Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

REPUBLIK INDONESIA - OS

TELAAH STRATEGIS NASIONAL (TELSTRANAS)


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA – OS
(RPJMN S0XB-20XF)

JAKARTA, 20 OKTOBER 20XA

RAHASIA
(OLAH SISMENNAS)
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA – OS

TELAAH STRATEGIS NASIONAL (TELSTRANAS)


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA – OS
(RPJMN 20XB-20XF)

1. PENGANTAR

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-


2019 terdapat 9 (Sembilan) agenda pembangunan atau sering disebut nawa cita
pembangunan. Dari kesembilan agenda pembangunan tersebut, terdapat 2 (dua)
agenda pembangunan ketenagakerjaan, agenda tersebut masuk dalam kerangka
agenda pembangunan nasional 2015-2019 yang pertama dan dan keenam, dengan
sasaran sebagai berikut:
a) Agenda prioritas menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga Negara melalui
perlindungan hak dan keselamatan pekerja migrant, memiliki sasaran utama
menurunnya jumlah pekerja migrant yang menghadapi masalah hukum di
dalam dan luar negeri.
b) Agenda prioritas meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional yang dilakukan melalui peningkatan daya saing tenaga kerja.
Untuk mendukung dan mencapai kondisi tersebut, dibutuhkan suatu kerangka
system yang dapat diwujudkan dalam suatu Rencana Strategis Pembangunan
Ketenagakerjaan.
Perkembangan lingkungan strategis yang berdimensi nasional, regional dan
global bersifat kontemporer serta bergerak secara asimetris dinamis dan cepat, yang
secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap pembangunan nasional.
Isu-isu strategis yang bersifat multidimensonal yang bersumber dari dalam maupun
luar negeri dapat mengarah menjadi ancaman bagi ketenagakerjaan, di lingkup

RAHASIA
(OLAH SISMENNAS)
global dengan adanya globalisasi mengharuskan tenaga kerja suatu negara
menguasai teknologi ataupun keterampilan dari negara tertentu agar dapat
berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi pada pasar dunia yang dikuasai oleh negara
atau kelompok negara tertentu. Dengan kondisi Sumber daya manusia yang masih
dibawah rata-rata dibandingkan dengan Negara lainnya juga merupakan salah satu
ancaman tersendiri bagi bangsa ini, dengan mulai berlakunya pasar bebas regional
akan mempersulit tenaga kerja Indonesia bersaing dengan tenaga kerja dari luar
(asing) yang lebih mempunyai kualitas diatasnya. Untuk itu diperlukan upaya-upaya
dalam mengantisipasi potensi-potensi yang ada secara terpadu, proporsional dan
komprehensif.
Dengan mempertimbangkan perekmbangan lingkungan strategis, kemampuan
sumber daya maupun anggaran Negara, kebijakan pemerintah dan rencana
pembangunan ketenagakerjaan, Telstranas Kemenaker OS ini disusun dengan
mengacu kepada tugas pokok dan fungsi dengan skala prioritas agar diperoleh
berbagai rumusan strategis dalam menentukan tujuan, sasaran, kebijakan dan
program serta kegiatan. Rancangan rencana strategis ini tidak lepas dari RPJPN
dan RPJMN, rancangan ini merupakan bahan masukan dalam penyusunan renstra
Kemenaker OS 20XB-20XF dan akan menjadi bahan prioritas dari presiden terpilih
pada tahun 20XA bidang ketenagakerjaan yang akan dilaksanakan oleh
Kementerian Tenaga Kerja OS melalui program dan kegiatan secara bertahap yang
dituangkan dalam Renstra Kemnaker OS 20XB-20XF.

2. SASARAN STRATEGIK.
Adapun sasaran strategic Kemanker OS Sebagai berikut:
a. Penguatan factor utama pembangunan ekonomi melalui peningkatan daya
saing tenaga kerja
b. Memperbaiki iklim ketenagakerjaan
c. Memperluas cakupan kepesertaan jaminas social ketenagakerjaan
d. Penyelesaian masalah pekerja migrant
e. Penguatan system perlindungan pekerja migrant didalam dan luar negeri
f. Revitalisasi BLK untuk pelatihan dan pendidikan
g. Pembuatan regulasi tentang prioritas penggunaan tenaga kerja ahli dan non
ahli domestic.

