Anda di halaman 1dari 5

Nama : RONIAWAN 1.

Judul kegiatan
2. Alasan dilaksankannya evaluasi
NIM : 1705095001
3. Tujuan
Kelas : BK A 2017 4. Pertanyaan evaluasi
5. Metodologi yang digunakan
Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan
6. Prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan
Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program
adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan Makna ketepatan model evaluasi bagi program yang
telah terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach (1963) dievaluasikan mengandung bahwa ada harapan keeratan
dan Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Suharismi Arikunto tautan antara evaluasi program dengan jenis program yang
dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:5), evaluasi program dievaluasi. Sesuai dengan bentuk kegiatannya. Program ini
adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan dibedakan menjadi tiga yaitu program pemrosesan, program
kepada pengambil keputusan. Model evaluasi merupakan layanan dan program layanan.
desain evaluasi yang dikembangkan oleh oara ahli evaluasi.
Model evaluasi berorientasi
Para ahli evaluasi biasanya membagi evaluasi sesuai dengan
misi yang akan dibawakan dan kepentingan tang akan diraih Model ini dikembangkan oleh Tyler. Model orientasi ini
serta ada pula yang menyesuaikan dengan paham yang merupakan model yang muncul paling awal, yang menjadi
dianut oleh para ahli sebagai pendekatan yang digunakan, obyek adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh
evaluator biasanya mempertimbangkan 2 hal, pertama ialah sebelum program dimulai. Adapun prosedur yang perlu diikuti
tujuan suatu evaluasi itu dilakukan yang kedua jenis program untuk membentuk ujian pencapaian, yaitu:
yang akan digunakan.
1. Mengenal pasti sasaran program yang hendal
Membicarakan suatu evaluasi program ada beberapa dijalankan
hal yang tercantum dalam sebuah rancangan evaluasi 2. Menguraiakan setiap tujuan dalam bentuk tingkah laku
tersebut diantaranya ialah : dan isi kandungan
3. Mengenal pasti situasi dimana tujuan yang hendak 1. Merencanakan bentuk penilaian, menentukan
digunakan kemantapan suatu program
4. Menentukan arah untuk mewakili situasi 2. Penilaian input, bertujuan membantu pihak pengurus
5. Menentukan arah untuk mendapatkan hasil dengan memastikan sumber yang diperlukan
mencukupi
Tyler mendefinisikan evaluasi sebagai perbandingan antara
3. Proses penilaian, memastikan aktivitas yang dirancang
hasil yang dikehendaki dengan hasil yang sebenarnya.
berjalan dengan lancar dan memiliki mutu seperti yang
Menurut Tyler (1951 dalam Azizi, 2008) penilai harus menilai
diharapkan
tingkah laku peserta didik, pada perubahan tingkah laku yang
4. Penilaian hasil, judgement di tahap pencapaian suatu
dikehendaki dalam pendidikan. Dalam model ini, langkah
hasil yang direncanakan
pertama adalah mengenali tujuan suatu program, kemudian
indikator-indikator pencapaian tujuan dan alat pengukuran Model Evaluasi Discrepancy (Provus, 1971) adalah suatu
diketahui pasti. model evaluasi program yang menekankan pentingnya
pemahaman sistem sebelum evaluasi. Model ini
merupakan suatu prosedur problem solving
Model evaluasi kesenjangan (discrepancy model)
untuk mengidentifikasi kelemahan (termasuk dalam
Provus mendefinisikan evaluasi sebagai alat untuk membuat pemilihan standar) dan untuk mengambil tindakan korektif.
pertimbangan (judgement) atas kekurangan dan kelebihan Dengan model ini, proses evaluasi pada langkah-langkah
suatu objek berdasarkan diantara standar dan kinerja. Model dan isi kategori sebagai cara memfasilitasi perbandingan
ini juga dianggap menggunakan pendekatan formatif dan capaian program dengan standar, sementara pada waktu
berorientasi pada analisis system. Sementara pencapaiannya yang sama mengidentifikasi standar untuk digunakan
adalah lebih kepada apakah yang sebenarnya terjadi. Dalam untuk perbandingan di masa depan, karena program terdiri
model evaluasi ini, kebanyakan informasi yang diperoleh atas langkah-langkah pengembangan, aktivitas evaluasi
berbeda dengan yang dikumpulkan. Adapun caranya, yaitu: banyak diartikan adanya integrasi pada masing-masing
komponennya, berupa:
1. Definition stage (tahap definisi) yaitu staf program 2. Jika terdapat pertentangan, kembali mengulang
yang mengorganisir berupa: (a) gambaran tujuan, tahap yang ada setelah merubah standar
proses, atau aktivitas dan kemudian; (b) program.
menggambarkan sumber daya yang diperlukankan. 3. Jika tahap 2 tidak bisa terpenuhi, kemudian
2. Installation stage (langkah instalasi), desain/ mendaur ulang kembali ke langkah 1 tahap
definisi program menjadi standar baku untuk definisi program, untuk menggambarkan
diperbandingkan dengan penilaian operasi awal kembali program tersebut, kemudian memulai
program. evaluasi pertentangan lagi pada tahap 1.
3. Product stage (tahap proses), evaluasi ditandai 4. Jika tahap 3 tidak bisa terpenuhi pilihannya
