• I
MATERI POKOK
Materi Pokok Bidang Studi Politik
Penulis TIM POKJA Politik
1. Prof. Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, M.Agr
2. Mayjen TNI Widagdo H. Sukoco
3. Kisnu Haryo, S.H, M.A
4. Drs. Edijan Tanjung, M.Si.
5. Mayjen TNI (Purn) A. Wahab Mokodongan
6. Dr. Sukendra Martha, M.Sc., M.App.Sc.
ISBN 978-602-6662-05-7
Cetakan Keempat : Tahun 2019
Penerbit Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
JI. Merdeka Selatan 10, Jakarta Pusat
Editor Direktorat Materi Pendidikan
Deputi Bidang Pendidikan Pim pi nan Tingkat Nasional
Sambutan
Bahan ajar merupakan instrumen pokok dalam setiap pendidikan,
seperti pendidikan di Lemhannas RI yang menyelenggarakan Program
Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LIX dan (PPSA) XXII Tahun 2019
Lemhannas RI. Bahan ajar dengan rancangan kurikulum tertentu, akan
menOgarahkan hasil kompetensi lulusan yang diinginkan. Oleh karenanya,
penyediaan bahan ajar dengan isi dan kualitas yang baik, senantiasa
menjadi perhatian yang utama bagi Lemhannas RI.
•
kompetensi inilah yang saat ini dan ke depan dibutuhkan oleh bangsa
Indonesia, agar mampu mengelola kehidupan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di era globalisasi persaingan antar
bangsa-bangsa di dunia.
Gubernur
Lembaga Ketahanan Nasional
Republik Indonesia
Agus Widjojo
Letnan Jenderal TNI (Purn)
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena hanya dengan petunjuk dan rahmat-Nya, Kelompok Kerja
(Pokja) Bin-Gatra terdiri dari: BS Geografi, BS Demografi, BS Sumber
Kekayaan Alam, BS ldeologi, BS Politik, BS Ekonomi, BS Sosial Budaya, BS
Hukum dan HAM, BS lptek, BS Hankam, telah menyelesaikan hanjar yang
akan dipergunakan sebagai panduan bagi Tenaga Ahli Pengajar, Tenaga
Ahli Pengkaji, Tenaga Profesional / Narasumber Lemhannas RI dan Peserta
Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA LIX) dan Peserta Program
Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA XXII) Tahun 2019 Lemhannas RI.
Karsiyanto, SE
Mayor Jenderal TNI
•
• Materi Pokok Bidang Studi Politik
DAFTAR ISi
SAMBUTAN
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISi V
•
BAB IV SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA................. 93
21. Umum............................................................................................. 93
22. Sejarah Sistem Pemerintahan Negara Indonesia........... 94
23. Amandemen UUD NRI Tahun 1945 ..................................... 101
24. Otonomi Daerah ......................................................................... 104
25. Kebijakan Publik ......................................................................... 126
26. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah ....... 130
27. Studi Kasus.................................................................................... 134
1. Umum
•
dikatakan berpolitik, yaitu politik netral (Machfud, 2018). Oleh karena
itu, para peserta pendidikan, para tenaga ahli pengajar, tenaga ahli
pengkaji, dan tenaga professional di Lembaga Ketahanan Nasional
Republik Indonesia (Lemhannas RI) yang kiprahnya terikat kepada
kebijakan umum yang dikeluarkan oleh penguasa politik yang sah,
termasuk kebijakan dari pimpinan Lemhannas RI, meskipun bersikap
menolak atau mendukung, maupun bersikap netral adalah sedang
berpolitik, disebut politik inspiratif.
•
dari proses politik (Budiardjo, 2015). Berkaitan dengan hal tersebut,
manusia adalah pelaku politik, sehingga manusia merupakan titik sentral
pembahasan dalam bidang politik. Selain itu kodrat manusia sebagai
makhluk sosial, manusia cenderung untuk hidup berkelompok dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasarnya.
b. Tujuan
3. Ruang Lingkup
•
ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan jika tidak mampu dikelola
dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut, budaya politik di Indonesia
dipengaruhi beberapa faktor yang pada gilirannya akan berimbas pada
stabilitas. Oleh karena itu sosialisasi politik sangat penting dilakukan
untuk menumbuhkan sikap dan perbuatan masyarakat yang positif dalam
kerangka bekerjanya sistem demokrasi yang dianut, termasuk didalamnya
penyelenggaraan pemilukada. Proses pembentukan sikap dan orientasi
politik para anggota masyarakat dalam menjalani kehidupan politik
berlangsung seumur hid up, yang dapat diperoleh secara sengaja melalui
pendidikan formal dan informal, maupun secara tidak sengaja melalui
kegiatan dan pengalaman sehari-hari dalam kehidupan keluarga maupun
kehidupan masyarakat. Dengan demikian budaya politik partisipatif tidak
dapat dilepaskan dari kehidupan demokrasi yang sehat. Dengan
pemahaman budaya politik tinggi berdasarkan sikap dan perbuatan yang
demokratis dalam kehidupan sehari-hari, maka stabilitas politik dan
keamanan akan lebih mudah terjaga.