RAHASIA
(OLAH SISMENNAS)
3. LINGKUNGAN GLOBAL
Akibat perkembangan global, pengembangan ketenagakerjaan Indonesia
dihadapkan kepada dua masalah utama, yaitu hambatan kepentingan pekerja dan
hambatan kepentingan pengusaha. Seharusnya dengan globalisasi perekonomian
dunia, akan mengecilkan masalah hambatan-hambatan tersebut. Namun, disinilah
letak permasalahan yang dihadapi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia,
yakni munculnya hambatan-hambatan kepentingan kelompok yang sedikit banyak
dipengaruhi oleh gerakan-gerakan perburuhan yang terjadi di negara-negara maju
yang terkadang sering merupakan bagian dari upaya mereka dalam melindungi
industri dan kepentingan kelompoknya sendiri tanpa mempertimbangkan
kepentingan yang lebih besar/luas.
Globalisasi yang ditandai oleh adanya keterkaitan kegiatan ekonomi yang
melampaui batas-batas negara saat ini, merupakan proses yang terus menerus
mengalami akselerasi. Keadaan ini mengisyaratkan bahwa relasi antar kekuatan
bangsa-bangsa di dunia akan sangat diwarnai oleh kondisi ekonomi, sosial, politik,
hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi suatu negara. Dalam sektor
ketenagakerjaan misalnya, globalisasi mengharuskan tenaga kerja suatu negara
menguasai teknologi ataupun keterampilan dari negara tertentu agar dapat
berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi pada pasar dunia yang dikuasai oleh negara
atau kelompok negara tertentu

4. LINGKUNGAN REGIONAL
Pada tingkat regional, sektor ketenagakerjaan Indonesia juga dihadapkan
kepada kaidah-kaidah yang telah ditetapkan melalui organisasi regional seperti
ASEAN, IMTGT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle), BIMP-EAGA
(Brunei Indonesia Malaysia Philipina–East ASEAN Growth Area). Pengembangan
Ketenagakerjaan di Indonesia juga tidak dapat terlepas dari keterkaitannya dengan
negara-negara lain di kawasan regional ASEAN mengingat terjadinya spesialisasi
atau konsentrasi suatu bidang ekonomi di negara-negara di kawasan ASEAN akan
mempengaruhi arah dan tujuan pengembangan ketenagakerjaan di dalam negeri.
Sebagai contoh, Singapura telah berubah menjadi negara pusat keuangan di Asia
Tenggara. Thailand menjadi negara yang dominan dalam bidang pertanian.
Malaysia telah menjadi negara terbesar di bidang semikonduktor. Philipina berperan
dalam penyediaan tenaga kerja ahli di bidang perkantoran seperti akuntansi,
RAHASIA
(OLAH SISMENNAS)
pengembangan perangkat lunak dan dukungan teknis lainnya dalam bidang
teknologi informasi. Sedangkan Indonesia hingga kini belum memperlihatkan
spesialisasi bidang ekonominya. Belum dapat dipastikan karena beragamnya
sumberdaya alam yang tersedia, padahal disadari atau tidak bahwa Indonesia pada
saat ini telah berada dalam era industrialisasi dan bahkan era informasi, tetapi masih
menerapkan budaya kerja yang tradisional.
Asean Economy Community (AEC), AFTA, CAFTA dan agenda liberalisasi
lainnya merupakan suatu potensi dan ancaman bagi bangsa Indonesia. Jika hal
tersebut tidak diantisipasi dengan baik, akan menajdi suatu ancaman khsusunya
bagi sector tenaga kerja Indonesia yang sampai saat ini masih kalah dengan
Negara-negara asena lainnya jika dilihat dari skill dan kualitasnya.

5. LINGKUNGAN NASIONAL.
Secara umum situasi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan relatif stabil, meskipun demikian masih terdapat beberapa permasalahan
yang memerlukan perhatian pemerintah. Di bidang ideologi, pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara cenderung menurun yang ditandai dengan berkembangnya perilaku
masyarakat yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Di bidang politik, pasca
pilkada serentak dan pra pilpres 2019 situasi politik tanah air mulai menghangat dan
masih dalam kondisi wajar. Di bidang sosial budaya, masalah konflik antar maupun
intra umat beragama, pendidikan dan kesehatan serta ketenagakerjaan masih cukup
memprihatinkan, sehingga memerlukan penanganan serius dari pemerintah. Di
bidang ekonomi, target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% kemungkinan sulit
dicapai karena belum optimalnya penyerapan anggaran pemerintah dan investasi
riil. Dengan semakin melemahnya nilai tukar Rupiah dan lambatnya daya serap
anggaran pemerintah tahun 20XA, maka telah terjadi kelesuan ekonomi yang dapat
berdampak kepada penurunan penciptaan lapangan pekerjaan.

