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti
berasumsi bahwa sikap perawat yang baik dapat
Menurut Koutoukidis, Stainton, dan Hughson menurunkan keemasaan karena pasien
(2013) perawat yang empati dan penuh perhatian mendapatkan perhatian pada saat pre operasi
secara signifikan dapat mengurangi kecemasan. perawat dengan adanya komunikasi terapeutik
Perawat dapat membantu mengurangi kecemasan merupakan respon yang berbeda dari klien terhadap
ini dengan memberikan informasi yang lengkap dan penderitaan yang dialaminya dan memberikan
tepat waktu, serta melalui penerapan sikap yang pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap
baik maka pasien akan merasakan nyaman selama respon yang berbeda, sikap perawat merupakan

P a g e |5|
perwujudan dari semua faktor yang digunakan responden atau faktor-faktor lain yang
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan berhubungan dengan persepsi sikap perawat
pada klien, sikap juga menekankan harga diri dengan kecemasaan pasien pre operasi.
individu, artinya dalam melakukan praktik
keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai
klien dengan menerima kelebihan maupun UCAPAN TERIMA KASIH
kekurangan pasien rawat lebih banyak berinteraksi 1. Hj. Uun Nurjanah, M.Kep selaku ketua STIKes
dengan pasien dibanding tenaga yang lain dan ini Kharisma Karawang.
merupakan variabel yang paling mudah 2. Ns. Abdul Gowi, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku
bersentuhan kepuasan pasien. ketua Prodi Sarjana Keperawatan Kharisma
Karawang.
KESIMPULAN 3. Ns. Astrid Berlian Utami, M.Kep selaku dosen
pembimbing 1 yang telah menyediakan waktu,
1. Kelompok pasien yang persepsi sikap perawat tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan saya
baik ada sebanyak 37 orang (74,4%) dengan dalam pembuatan skripsi ini
pasien yang mengalami cemas ringan pre 4. H. Agus Subari, SKM. M.Kes selaku dosen
operasi. Sedangkan pasien yang persepsi pembimbing 2 yang telah menyediakan waktu,
sikap perawat kurang baik sebanyak 13 orang tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan saya
(26%) dengan pasien yang mengalami cemas dalam penyusunan skripsi ini.
berat pre operasi. 5. Ns. Erlena, M.Kep selaku dosen penguji yang
2. Ada hubungan antara persepsi sikap perawat telah banyak memberikan saran demi
terhadap kecemasan pasien pre operasi di perbaikan skripsi ini.
RSUD Bayu Asih Purwakarta, di dapat nilai p 6. dr. H. Agung Darwis Suriaatmadja, M.Kes
value = 0,000 OR (Odds Ratio):37,33 artinya selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah
pasien dengan persepsi sikap perawat yang Bayu Asih Purwakarta dan rekan rekan Rumah
baik berpeluang terjadi kecemasan ringan Sakit Umum Daerah Bayu Asih Purwakarta
sebesar 37,33 kali lebih besar bila dibanding yang telah banyak membantu dalam usaha
dengan persepsi sikap perawat yang kurang. memperoleh data yang saya perlukan

SARAN DAFTAR PUSTAKA

1. Bagi Pasien 1. Akbar Apriansyah, Siti Romadoni, Desy


Diharapkan pasien pre operasi diberikan Andrianovita. Hubungan antara tingkat
pendidikan kesehatan terkait tindakan operasi kecemasan pre-operasi dengan derajat nyeri pada
yang akan di lakukan untuk menambah pasien post sectio caesarea di Rumah Sakit
pengetahuan dan mengurangi rasa cemas. Muhammadiyah Palembang tahun 2014.
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih Palembang: Program Studi Ilmu Keperawatan
Purwakarta STIKes Muhammadiyah Palembang. 2014.
Diharapkan untuk dibuat protap atau standar 2. AORN. 2013, Standards of Perioperative
operasional prosedur (SPO) tentang penurunan Nursing. Guideline for Perioperative Practice.
kecemasaan pada pasien pre operasi. Association of PeriOperative Registered Nurse.
3. Bagi Perawat 3. Binshop, Anne H. (2006). Etika Keperawatan.
Agar lebih meningkatkan sikap perawat dalam Jakarta: EGC
tindakan keperawatan sehingga dapat 4. Christensen, P. J., & Kenney, J. W. (2009).
meningkatkan kepuasaan pasien. Proses Keperawatan: Aplikasi Model
Konseptual, ed.4.Jakarata: EGC
4. Bagi Peneliti 5. Furwanti, E. (2014). Gambaran Tingkat
Peneliti dapat menerapkan teori dan aplikasi Kecemasan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat
asuhan keperawatan pasien dengan penurunan (IGD) Rsud Panembahan Senopati Bantul.
rasa cemas pada pasien pre operasi Naskah Publikasi: Universitas Muhammadiyah
5. Bagi Peneliti Lain Yogyakarta
Peneliti selanjutnya agar dapat melakukan 6. Habibah, F., Hartati, T., dan Ernawati. (2016).
penelitian dengan menambahkan beberapa Hubungan Caring Perawat Dengan Tingkat
variabel penelitian seperti karakteristik Kecemasan Pasien Baru Di Rawat Jalan RSUP
P a g e |6|
DR. Kariadi Semarang.http://jurma.unimus.ac.id,
diakses pada tanggal 27 Desember 2019
7. Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian
Keperawatan dan Tekhnik. Analisis Data.
8. Muttaqin & Sari. (2013). Asuhan Keperawatan
Preoperatif, Konsep, Proses Dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
9. Potter, P.A & Perry A.G. (2015). Fundamental
of Nursing. Jakarta : EGC
10. Rohmawati, A., Hartiti, T., dan Machmudah
(2012). Hubungan Pemberian Informed Consent
Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre
Operasi Di Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen
Kabupaten Pekalongan. Jurnal Keperawatan:
Vol. 5 No. 1 Maret 2012 : 57-70
11. Setiani, (2017) Rhetorical Analysis on students‟
report writing. bachelor thesis, universitas
muhammadiyah.
12. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2012).
Keperawatan Medikal-Bedah (10 ed. Vol. 3).
Jakarta: EGC.
13. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Alfabeta: Bandung
14. Sukmawati, A, S. (2009). Konsep Caring.
Available from: htp//Anastasiasuci.co.id.
Diakses pada tanggal 27 Desember 2019

15. Wolf, Z.B., Colahan, M, Costello, A., Warwick,


F., Ambrose, M.S., & Goardino, E.R.
(2004).Relationship Between Nurse Caring and
Patient Satisfaction.Journal Medsur Nursing,
7(2), 99-105
16. Yuliawati, L, A. (2012). Gambaran Perilaku
Caring Perawat Terhadap Pasien Di Ruang
Rawat Inap Umum RS. DR. H Marzoeki Mahdi
Bogor. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia

P a g e |7|

Anda mungkin juga menyukai