Bab II - Konsep Politik, terdiri dari uraian (4) Umum; (5) Haluan
Pandang dan Pengembangan Konsep Politik; (6) Sejarah dan
Perkembangan Politik di Indonesia; (7) Sistem politik yang
meliputi a) Struktur Politik, b) Fungsi Politik, c) Proses Politik,
d) Elit Politik, dan e) Stratifikasi Politik; (8) Warga negara
Bab VI- Penutup, berisi uraian (31) Umum; (32) Kesimpulan sebagai
pembulatan materi, dan (33) Saran perbaikan materi
pengajaran bidang politik agar senantiasa memuat substansi
terkini sesuai dengan perkembangan perpolitikan yang
terjadi.
•
• Materi Pokok Bidang Studi Politik
KONSEP POLITIK
II
4. Umum
Politik berasal dari kata Polis yang berarti negara, dan Taia berarti
urusan, sehingga kata politik berarti urusan negara, dan membicarakan
politik berarti membicarakan urusan negara. Politik merupakan kegiatan
dan interaksi manusia yang berkenaan dengan proses pembuatan dan
pelaksanaan keputusan yang mengikat untuk masyarakat umum. Politik
memiliki definisi yang banyak, tergantung sudut pandang yang digunakan
para pembuat definisi. Beberapa ahli seperti Miriam Budiardjo (2015)
mendefinisikan politik sebagai beragam kegiatan yang terjadi di suatu
negara yang menyangkut proses menentukan tujuan dan cara mencapai
tujuan. Politik merupakan tindakan yang beraneka ragam yang dilakukan
penguasa maupun masyarakat berkaitan dengan proses menetapkan
tujuan dan cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan seperti yang
telah dilakukan pemerintah serta masukan-masukan yang diberikan oleh
rakyat sehubungan dengan penyusunan dan pelaksanaan tujuan bersama.
Pengambilan keputusan (decision making) mengenai tujuan dari suatu
sistem politik menyangkut seleksi dari beberapa alternatif dan penyusunan
skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Politik selalu
menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals), dan
bukan tujuan pribadi seseorang (private goals), karena politik menyangkut
kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik yang di dalamnya
terdapatjuga kegiatan individu.
Beberapa asumsi tentang konsep politik yang diajukan oleh Ram Ian
Surbakti (1993) dapat disimak sebagai berikut:
g. Dalam politik tidak ada yang gratis, artinya, setiap aksi yang dilakukan
selalu ada risiko yang harus ditanggung.
•
2) Politik adalah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
negara dan pemerintahan Politik adalah segala kegiatan yang
diarahkan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam
masyarakat.
•
6. Pemahaman Teori Politik
1) Teori - teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat akhlak dan
yang menentukan norma-norma untuk perilaku politik. Teori-teori
yang termasuk golongan ini adalah filsafat politik, teori politik
sistematis, ideologi, dan sebagainya. Teori-teori politik yang
mempunyai dasar moral berfungsi untuk menentukan pedoman
dan patokan moral yang tidak sesuai dengan akhlak, karena dalam
kehidupan politik yang sehat diperlukan pedoman dan patokan.
Selain itu, menurut Plato, keadilan merupakan hakikat dari alam
semesta dan sekaligus merupakan pedoman untuk mencapai
kehidupan yang baik yang dicita-citakan.
a. Orde Lama
•
dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik
Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet parlementer. Undang-
Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan
UUDS 1950, adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik
Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959.
•
b. Orde Baru
•
masyarakat. Jika pemerintah sudah berangsur-angsur membuka diri
dan memberikan banyak isyarat tentang keterbukaannya, maka
partai-partai pun sudah seyogyanya menampilkan sebuah aksi yang
lebih dewasa dan bukannya emosional. Persaingan memperebutkan
suara akan lebih ketat karena puluhan partai akan terjun dalam
kampanye untuk meraih kursi sebanyak-banyaknya di DPR tingkat
daerah ataupun pusat.
8. Sistem Politik
•
dan proses politik di suatu negara, misalnya mengapa di suatu negara
rakyat dengan leluasa dapat mengeluarkan pendapatnya, sedangkan di
negara lain dikekang.
a. Struktur Politik
Setiap sistem politik terdiri dari dua struktur politik, yaitu suprastruktur
dan infrastruktur. Suprastruktur disebut the ruler atau penguasa
yang terdiri atas lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif (Purekolon,
2016). lnfrastruktur disebut the ruled adalah masyarakat beserta
organisasi yang dibentuknya. lnfrastruktur politik meliputi, partai
politik atau organisasi politik, organisasi masyarakat, pers atau media
komunikasi politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan,
asosiasi-asosiasi, kelompok wartawan, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), dan informal Leader.
b. Fungsi Politik
c. Proses Politik
Input
1-+ I Suprastruktur Politik
I -+ I Output
t
Feedback
I•
lnfrastruktur Politik
Subsstruktur Politik
• ' Distribution
of Value
d. Elit Politik
•
dalam (Varma 2010), elit politik terdapat tiga macam, yaitu elit dapat
berubah melalui revolusi, diantaranya: Pertama, metode posisi, elit
politik adalah personil yang menduduki posisi atau jabatan strategis
dalam sistem politik. Jabatan strategis, yaitu dapatmembuat
keputusan dan kebijakan dan dinyatakan atas nama Negara. Elit ini
jumlahnya ratusan mencakup para pemegang jabatan tinggi dalam
pemerintahan, partai politik, kelompok kepentingan. Para elit politik
ini setiap hari membuat keputusan penting untuk melayani berjuta-
juta rakyat. Kedua,metode reputasi, elit politik ditentukan berdasarkan
reputasi dan kemampuan dalam memproses berbagai permasalahan
dan kemudian dirumuskan menjadi keputusan politik yang
berdampak pada kehidupan masyarakat. Ketiga, metode pengaruh,
elit politik adalah orang-orang yang mempunyai pengaruh pada
berbagai tingkatan kekuasaan. Orang ini memiliki kemampuan dalam
mengendalikan masyarakat sesuai kemampuan pengaruh yang
dimiliki, sehingga masyarakat secara spontan mentaati para elit
politik. Oleh karena itu orang yang berpengaruh dalam masyarakat
dapat dikategorikan sebagai elit politik.
e. Stratifikasi Politik
Strata 3 - Aktivis
Aktivis adalah warga negara yang mengambil bagian aktif dalam
kehidupan politik dan pemerintahan, terdiri dari anggota partai
politik, birokrat tingkat menengah, editor surat kabar lokal, dan para
penulis.
