Anda di halaman 1dari 66

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

“ TAHAP 6 KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA ”


Dosen Pembimbing : Faisal Ibnu, S.Kep.Ns., M.Kes
Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan keluarga

Oleh Kelompok 6

Kelas 3B/ S1 Keperawatan

1. Agustin Retno Widuri (201701053)


2. Sita Devi (201701064)
3. Berliana Arima Kitty Algarini (201701068)
4. Tri Wahyu Viva Indriyani. (201701076)
5. Shinta anggi P (201701082)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TA 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yangtelah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
memenyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA TAHAP 6 ”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah terapi


modalitaskeperawatan komunitas Makalah ini disusun berdasarkan hasil
diskusi yang sudah dilaksanakan" !ambatan yang kami hadapidalam
penyusunan makalah ini adalah kuranya suatu penyusunan karena
banyaknya tugas pada mata kuliah ini selesainya makalah ini tentunya tidak
terlepas dari bantuan dari banyak pihak dalam penyusunan makalah ini
penulis juga memberikan kesempatankepada pembaca, kiranya berkenan
memberikan kritikan dan saran yang bersifatmembangun dengan maksud
meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam penyusun karya
selanjutnya.

Mojokerto, 19 maret 2020

penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................i
Kata Pengatantar..........................................................................................ii
Daftar IsiI....................................................................................................iii
BAB I PENAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................4

1.3 Tujuan.............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Keluarga...........................................................................5

2.2 Konsep Tumbuh Kembang Keluarga Tahap VI.............................5

2.3 Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VI....................................10

2.4 Masalah Yang Ada Dalam Tahap VI...........................................11

2.5 Peran Perawat...............................................................................12

2.6 Diagnosa Yang Muncul Pada Tahap VI.......................................14

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Triger Case...................................................................................15

3.2 Pengkajian....................................................................................16

BAB IV PENUTUP...................................................................................64
4.1 Kesimpulan...................................................................................64

4.2 Saran.............................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses kehidupannyaketika
menghadapi krisis dan kecemasan akibat stressor. Menurut teorikeperawatan,
sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangatdinamis dari
kehidupan seseorang.
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka
dimana sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadarimakna hidup.
Menyiapkan diri menjadi dewasa, karena menjadi dewasaadalah sebuah
pilihan, maka tentunya harus direkayasa atau disiapkan. Tidakbisa dibiarkan
alami. Karena memang menjadi dewasa dalam cara berpikir itu bukan
kebetulan, tapi merupakan pilihan.

I.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan anak dewasa muda ?

I.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan keluarga dengan anak
dewasa

5
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson L &
Lenny R,2010)

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri
dari bapak,ibu,adik,kakak dan nenek (Raisner,1980 dalam jhonson L &
Lenny R,2010)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing, dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya
( Bailon dan Maglaya 1978 dalam Andarmoyo,2012).

II.2 Konsep Tumbuh Kembang Keluarga Tahap VI


Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai saat
anakpertama meninggalkan rumahnya. Lamanya tahap ini bergantung pada
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan
tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali untuk tetap berperaan dalam melepas anak untuk
hidup mandiri. Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk hidup
mandiri.

Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah
berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang
penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana
mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia

6
pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya
keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi
kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa
kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .

Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian.


Menurut Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam
beberapa fase yaitu:

1) Fase dewasa awal


Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa awal yaitu:
a. mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b. mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan
b. hubungan yang intim di luar
c. mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d. mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e. mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja

2) Fase Dewasa tengah


Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih
teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan
energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan
citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan
fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif
terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti
latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan
hygiene yang baik.
a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah
1) Teori Erikson

7
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas
perkembanganyang utama pada usia baya adalah
mencapai generatifitas(Erikson, 1982). Generatifitas
adalah keinginan untuk merawatdan membimbing orang
lain. Dewasa tengah dapat mencapaigeneratifitas dengan
anak-anaknya melalui bimbingan dalaminteraksi sosial
dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal
mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal
iniditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada
dirinya atauperilaku merusak anak-anaknya dan
masyarakat.

2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas
dalamtujuh perkembangan untuk orang dewasa tenga
(Havighurst,1972). Tugas perkembangan tersebut
meliputi:
a. Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b. Menetapkan dan mempertahankan standar
kehidupan
c. Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan
bahagia
d. Mengembangkan aktivitas luang
e. Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis
pada usia
g. pertengahan
h. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah
lansia.

b. Tahap-tahap perkembangan

8
1) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65tahun.
Perubahan yang paling terlihat adalah rambut
beruban,kulit mulai mengerut dan pinggang membesar.
Kebotakanbiasanya terjadi selama masa usia pertengahan,
tetapi jugadapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan
ketajamanpenglihatan dan pendengaran sering terlihat
pada periode ini.

2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarangterjadi
kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah
dapatmempelajari keterampilan dan informasi baru.
Beberapadewasa tengah mengikuti program pendidikan
dan kejuruanuntuk mempersiapkan diri memasuki pasar
kerja atauperubahan pekerjaan.

3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengahdapat
meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anakdari
rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan
ataukematian teman. Perubahan ini mungkin
mengakibatkan stressyang dapat mempengaruhi seluruh
tingkat kesehatan dewasa.

3) Fase dewasa akhir


Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-
sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada
masa ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang
sudah mantap. Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
a. Menurunnya keadaan jasmaniah

9
b. Perubahan susunan keluarga
c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam
b. bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu
a. Penurunan fungsi tubuh

Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS
( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak,
rasanya ada perasaan down sindrom. Faktor – faktor yang mempengaruhi
pengawasan tugas perkembangan ini, individu mengalami PPS. Misalnya
penghalangnya
adalah:
1) Tingkat perkembangan yang mundur
2) Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
3) Tidak ada motivasi
4) Kesehatan yang buruk
5) Cacat tubuh
6) Tingkat kecerdasan yang rendah
7) Tingkat adaptasi yang jelek
8) Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS
( Post Power Sindrom) misalnya biasaseseorang menjabat kemudian
tidak, rasanya ada perasaan downsindrom, adanya penyakit kronis.
Tingkat ketidakmampuan danpersepsi klien pada penyakit dan
ketidakmampuan menentukansampai mana perubahan gaya hidup
akan terjadi.
9) Tingkat kesejahteraan
Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasatengah.
Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakanasuhan
keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan intervensi
keperawatan.

10
10) Membentuk kebiasaan sehat yang positif
Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasadilakukan.
Pola perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangansehingga
menjadi cara perilaku individu yang biasa.