6. LINGKUNGAN PROVINSIAL DAN LOKAL


a. Dari data yang dikeluarkan oleh badan pusat statistic, pada tahun 2016
tecatat bahwa data pengangguran secara nasional sebesar 5, 61 % dari
jumlah angkatan kerja yang ada. Dan BPS juga mengeluarkan data terkait
dengan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2016 sebesar 5,02%

RAHASIA
(OLAH SISMENNAS)
b. Di daerah Papua, menurut data BPS rata-rata angka pengangguran di daerah
tersebut sebesar 5,7 % dari jumlah angkatan kerja di daerah tersebut.
sedangkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sebesar 9,21 %.
c. Di daerah Sulawesi, menurut data BPS dari daerah di Sulawesi jika dirata-rata
jumlah pengangguran sebesar 3,9% dari jumlah angkatan kerja di daerah
tersebut. sedangkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sebesar 16,6
%.
d. Di daerah kalimantan, menurut data BPS dari daerah di kalimantan jika dirata-
rata jumlah pengangguran sebesar 4,92% dari jumlah angkatan kerja di
daerah tersebut. sedangkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut
sebesar 20,0 %.
e. Di daerah Maluku, menurut data BPS rata-rata angka pengangguran di
daerah tersebut sebesar 6,3 % dari jumlah angkatan kerja di daerah tersebut.
sedangkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sebesar 3,5 %.
f. Di daerah Nusa tenggara, menurut data BPS rata-rata angka pengangguran
di daerah tersebut sebesar 4,0 % dari jumlah angkatan kerja di daerah
tersebut. sedangkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sebesar 5,8 %.
g. Di daerah Bali, menurut data BPS rata-rata angka pengangguran di daerah
tersebut sebesar 1,28 % dari jumlah angkatan kerja di daerah tersebut.
sedangkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sebesar 6,24 %.
h. Di daerah sumatera, menurut data BPS rata-rata angka pengangguran di
daerah tersebut sebesar 5,2% dari jumlah angkatan kerja di daerah tersebut.
sedangkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sebesar 9,9 %.
i. Di daerah Jawa, menurut data BPS rata-rata angka pengangguran di daerah
tersebut sebesar 5,9% dari jumlah angkatan kerja di daerah tersebut.
sedangkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sebesar 5,3 %.
j. Dinamika kondisi ketenagakerjaan saat ini yang masih hangat di Indonesia
adalah masalah serbuan tenaga kerja asing dari negeri China, dimana tenaga
kerja tersebut merupakan satu paket dengan klausul investasi dari negeri
china yang diberikan ke Indonesia.

RAHASIA
(OLAH SISMENNAS)
7. TANTANGAN DAN RESIKO
a. Melemahnya daya saing bangsa. Dengan kualitas sumber daya manusia
yang relative masih rendah dibandingkan dengan Negara-negara lainnya
akan mengakibatkan para pekerja dalam negeri /domestic akan tergusur
oleh tenaga kerja dari luar negeri yang memiliki kualitas diatasnya, hal
tersebut dikarena tuntutan zaman dan kebutuhan dunia kerja modern.
b. Meningkatnya angka pengangguran dalam negeri. Selain kondisi
ekonomi yang belum begitu bagus, serbuan tenaga kerja dari luar negeri
akan menambah jumlah pengangguran di dalam negeri.
c. Terbatasnya intervensi pemerintah. Dalam era globalisasi yang
melahirkan liberalisasi akan memaksa Negara untuk melepas segala
sesuatunya ke pasar bebas, sehingga intervensi Negara akan sangat
minim. Dalam kaitannya dengan bidang ketenagakerjaan, hal ini perlu jika
tidak diantisipasi dengan baik akan mencaji ancaman bagi tenaga kerja
local atau domestic.

8. SARAN
Pemerintah segera merespon dan mengambil aksi nyata dalam menghadapi
perubahan zaman yang menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam rangka memperkuat daya saing tenaga kerja nasional.

Jakarta, Oktober 20XA

Menteri Tenaga Kerja OS,

Kombes Pol Drs. Ghiri P. M.Th

RAHASIA
(OLAH SISMENNAS)

Anda mungkin juga menyukai