Strata 6 - Nonpartisipan
•
menghindari kehidupan politik, atau mungkin juga karena diasingkan
oleh penguasa politiknya.
Dari keenam lapisan yang telah dijelaskan, yang termasuk dalam elit
politik adalah orang-orang yang berada dekat puncak piramida
kekuasaan. Selain pembagian secara horizontal, terdapat juga
pembagian vertikal, yaitu adanya kelompok-kelompok yang berbeda
dalam satu lapisan yang sama, yang oleh Suzanne Keller diberi nama
"elit strategik" untuk kelompok teratas dalam piramida kekuasaan
karena dalam masyarakat modern kebanyakan telah terbentuk
pembagian kerja yang amat berbeda di kalangan elit. Kalangan elit
strategik ini antara lain politisi profesional seperti anggota parlemen,
para menteri kabinet, pejabat-pejabat partai politik, dan penasihat-
penasihat dekatnya. Sela in itu, juga pegawai pemerintah senior,
manajer perusahaan penting, pemimpin organisasi masyarakat
seperti serikat buruh, kelompok petani dan lain-lainnya, pejabat
tinggi militer, para profesional, intelektual, wartawan, pemimpin
agama, dan sebagainya.
•
pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan. Dalam bidang pendidikan,
setiap warga negara Indonesia mempunyai hak mendapat
pendidikan. Dalam hal ini pemerintah dituntut untuk membiayai
pendidikan dasar bagi setiap warga negara Indonesia. Kesamaan
hak dalam bidang pendidikan ini tercermin dalam UUD 1945 pasal
31 ayat (1) hasil amendemen keempat.
a. Terjadinya Negara
•
1684 saat diadakannya Perjanjian Westphalia yang mengakhiri perang
30 tahun di Eropa.
•
3) Mencakup semua peraturan perundangan yang berlaku untuk
semua orang tanpa kecuali. Negara melaksanakan berbagai
fungsi yaitu, perlindungan, penertiban, mengusahakan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, pertahanan, serta
menegakkan keadilan. Kelima fungsi negara tersebut
dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu Essential Function
dan Optional Function. Essential Function yaitu fungsi yang dapat
dilakukan pemerintah atau swasta, bergantung kebutuhan
masyarakat (sektor jasa dan perniagaan), dan Optional Function,
yaitu fungsi yang dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta,
bergantung kebutuhan masyarakat (sektor jasa dan perniagaan).
Fungsi dan tugas tersebut merupakan kegiatan yang harus
dilakukan oleh negara agar dapat dipertahankan kelangsungan
hidupnya dan mewujudkan kesejahteraan umum. Fungsi dan
tugas tersebut tidak selamanya sama karena dipengaruhi oleh
kepentingan politik, ekonomi, dan sosial yang ada pada suatu
saat. Misalnya pada saat ada ancaman dari negara lain, maka
fungsi pertahanan yang lebih diutamakan, sedangkan pada saat
terjadi masa paceklik, negara akan lebih mengarahkan
perhatiannya pada aspek kesejahteraan.
c. Bentuk Negara
Ada dua bentuk negara, yaitu negara kesatuan dan negara federal.
Negara kesatuan memiliki kedaulatan yang tidak dapat dibagi-bagi
antara orang pusat dan lokal, berarti segala keputusan akhir ada di
tangan pemerintah pusat. Bentuk negara kesatuan memiliki
supremasi Dewan Perwakilan Rakyat Pusat, selain itu tidak ada badan
lain yang berdaulat kecuali pemerintah pusat. Bentuk ini memiliki
integrasi yang amat kokoh. Negara federal memiliki kedaulatan yang
dapat dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah lokal, dan
ditetapkan dalam konstitusi sebagai sebuah perjanjian. Organ pusat
disebut pemerintah pusat federal, sedangkan organ pemerintah
lokal disebut pemerintah negara bagian .
d. Wilayah Negara
•
Berkenaan dengan wilayah perairan, ada 3 (tiga) batas wilayah laut
Indonesia (Danusaputra, 1983). Batas- batas tersebut adalah:
(c) Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landas
kontinen Indonesia adalah suatu garis yang ditarik di tengah-
Batas landas kontinen dari garis dasar tidak tentu jaraknya, tetapi
paling jauh 200 mil. Kalau ada dua negara atau lebih menguasai
lautan di atas landas kontinen, maka batas landas kontinen
negara-negara itu ditarik sama jauhnya dari garis dasar masing-
masing. Sebagai contoh adalah batas landas kontinen Indonesia
dan Malaysia di Selat Malaka sebelah selatan. Kewenangan atau
hak suatu negara dalam landas kontinen adalah kewenangan
atau hak untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat
di dalam dan di bawah wilayah landas kontinen tersebut.