II.3 Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VI


1. Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa muda,
termasuk memasukan anggota keluarga baru yang berasal dari
pernikahan anak-anaknya. Ketika anak laki-laki atau perempuan yang
dilepas atau menikah, tugas keluarga adalah memperluas siklus
keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru lewat perkawinan
dan menerima nilai-nilai dan gaya kehidupan dari pasangan tersebut.
2. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan. Dengan emptynest (keluarnya anak dari
rumah), orang tua memiliki lebih banyak waktu untuk aktivitas dan
hubungan lainnya.Mereka tidak tumbuh saling berjauhan dari satu
sama lain dimana mereka tidak dapat dimana mereka tidak dapat
melembagakan dan membentuk kembali peran suami-istri yang
pernah mereka lakukan.
3. Membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
Perawatan orang tua yang lanjut usia dan atau tidak mandiri bukanlah
fungsi yang diharapkan dari keluarga. Aktivitas tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk mulai dari menelpon secara rutin
hingga bantuan financial, transportasi, dan mengunjungi serta
merawat orang tua mereka dirumah.
4. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan. Dalam masa
ini,upaya yang melaksanakan hidup sehat menjadi lebih menonjol
bagi pasangan.,meskipun kenyataan mereka telah melakukan
kebiasaan yang sifatnya merusak kesehatan. Motivasi utama orang
usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka adalah
adanya perasaan yang rentan terhadap penyakit akibat adanya teman

11
atau anggota keluarga, mengalami serangan jantung stroke atau
kanker. Kenyakinan bahwa pemeriksan yang teratur dan kebiasaan
hidup yang sehat merupakan cara-cara efektif untuk mengurangi
kerentangan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan
pendorong yang ampuh.
5. Mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna antara
orang tua yang telah menua dan anak mereka. Menerima dan
menyambut kedatangan cucu kedalam keluarga membantu dalam
meningkatkan kepuasan hubungan antar generasi. Hadirnya cucu
memungkinkan kepuasan hubungan paru baya untuktetap merasa
sebagai sebuah keluarga dan membawa kebahagiaan tersendiri ketika
mereka menjadi seorang kakek atau nenek selama tahap ini (Sprey &
Matthews,1982). Kakek/ nenek menyediakan dukunagan yang besar
untuk anak dan cucu mereka ketika mereka dalam keadaan kritis dan
membantu anak mereka dalam menjalankan fungsi sebagai orang tua
melalui dukungan. Peran yang lebih menyebabkan adalah yang
berhubungan dengan dan membantu orang tua lansia. Tanggung jawab
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan
merupakan hal yang harus dilakukan oleh keluarga ini.
6. Memperkuat hubungan perkawinan. Saat ini, pasangan bener-bener
sendirian setelah beberapa tahun dikelilingi oleh anggota keluarga lain
dan beberapa hubungan. Walaupun tampak sebagai kelegaan yang
disambut baik, masa ini merupakan masa yang sulit bagi banyak
pasangan untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan baru
dan bukan sebagai orang tua.

II.4 Masalah Yang Ada Dalam Tahap VI


1. Komunikasi isu antar orang tua dan anak dewasa muda.
2. Masalah transisi peran bagi suami dan istri.
3. Kedaruratan masalah kesehatan kronik.
4. Perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda.
5. Perhatian terhadap menopause.

12
6. Efek yang berkaitan dengan mimum alcohol, merokok, dan praktek
diet yang buruk yang telah berlangsung dalam jangka panjang.
7. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan waktu
luang dan tidur, nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur,
pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti
merokok, berhenti atau mengurangi penggunan alkohol, pemeriksaan
skrining kesehatan preventif.
8. Perhatian hubungan perkawinan.
9. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar , cucu dan orang
tua yang telah menua.
10. Perhatian pemberi asuhan ; membantu dalam mengasuh orang tua
lansia atau tidak berdaya.

II.5 Peran Perawat


1. Pemberi informasi
Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang
segala sesuatu, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.
2. Penyuluh
Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang
kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus
memberikan penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga
ataupun kelompok dalam masyarakat.
3. Pendidik
Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu
individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk
mencapai tujuan tersebut perawat hares mendidik keluarga agar
berperilaku sehat dan selalu memberikan contoh yang positif tentang
kesehatan.
4. Motivator

13
Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan
perilaku positif dalam kesehatan, harus terus didorong agar konsisten
dan lebih berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan sebagai
motivator.
5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah
wajib bagi setiap perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan
kesehatan kepada keluarga khususnya untuk yang belum pernah
menggunakan sarana pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah
satu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan
kesehatan.
6. Penghubung keluarga dengan sektor terkait
Adakalanya masalah kesehatan yang ditemukan bukanlah disebabkan
oleh faktor penyebab yang murni dari kesehatan tetapi disebabkan
oleh faktor lain. Dalam hal ini perawat harus menghubungi sektor
terkait.
7. Pemberi pelayanan kesehatan.
Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan
yang professional kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta
"rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitu metodologi
pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-
langkah sebagai subproses. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara
profesional, artinya tindakan, pelayanan, tingkah laku serta
penampilan dilakukan secara sungguh-sungguh dan bertanggung
jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras dalam penampilan dan
mendemontrasikan " SENCE OF ETHICS ".

14
8. Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan
menggunakan kekuatan mereka untuk memenuhi kebutuhan
kesehatannya.
9. Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat
data yang akurat dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat.

II.6 Diagnosa Yang Muncul Pada Tahap VI


1. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan
ketidakadekuatan sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses
meninggalkan rumah.
2. Gangguan proses keluarga berhungan dengan pertambahan anggota
keluarga
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyakit
4. Konflik pengambilan keputusan berhungan dengan pertentagan dalam
sistem pendukung
5. Resiko kesepian berhungan dengan pelepasan anak

15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
III.1 Triger Case
Keluarga Bp. Mj (40 th) dan Ibu R (35 th) mempunyai 2 orang anak.
Anak pertama mereka bernama An. N dengan jenis kelamin laki-laki berusia
27 tahun. Sedangkan anak kedua bernama An. P dengan jenis kelamin
perempuan berusia (22 th). Keluarga Bp. Mj merupakan keluarga Nuclear
Family yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung. Keluarga Bp. N
bukan tipe orang perokok.

Bp. Mj mengatakan istrinya sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu


karena sakit ginjal, ia bekerja sebagai guru disalah satu smp di Surabaya,
Bp. Mj mengatakan mempunyai riwayat asam urat yang sudah lama
dialaminya, Saat ini Bp. Mj masih sering merasakan nyeri, terutama kalau
malam hari atau setelah beraktivitas. meskipun tidak separah dahulu. Bp.Mj
mengatakan dulu ibunya juga mengalami penyakit asam urat yang sama,
dan dulu sebelum sakit Bp.Mj juga mengatakan sering mengkonsumsi
makanan tinggi kolesterol seperti jeroan ayam dan kerang karena ia sangat
suka sekali makan jeroan ayam, kadang-kadang Bp.Mj masih makan jeroan
ayam jika diluar rumah tetapi sedikit, setelah merasakan sakit di kaki
akhirnya Bp.Mj periksa ke dokter dan dinyatakan terkena penyakit asam
urat. Bp.Mj jarang sekali berolahraga, karena sibuk. Bp. Mj mengatakan
bahwa kedua anaknya sangat telaten dalam merawat orang tuanya, meski
belum tahu bagaimana perawatan yang benar bagi penderita asam urat.
Tetapi mereka sangat kompak dalam menjaga Bp. Mj, jika Bp. Mj merasa
sakit anaknya langsung membawa periksa ke Rumah Sakit terdekat.

Anak Bp. Mj yang pertama bekerja sebagai dosen, ia masih belum


menikah karena beralasan masih nyaman dengan keadaannya sekarang,
sedangkan yang kedua masih kuliah disalah satu kampus Surabaya, meski
pun mereka memiliki kesibukan masing masing tetapi mereka selalu
menyempatkan waktu untuk bercengkrama dirumah seperti diruangan

16
keluarga mereka, Bp. Mj juga masih aktif mengikuti beberapa kegiatan
dirumahnya. Mereka terbiasa menyelesaikan masalah dengan musyawara
bersama dalam keluarganya, dan mereka juga saling terbuka antara anak dan
orang tua.

III.2 Pengkajian
A. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Bp.Mj


2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Umur : 40 tahun
4. Alamat : Surabaya
5. Pekerjaan Kepala Keluarga : Guru
6. Pendidikan Kepala Keluarga : Sarjana
7. Agama : Islam
8. Suku bangsa : Jawa
9. Komposisi keluarga

No Nama JK Hub dgn Umur Pendidikan Agama Pekerjaan


KK

1. Ny. R P Istri 35 th SMP Islam Ibu Rumah tangga


2. An. N L Anak 27 th S2 Islam Dosen
akuntansi
3. An. P P Anak 22 th Kuliah Islam Mahasiswa

17
Genogram

Keterangan: Laki-laki

Perempuan

Klien sakit

Meninggal

Menikah

Pisah

Tinggal serumah

18
10. Tipe keluarga
Keluarga Bp. Mj termasuk tipe Nuclear Familyyang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung. Keluarga Bp. Mj (40 th) terdiri
dari Bp. Mj, Ibu R, Kedua anaknya.
11. Suku Bangsa
Bp. Mj berasal dari Surabaya (jawa) dan istrinya, Ibu R berasal
dari Jogjakarta. Bahasa dominan yang mereka gunakan sehari-
hari adalah bahasa jawa. Saat diluar rumah pun mereka
menggunakan bahasa jawa dalam percakapan.
12. Agama
Seluruh keluarga Bp. Mj beragama Islam. Kegiatan ibadah
keagamaan keluarga Bp. Mj yaitu sholat lima waktu dan puasa
dilakukan. Menurut keluarga Bp. Mj, agama berperan sangat
penting dalam kehidupan mereka, bahkan dalam hal kesehatan.
13. Status Ekonomi Keluarga
Di keluarga Bp. Mj, pencari nafkah utama di keluarga adalah
Bp. Mj yang bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan
2.500.000 – 3.000.000 setiap bulan. Bp. Mj juga mengatakan
bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilannya saat ini.
Bp. Mj saat ini memiliki tabungan atau dana kesehatan dari
tempatnya bekerja.
14. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bp. Mj tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi
keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak berwisata. Waktu
liburan biasanya disesuaikan dengan jadwal libur kerja, tetapi
sekarang jarang dilakukan, hanya jika ada waktu saja keluarga
pergi rekreasi.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga dengan anak


dewasa, karena anak tertua berusia 26 tahun.

19
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Kedua
anak Bp. Mj belum menikah.
3. Riwayat keluarga inti: Bp. Mj menderita asam urat sudah lama
(sekitar lebih dari 10 tahun). Saat ini kondisi sudah lebih baik,
tetapi jika digunakan untuk beraktivitas berlebihan kaki masih
terasa nyeri . Istri Bp. Mj menderita sakit Ginjal dan sekitar 5
tahun yang lalu meninggal. Kedua anak Bp.Mj dalam kondisi
sehat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya: Kakak laki-laki Bp.Mj menderita
asma. Ibu dari Bp.Mj pernah mempunyai riwayat penyakit asam
urat. Sedangkan riwayat penyakit keturunan maupun penyakit
kronis yang lain seperti Jantung, DM dan hipertensi tidak
ditemukan.

C. Lingkungan
Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Bp.Mj merupakan rumah permanen
dengan status kepemilikan pribadi. Dinding terbuat dari tembok
dengan lantai semen. Penerangan yang digunakan adalah listrik.
Kondisi rumah rapi dan bersih.

20
Dena Rumah

Karakteristik tetangga dan komunitas:

Jarak antar rumah saling dekat. Antar tetangga saling toleransi dan mengenal satu sama lain. Bp.Mj jarang berkumpul
dengan tetangga karena kesibukannya bekerja sebagai guru. Keluarga Bp. Mj tinggal di RT 02 RW 02, di sisi kanan

21
rumah Bp. Mj yaitu rumah saudaranya dan sisi kiri adalah rumah tetangganya, dibelakang rumah ada tanah kosong
dan jalan. Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.

Mobilitas geografis keluarga:

Keluarga tinsggal menetap dirumah, tidak berpindah-pindah.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:

Keluarga tidak memiliki acara khusus pertemuan keluarga yang rutin tetapi hanya sewaktu-sewaktu jika ada acara di
salah satu keluarga, atau saat lebaran.

Sistem pendukung keluarga:

Saat ini anggota keluarga yang lain( An.P dan An.n) dalam keadaan sehat, sehingga bisa merawat Bp.Mj dan bekerja
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

D. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga: Menurut Bp.Mj, Komunikasi dalam keluarganya lancar tidak ada hambatan. Mereka
terbiasa saling berkomunikasi secara terbuka, terutama bila sedang berkumpul. Bahasa yang dipergunakan sehari-
hari adalah bahasa jawa.
2. Struktur kekuatan keluarga: Sebagai kepala keluarga, pengambilan keputusan dipegang oleh Bp.Mj. tetapi
mengingat kondisi kesehatannya, Bp.Mj mempercayakan segala sesuatu kepada anaknya, termasuk juga hal-hal

22
yang terkait dengan hubungan kemasyarakatan. kedudukan masing-masing anggota keluarga seimbang, tidak ada
yang mendominasi atau mempengaruhi.
3. Struktur peran (formal dan informal): Kepala keluarga tetap dipegang oleh Bp.Mj, tetapi sebagai pencari nafkah
digantikan oleh anak laki-laki An. N. Tugas rumah tangga dikerjakan oleh An. P. Selain sudah tua, kondisi
kesehatan Bp. Mj tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.
4. Nilai dan norma keluarga: Nilai/norma yang dianut adalah nilai dan norma suku Jawa, tidak ada norma-norma
khusus yang berlaku di keluarga dan tidak ada norma yang bertentangan dengan kesehatan.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis keluarga:
a. Kebersihan perorangan
Keluarga memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali, sikat gigi 2 kali sehari.
b. Pola makan dan minum
Keluarga biasa makan 3 kali sehari dengan makanan beraneka ragam. Bp.Mj menghindari jenis makanan
yang menyebabkan penyakitnya kambuh, seperrti daun so, emping dan mlinjo, juga menghindari makan lele,
karena jika makan lele Bp.Mj merasakan kakinya nyeri-nyeri. Jarang minum susu.
c. Bp. Mj terbiasa istirahat lebih awal, dibandingkan anak-anaknya yaitu, dari pukul 20.00 sampai dengan pukul
4.30 pagi, sedangkan An.N biasanya tiduur arut malam sekitar pukul 22.00 WIB, apalagi jika mendapat dinas
sore dan pulang kerumah sudah malam.
2. Fungsi psikologis keluarga:

23
a. Keadaan emosi
Hubungan antar anggota keluarga baik dan cukup harmonis. Kedua anak Bp.Mj sangat menyayanggi
Bapaknya, mengingat mereka hanya tinggal memiliki Bp.Mj. Selama ini tidak ada masalah yang
menyebabkan hubungan antar anggota keluarga menjadi renggang. Keadaan emosi semua anggota keluarga
stabil.
b. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibicarakan bersama, biasanya Bp. Mj lebih menurut apa yang menjadi
pendapat anak-anaknya.
c. Mencari pelayanan kesehatan
Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga berobat ke Rumah Sakit.
3. Fungsi sosial keluarga:
Hubungan dalam keluarga baik, hubungan dengan orang lain baik, Keluarga Bp.Mj juga selalu aktif mengikuti
kegiatan di masyarakat, seperti kerjabakti, ronda dll.
4. Fungsi spiritual:
a. Ketaatan beribadah: Keluarga Bp.Mj taat dalam menjalankan ibadah.
b. Keyakinan kesehatan: Keluarga Bp Mj yakin bahwa kesehatan adalah nikmat dari Tuhan dan merupakan hal
yang sangat penting agar aktivitas sehari-hari dapat berjalan lancar.
5. Fungsi kultural:

24
a. Pengambilan keputusan: Dalam pengambilan keputusan berdasar musyawarah, tidak berdasarkan pada adat
tertentu.
b. Adat yang berpengaruh terhadap kesehatan: Dalam keluarga Bp Mj tidak ada adat yang mempengaruhi serta
tidak ada hal yang dianggap tabu dalam masalah kesehatan.
6. Fungsi ekonomi:
Sumber penghasilan keluarga adalah dari kerja Bp. Mj dan An. N karena mereka belum menikah maka uang gaji
digunakan untuk membantu kebutuhan hidup sehari-hari. Dahulu sewaktu ibu masih ada, ibu berdagang warung
kecil-kecilan, tetapi sekarang warung tersebut diteruskan oleh keluarga kakak Bp.Mj.
7. Fungsi perawatan kesehatan:
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga sudah mengetahui jika Bp.Mj menderita Asam urat dan sudah mengupayakan berbagai macam
usaha pengobatan tetapi belum mengetahui tentang bagaimana perawatan dan pencegahan agar tidak semakin
parah.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga merasakan adanya masalah kesehatan dan menyadari jika penyakit asam urat sangat dipengaruhi
oleh pola makanan sehari-hari, oleh karena itu keluarga berusaha untuk menghindari jenis makanan yang
dipantang. Jika merasakan gejala-gejala yang cukup serius keluarga segera membawa Bp. Mj ke Rumah Sakit
untuk periksa.

25
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakitAn. N dan An.P sangat telaten merawat ayahnya,
Keluarga juga melarang Bp.Mj untuk bekerja lagi.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah Keluarga memahami bahwa kebersihan rumah penting
untuk kesehatan. Rumah tampak rapi dan bersih. Tidak ada sampah berserakan.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke Rumah Sakit. Tidak ada pengalaman yang kurang baik
dengan petugas kesehatan.
F. Stres Dan Koping Keluarga

1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang: Bp.Mj merasa kondisinya saat ini membebani kedua anaknya, padahal
saat ini mereka seharusnya bisa memikirkan diri mereka dan hasil kerjanya untuk kebutuhan-kebutuhan mereka.
Tetapi Bp.Mj sangat bersyukur memiliki anak yang sangat menyayanginya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor: Menurut Bp.Mj, masalah yang terjadi sudah menjadi
kehendak Tuhan. Keluarga sudah terbiasa dengan kehidupan yang penuh cobaan sehingga mudah beradaptasi jika
mendapat masalah.
3. Strategi koping yang digunakan: Jika ada masalah dihadapi bersama-sama, berusaha untuk diselesaikan dengan
berbagai usaha dan apapun akhirnya diserahkan kepada Allah yang Maha Berkehendak.
G. Stres Dan Koping Keluarga

26
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang: Bp.Mj merasa kondisinya saat ini membebani kedua anaknya, padahal
saat ini mereka seharusnya bisa memikirkan diri mereka dan hasil kerjanya untuk kebutuhan-kebutuhan mereka.
Tetapi Bp.Mj sangat bersyukur memiliki anak yang sangat menyayanginya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor: Menurut Bp.Mj, masalah yang terjadi sudah menjadi
kehendak Tuhan. Keluarga sudah terbiasa dengan kehidupan yang penuh cobaan sehingga mudah beradaptasi jika
mendapat masalah.
3. Strategi koping yang digunakan: Jika ada masalah dihadapi bersama-sama, berusaha untuk diselesaikan dengan
berbagai usaha dan apapun akhirnya diserahkan kepada Allah yang Maha Berkehendak.
C. Riwayat Kesehatan Setiap Anggota Keluarga

N PEMFIS Bp. Mj An. N An. P


O
1. TTV, BB, dan TB TD : 130/80 mmHg TD : 120/80 mmHg TD : 110/80 mmHg
N : 86 x/menit N : 88 x/menit N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20x/menit RR : 20x/menit
S : 36,7 C S : 36,7 C S : 36,8 C
BB : 68 kg BB : 76 kg BB : 51 kg
TB : 172 cm TB : 184 cm TB : 156 cm
2. JANTUNG Tidak terdapat tonjolan dan Tidak terdapat tonjolan dan Tidak terdapat tonjolan dan
massa pada dada, tidak ada massa pada dada, tidak ada massa pada dada, tidak ada

27
retraksi intercostae, terdengar retraksi intercostae, terdengar retraksi intercostae, terdengar
dullness pada perkusi batas dullness pada perkusi batas dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 jantung, BJ 1 dan BJ 2 jantung, BJ 1 dan BJ 2
terauskultasi normal, serta tidak terauskultasi normal, serta terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop. tidak terdapat mur-mur dan terdapat mur-mur dan gallop.
gallop.

3. PARU-PARU Pengembangan simetris, warna Pengembangan simetris, warna Pengembangan simetris, warna
dada sama dengan kulit lainnya dada sama dengan kulit lainnya dada sama dengan kulit lainnya
(tidak terdapat lebam, kebiruan), (tidak terdapat lebam, (tidak terdapat lebam, kebiruan),
tidak terdapat kebiruan), tidak terdapat tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada tonjolan abnormal (juga pada tonjolan abnormal (juga pada
payudara), pernafasan 21 payudara), pernafasan 20 payudara), pernafasan 20
x/menit, tactil fremitus sama kiri x/menit, tactil fremitus sama x/menit, tactil fremitus sama kiri
dan kanan, bunyi kiri dan kanan, bunyi nafas dan kanan, bunyi nafas
nafasterauskultasi vesikuler dan terauskultasi vesikuler dan terauskultasi vesikuler dan tidak
tidak terdapat suara tambahan. tidak terdapat suara tambahan. terdapat suara tambahan.
4. ABDOMEN Perut terlihat agak buncit dan Perut terlihat bulat dan Perut terlihat bulat dan
warnanya sama dengan kulit warnanya sama dengan kulit warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam, lainnya (tidak ada lebam, lainnya (tidak ada lebam,

28
kemerahan), perut teraba lemas, kemerahan), perut teraba kemerahan), perut teraba lemas,
tidak terdapat nyeri tekan, tidak lemas, tidak terdapat nyeri tidak terdapat nyeri tekan, tidak
teraba massa, hepar tidak teraba, tekan, tidak teraba massa, teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 10x/menit hepar tidak teraba, bising usus bising usus terdengar 8 x/menit.
terdengar 9 x/menit.
5. EKSTREMITAS anggota gerak lengkap, tidak ada anggota gerak lengkap, tidak anggota gerak lengkap, tidak ada
luka, bekas jahitan, tidak ada ada luka, bekas jahitan, tidak luka, bekas jahitan, tidak ada
kelainan pada jari tangan dan ada kelainan pada jari tangan kelainan pada jari tangan dan
kaki, terdapat nyeri pada dan kaki, tidak ada nyeri tekan, kaki, tidak ada nyeri tekan, tidak
kakinya, tidak ada fraktur. tidak ada fraktur ada fraktur
6. KULIT Kulit terlihat bersih, tidak bau, Kulit terlihat bersih, tidak bau, Kulit terlihat bersih, tidak bau,
warna sawo matang, elastis, warna sawo matang, elastis, warna putih bersih, elastis, tidak
tidak ada lesi, senstifitas tidak ada lesi, senstifitas ada lesi, senstifitas terhadap
terhadap benda tumpul dan terhadap benda tumpul dan benda tumpul dan tajam baik
tajam baik tajam baik
7. KEPALA Bentuk kepala dan muka Bentuk kepala dan muka Bentuk kepala dan muka
simetris, klien dapat merasakan simetris, klien dapat merasakan simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, benda tumpul dan tajam, benda tumpul dan tajam,
gerakan pipi, rahang, dan alis gerakan pipi, rahang, dan alis gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris. simetris. simetris.

29
8. LEHER Bentuk simetris, warna sama Bentuk simetris, warna sama Bentuk simetris, warna sama
dengan kulit, tidak terdapat dengan kulit, tidak terdapat dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JVP dan tiroid. pembesaran JVP dan tiroid. pembesaran JVP dan tiroid.
Tidak terdapat massa. Dapat Tidak terdapat massa. Dapat Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proposional ke kiri, bergerak proposional ke kiri, bergerak proposional ke kiri,
kanan, atas, dan bawah tanpa kanan, atas, dan bawah tanpa kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri. ada nyeri. ada nyeri.
9. TELINGA Daun telinga simetris kiri dan Daun telinga simetris kiri dan Daun telinga simetris kiri dan
kanan, bersih, tidak ada kanan, bersih, tidak ada kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak benjolan, tidak bengkak, tidak benjolan, tidak bengkak, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada ada nyeri tekan, tidak ada ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien dapat mendengar serumen. Klien dapat serumen. Klien dapat mendengar
dengan baik. mendengar dengan baik. dengan baik.

10. MATA Isokor, bola mata dapat Isokor, bola mata dapat Isokor, bola mata dapat
mengikuti arah gerakan tangan mengikuti arah gerakan tangan mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, pemeriksa, tidak ada nyeri pemeriksa, tidak ada nyeri tekan,
diameter pupil + 2 mm, reaksi tekan, diameter pupil + 2 mm, diameter pupil + 2 mm, reaksi
cahaya +/+, konjungtiva tidak reaksi cahaya +/+, konjungtiva cahaya +/+, konjungtiva tidak

30
anemis, kornea tidak ikterik. tidak anemis, kornea tidak anemis, kornea tidak ikterik.
ikterik.

11. MULUT dan Bibir simetris, mukosa lembab, Bibir simetris, mukosa lembab, Bibir simetris, mukosa lembab,
HIDUNG lidah simetris, dapat bergerak ke lidah simetris, dapat bergerak lidah simetris, dapat bergerak ke
kiri dan ke kanan, tidak pucat, ke kiri dan ke kanan, tidak kiri dan ke kanan, tidak pucat,
lidah dapat merasakan asam, pucat, lidah dapat merasakan lidah dapat merasakan asam,
asin, dan manis dengan baik. asam, asin, dan manis dengan asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit baik. Bentuk simetris, warna kulit
sama dengan kulit sekitarnya, Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan,
mukosa hidung lembab, terdapat tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat
bulu hidung, uji penciuman baik. mukosa hidung lembab, bulu hidung, uji penciuman baik.
terdapat bulu hidung, uji
penciuman baik.

Kesimpulan Hasil Pemeriksaan Fisik


Bp. Mj

31
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh seimbang, memiliki keluhan fisik nyeri pada kaki, ada
riwayat pengobatan dalam 3 bulan terakhir.

An. H:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh seimbang, tidak memiliki keluhan fisik, tidak ada
riwayat pengobatan dalam 3 bulan terakhir.
An. F:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh seimbang, tidak ada keluhan penyakit, tidak ada riwayat
pengobatan dalam 3 bulan terakhir.

32
D. Analisa Data

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1. DS : Pasien mengatakan Ketidakmampuan Nyeri akut pada Tn.
saat ini Bp. Mj masih keluarga melakukan Mj
sering merasakan nyeri, perawatan pada
terutama kalau malam anggota keluarga yang
hari atau setelah sakit.
beraktivitas.
DO :
- Saat dilakukan
pengkajian pasien
mengeluh nyeri
- Tampak meringis
- Tidak mampu
menuntaskan aktivitas
2. DS : Bp. Mj mengatakan Ketidakmampuan Defisit pengetahuan
bahwa kedua anaknya keluarga mengenal tentang perawatan
sangat telaten dalam masalah kesehatan penyakit pada
merawat orang tuanya, (penyakit asam urat) keluarga Bp. Mj
meski belum tahu
bagaimana perawatan
yang benar bagi
penderita asam urat.
DO :
- pasien tidak mampu
dalam merawat
penyakitnya jika terjadi
kekambuhan.
- jika Bp. Mj merasa
sakit anaknya langsung
membawa periksa ke

33
Rumah Sakit terdekat.

3. DS : kadang-kadang Ketidakmampuan Pemeliharaan


Bp.Mj masih makan pasien dalam kesehatan tidak
jeroan ayam jika diluar memelihara kesehatan efektif pada Bp.Mj
rumah tetapi sedikit.
DO :
-Tidak mampu
menjalankan perilaku
sehat
- kurang menunjukkan
minat untuk
meningkatkan perilaku
sehat.

34
E. Scoring/ Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah
1. Nyeri akut pada Bp. Mj b.d ketidakmampuan
keluarga melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit

No Kriteria Hitungan Sko Pemberian


r
1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Saat ini Bp. Mj masih
sering merasakan
nyeri, terutama kalau
malam hari atau
setelah beraktivitas.
meskipun tidak
separah dahulu
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Dana ada, ada
dapat diubah: mudah tindakan untuk
mengatasi, fasilitas
ada, pengetahuan
keluarga cukup
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Masalah sudah lama,
dicegah: cukup ada upaya-upaya yang
telah dilakukan, tidak
ada kelompok high
risk.
4. Menonjolnya masalah: 2/2 x 1 1 Bp. Mj menyatakan
masalah berat harus nyeri yang dirasakan
segera ditangani sangat mengganggu
dan ingin diberi tahu
bagaimana cara
mengatasi.
Jumlah 4 2/3

35
2. Kurang Pengetahuan tentang perawatan penyakit pada keluarga Bp.
Mj b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
(penyakit asam urat)

No Kriteria Hitungan Sko Pemberian


r
1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Saat ini Keluarga
belum mengetahui
bagaiman perawatan
yang benar bagi
penderita asam urat.
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Dana ada, ada
dapat diubah: mudah tindakan untuk
mengatasi, fasilitas
ada, pengetahuan
keluarga cukup,
keluarga sangat
tertarik dengan
infformasi-informasi
kesehatan
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Masalah sudah lama,
dicegah: cukup ada upaya-upaya yang
telah dilakukan
4. Menonjolnya masalah: 1/2 x 1 1/2 Keluarga belum
masalah berat harus mengetahui cara
segera ditangani perawatan yang benar
tetapi selama sudah
berusaha merawat
sesuai dengan saran-
saran yang diberikan
saudara dan para
tetangga.
Jumlah 4

36
1/6

3. Pemeliharan kesehatan tidak efektif pada Bp. Mj


berhubungan dengan ketidak mampuan pasien dalam memelihara
kesehatan

No Kriteria Hitungan Sko Pemberian


r
1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Saat ini Bp. Mj belum
meampu memelihara
kesehatannya dengan
baik, karena asam
uratnya masih sering
kambuh
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Dana ada, ada tindakan
dapat diubah: mudah untuk mengatasi,
fasilitas ada,
pengetahuan keluarga
cukup
3. Potensi masalah untuk 3/3 x 1 1 Masalah sudah lama,
dicegah: tinggi ada upaya-upaya yang
telah dilakukan
4. Menonjolnya masalah: 1/2 x 1 1/2 Keluarga menganggap
masalah berat harus masalah terjadi tetapi
segera ditangani tidak menjadikan
masalah ini prioritas
utama.
Jumlah 4
1/2

37
Prioritas Masalah

NO Diagnosa keperawatan keluarga Skor


1. Nyeri akut pada Bp. Mj b.d 4 2/3
ketidakmampuan keluarga melakukan
perawatan pada anggota keluarga yang
sakit.

2. Kurang Pengetahuan tentang perawatan 4 1/6


penyakit pada keluarga Bp. Mj b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan (penyakit asam urat).

3. Pemeliharan kesehatan tidak efektif pada 4 1/2


Bp. Mj berhubungan dengan ketidak
mampuan pasien dalam memelihara
kesehatan.

38
F. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut pada Bp. Mj TUK 1 Keluarga mampu mengenal masalah.
b.d ketidakmampuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Anjurkan keluarga untuk
keluarga melakukan keluarga mampu mengenal masalah mengungkapkan nyerinya.
perawatan pada anggota dengan kriteria hasil: 2. Memberikan cara mengatasi nyeri
keluarga yang sakit. 1. keluarga mampu mengenali dengan baik.
masalah. 3. Identifikasi faktor yang memperberat
2. pasien mampu mengatasi nyerinya dan memperingan nyeri.
dengan baik 4. Anjurkan keluarga memonitor nyeri
3. keluarga mampu melakukan secara mandiri
perawatan pada anggota yang sakit.
TUK 2 Keluarga mampu mengambil keputusan.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Anjurkan pasien untuk tetap
keluarga mampu mengambil keputusan mempertahankan cara mengatasi nyeri
dengan kriteria hasil: dengan baik.
1. Klien mampu mempertimbangkan 2. Anjurkan pasien untuk pola hidup sehat
dalam mengambil keputusan. yang dapat memperingan nyeri.

39
3. Anjurkan pasien untuk meminta
bantuan dari tenaga kesehatan dalam
upaya mengurangi masalah.
TUK 3 Keluarga mampu merawat anggota
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga.
keluarga mampu merawat anggota 1. Anjurkan kepada keluarga bagaimana
keluarga dengan kriteria hasil: respon saat nyeri muncul untuk
1. pasien dapat mengontrol tingkat meminimalkan rasa nyeri.
nyerinya. 2. Ajarkan teknik yang tepat untuk
2. kelurga mampu melakukan mengurangi rasa nyeri misalnya teknik
perawatan secara mandiri dalam istraksi relaksai.
menangani anggota keluarga yang 3. Berikan informasi faktual dengan
sakit. diagnosis, perawatan dan prognosis.

TUK 4 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.


Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Modifikasi lingkungan untuk
keluarga mampu memodifikasi lingkungan meminimalkan rasa nyeri.
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi karakteristik lingkungan
1. Terpenuhinya pencahayaan dalam yang menyebabkan nyeri meningkat.
rumah. 3. Ajarkan keluarga menggunakan teknik

40
2. Terpenuhinya pencahayaan luar distraksi dan relaksasi
rumah.
3. Terjaganya kebersihan rumah.
4. Terpenuhinya lingkungan yang
nyaman.
TUK 5 Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga mampu memanfaatkan pelayanan 1. kolaborasi dengan tim medis jika
kesehatan dengan kriteria hasil: terjadi nyeri hebat dan semakin parah.
1. Nyeri segera tertangani
2. Kurang Pengetahuan TUK 1 Keluarga mampu mengenal masalah
tentang perawatan Setelah dilakukan intervensi keluarga 1. Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan
penyakit pada keluarga mampu mengenal masalah dengan kriteria masalahnya
Bp. Mj b.d hasil : 2. Memberikan cara mengatasi merawat
ketidakmampuan 1. Keluarga mampu mengenali masalah keluarga dengan asam urat dengan baik
keluarga mengenal 2. Keluarga mampu mengetahu cara 3. Bantu keluarga mengidentifikasi situasi
masalah kesehatan merawat keluarga dengan asam urat keadaan
(penyakit asam urat).
TUK 2 Keluarga mampu memutuskan tindakan
Setelah dilakukan intervensi keluarga keperawatan

41
mampu memutuskan tindakan perawatan 1. Anjurkan keluarga untuk tetap
dengan kriteria hasil: mempertahankan mekanisme koping
1. Persepsi yang salah menurun keluarga dalam menghadapi masalah
2. Klien mampu mempertimbangkan 2. Anjurkan keluarga untuk meminta bantuan
dalam mengambil keputusan dari tenaga kesehatan dalam upaya
3. Keluarga mampu memutuskan tindakan mengurangi masalah.
yang tepat untuk mengatasi
ketidaktahuannya

TUK 3 Keluarga mampu melakukan perawatan


Setelah dilakukan intervensi keluarga 1. Ajarkan kepada keluarga bagaimana cara
mampu melakukan perawatan dengan merawat klien
kriteria hasil:
2. Ajarkan teknik yang tepat saat sakitnya
1. Keluarga dapat mengetahui cara
muncul
merawat
2. Pengetahuan keluarga meningkat 3. Berikan informasi factual terkait dengan
diagnosis, perawatan dan prognosis

TUK 4 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan


Setelah dilakukan intervensi keluarga 1. Modifikasi lingkungan untuk meningkatkan
mampu memodifikasi lingkungan dengan

42
kriteria hasil: rasa releks
1. Terpenuhinya pencahayaan dalam
2. Identifikasi karakteristik lingkungan yang
rumah
meningkat rasa nyaman
2. Terjaganya kebersihan rumah
3. Ajarkan kepada keluarga menggunakan
3. Terpenuhinya lingkungan yang nyaman teknik relaksasi

TUK 5 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas


Setelah dilakukan intervensi keluarga pelayanan kesehatan
mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan 1. Anjurkan kepada keluarga untuk segera
kesehatan dengan kriteria hasil: membawa ke pelayanan kesehatan yang
1. Menggunakan sumber informasi yang terdekat
terpercaya

2. Menerima saran dari tenaga kesehatan

3. Menggunakan fasilitas pelayanan


kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan keluarga

3. Pemeliharan kesehatan TUK 1 Keluarga mampu mengenal masalah.


tidak efektif pada Bp. Mj Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. identifikasi kesiapan dan kemampuan

43
berhubungan dengan keluarga mampu mengenal masalah menerima informasi.
ketidak mampuan pasien dengan kriteria hasil: 2. identifikasi faktor-faktor yang dapat
dalam memelihara 1. keluarga mampu mengenali meningkatkan dan menurunkan
kesehatan. masalah. motovasi perilaku hidup bersih dan
2. keluarga mampu memelihara sehat.
kesehatan yang efektif.
TUK 2 Keluarga mampu mengambil keputusan.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Anjurkan pasien untuk tetap
keluarga mampu mengambil keputusan mempertahankan cara memelihara
dengan kriteria hasil: kesehatan yang efektif.
1. Klien mampu mempertimbangkan 2. Anjurkan pasien untuk pola hidup sehat
dalam mengambil keputusan. untuk memelihara kesehatan.
3. Anjurkan pasien untuk meminta
bantuan dari tenaga kesehatan dalam
memelihara kesehatan yang efektif.
4. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan.
TUK 3 Keluarga mampu merawat anggota
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga.
keluarga mampu merawat anggota 1. jelaskan faktor resiko yang dapat

44
keluarga dengan kriteria hasil: mempengaruhi kesehatan.
1. keluarga dapat membantu 2. bantu keluarga dalam memelihara
memelihara kesehatan yang efektif kesehatan yang efektif
pada pasien.
2. kelurga mampu melakukan
perawatan secara mandiri dalam
menangani anggota keluarga yang
sakit.
TUK 4 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
keluarga mampu memodifikasi lingkungan sehat.
dengan kriteria hasil: 2. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
1. Terpenuhinya perilaku hidup sehat untuk meningkatkan perilaku hidup
2. Terjaganya kebersihan rumah. bersih
3. Terpenuhinya lingkungan yang
nyaman.
TUK 5 Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga mampu memanfaatkan pelayanan 1. kolaborasi dengan tim medis dalam
kesehatan dengan kriteria hasil: Pemeliharan kesehatan tidak efektif

45
1. peningkatan derajat kesehatan

46
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA HARI/TANGGA IMPLEMENTASI


O KEPERAWATAN L
1. Nyeri akut pada Bp. Mj Senin , 20 April TUK 1
b.d ketidakmampuan 2020 Keluarga mampu mengenal masalah.
keluarga melakukan 1. Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan
perawatan pada anggota nyerinya.
keluarga yang sakit. 2. Memberikan cara mengatasi nyeri dengan baik.
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
4. Menganjurkan keluarga memonitor nyeri secara
mandiri
TUK 2
Keluarga mampu mengambil keputusan.
1. Menganjurkan pasien untuk tetap
mempertahankan cara mengatasi nyeri dengan
baik.
2. Menganjurkan pasien untuk pola hidup sehat
yang dapat memperingan nyeri.

47
3. Menganjurkan pasien untuk meminta bantuan
dari tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi
masalah.
TUK 3
Keluarga mampu merawat anggota keluarga.
1. Mengnjurkan kepada keluarga bagaimana respon
saat nyeri muncul untuk meminimalkan rasa
nyeri.
2. Menganjarkan teknik yang tepat untuk
mengurangi rasa nyeri misalnya teknik istraksi
relaksai.
3. Berikan informasi faktual dengan diagnosis,
perawatan dan prognosis.

TUK 4
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
1. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan rasa
nyeri.
2. Identifikasi karakteristik lingkungan yang
menyebabkan nyeri meningkat.