dengan pengumpulan data untuk menjaga adalah mengakhiri program.
keterlaksanaan program.
Model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product)
4. Product stage (tahap produk), pengumpulan data
dan analisa yang membantu ke arah penentuan Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam, model ini
tingkat capaian sasaran dari outcome. bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran
5. Optional tahap cost benefit menunjukkan peluang pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
untuk membandingkan hasil dengan yang dicapai karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan
oleh pendekatan lain yang serupa. peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme
Pada masing-masing empat tahap di atas, pelaksanaan program itu sendiri. Stufflebeam melihat tujuan
perbandingan standard dengan capaian program untuk evaluasi sebagai:
menentukan bila ada pertentangan. Penggunaan
1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat
informasi pertentangan selalu mengarah pada satu dari
untuk menilai keputusan alternatif.
empat pilihan:
2.  Membantu audience untuk menilai dan
1. Dilanjutkan ke tahap berikutnya bila tidak ada mengembangkan manfaat program pendidikan atau
pertentangan. obyek.
3. Membantu pengembangan kebijakan dan program. 2.  Evaluasi masukan (Input) yaitu evaluasi masukan
yang tujuan utamanya adalah untuk mengaitkan tujuan,
Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan
konteks, input, proses dengan hasil program.
kawan-kawan (1967) di Ohio State University. CIPP yang
Disamping itu, evaluasi ini dibuat untuk memperbaiki
merupakan sebuah singkatan, yaitu context
program bukan untuk membuktikan suatu kebenaran
evaluation (evaluasi konteks), input evaluation (evaluasi
(The purpose of evaluation is not to prove but to
masukan), process evaluation (evaluasi proses) dan product
Improve, Stufflebeam, 1997 dalam Arikunto
evaluation (evaluasi terhadap hasil). Adapun penjelasannya
2004). Evaluasi ini menolong mengatur keputusan,
adalah sebagai berikut:
menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa
1. Evaluasi konteks yaitu situasi atau latar belakang yang yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai
mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi kebutuhan, bagaimana prosedur kerja untuk
pendidikan yang akan dikembangkan dalam program mencapainya.
yang bersangkutan, seperti : kebijakan departemen 3. Evaluasi proses yaitu diarahkan pada seberapa jauh
atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin kegiatan yang dilaksanakan sudah terlaksana sesuai
dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, dengan rencana. Evaluasi proses dalam model CIPP
masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja menunjuk pada "apa" (what) kegiatan yang dilakukan
yang bersangkutan, dan sebagainya. Menurut Sarah dalam program, "siapa" (who) orang yang ditunjuk
Mc Cann dalam Arikunto (2004) evaluasi konteks sebagai penanggung jawab program, "kapan" (when)
meliputi penggambaran latar belakang program yang kegiatan akan selesai.
dievaluasi, memberikan tujuan program dan analisis 4. Evaluasi pada produk atau hasil yaitu hal-hal yang
kebutuhan dari suatu sistem, menentukan sasaran menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan
program, dan menentukan sejauhmana tawaran ini mentah.
cukup responsif terhadap kebutuhan yang sudah
Model evaluasi berorientasi consumer
diidentifikasi.
1. Model sumatif 1. Evaluator terjun langsung dalam perencanaan dan
2. Formatifnya digunakan kriteria dan daftar kebutuhan pelaksanaan program
yang dikirim oleh lembaga pemerhati sebagai alat 2. Dilakukan dengan keakraban sambil bertanya
evaluasi dengan yang terkait dan bersama-sama
3. Yang dicek adalah manfaat, penataran, penggunaan melaksankan program tersebut.
produk dan kinerja 3. Bertitik tolak pada isu yang beraneka ragam
4. Umum digunakan daftar check
Daftar Pustaka
5. Karakteristik produk
6. Analisis rasional tujuan Arikunto, S., & Jabar, C.S.A. (2008). Evaluasi program
7. Analisis isi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
8. Analisis ketepatan pengunaan
Bates, R. (2004). A critical analysis of evaluation practice: The
9. Analisis efektivitas
Kirkpatrick model and the principle of beneficence.
Model evaluasi berorientasi keahlian Journal of Evaluation and Program Planning, 27, 341–
347.
Pada umumnya di Amerika Serikat bisa dilakukan oleh
ahli profesionalnya, misalnya instruktur atau komisi ahli Sudjana, N., & Ibrahim. (2004). Penelitian dan penilaian
atau oengawas sekolah. pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

1. Hasil yang didapat relevan dan sahih


2. Dilakukan umumnya oleh lembaga
3. Instrumennya standar
4. Standard penilaian dipublikasikan
5. Evaluasi menggunakan asas-asas ilmiah

Model evaluasi berorientasi partisipan

Anda mungkin juga menyukai