•
negara pantai tidak boleh menghalangi kebebasan berlayar,
penerbangan di atas ZEE, dan pemasangan kabel-kabel di bawah
laut.
e. Kedaulatan Negara
•
2) Pemahaman dan penghayatan terhadap dimensi-dimensi
perlindungan, yang merupakan cerminan dari:
(a) Karakter nasional yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
NKRI dan sesanti Bhinneka Tunggal lka.
(b) Karakter pemerintahan yaitu demokrasi.
(c) Karakter sosial yaitu spirit berupa kebanggaan terhadap
perjuangan para pendahulu menentang penjajahan
di masa lalu dan keinginan untuk hidup bersama.
(b) "... seluruh tumpah darah ...", berarti negara sangat berperan
dalam mempertahankan tanah air yang menjadi tumpah darah
bangsa Indonesia, seluruh wilayah menyatu dengan bangsa
adalah tanggung jawab negara untuk mempertahankannya,
seperti keutuhan wilayah negara dari gangguan, ancaman dan
tantangan dari luar, negara berperan menangkal upaya negara
asing untuk mengintervensi sejengkalpun tanah Indonesia.
Sebagai contoh, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan Undang-Undang
No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia merupakan
bentuk perlindungan negara terhadap warga negaranya. Tentara
Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan
pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi
keselamatan bangsa, menjalankan operasi mi liter untuk perang
•
dan operasi militer selain perang, serta ikut secara aktif dalam
tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.
•
• Materi Pokok Bidang Studi Politik
SISTEM DEMOKRASI
DI INDONESIA
III
12. Umum
•
didasarkan pada cara penyampaian pendapat, dan demokrasi berdasarkan
prinsip ideologi.
Pada Bab Ill uraian diawali dengan bagian umum, dan selanjutnya
difokuskan pada Sejarah Sistem Demokrasi di Indonesia, Penyelenggaraan
Pemilu meliputi perkembangan lembaga penyelenggara pemilu, sistem
pemilu di lembaga tinggi negara dan sistem pemungutan dan
perhitungan suara pemilu; Sistem Kepartaian di Indonesia; Organisasi
Masyarakat; Reformasi Sistem Demokrasi; Peran Media Komunikasi, dan
Peran Masyarakat Madani (Civil Society) .
•
sejarah. Herbert Feith cenderung menilai bahwa dalam masa itu
pemerintahan berfungsi dengan baik dan dihormatinya kebebasan
berbicara serta berorganisasi.
·~ . .. tetapi tegas bagi saya demokrasi yang kita pakai sebelas tahun ini
adalah suatu demokrasi impor, demokrasi yang bukan demokrasi
Indonesia. Di dalam Demokrasi Barat itu saudara-saudara, bukan
demokrasi yang cocok dengan jiwa kita sendiri. Di dalam demokrasi
Ba rat itu, saudara-saudara demokrasi parlementer ala Barat, maka
adalah begripyang dinamakan begrip oposisi inilah, saudara-saudara
yang telah membuat kita sebelas tahun lamanya menderita"
•
masuk dalam sistem kekuasaan. Semenjak itu, negara Indonesia
masuk dalam kontrademokrasi. Politik kontrademokrasi ini juga
berlanjut pada era Orde Baru. Pada era ini kebebasan politik juga
merupakan hal yang tabu, maka dari itu liberalisme dilarang keras,
bukan karena ia bawaan Barat, tetapi karena ia adalah ancaman bagi
otoritarianisme (Gerung, dalam Tempo 17 Agustus 2007).
•
Pada mulanya Orde Baru tampil ke pentas politik dengan
demokrasi yang berlanggam libertarian dibidang politik dan berusaha
memberikan kepuasan dibidang ekonomi kepada rakyat Indonesia.
Tetapi corak tersebut hanya muncul diawal saja, semakin lama Orde
Baru semakin menunjukan dirinya sebagai negara yang kuat dan
otoriter (Mahfud, 2000:61). Orde Baru memulai dengan langkah
demokratis, kiranya dapat dipahami karena pada waktu itu legitimasi
masih harus diciptakan dengan cara membuat anti sistem yang
diciptakan oleh Soekarno yang nyata-nyata tidak disukai
•
Henk Schulte Nordholt mengemukakan bahwa jika dinilai dari
perubahan struktural ketatanegaraan yang telah tercapai beberapa
tahun yang lalu, perubahan-perubahan di Indonesia dapat dikatakan
sebagai silent revolution, yaitu suatu perubahan yang sangat
mendalam yang telah tercapai lewat proses demokratis, baik posisi
MPR sendiri, yang diganti dengan sistem bikameral, maupun tidak
kalah penting juga posisi legislatif (DPR) versus eksekutif yang jauh
lebih kuat dibanding sebelumnya. Selain itu beberapa perubahan
yang mendasar yaitu, adanya pemilihan presiden dan wakil presiden
secara langsung dan amandemen UUD 1945, merupakan sesuatu
yang sakral dimasa orde baru. Pada masa reformasi Media masa juga
telah dijamin kebebasannya melalui Undang-Undang Kebebasan
Pers, dan adanya desentralisasi.
