Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA


PROSES METABOLISME KONTRAKSI DAN RELAKSASI DALAM
MENGELUARKAN ENERGI

OLEH

NAMA : GEBRA ELISABET BOKO MBOY

NIM : 1705030325

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ternak merupakan makhluk hidup yang memiliki berbagai macam organ–
organ tubuh dengan struktur kompleks yang sebagian besar disusun oleh tulang dan
otot yang memegang peranan penting dalam seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
ternak, serta sistem susunan saraf pusat atau otak sebagai pemegang kendali atas
seluruh aktivitas tersebut. Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh,
menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh. Berdasarkan struktur dan fungsinya
dibedakan menjadi 3 macam yaitu (1) otot polos yang bekerja di luar kesadaran
(involunter), (2) otot lurik yang bekerja di bawah kesadaran (volunter) umumnya
terdapat pada dinding organ dalam yang berlumen, dan (3) otot jantung yang memiliki
struktur seperti otot lurik namun memiliki kerja seperti otot polos, yaitu di luar
kesadaran (involunter), otot jantung juga hanya dapat ditemukan di jantung sehingga
sifatnya sangat khusus dan didesain untuk mendukung fungsi jantung sebagai
pemompa darah ke seluruh tubuh.
Mekanisme pergerakan pada otot terdiri dari kontraksi dan relaksasi. Kedua
jenis mekanisme ini bersama-sama menghasilkan pergerakan otot yang normal.
Apabila kontraksi berlangsung terusmenerus tanpa diikuti oleh relaksasi maka akan
mengakibatkan kelelahan otot.
Makhluk hidup di muka bumi ini selalu memerlukan energi dalam
kehidupannya sehari-hari. Dalam proses penyediaan energi baik pada tumbuhan,
hewan maupun manusia, selalu melalui berbagai rentetan reaksi kimia. Seluruh proses
kimia atau reaksi kimia yang terjadi di dalam sel yang berupa reaksi penyusunan
energi dan reaksi penggunaan energi biasa disebut Metabolisme.
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme,
termasuk yang terjadi di tingkat sel. Metabolisme merupakan proses pengolahan zat
gizi makanan yang telah diserap oleh tubuh untuk diubah menjadi energi. Energi yang
terbentuk selanjutnya digunakan untuk menunjang segala fungsi tubuh, dari bernapas,
berpikir, bertumbuh, hingga setiap pergerakan untuk melakukan aktivitas.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat
yang bereaksi dengan dikatalis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan
senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya.
Keseluruhan perekasi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut
metabolom.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui proses metabolisme
relaksasi dan kontraksi otot dalam menghasilkan energi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot

Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya
elektrik, dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls
sampai ke sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil
asetikolin yang kemudian akan dilepaskan ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah
sinaps). Ketika asetikolin yang dilepaskan menempel pada sel otot, asetilkolian akan
merangsang pelepasan ion Ca2+ (kalsium) yang berada diantara sel otot. Ion kalsium
akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkut troponin dan tropomiosin ke
aktin, sehingga posisi aktin berubah. Aktin akan tertarik kearah filament penghubung.
Aktin akan tertarik kerah miosin, sehingga aktin dan mosin bertempelan. Aktin dan
miosin yang saling bertemu akan membentuk aktomiosin yang menyebabkan otot
memendek dan terjadilah peristiwa kontraksi. Dalam keadaan normal, kontraksi otot
akan selalu diikuti dengan relaksasi, yaitu proses pemulihan sel otot ke keadaan
istirahat. Relaksasi otot akan segera terjadi apabila pemberian rangsangan atau
penjalaran impuls ke sel otot dihentikan. Peristiwa relaksasi otot akan terjadi apabila
ATP pada kepala miosin telah habis sehingga miosin tidak lagi dapat berikatan
dengan aktin. Relaksasi otot diawali dengan pengaktifan pompa kalsium yang akan
membuat jumlah kalsium turun karena ion kalsium masuk ke dalam plasma sel.
Dengan kembalinya ion kalsium, maka ia tidak lagi berikatan dengan troponin dan
tropomiosin. Hal ini menyebabkan aktin dan miosin kembali berpisah, otot kembali
memanjang, terjadilah relaksasi.

