DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
MEDAN
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat
ini masih memberikan kami nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan
yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“PKN Sebagai Pendidikan Bela Negara”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan Nabi Agung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Pada makalah ini akan dibahas mengenai tentang pendidikan
kewarganegaraan sebagai pendidikan bela Negara.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Pak Dosen Mhd. Faisal Husna,
S.Sos., S.Pd., M.Pd. selaku Dosen mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pembaca, khususnya Pak Dosen Mhd. Faisal Husna, S.Sos., S.Pd., M.Pd.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca, khususnya Pak
Dosen Mhd. Faisal Husna, S.Sos., S.Pd., M.Pd.untuk memberikan kritik serta saran yang
membangun mengenai penulisan makalah kami ini untuk kedepannya makalah yang kami
susun bisa lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
1) Landasan Idiil........................................................................................................................8
2) Landasan Konsitusional.........................................................................................................8
3) Landasan Operasional..........................................................................................................10
iii
2.7 IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP BANGSA DAN NEGARA..................................11
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
3.1 SIMPULAN...............................................................................................................................14
3.2 SARAN.....................................................................................................................................14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
17 Agustus 1945 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia,
dimana bangsa ini memproklamasikan kemerdekaannya setelah terjajah 3,5 abad oleh
belanda disusul jepang 3,5 tahun. Kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah semata
dari penjajah melainkan atas kegigihan bangsa indonesia berjuang melawan penjajah dengan
mengorbankan jiwa dan raganya. Sudah 69 tahun bangsa ini merdeka namun kenyataannya
bangsa ini masih banyak permasalahan seperti kemiskinan, pendidikan yang belum merata,
pemerataan kesejahteraan, kesehatan dsb. Bahkan sekarang negeri ini mulai hilang jati
dirinya, era globalisasi telah merubah cara pandang bangsa ini sehingga banyak yang
terjerumus dan melupakan para pejuang dahulu yang telah mengorbankan jiwa dan raganya
untuk kemerdekaan bangsa ini. Seakan-akan tugas yang mempertahankan bangsa ini
hanyalah TNI (Tentara Nasional Indonesia) saja. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan
bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. Pemahaman masyarakat tentang bela negara masih sangat beragam,
meskipun bela negara merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam implementasi sistem
pertahanan negara yang bertumpu pada kekuatan TNI dan rakyat.
3. Apa saja unsur dasar, tujuan, fungsi dan manfaat bela negara ?
1
4. Bagaimana konsep bela negara ?
3. mampu menempatkan diri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan
hak dan kewajibannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006. Untuk mengenang sejarah
perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), pemerintah Republik
Indonesia membangun Monumen Nasional Bela Negara di salah satu kawasan yang pernah
menjadi basis PDRI dengan area seluas 40 hektare, tepatnya di Jorong Sungai Siriah, Nagari
Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Bela negara Ke 65, pada tanggal 21 Desember
2013 Menteri Pertahanan saat itu (Purnomo Yusgiantoro) didampingi oleh Kabadiklat
Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin dan Plt Dirjen Pothan Timbul Siahaan serta Muspida
Provinsi Sumatera Barat meninjau pembangunan Monumen Nasional Bela Negara.
Membela Negara Indonesia adalah hak dan kewajiban dari pada setiap warga Negara
Indonesia. Dikutip dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 bahwa “Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Setiap warga negara juga berhak dan
wajib ikut serta dalam pembelaan negara. Selanjutnya dalam Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945
bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara”. Berdasarkan kutipan kedua pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha
pembelaan dan pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara
Indonesia. Produk turunannya adalah peraturan Perundang-undangan No.3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara”.
Rela berkorban untuk bangsa dan negara Memiliki kemampuan awal bela negara
4
B. TUJUAN BELA NEGARA
Untuk tujuan bela negara sebagai berikut:
Melestarikan budaya
Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri.
Membentuk iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
5
Menghilangkan sikap negatif, seperti malas, apatis, boros, egois, dan tidak disiplin.
Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan hidup dan yuridiksi nasional,
serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilaku bela negara dilandasi oleh
nasionalis medan patriotisme dari setiap warga negara.
Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa
(Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer,
dan lainnya. Rakyat terlatih mempunyai empat fungsi, yaitu ketertiban Umum, Perlindungan
Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama
umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat
sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam
keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur bagi
pasukan regular TNI dan terlibat langsung di medan perang.
Hingga saat ini belum ada undang-undang tersendiri yang mengatur mengenai
Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian
sesuai dengan profesi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2002.
Apabila nantinya telah keluar undang-undang mengenai Pendidikan Kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi maka akan
semakin jelas bentuk keikutsertaan warga negara dalam upaya pembelaan negara.
Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara”.
Pasal 30 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usha pertahanan dan keamanan negara”
Undang Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan NegaraPasal 9 ayat (1)
mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”. Selanjutnya pada ayat
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), diselenggarakan melalui:
1. pendidikan kewarganegaraan;
3. pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib; dan
7
2.6 LANDASAN HUKUM UNDANG – UNDANG TENTANG BELA NEGARA
landasan hukum bela negara yang sudah ada dan diberlakukan di Indonesia. Landasan
bentuk hukum bela negara tersebut akan diuraikan di bawah ini:
1) Landasan Idiil
Sama halnya dengan landasan hukum semua akitivitas Bangsa Indonesia, landasan
idiilnya adalah Pancasila. Artinya semua kegiatan yang berlangsung harus sesuai dengan
pancasila sebagai dasar dan ideologi nasional. Landasan hukum bela negara terdapat dalam
lima sila Pancasila.
1. Sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, Bangsa Indonesia meyakini bahwa kemerdekaan
dan kedaulatan setiap individu dan setiap bangsa adalah hak asasi manusia. Di mana
kemerdekaan dan kedaulatan ini diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan dalam pokok
pikiran pembukaan UUD 1945 alinea ketiga disebutkan bahwa kemerdekaan Indonesia
adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.
2. Sila Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, menunjukkan bahwa bela negara wajib
hukumnya bagi setiap warga negara terkait dengan kemanusiaan dan keadilan.
3. Sila ketiga, persatuan Indonesia, dapat dijadikan sebuah landasan idiil yang sangat
mendasar karena bela negara terkait langsung hubungannya dengan rasa cinta tanah air dan
kewajiban membelanya.
5. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai landasan idiil. Di dalam
sila ini terkandung makna kerja keras, giat belajar, ikut serta dalam kegiatan pembangunan,
yang merupakan perwujudan bela negara dalam kehidupan sehari-hari.
2) Landasan Konsitusional
Landasan konsitusional pelaksanaan bela negara adalah UUD 1945, karena UUD
1945 merupakan konstitusi Negara Indonesia, dan sumber hukum tertinggi di Indonesia.
Dalam tiap batang tubuh UUD 1945 ini, tercantum hak dan kewajiban bela negara bagi setiap
warga negara Indonesia.
Hasil amandemen yang menyatakan bahwa : “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara”. Berdasarkan pasal ini setiap warga negara berhak
dalam upaya membela negara, artinya tidak selalu dalam bela negara secara fisik. Namun
dapat berarti setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan melakukan semua
upaya memajukan dirinya, yang nantinya dapat ikut memajukan negara Indonesia. Selain
8
hak, bela negara adalah kewajiban, terutama bila keadaan darurat perang di indonesia. Untuk
saat ini bisa dilakukan dengan cara ikut memelihara lingkungan, melaksanakan aturan dan
tata tertib di Indonesia, dan lain-lain.
Tentang hak dan kewajiban bela negara dalam kondisi yang berbeda. Bunyi pasal tersebut
adalah,”Tiap-tiap warga negara berhak dan ikut serta dalam pertahanan dan keamanan
negara”. Sekilas dapat berarti kewajiban dan hak membela negara dalam bentuk fisik, ketika
Indonesia dalam keadaan perang. Namun dapat juga diartikan sebagai kewajiban menjaga
ketertiban dan pertahanan negara sebagai makna sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
dengan tidak melakukan tindakan yang melanggar persatuan dan kesatuan Indonesia.
3. Pasal 30 ayat 2
Menjelaskan tentang pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan oleh TNI dan Polri,
sesuai dengan isinya,”Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan utama, dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung”. Dengan demikian menurut pasal ini, kemanan dan
perlindungan negara, termasuk di dalamnya perlindungan terhadap segenap rakyat Indonesia
dilakukan oleh TNI dan Polri dengan dukungan rakyat. TNi dan Polri dalam tugasnya
mengatasi semua ancaman terhadap NKRI baik dari luar maupun dari dalam, ikut membantu
korban bencana alam, mengatasi keriminalitas, dan sebagainya. Rakyat sebagai pendukung
diharapkan ikut berpartisipasi dalam menjaga pertahanan dan keamanan, dengan berlaku
sesuai aturan, tidak melakukan tindakan kriminal, dan tetap mejaga keutuhan negara
Indonesia yang Bhinnneka tunggal Ika.
Berisikan tentang tugas Tentara Nasional Indonesia. Pasal ini berisi pemisahan TNI dan Polri
yang menyatakan bahwa.”Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, memelihara
keutuhan, dan kedaulatan negara”.
Secara garis besar tugas TNI dalam hal ini adalah upaya menjaga keutuhan, kemerdekaan,
dan kedaulatan negara Republik Indonesia. Semua tugas tersebut selanjutnya diatur oleh
undang-undang.
Yang juga hasil amandemen merupakan pasal yang menjelaskan tugas kepolisian dan
wewenangnya. Pasal ini hanya terdapat dalam UUD 1945 hasil amandemen dan
berbunyi,”Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum”. Dalam hal ini kepolisian yang berhubungan langsung
dengan masyarakat dan bertugas melindunginya dari berbagai tindakan kejahatan.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Polri juga diatur selanjutnya oleh undang-undang.
9
6. Pasal 30 ayat 5 UUD 1945
Berisikan tentang kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan hubungan keduanya. pasal ini juga merupakan hasil amandemen UUD 1945
masa reformasi, yang berbunyi, “ Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara diatur oleh undang
– undang ”.
3) Landasan Operasional
Ketatapan MPR ini berisikan tentang konsep wawasan nusantara, yang mejelaskan di mana
pun warga negara Indonesia berada, ia adalah sebagai satu kesatuan Negara Indonesia.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiki manusia. Dan dalam UU ini dijelaskan
bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban dalam mebela negara sesuai
ketentuan yang berlaku.
Tap MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang TNI dan Polri
Ketetapan MPR Nomopr VI tahun 2000 menjelaskan tentang pemisahan TNI dan Polri yang
semula menjadi satu lembaga. Kemudian UU Nomor VII menjelaskan peranannya masing-
masing, yang kemudian diatur lebih lanjut dalam undangundang.
Menurut UU Nomor 2 tahun 2002 ini, Kepolisian Negara Ri berfungsi memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan dan pengayoman, serta
pelayanan terhadap masyarakat. Sedangkan UU Nomor 4 tahun 2002 menunjukkan tujuan
kepolisian negara RI, yaitu mewujudkan keamanan dalam negeri yang termasuk di dalamnya
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, dan jaminan tegaknya hukum.
terselenggaranya hal tersebut adalah dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia
Dalam UU ini dijelaskan secara terperinci tentang pengertian pertahanan negara dan
pelaksanaanya yang menganut sistem pertahanan rakyat semesta, yaitu pertahanan yang
10
melibatkan seluruh rakyat Indonesia sesuai kemampuan dan profesinya masing-masing.
Dalam pasal 5 UU No.3 juga disebutkan fungsi pertahanan negara untuk mewujudkan dan
mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan.
Dalam undang-undang ini menjelaskan tentang define Tentara Nasional Indonesia, yaitu
tentara yang berjuang mengakkan RI, dan fungsi secara terperinci dalam pertahanan dan
keamanan negara yangs esuai dengan hak asasi manusia. Landasan Idiil bela negara tidak
akan berubah sesuai pedoman Bangsa Indonesia yang juga tidak berubah, yaitu Pancasila.
Sedangkan landasan konstistusional dapat berubah sesuai kesepakatan, apabila ada
amandemen terhadap UUD 1945. Landasan operasional dapat berubah sesuai kebijakan
pemerintah tentang bela negara yang akan dilaksanakan, karena landasan ini rincian aturan
yang akan dilaksanakan terkait bela negara.
Dewasa ini, ancaman terhadap kedaulatan negara yang bersifat konvensional (fisik)
berkembang menjadi multidimensional (fisik dan non fisik), baik yang berasal dari luar
negeri maupun dari dalam negeri. Ancaman yang bersifat multidimensional tersebut dapat
bersumber baik dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, maupun
permasalahan keamanan yang terkait dengan kejahatan internasional, antara lain terorisme,
imigran gelap, bahaya narkotika, pencurian kekayaan alam, bajak laut, dan perusakan
lingkungan.
Salah satu perwujudan cinta tanah air adalah mengetahui perjuangan pahlawan
dalam meraih kemerdekaan. Tujuannya adalah agar setiap warga negara juga ikut
merasakan perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, diharapkan
setiap warga negara mengamalkan nilai sosial dan norma sosial yang diberikan para
pahlawan.
11
Budaya daerah adalah akar dari budaya nasional. Mempelajari budaya daerah
adalah salah satu cara untuk melestarikan budaya nasional. Banyaknya budaya asing
yang masuk ke negara kita mengancam lunturnya budaya asli. Untuk menjaganya,
maka setiap warga negara alangkah lebih baik tetap mempelajari, melestarikan dan
mengenalkan budaya kita kepada negara lain.
Banyak wisata lokal yang belum dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan.
Masyarakat lebih memilih berwisata ke luar negeri. Padahal dengan mengunjungi
tempat wisata dalam negeri akan meningkatkan pendapatan daerah maupun nasional.
Banyaknya tempat wisata bahkan juga dapat menarik wisatawan luar negeri.
Setiap orang mempunyai bakat masing-masing. Hanya saja perlu diasah agar
dapat meningkatkan kemampuannya. Keterampilan yang diasah juga memudahkan
untuk menekuni pekerjaan sesuai dengan bidang yang diminatinya. Hal ini juga akan
mengurangi penambahan penggangguran di dalam negeri.
Salah satu wujud kesadaran berbangsa adalah membayar pajak tepat waktu.
Pajak digunakan untuk membiayai kebutuhan belanja negara dan kebutuan warga
negara. Jadi seharusnya pajak akan kembali kepada rakyat itu sendiri. Hal yang tidak
boleh dilakukan adalah menunda membayar pajak atau memanipulasi pajak.
Menghindari konflik
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan umum bagaimana menjadikan warga negara
yang baik yang mampu mendukung bangsa dan negara. Baik dalam artian demokratis, yaitu
warga negara yang cerdas, berkeadaban, dan bertanggung jawab bagi kelangsungan Negara
Indonesia. Sehubungan bela negara, konstitusi UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengatur bahwa;
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap
warga Negara juga berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan negara sebagaimana
tercantum dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002 tentang
13
pertahanan negara menjelaskan bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain
sebagai kewajiban juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa
dan negara yang seutuhnya. Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan
dipertahankan. Tugas generasi muda pada saat ini adalah mengisi kemerdekaan ini dengan
memberikan kontribusinya dalam bentuk apapun. Sebab, meskipun bangsa Indonesia telah
merdeka, bukan berarti terlepas dari segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan. Oleh karena itu, kita sebagai warganegara harus menjaga keutuhan bangsa dan
membela negara dari masalah apapun.
3.2 SARAN
Sebagai warga Negara tentunya kita wajib ikut serta dalam pembelaan Negara. Untuk itu kita
seharusnya dapat menunjukkan kerja nyata untuk memajukan bangsa Negara ini sebagai
wujud dari keikutsertaan kita dalam upaya bela Negara dalam berbagai bentuk maupun
bidang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap individu.
14