•
Mineral (Pertambangan) yang tentunya diperjuangkan untuk lebih
mengakomodir dan memfasilitasi kepentingan para pengusaha
Amerika dan sekutu globalnya, dari pada kepentingan rakyat banyak
dan kesejahteraaan dan kemakmuran bangsa Indonesia secara
keseluruhan. Hal ini menunjukan bahwa kekuatan uang dan jaringan
lobi oligarkis kekuatan ekonomi dan politik global-lah yang berperan
besar pada proses legislasi di DPR dan eksekutornya adalah
pemerintah. Berjayanya kepentingan kapitalis global serta
kepentingan pribadi dan kelompok oligarkis elit politik-ekonomi
nasional dan lokal mengakibatkan Indonesia terancam perpecahan,
rusak sendi-sendi kemanusiaan, keadilan . Beberapa wakil di DPR
sejatinya adalah bukanlah wakil rakyat secara langsung, tapi sekedar
wakil partai politik yang dipimpin oleh elit (oligarki) politik yang
bersimbiosis mutualisme dengan oligarki ekonomi kapitalis baik
lokal maupun global. Berkaitan dengan hal tersebut, dapat dikatakan
bahwa esensi demokrasi belum terwujud di negara Indonesia. Hatta
menguraikan Demokrasi Pancasila (Permusyawaratan) sebagai
konsep demokrasi yang diidealkan, yaitu suatu bentuk demokrasi
yang tepat guna, selaras dengan karakter dan cita-cita kemerdekaan
bangsa. Model demokrasi yang diidealkan, secara ringkas diuraikan
oleh Mohamad Hatta sebagai berikut (Latif, 2011) "Negara itu haruslah
berbentuk republik berdasarkan kedaulatan rakyat. Tetapi kedaulatan
rakyat yang dipahamkan dan dipropagandakan dalam pergerakan
nasional berlainan dengan konsepsi Rousseau yang bersifat
individualisme. Kedaulatan rakyat ciptaan Indonesia harus berakar
dalam pergaulan hidup sendiri yang bercorak kolektivisme.
•
dan beradab, persatuan Indonesia, serta meliputi dan menjiwai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
•
(Panitia pemungutan suara) yang bertugas
melaksanakan pemilu di tingkat desa atau kelurahan.
•
(2) Menerima laporan adanya dugaan pelanggaran
administrasi pemilu dan mengkaji laporan dan temuan,
serta merekomendasikannya kepada yang berwenang
(a) Tugas DKPP dalam pemilu tertuang dalam Pasal 111 ayat
(3) yakni meliputi:
•
(2) Setelah itu DKPP melakukan verifikasi terhadap
pengaduan tersebut.
•
sosial, gotong royong, dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat;
(7) menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa; dan/atau (8) mewujudkan tujuan negara.
b. Tahapan Demokrasi
•
1) Taha pan pelaksanaan demokratisasi
•
Partai politik masuk dalam pengecualian) yang merupakan tantangan
besar pilkada. Meskipun demikian dalam pelaksanaannya tetap
terjadi beberapa kekurangan, seperti masih terlihat ada kemunduran
dalam hak sipil dan politik serta dalam proses supremasi hukum
masih memerlukan perjuangan yang panjang karena masih ada
indikasi korupsi.
•
2) Model Harold Lasswell
Komunikasi politik Lasswell sangat populer dikalangan akademisi
ilmu politik, yakni berupa komunikasi verbal yang meliputi:
(a) Who, siapa yang mengatakan pesan politik tersebut;
(b) Say what, pesan apa yang ia sampaikan
(c) In which channels, melalui saluran atau media apa pesan itu
di sampaikan;
(d) To whom, kepada siapa sasaran pesan itu disampaikan
(e) With what effect, apa dampaknya dari pesan tersebut.
•
(a) Penyampai lnformasi
Pada dasarnya media komunikasi politik merupakan
sarana arus informasi politik dari aktor politik maupun
pemerintah kepada rakyat secara meluas.
•
Locke, kemunculan civil society ditujukan untuk melindungi
kebebasan dan hak milik warga negara, karenanya civil society
tidak boleh absolut, dan harus dibatasi perannya pada wilayah
yang tidak dapat dikelola masyarakat, serta memberi ruang yang
wajar bagi negara untuk memperoleh haknya secara wajar pula.
•
suksesi kepala daerah karena ada fenomena beberapa daerah dikuasai,
diwariskan, didistribusikan oleh dan untuk keluarga tertentu.
•
1) Pemilihan kepala daerah dijadikan pemilihan dengan mekanisme
langsung agar rakyat memilih calonnya sendiri, tidak melalui
agen
•
• Materi Pokok Bidang Studi Politik
SISTEM
PEMERINTAHAN
IV NEGARA INDONESIA
21. Umum
•
dituntut percaya), sedangkan pandangan sekuler terhadap adanya negara
didasarkan urusan kehidupan bersama manusia harus diurus sendiri.
•
Kemerdekaan(BPUPK) . Nama badan ini tanpa kata "Indonesia"
dikarenakan hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera
ada BPUPK untuk Sumatera. periode sidang keduatanggal 10-17 Juli
1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945
sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
•
membuatUndang-Undang Dasar yang baru sesuai amanat UUDs
1950, tetapi hingga tahun 1959 badan ini belum juga dapat
menyusun konstitusi baru, maka presiden Soekarno mengemukakan
konsepsi perihal demokrasi terpimpin pada DPR hasil pemilu yang
diisi inspirasi untuk kembali pada UUD 1945.
•
Soeharto lahir dengan kemauan untuk melakukan koreksi terpimpin
pada jaman Orde Lama, tetapi lama kelamaan banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei 1998.
•
di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang
terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), dan
kenyataannya rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
•
(4) dan (5), Pasal 34 ayat (1 ), (2), (3), dan (4), Pasal 37 ayat (1 ), (2), (3), (4),
dan (5). Perubahan terhadap Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan
serta pencabutan terhadap Penjelasan UUD 1945.
•
(d) Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya
lebih efisien apabila dilakukan oleh pemerintah provinsi.
•
(d) Dalam penyelenggaraan otonomi luas, urusan pemerintahan
yang diserahkan kepada daerah jauh lebih banyak bila
dibandingkan dengan urusan pemerintahan yang tetap
menjadi wewenang pemerintah pusat. Otonomi luas dapat
bertolak dari prinsip bahwa semua urusan pemerintahan
pada dasarnya menjadi urusan rumah tangga daerah, kecuali
yang ditentukan sebagai urusan pusat.
•
Pemerintahan yang diserahkan dan/atau ditugas kepada
daerah.
•
1) Pembinaan
Dalam rangka pembinaan oleh Pemerintah Pusat, Menteri dan
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)
melakukan pembinaan sesuai dengan fungsi dan kewenangan
masing-masing yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri
untuk pembinaan dan pengawasan Provinsi, serta oleh Gubernur
untuk pembinaan dan pengawasan Kabupaten/Kota. Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Pasal 373 pada ayat (a), ayat (b), dan ayat (c) berikut menyatakan
bahwa:
•
akan melaksanakan pembinaan kepada Daerah Kabupaten/Kota
dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat.
2) Pengawasan
Pengawasan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat terkait
dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan terutama pada
Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Kepala Daerah.
Pengawasan terkait hal terebut dimaksudkan agar pelaksanaan
berbagai urusan pemerintahan di daerah tetap dapat berjalan
sesuai dengan standar dan kebijakan Pemerintah Pusat
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pengawasan
dilaksanakan oleh Aparatur Pengawas Intern Pemerintah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, sedangkan dalam hal
pengawasan terhadap Raperda dan Peraturan Daerah,
Pemerintah Pusat melakukan dengan dua cara sebagai berikut:
•
penyelenggara Pemerintahan Daerahtersebut. Sanksi yang
dimaksud antara lain dapat berupa penataan kembali suatu
Daerah Otonom, pembatalan pengangkatan pejabat,
penangguhan dan pembatalan berlakunya suatu kebijakan
daerah baik peraturan daerah, keputusan kepala daerah, dan
ketentuan lain yang ditetapkan daerah serta dapat memberikan
sanksi pidana yang diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
•
Kabupaten/Kota, Sekretaris Daerah diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur atas usul
Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, dan karena kedudukannya
tersebut, Sekretaris Daerah menjadi Pembina PNS
di daerahnya.
•
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dengan beban kerja yang sedang.
•
waktu ke waktu disesuaikan dengan sistem pemerintahan yang
berlaku, sampai terjadinya reformasi pada tahun 1998, sehingga
sistem penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berubah, terutama
otonomi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peranserta masyarakat, serta meningkatkan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
•
(b) Pemerintah Daerah yang dibentukdengan Undang-Undang
berdasarkan azas desentralisasi pada hakekatnya merupakan
subsistem dari sistem pemerintahan nasional, dan karenanya
berada dibawah (sub ordinat) pemerintah nasional.
•
and good governance serta persaingan yang sehat melalui
kebijakan privatisasi sehingga rakyat dapat memilih
pemimpin pemerintahan yang mempunyai kepedulian
untuk membangun daerahnya dan memberikan pelayanan
publik yang prima, sebaliknya masyarakat tidak segan-segan
untuk membayar pajak guna menutupi biaya-biaya yang
telah dikeluarkan oleh pemerintah sebagai cost recovery,
dan sekaligus akan mencabut dukungannya apabila
pemimpin tersebut gagal mewujudkan pemerintahan yang
akuntabel dan memberikan pelayanan publik yang prima.
(c) Definisi yang lebih rinci adalah Public policy is a proposed course
of action, group, or government within a given environment
providing obstacles and opportunities which the policy was
proposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal or
realize an objective or purpose (Carl Friedrich)
•
banyak terjadi penyimpangan dari pelaksanaan kebijakan yang telah
dibuat. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana terjadinya distorsi
terhadap kebijakan dan bagaimana mencari solusinya. Dari masalah
ini pengertian kebijakan menjadi "serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai
kewenangan pemerintahan dalam menangani masalah atau urusan
pemerintahan. Pengertian ini akan memberikan gambaran apa yang
dalam realitas dilakukan dibandingkan apa yang seyogyanya
dilakukan, disinilah perbedaan antara suatu kebijakan (a policy)
dengan suatu keputusan (a decision) yang merupakan salah satu
pilihan dari berbagai alternatif.
3) Pembuat kebijakan
•
26. Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
RPJP
APBN
Nasion.al
Otacu OIMrhatikan
, .
! lhr~oman
(UV 23/2014)
: Oisensi.bn mc--lalur
: MUS.ft(N6A.N<.i
RPJP
Daer.ah
•
•folfohii
La-tniiMIE•ifi•III
Jllllftlll
• • • •;+;
Gambar 3. Kerangka Kebijakan Pembangunan 2015-2019
RPJMNI
(200S -2009)
Menata kem bali
NKRI, fJelliLl:l~l.11 m~_nu"i~
membangun kembali KRI, SttQl'll Indo nesia yang
menintktuknn mcnye h,rnh mand iri. 1naju,
lndoru,sia yang
kualius DM. deng.an adi l. dnn
amandan mcnckanktm
inembilr~su.n makmur mela lu i
damai, yang adil kcnmmpm1.n
dan demokra1is IPTEK.
dengan tingkat mompcrlmal
kesejaht eraan daya sa ing
yang lebih baik. pcrc,konomi~ n
~~~~~--.,._~~---.)·••--~~~~~~~)~•...•--~~-)~~-
~2014 .,.._,
•
27. Studi Kasus
28. Umum
•
termasuk membangun demokrasi yang ditandai oleh pelembagaan
Checks and balance, sehingga terdapat akuntabilitas secara horizontal.
