A. Kompetensi Inti
KI 1
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan model pembelajaran discovery
learning peserta didik dapat menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi serta terampil
mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan,
dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan. dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama
proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.
D. Materi Pembelajaran
1. Struktur teks eksposisi:
Pernyataan tesis (pendapat tentang suatu permasalahan)
Argumen (data, fakta, danpendapat untuk menguatkan tesis)
Pernyataan ulang
2. Kebahasaan:
Kalimat nominal dan
Kalimat verbal (aktif transitif dan aktif intransitif)
Kalimat fakta dan opini
3. Pola penalaran:
Deduksi dan
Induksi
4. Langkah-langkah menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi
5. Langkah-langkah menulis teks eksposisi
6. Langkah-langkah merevisi teks eksposisi
E. Metode / Model
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Discovery learning
3. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan
G. Sumber Belajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Tahun 2016
https://www.youtube.com/watch?v=RGcZbtnriTU
https://www.youtube.com/watch?v=1w4iiaVF_wU
H. Langkah-langkah Pembelajaran
PERTEMUAN KE - 1
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
PENDAHULUAN 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 5 menit
anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
2. Mengondisikan siswa untuk belajar dan memotivasi
siswa tentang teks eksposisi yang sering dijumpai
dalam kehidupan dan mengandung nilai-nilai sosial.
3. Apersepsi : Bertanya jawab mengenai teks eksposisi
a. Apakah kamu pernah membaca teks eksposisi?
b. Menurut kamu, apa yang dimaksud dengan teks
eksposisi?
PERTEMUAN KE - 2
1. PENDAHULUAN 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 5 menit
anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
2. Mengondisikan siswa untuk belajar dan memotivasi
siswa tentang teks eksposisi yang sering dijumpai
dalam kehidupan dan mengandung nilai-nilai sosial.
3. Apersepsi : Bertanya jawab mengenai struktur dan
kebahasaan teks eksposisi yang sudah dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
4. Peserta didik merespon pertanyaan guru.
5. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang
akan dipelajari, langkah pembelajaran dan penilaian
khususnya tentang pembelajaran menulis teks eksposisi
I. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Teknik Penilaian Bentuk Penilian Instrumen Penilaian
Observasi, sikap Lembar pengamatan Jurnal (terlampir)
spiritual dan sosial
2. Penilaian Pengetahuan
Bentuk
Jenis/Teknik Bentuk Tes Instrumen
Penilaian
3. Keterampilan
Teknik / Bentuk Penilaian
Praktik
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
TEKS EKSPOSISI
1. Teks eksposisi adalah teks yang menyajikan pengetahuan ataupun informasi.
2. Struktur teks eksposisi
Penegasaan
Ulang
Argumentasi
Pernyataan
Pendapat
(Tesis)
3. Berdasarkan cara pengembangannya, teks eksposisi terbagi ke dalam beberapa bentuk dan pola,
diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Pola definisi adalah usaha penulis untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah kata
atau hal.
b. Pola proses adalah suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa.
c. Pola ilustrasi adalah adalah ilustrasi menjelaskan maksud penulis.
d. Pola pertentangan atau perbandingan
e. Pola pengklasifikasian
4. Kaidah kebahasaan teks eksposisi adalah
a. Pronominal atau kata ganti
b. Kata-kata leksikal (nomina, verba, adjektif, dan adverbial
c. Untuk memperkuat argumentasi, kata hubung atau konjungsi dapat dimanfaatkan, misalnya pada
kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut
5. Pada teks eksposisi, hampir semua kalimat merupakan kalimat fakta.
6. Perbedaan fakta dan opini
7. Paragraf deduktif dan induktif
LAMPIRAN 2
TEKS EKSPOSISI
1. Menyunting teks eksposisi adalah kegiatan menyunting bahasa, ejaan, dan tanda baca teks
eksposisi. Penyuntingan merupakan langkah terakhir dalam kegiatan tulis-menulis. Kegiatan ini
bertujuan untuk menyempurnakan suatu tulisan, baik dalam hal isi, struktur penulisan, dan
penggunaan bahasanya. Berikut merupakan hal-hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan
menyunting;
a. Untuk menyempurnakan bagian isi, sebaiknya berkonsultasi kepada pakarnya. Misalnya, tulisan
itu berkenaan dengan masalah sastra. Kita perlu mencari bantuan kepada orang yang ahli dalam
bahasa sastra.
b. Untuk persoalan-persoalan berkenaan dengan masalah kebahasaan kita bisa melengkapi sendiri
dengan buku tata bahasa, kamus umum, dan buku EYD.