B. Metabolisme Kerja Otot

Kontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP dari tiga sumber, yaitu:
kretinin fosfat dan glukosa yang disimpan di otot, serta glikogen yang tersimpan
didalam hati. Saat kerja yang dilakukan otot tidak terlalu berat, serabut otot dapat
memenuhi energinya melalui proses glikolisis aerob (dengan oksigen). Akan tetapi,
apabila kerja yang dilakukan terlalu berat sehingga pasokan oksigen tidak mencukupi,
maka energi didapat melalui proses glikolisis anerob (tanpa oksigen). Proses aerob
dialami saat otot sedang berelaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan dipecah
menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh
tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati serta otot. Selama
oksidasi, glikogen akan menjadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 34 adenosin
trifosfat (ATP). Nantinya, apabila otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah
menjadi adenosin difosfat (ADP). Hasil sampingan dari proses ini adalah asam laktat.
apabila kerja otot terlalu keras, akan menyebabkan pasokan oksigen berkurang
sehingga penghasilan energi harus melewati proses anaerob (tanpa oksigen). Pada
proses ini, selain ATP yang dihasilkan 18X lebih sedikit (2ATP), proses anaerob
menghasilkan lebih banyak asam laktat. Karena oksigen tidak mencukupi, asam laktat
akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah. Penumpukan asam laktat inilah
yang menyebabkan kelelahan otot. Keberadaan asam laktat di dalam cairan darah
akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi dan kedalaman napas
meningkat. Hal ini akan terus berlangsung, sampai jumlah oksigen cukup untuk
memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan sempurna dengan
mengubahnya menjadi glikogen. Oksigen ekstra yang dibutuhkan untuk membuang
tumpukan asam laktat disebut oxygen debt.

C. Kelelahan Otot

Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu


istirahat otot yang kurang, kontraksi yang terus-menerus atau berlangsung dalam
waktu lama, asam laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim
yang berkurang. Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot
(kontrasi) berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka otot dapat kehabisan
energi (ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang
baru, jika terus berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan
cara anaerob. Produksi dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat
semakin banyak. Asam laktat yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari
pemecahan glikogen dapat menyebabkan “pegal linu” dalam otot ataupun dapat
menyebabkan “kelelahan” otot. Kelelahan atau kecapaian diantaranya ialah kram otot.

D. Metabolisme Kontraksi dan Relaksasi Dalam Menghasilkan Energi


Metabolisme karbohidrat menghasilkan piruvat, yang terbentuk selama waktu
kontraksi dan relaksasi. Sumbernya berasal dari glikogen dalam otot atau glukose
darah, yang diubah menjadi glukose 6 – fosfat dan akhirnya ke dalam asam piruvat
dan proses itu menghasilkan 8 molekul ATP untuk tiap unit glukose. Bila tak ada
oksigen, piruvat diubah menjadi laktat. Proses lengkap merupakan proses anaerob.
Energi dan asam fosfat yang dihasilkan dalam glikolisis itu dipergunakan untuk
resintesis fosfokreatin dari keratin dan asam fosfat.

Proses 1 dan 2 di atas adalah anaerob, sedangkan proses 3 bisa aerob (piruvat) atau
anaerob (laktat).
Oksidasi tidak hanya menghasilkan energi saja, tetapi juga mencegah terjadinya
akumulasi asam piruvat atau laktat dalam otot yang dapat menimbulkan kejang
(fatique).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Metabolisme


karbohidrat menghasilkan piruvat, yang terbentuk selama waktu kontraksi dan relaksasi.
Sumbernya berasal dari glikogen dalam otot atau glukose darah, yang diubah menjadi
glukose 6 – fosfat dan akhirnya ke dalam asam piruvat dan proses itu menghasilkan 8
molekul ATP untuk tiap unit glukose. Bila tak ada oksigen, piruvat diubah menjadi laktat.
Proses lengkap merupakan proses anaerob. Energi dan asam fosfat yang dihasilkan dalam
glikolisis itu dipergunakan untuk resintesis fosfokreatin dari keratin dan asam fosfat.

Proses 1 dan 2 di atas adalah anaerob, sedangkan proses 3 bisa aerob (piruvat) atau anaerob
(laktat).

Oksidasi tidak hanya menghasilkan energi saja, tetapi juga mencegah terjadinya akumulasi
asam piruvat atau laktat dalam otot yang dapat menimbulkan kejang (fatique).
DAFTAR PUSTAKA

https://mydokterhewan.blogspot.com>...Otot(Fisiologi)-Mydokterhewan Diakses pada


tanggal 11 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai