Anda di halaman 1dari 4

1.

PENGERTIAN

Teks negosiasi adalah suatu bentuk interaksi sosial dua pihak atau lebih dan merupakan bagian dari
proses komunikasi. Negosiasi atau perundingan diperlukan ketika ada perbedaan kepentingan dari kedua
belah pihak yang menimbulkan pertentangan.
Oleh karena itu, negosiasi dilakukan untuk mencari kesepahaman antara kedua belah pihak, menghindari
kerugian, dan mencapai kondisi yang saling menguntungkan. Contoh negosiasi yang sering muncul
dalam keseharian adalah dalam kegiatan jual beli saat terjadi tawar-menawar.

Secara sederhana, teks negosiasi hanya memiliki tiga bagian: pembuka, isi, dan penutup. Negosiasi
dengan bentuk seperti itu biasanya muncul akibat konflik. Akan tetapi, kadang kala negosiasi dapat
bersifat kompleks, misalnya jual beli.

2. BAGIAN / STRUKTUR

Negosiasi yang cukup kompleks ini dapat memiliki tujuh bagian, yaitu orientasi, permintaan, pemenuhan,
penawaran, persetujuan, pembelian, dan penutup.
1. Orientasi : awal perbincangan antara kedua belah pihak.
2. Permintaan : tahap pengutaraan keinginan masing-masing. Pada tahap ini dapat dilihat apakah
ada perbedaan kepentingan dan tujuan atau tidak? Jika ternyata kedua belah pihak memiliki
persamaan tujuan/persepsi, proses dapat langsung masuk ke nomor lima. Dengan demikian,
negosiasi tidak perlu dilakukan. Dalam jual beli, barang atau jasa yang diinginkan bisa disampaikan
di tahap ini.
3. Pemenuhan : dalam tahap ini, setiap pihak menyatakan apakah ada kesanggupan dalam
memenuhi keinginan pihak yang lain atau tidak. (hal ini biasanya dilengkapi dengan adanya
persyaratan. Dalam jual beli, misalnya, persyaratan yang dimaksud adalah harga awal yang
ditentukan penjual.)
4. Penawaran : dalam tahap ini, satu pihak merasa keberatan atas tahap sebelumnya lalu
melakukan penawaran peringanan persyaratan.
5. Persetujuan : Jika penawaran pada tahap sebelumnya dapat diterima oleh kedua belah pihak,
muncullah kesepakatan. Dalam tahap ini diharapkan tercipta suatu kondisi yang saling
menguntungkan dan kedua belah pihak mampu menyamakan persepsi.
6. Pembelian : pada tahap ini terjadi pembelian.
7. Penutup : Negosiasi telah berakhir dan kedua belah pihak berpisah.

Berikut adalah bentuk pasangan tuturan yang biasa terdapat dalam negosiasi.

a. Mengucapkan salam – membalas salam


b. Bertanya – menjawab /tidak menjawab
c. Meminta tolong – memenuhi/menolak permintaan
d. Menawarkan – menerima/menolak tawaran
e. Mengusulkan – menerima/menolak usulan.
Teks negosiasi adalah teks yang berisi kesepakatan antara dua belah pihak. Untuk mencapai
kesepakatan tersebut dibutuhkan kalimat argumentasi (kalimat yang meyakinkan).

3. CIRI KEBAHASAAN

Perhatikan contoh berikut!

Penjual : Mari, sini, Kak, lihat-lihat dulu! Di sini murah-murah. Silakan, mau cari apa?
Pembeli : Ada HP Leknopo tipe S939, tidak?
Penjual : Ada, Kak.
Pembeli : Berapa harganya?
Penjual : 2, 9 juta, Kak.
Pembeli : Wah, kok mahal sekali? Di internet, saya lihat harganya 2, 5 juta.
Penjual : Harga segitu saya gak bisa balik modal, Kak.
Pembeli : Turunin lagi boleh ya? 2, 6 bagaimana?
Penjual : Belum boleh, Kak. Tipe ini baru keluar. Dua juta delapan ratus lima puluh deh.
Pembeli : Wah, cuma turun lima puluh? Dua juta tujuh ratus, bagaimana, Mbak.
Penjual : Waduh, masih rugi, Kak. Begini deh, Kak, Dua juta tujuh ratus lima puluh. Itu sudah  murah, lho,
kak. 
Pembeli : Hmm…tapi gratis lapisan antigores, ya?
Penjual : Ya... boleh lah… dua juta tujuh ratus lima puluh gratis antigores.
Pembeli : Baik, ini uangnya.
Penjual : Ini barangnya, kak. Silahkan diperiksa terlebih dahulu. Garansi toko tiga bulan ya, Kak.
Pembeli : Ya. Terima kasih ya.
Penjual : Sama-sama. Silahkan datang lagi!