2. Suatu abstraksi atau paragraf dapat disusun berdasarkan pokok-pokok yang ada pada teks asal.
Mengabstraksi teks eksposisi merupakan kegiatan meringkas teks eksposisi agar lebih mudah dalam
memahami isi teks eksposisi. Adapun keberadaan pokok-pokok suatu teks berbeda-beda, tergantung
pada jenisnya.
a. Teks yang berbentuk berita, pokok-pokoknya terletak pada bagian kepala berita.
b. Teks yang berbentuk artikel, pokok-pokoknya berupa gagasan utama yang terletak bisa di awal
atau dibagian akhir paragraf.
3. Evaluasi terhadap teks eksposisi dapat dilakukan berdasarkan kelengkapan fakta-faktanya,
keefektifan kalimat-kalimatnya, dan kelugasan kata-katanya.
4. Adapun kejelasan isi suatu teks sangat ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
a. Kelengkapan fakta-faktanya. Jika teks tersebut berupa berita, kelengkapan faktanya itu ditentukan
oleh kehadiran keenam unsur berita yang terumus dalam 5W+1H.
b. Keefektifan kalimat-kalimatnya. Kalimat itu tidak berbelit-belit, fokus pada maksud utamanya.
c. Kelugasan kata-katanya, tidak menimbulkan makna ganda.
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
LAMPIRAN 3
Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar mengemuka. Kejadian demi kejadian yang
dialami di dalam negeri telah memberi dampak yang sangat besar. Tidak sedikit kerugian yang
dialami, termasuk nyawa manusia. Namun, hal yang perlu dipertanyakan, apakah pengalaman tersebut
sudah cukup menyadarkan manusia untuk melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia justru
merasa lebih nyaman dengan sikap menghindar dan menyelamatkan diri dengan tidak memberikan
solusi yang lebih baik dan lebih tepat lagi?
Banyak usaha yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
Upaya yang dimaksud adalah upaya rekonsiliasi, perubahan konsep atau pemahaman tentang alam
dan menanamkan budaya pelestari.
a. Upaya Rekonsiliasi
Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi. Manusia cenderung untuk
menangisi nasibnya. Lama-kelamaan tangisan terhadap nasib itu terlupakan dan dianggap sebagai
embusan angin yang berlalu. Bekas tangisan karena efek dari kerusakan lingkungan yang dialaminya
hanya tinggal menjadi suatu memori untuk dikisahkan. Namun, perlu diingat bahwa tidaklah cukup
jika manusia hanya sebatas menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya tidak pernah sadar bahwa
semua kejadian tersebut adalah hasil dari perilaku dan tindakan yang patut diperbaiki dan diubah.
Setiap peristiwa dan kejadian alam yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan hidup merupakan
suatu pertanda bahwa manusia mesti sadar dan berubah. Upaya rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan
positif yang perlu disadari. Tanpa sikap rekonsiliasi, kejadian-kejadian alam sebagai akibat kerusakan
lingkungan hidup hanya akan menjadi langganan yang terus-menerus dialami.
Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat kerusakan lingkungan hidup tersebut
hendaknya bukan dipahami sebagai suatu kenyamanan saja. Akan tetapi, justru kesempatan itu
menjadi titik tolak untuk memulai suatu perubahan. Perubahan untuk dapat mencegah dan
meminimalisasi efek yang lebih besar. Jadi, sikap rekonsiliasi dari pihak manusia dapat
memungkinkannya melakukan perubahan demi kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.
b. Perubahan Konsep atau Pemahaman Manusia Tentang Alam
Salah satu akar permasalahan seputar kerusakan lingkungan hidup adalah terjadinya pergeseran
pemahaman manusia tentang alam. Berbagai fakta kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di tanah
air adalah hasil dari suatu pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Cara pandang tersebut
melahirkan tindakan yang salah dan membahayakan. Misalnya, konsep tentang alam sebagai objek.
Konsep ini memberi indikasi bahwa manusia
cenderung untuk mempergunakan alam seenaknya. Tindakan dan perilaku manusia dalam
mengeksplorasi alam terus terjadi tanpa disertai suatu pertanggungjawaban bahwa alam perlu dijaga
keutuhan dan kelestariannya.
Banyak binatang yang seharusnya dilindungi justru menjadi korban perburuan manusia yang tidak
bertanggung jawab. Pembalakan liar yang terjadi pun tak dapat dibendung lagi. Pencemaran tanah dan
air sudah menjadi kebiasaan yang terus dilakukan. Polusi udara sudah tidak disadari bahwa di
dalamnya terdapat kandungan toksin yang membahayakan. Jadi, alam merupakan objek yang terus
menerus dieksploitasi dan dipergunakan manusia.
Berdasarkan kenyatan demikian, diperlukan suatu perubahan konsep baru. Konsep yang dimaksud
adalah melihat alam sebagai subjek. Konsep alam sebagai subjek berarti manusia dalam
mempergunakan alam membutuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab. Di sini seharusnya manusia
dalam hidupnya dapat menghargai dan mempergunakan alam secara efektif dan bijaksana. Misalnya,
orang Papua memahami alam sebagai ibu yang memberi kehidupan. Artinya alam dilihat sebagai ibu
yang darinya manusia dapat memperoleh kehidupan. Oleh karena itu, tindakan merusak lingkungan
secara tidak langsung telah merusak kehidupan itu sendiri.
(Buku siswa halaman 59)
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
LAMPIRAN 3
Kisi-Kisi
Kompetensi Materi No
IPK Indikator Soal
Dasar Pokok Stimulus soal
3.4. 3.4.1 Mendefinisikan Struktur - Mendefinisikan 1
Menganalisis struktur teks dan tesis dalam teks
struktur dan eksposisi kebahasaan eksposisi
kebahasaan teks teks
3.4.2 Mendefinisikan
eksposisi. eksposisi - Mendefinisikan 2
kebahasaan teks kalimat aktif
eksposisi intransitif
3.4.3 Menentukan dalam teks
struktur teks eksposisi
eksposisi
3.4.4 Menentukan
kebahasaan teks
eksposisi
3.4.5 Menjelaskan
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
- Menjelaskan 5
perbedaan tesis
dan penegasan
ulang
- Menjelaskan 6
perbedaan
kalimat fakta
dan opini
Teks Disajikan 7
eksposisi penggalan teks
eksposisi, siswa
dapat
menganalisis
tesis dalam teks
eksposisi.
Teks Disajikan 8
eksposisi penggalan teks
eksposisi, siswa
dapat
menganalisis
kalimat aktif
transitf dalam
teks eksposisi
PEDOMAN PENSKORAN
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
Peserta didik mendefinisikan tesis pada struktur teks eksposisi tidak tepat 2
5 Peserta didik menjelaskan perbedaan tesis dan penegasan ulang dengan tepat 5
Peserta didik menjelaskan perbedaan tesis dan penegasan ulang kurang tepat 3
Peserta didik menjelaskan perbedaan tesis dan penegasan ulang tidak tepat 2
6 Peserta didik menjelaskan perbedaan kalimat fakta dan opini dengan tepat 5
Peserta didik menjelaskan perbedaan kalimat fakta dan opini kurang tepat 3
Peserta didik menjelaskan perbedaan kalimat fakta dan opini tidak tepat 2
Skor maksimal 40
Nilai = (Jumlah skor/4)x10
1. Praktik/Performance
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
LAMPIRAN 4
SOAL
Petunjuk : Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
sikap menghindar dan menyelamatkan diri dengan tidak memberikan solusi yang lebih baik
dan lebih tepat lagi?
4. Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi. Manusia
cenderung untuk menangisi nasibnya. Lama-kelamaan tangisan terhadap nasib itu
terlupakan dan dianggap sebagai embusan angin yang berlalu. Bekas tangisan karena efek
dari kerusakan lingkungan yang dialaminya hanya tinggal menjadi suatu memori untuk
dikisahkan. Namun, perlu diingat bahwa tidaklah cukup jika manusia hanya sebatas
menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya tidak pernah sadar bahwa semua kejadian
tersebut adalah hasil dari perilaku dan tindakan yang patut diperbaiki dan diubah.
Analisislah kalimat aktif transitif yang terdapat pada penggalan paragraf di atas!
Kunci Jawaban
1. Tesis adalah struktur yang membahas gagasan utama atau prediksi penulis tentang sebuah
permasalahan yang didasarkan pada fakta atau kenyataan
2. Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang memerlukan objek
3. Tesis
4. Kalimat fakta Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi.
5. Tesis berisikan pendapat atau prediksi penulis yang berdasarkan pada sebuah fakta,
sedangkan penegasan ulang adalah bagian akhir dari teks eksposisi yang berupa penguatan
kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta pada bagian argumentasi.
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
LAMPIRAN 5
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X
RPP_BAHASA INDONESIA_KELAS_X