Solusi dari fenomena aktual di atas hanya dapat dilakukan jika negara
dan bangsa Indonesia memiliki ketahanan nasional yang tangguh, karena
ketahanan nasional sebagai kondisi dinamik bangsa merupakan keluaran
dari seluruh upaya nasional pada saat tertentu guna mewujudkan cita-
cita nasional dan tujuan nasional seperti yang tercantum di dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Upaya penyelesaian berbagai
masalah bangsa dan negara dapat dilakukan dengan menggunakan
perspektif ketahanan nasional sebagai konsepsi melalui pendekatan
delapan aspek kehidupan nasional yang disebut astagatra, yaitu terdiri
tiga aspek alamiah dan lima aspek lima aspek sosial. Aspek alamiah
meliputi gatra geografi, demografi dan sumber kekayaan alam, sedangkan
aspek sosial meliputi gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan. Kedelapan gatra tersebut saling berinteraksi satu
sama lain secara utuh, menyeluruh, serta dapat dinilai untuk mengetahui
tingkat kondisi ketahanan nasional saat ini dan di masa yang akan datang .
•
a. ldeologi
b. Wawasan Nusantara
Pelaksanaan, pengelolaan dan penyelenggaraan sistem
pemerintahan negara, sistem politik, sistem ekonomi, sistem
kehidupan sosial budaya, dan sistem pertahanan keamanan, serta
sistem pembangunan nasional, didasarkan kepada kepentingan
nasional dan kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu
diperlukan suatu wawasan atau cara pandang dan konsepsi yang
mampu membangun dan memelihara kesatuan wilayah negara dan
menjaga persatuan bangsa Indonesia yang plural dan multikultur.
Dengan kata lain penyelenggaraan sistem pemerintahan negara
harus dilandasi dengan prinsip kesatuan wilayah, kesatuan
kebangsaan (rakyat) dan kesatuan kedaulatan. Untuk maksud
tersebut, wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia
dalam mengelola penyelenggaraan negara, mengelola tata
kehidupan berbangsa, mengelola pembangunan, serta untuk
menghadapi berbagai persoalan yang timbul dan harus dihadapi,
menjadi bagian penting dalam kehidupan politik bangsa.
•
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang belum
terintegrasi dari pusat sampai daerah; (5) sistem perencanaan yang
elitisme dan kurang berpihak kepada kepentingan rakyat banyak,
dan lainnya.
c. Ketahanan Nasional
d. Kewaspadaan Nasional
f. Kepemimpinan
•
menyelaraskan prilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan
tujuan organisasi.
a. Geografi
•
Bagi sarjana-sarjana Jerman seperti Haushofer, kekalahan Jerman
dalam PD I terutama disebabkan oleh apa yang disebut dengan
"kekalahan geografis" peristiwa tersebut menunjukkan betapa
eratnya hubungan ilmu politik dengan geografi. Dalam konteks
pemerataan pembangunan Indonesia dengan tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya,
membangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan menjadi relevan dilakukan
oleh pemerintah dan masyarakat. Sejauh ini pengaruh geografi
terhadap gatra politik dapat dicermati dari sistem politik di Indonesia.
b. Demografi
•
diperkenalkan mengenai governance sebagai instrumen manajemen
konflik sumberdaya alam (Panggabean dan Winanti, 2013).
d. Ekonomi
•
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals,
disingkat SDGs) telah ditetapkan 17 sasaran pembangunan
berkelanjutan, yang akan dilakukan secara bertahap melalui Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, serta penetapan tahapan
dan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
Sebagai contoh, peran perangkat fiskal dalam pembangunan
berkelanjutan dapat dicapai melalui pengaturan penggunaan
perangkat pajak dan perangkat subsidi untuk meningkatkan
kapasitas konsumsi dan kegiatan produksi, sehingga secara
berkelanjutan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan
pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemanfaatan modal dasar
pembangunan secara terarah dan efektif, serta pengawasaan yang
terukur guna mewujudkan ketahanan nasional.
e. Sosial Budaya
•
Hubungan Politik, Sosial dan Budaya, sosial menganalisis proses-
proses yang menitikberatkan pada dinamika tingkahlaku politik.
Sebagaimana tingkahlaku itu dipengaruhi oleh berbagai proses
seperti kerjasama, persaingan, konflik dan sebagainya, sedangkan
budaya menyelidiki aspek-aspek kultural dari setiap kehidupan
masyarakat di masa lampau dan masa kini, sebagai ilmu yang
mempelajari kebudayaan masyarakat. Hal-ha I tersebut juga perlu
dianalisis oleh ilmu politik untuk pendirian sebuah sistem politik
yang berbudaya. Dalam hal ini sistem politik harus menyentuh pada
dimensi Struktur dan Fungsi yang berbudaya untuk melingkupi
pendirian Sistem Politik itu sendiri.
•
(4) Meningkatkan kemampuan bela negara bagi masyarakat luas.
•
berdemokrasi, dilandasi oleh sikap negarawan yang bijak, dan
dilandasi oleh kesiapan untuk menang dan kalah dalam persaingan
politik, dan dilandasi oleh pemberian jaminan dan perlindungan
terhadap hak-hak asasi bagi semua warganegaranya tanpa
diskriminasi. Disamping itu, kehidupan demokrasi akan menjadi
lebih baik dalam pelaksanaannya apabila telah dibangun sistem dan
proses yang memberikan kebebasan, ada kontrol sosial dan kontrol
politik oleh rakyat, budaya dan etika politik yang dilandasi oleh nilai-
nilai yang tinggi, masyarakatnya mempunyai kesadaran dan tingkat
pendidikan yang tinggi, mempunyai tingkat kehidupan yang
sejahtera, dan mempunyai kesadaran sebagai warganegara yang
baik.
i. Hubungan lnternasional
•
melakukan hubungan dengan negara lain, baik secara bilateral
maupun multilateral, baik hubungan yang berada dalam lingkup
gouverment to gouverment maupun dalam kerangka hubungan
melalui lembaga-lembaga internasional. Dalam menjalankan
hubungan internasional setiap negara mempunyai kepentingan
nasional (national interest) yang berbeda-beda, yang ingin
diperjuangkan untuk berbagai tujuan, misalnya: kepentingan untuk
menjaga stabilitas keamanan wilayahnya dari gangguan keamanan
dan ancaman, kepentingan untuk memberikan perlindungan kepada
warga negaranya, kepentingan ekonomi, kepentingan kebudayaan,
kepentingan untuk penetapan wilayah negara, dan lain sebagainya.
•
(5) Kecenderungan menurunnya rasa cinta kepada tanah air dan
negara
(6) Terdapatnya peraturan dan perundangan yang tumpang tindih
(7) Terdapatnya beberapa permasalahan di perbatasan antara negara
dan di kawasan.
•
penting dalam menganalisis lingkungan strategik baik global, regional
maupun nasional agar proses menentukan pilihan kebijakan
politikmampu menghasilkan makna outcome yang akurat, elegan serta
mengagumkan. lmplementasi secara rinci dapar dijelaskan sebagai
berikut:
•
• Materi Pokok Bidang Studi Politik
PENUTUP
VI
32. Umum
33. Kesimpulan
34. Saran
Aini, Nurul dan Ng. Philipus. 2014. Sosiologi dan Politik, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Almond, Gabriel and Verba, Sidney. 1963. The Civic Culture: Political Attitude
and Democracy in Five Nations . Boston: Little, Brown and
Company
Brahimi, Muh Nur. 2010. Bentuk Negara dan Pemerintahan RI. Jakarta: PT
Balai Pustaka
•
Duaji, Susno. 2003. Praktik-Praktik Pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia. Makalah yang disampaikan Pada Seminar
Pembangunan Hukum Nasional Viii dengan Terna Penegakan
Hukum Dalam Era Pembangunan Berkelanjutan Diselenggarakan
Oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman
Dan Hak Asasi Manusia RI Denpasar, 14-18 Juli 2003
Fukuyama, Francis, 2003; The End of History and the Last Man, Yogya-karta,
Qalam.Gramedia Pustaka Uta ma, Jakarta.
Hayati, 5., dan Yani, A. 2007, Geografi Politik, Refika Aditama, Bandung,
November 2007.
Hikmat, M. Nahi. 2016. Komunikasi Politik Teori dan Praktik. Jakarta: Simbiosa
Rekatama Media
Kencana Syafiie, lnu. 2012. Teori dan Analisis Politik. Penerbit Pustaka Reka
Cipta, Bandung.
KOMNAS HAM RI, 2008; Kewarganegaraan RI dalam Bingkai Jati Diri Bangsa
(Nation and Character Building), Jakarta, Komnas HAM.
Mahfud, Moch. 2018. Peran Politik Tinggi Prof.Dr. MAS. Sardjito untuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia. (Disampaikan pada Seminar
"llmuwan Pejuang, Pejuang llmuwan: Peran Prof. Dr. M. Sardjito
MPH dalam Revolusi Fisik Kemerdekaan Republik Indonesia di
Jakarta pada tanggal 27 Februari 2018).
Panggabean, R., dan Winanti, P.S. (2013), Ekonomi Politik Sumber Daya
Alam, Program Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta:26 Februari 2013 .
•
Pureklolon, Thomas Tokan. 2016. Komunikasi Politik. Penerbit PT Penerbit
Gramedia Pustaka Uta ma, Jakarta.
Samekto, Adji dan Kridalaksana, Doddy. 2008. Negara dalam Tata Tertib
Hukum lnternasional (Diktat). Semarang: (Tidak Diterbitkan).
Togo, Lagae, P.O. (2016), Politik Sosial dan Budaya, http.// (diunduh 15
September 2016)
https://monsawai.wordpress.com/2016/09/15/sosial-budaya-dan-politik/
Varma, S.P. 2010. Teori Politik Modern, Jakarta: Raja grafindo Persada
Zuhro, Siti. 2010. Budaya Politik dan Demokrasi. Dimuat dalam harian
Suara Karya, 25 Maret 2010
•
Lampiran-1
Beberapa Pengertian Terkait Bidang Politik
•
1. Prof. Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, M.Agr
(Tenaga Ahli Pengajar Bidang Politik dan Kewarganegaraan,
Lemhannnas RI).