Disusun oleh :
- Ahmad Zidan
- Elly Romito
- Farin Umar
- Gheo Damai
Terpimpin
A. Pemikiran Soekarno
Soekarno mengatakan bahwa tujuan jangka pendek yang ingin dirinya tempuh ialah
Program Kabinet Kerja yang sederhana, meliputi fokus pada sandang-pangan, dan
keamanan, kemudian ditopang dengan melanjutkan perjuangan anti imperialisme,
ditambah dengan mempertahankan kepribadian bangsa (Sosialis-Liberalis)
Tujuan jangka panjang, ialah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur,
melenyapkan imperialisme di mana-mana, dan mencapai dasar-dasar bagi
perdamaian dunia yang kekal dan abadi.
Menurut Soekarno, duduk perkaranya, keamanan dan Irian Barat tidak bisa tunggu
satu hari lebih lama lagi, sedangkan soal Sandang Pangan bisa kita pecahkan sambil
berjalan, dan kedepannya akan lebih mudah, karena modal yang tadinya kita
pergunakan untuk memulihkan keamanan dan mengembalikan Irian Barat itu, dapat
dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan ekonomi.
Pro bono publico, untuk kesejahteraan umum. Sekalipun ada yang secara pribadi
dirugikan, sekalipun ada yang laba perusahaannya berkurang, tapi asal pro bono
publico, maka ia harus diterima. Selanjutnya, Soekarno berargumen kita perlu
melihat kepada kaum buruh dan kaum tani, karena mereka dapat dianggap sebagai
sokoguru-sokoguru revolusi kita.
1. Devaluasi.
Tujuan dilakukan Devaluasi yaitu guna membendung inflasi yang tetap tinggi, dan
untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, serta agar dapat
meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959. Front
Nasional merupakan sebuah organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita
proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945. Tujuannya adalah
menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi kekuatan untuk menyukseskan
pembangunan. Front Nasional dipimpin oleh Presiden Soekarno sendiri. Tugas front
nasional adalah menyelesaikan Revolusi Nasional, melaksanakan pembangunan,
dan mengembalikan Irian Barat.
Tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet Kerja. Sebagai wakil presiden
diangkatlah Ir. Juanda. Hingga tahun 1964 Kabinet Kerja mengalami tiga kali
perombakan (reshuffle). Program kabinet ini adalah sebagai berikut, mencukupi
kebutuhan sandang pangan, menciptakan keamanan negara, dan berjuang
mengembalikan Irian Barat.
Dibentuk 15 Agustus 1959 dipimpin oleh Moh. Yamin dengan anggota berjumlah
50 orang. Tugas Depernas adalah mempersiapkan rancangan Undang-undang
Pembangunan Nasional yang berencana dan Menilai Penyelenggaraan
Pembangunan. Hasil yang dicapai, dalam waktu 1 tahun Depernas berhasil
menyusun Rancangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Sementara
Berencana tahapan tahun 1961-1969 yang disetujui oleh MPRS.
1963 Dewan Perancang Nasional (Depernas) diganti dengan nama Badan Perancang
Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Tugas
Bappenas adalah menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahuanan, baik
nasional maupun daerah, mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan,
menyiapkan serta menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS.
Latar Belakang meningkatnya laju inflasi yaitu penghasilan negara berupa devisa
dan penghasilan lainnya mengalami kemerosotan, nilai mata uang rupiah
mengalami kemerosotan, anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar,
pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada, upaya semua sektor
pemerintah maupun swasta guna penghematan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan anggaran belanja tidak berhasil, penertiban administrasi dan
manajemen perusahaan guna mencapai keseimbangan keuangan tak memberikan
banyak pengaruh, penyaluran kredit baru pada usaha-usaha yang dianggap penting
bagi kesejahteraan rakyat dan pembangunan mengalami kegagalan.
Kebijakan pemerintah dalam keadaan defisit negara yang semakin meningkat ini
diakhiri pemerintah dengan pencetakan uang baru tanpa perhitungan matang.
Sehingga menambah berat angka inflasi. Dampaknya dari kebijakan pemerintah
tersebut, uang rupiah baru yang seharusnya bernilai 1000 kali lipat uang rupiah lama
akan tetapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai sekitar 10 kali lipat lebih
tinggi dari uang rupiah baru, dan tindakan moneter pemerintah untuk menekan
angka inflasi malahan menyebabkan meningkatnya angka inflasi.