Sudahkah kalian perhatikan contoh di atas? Setelah kita cermati, ternyata ada beberapa ciri kebahasaan
teks negosiasi yang muncul. 
Berikut adalah ciri-ciri kebahasaan tersebut.

1.Bahasa Persuasif

Sebagian besar negosiasi dilakukan dengan menggunakan bahasa persuasif (persuade), yaitu bahasa
yang dipakai untuk membujuk, mengajak, dan meyakinkan pihak lain. Perhatikanlah contoh-contoh
bahasa persuasif berikut!

Contoh 1
Penjual : Mari, sini, Kak, lihat-lihat dulu! Di sini murah-murah. Silahkan, mau cari apa?

Contoh 2
Pembeli : Turunin lagi boleh ya? 2, 6 bagaimana?

Contoh 3
Penjual : Waduh, masih rugi, Kak. Begini deh, Kak, Dua juta tujuh ratus lima puluh. Itu 
sudah murah, lho, kak.

2. Bahasa Interogatif

Bahasa interogatif adalah bahasa pertanyaan. Bentuk seperti ini tentu saja akan sering muncul dalam
teks negosiasi. Ciri bahasa interogatif adalah penggunaan pronomina tanya, seperti apa, siapa, kapan,
berapa, bagaimana.

Contoh 4
Pembeli : Ada HP Leknopo tipe S939, tidak?

Contoh 5
Pembeli : Berapa harganya?

3. Bahasa argumentatif

Untuk memperlancar negosiasi, bahasa persuasi terkadang tidak cukup. Untuk itu, diperlukan bahasa
argumentasi, yaitu bahasa yang digunakan untuk menyampaikan alasan dan pemberian bukti. Dalam
contoh di atas, bentuk argumentasi adalah sebagai berikut.

Contoh 6
Pembeli : Wah, kok mahal sekali? Di internet, saya lihat harganya 2, 5 juta.
Dalam tuturan di atas, si calon pembeli berusaha meyakinkan penjual dengan berargumentasi bahwa di
internet, harga yang dimaksud hanya 2,5 juta. 

4. Bahasa santun

Kesopanan adalah satu syarat keberhasilan negosiasi. Tanpa hal ini, pihak lain kecil kemungkinan untuk
mau menerima permintaan kalian. Beberapa cara untuk menciptakan kesantunan dalam berbahasa
adalah dengan menggunakan kalimat-kalimat bernada syarat atau pengandaian yang terlihat dari adanya
penggunaan konjungsi pengandaian, seperti jika, kalau, bila, andai. Selain itu, pemilihan pronomina
sapaan juga harus diperhatikan. Pronomina kamu seharusnya dihindari dan diganti dengan kata Anda
atau sapaan hormat lain, seperti Bapak atau Ibu.

Contoh 7
Pembeli : Turunin lagi boleh ya?
Contoh di atas menunjukkan bahwa calon pembeli berusaha untuk menawar harga dengan
menggunakan kesopanan, boleh ya. Bandingkan jika calon pembeli mengatakan, “Mahal amat? Turunin
lagi dong harganya!” Tentu saja itu akan sangat tidak sopan.
Contoh 8
Kalau bisa, turunkan lagi harganya boleh?
Kalimat di atas adalah contoh kesantunan dengan menggunakan konjungsi pengandaian.

5. Kalimat deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang bertujuan memberitakan sesuatu kepada pihak lain. Kalimat
deklaratif dapat juga disebut dengan kalimat berita atau kalimat pernyataan.

Contoh 9
Penjual : 2, 9 juta, Kak.
Penjual : Harga segitu saya gak bisa balik modal, Kak.

Anda mungkin juga menyukai