48
3. Menganjarkan keluarga menggunakan teknik
distraksi dan relaksasi
TUK 5
Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan
kesehatan
1. kolaborasi dengan tim medis jika terjadi nyeri
hebat dan semakin parah.
2. Kurang Pengetahuan Senin , 20 April TUK 1
tentang perawatan 2020 Keluarga mampu mengenal masalah
penyakit pada keluarga 1. Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan
Bp. Mj b.d masalahnya
ketidakmampuan 2. Memberikan cara mengatasi merawat keluarga
keluarga mengenal dengan asam urat dengan baik
masalah kesehatan 3. Bantu keluarga mengidentifikasi situasi keadaan
(penyakit asam urat).
TUK 2
Keluarga mampu memutuskan tindakan
keperawatan
1. Menganjurkan keluarga untuk tetap
mempertahankan mekanisme koping keluarga

49
dalam menghadapi masalah
2. Menganjurkan keluarga untuk meminta bantuan
dari tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi
masalah.

TUK 3
Keluarga mampu melakukan perawatan
1. Mengajarkan kepada keluarga bagaimana cara
merawat klien
2. Mengajarkan teknik yang tepat saat sakitnya
muncul
3. Berikan informasi factual terkait dengan
diagnosis, perawatan dan prognosis

TUK 4
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
1. Modifikasi lingkungan untuk meningkatkan rasa
releks
2. Identifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkat rasa nyaman

50
3. Mengajarkan kepada keluarga menggunakan
teknik relaksasi

TUK 5
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
1. Menganjurkan kepada keluarga untuk segera
membawa ke pelayanan kesehatan yang terdekat
3. Pemeliharan kesehatan Senin , 20 April TUK 1
tidak efektif pada Bp. 2020 Keluarga mampu mengenal masalah.
Mj berhubungan 1. identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
dengan ketidak informasi.
mampuan pasien dalam 2. identifikasi faktor-faktor yang dapat
memelihara kesehatan. meningkatkan dan menurunkan motovasi perilaku
hidup bersih dan sehat.
TUK 2
Keluarga mampu mengambil keputusan.
1. Menganjurkan pasien untuk tetap
mempertahankan cara memelihara kesehatan
yang efektif.

51
2. Menganjurkan pasien untuk pola hidup sehat
untuk memelihara kesehatan.
3. Menganjurkan pasien untuk meminta bantuan
dari tenaga kesehatan dalam memelihara
kesehatan yang efektif.
4. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan.
TUK 3
Keluarga mampu merawat anggota keluarga.
1. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
2. Membantu keluarga dalam memelihara kesehatan
yang efektif

TUK 4
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
1. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih
TUK 5

52
Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan
kesehatan
1. kolaborasi dengan tim medis dalam Pemeliharan
kesehatan tidak efektif

53
H. EVALUASI

No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Evaluasi


1. Nyeri akut pada Bp. Mj b.d Senin , 20 April TUK 1
ketidakmampuan keluarga 2020 Keluarga mampu mengenal masalah.
melakukan perawatan pada S:
anggota keluarga yang sakit - Pasien mengatakan nyeri
- Pasien mengatakan mampu memahami nyerinya
O:
- Pasien tampak kooperatif menceritakan nyerinya
- Pasien mampu mengidentifikasi nyerinya.
A : TUK 1 tercapai dengan indicator keluarga mampu
mengetahui masalah.
P : lanjutkan TUK 2 yaitu keluarga mampu memutuskan
tindakan keperawatan.
TUK 2
Keluarga mampu mengambil keputusan.
S: keluarga mengatakan mampu mempertahankan untuk pola
hidup sehat yang dapat memperingan nyeri.
O:

54
- Keluarga tampak antusias saat perawat memberikan intervensi
keperawatan.
- kelurga sering bertanya tentang cara pengambilan keputusan
yang tepat.
A : TUK 2 tercapai dengan indikator keluarga mampu
mengambil keputusan.
P : Lanjutkan TUK 3 yaitu keluarga mampu merawat anggota
keluarga.

TUK 3
Keluarga mampu merawat anggota keluarga.
S : keluarga mengatakan dapat mengontrol dan meminimalkan
rasa nyeri.
O:
- Keluarga tampak antusias diajarkan teknik menurunkan
nyerinya.
- Keluarga tampak antusias saat diberikan informasi mengenai
masalahnya.
A : TUK 3 tercapai dengan indikator keluarga mampu merawat

55
anggota keluarga.
P : Lanjutkan TUK 4 yaitu keluarga mampu memodifikasi
lingkungan.

TUK 4
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
S : keluarga mengatakan sudah memodifikasi lingkungan rumah
untuk menurunkan nyeri.
O:
- rumah tampak nyaman
- pencahayaan rumah baik
- rumah tampak bersih
A : TUK 4 tercapai dengan indikator keluarga mampu
memodifikasi lingkungan.
P : Lanjutkan TUK 5 yaitu keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
TUK 5
Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
S : keluarga mengatakan jika sakit langsung ke pelayanan

56
kesehatan.
O:
- keluarga tampak menerima saran sari tenaga kesehatan.
A : TUK 5 tercapai dengan indikator keluarga mampu
memanfaatkan pelayanan kesehatan
P : Intervensi dihentikan keluarga mampu mengatasi nyeri.
TUK 5
Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
S : keluarga mengatakan jika sakit langsung ke pelayanan
kesehatan.
O:
- keluarga tampak menerima saran sari tenaga kesehatan.

A : TUK 5 tercapai dengan indikator keluarga mampu


memanfaatkan pelayanan kesehatan
P : Intervensi dihentikan keluarga mampu mengatasi nyeri.
2. Kurang Pengetahuan Senin , 20 April TUK 1
tentang perawatan penyakit 2020 Keluarga mampu mengenal masalah
pada keluarga Bp. Mj b.d S:
ketidakmampuan keluarga - Keluarga mengatakan ketiak tahuannya alam merawat

57
mengenal masalah - Keluarga mengatakan mampu memahami
kesehatan (penyakit asam O:
urat). - Keluarga tampak kooperatif menceritakan masalahnya
A : TUK 1 tercapai dengan indicator keluar mampu mengetahui
masalah
P : Lanjutkan TUK 2 yakni keluarga mampu memutuskan
tindakan keperawatan
TUK 2
Keluarga mampu memutuskan tindakan keperawatan
S : Keluarga mengatakan mampu mempertahankan mekanisme
koping saat menghadapi masalah
O:
- Keluarga tampak antusias saat perawat memberikan
intervensi keperawatan
- Keluarga sering bertanya tentang cara pengambilan
keputusan yang tepat
A : TUK 2 tercapai dengan indicator keluarga mampu
mengambil keputusan
P : Lanjutkan TUK 3 yakni keluarga mempu merawat anggota

58
keluarga
TUK 3
Keluarga mampu merawat anggota keluarga
S:
- keluarga mengatakan dapat merawat pasien
- keluarga bisa mempraktikkan teknik untuk mengatasi asam
urat
O:
- Keluarga tampak antusias diajarkan teknik-teknik
mengatasi penyakit asam urat
- Keluarga tampak antusias saat diberikan informasi
mengenai masalahnya
A : TUK 3 tercapai dengan indicator keluarga mempu merawat
anggota keluarga
P : Lanjutkan TUK 4 yakni keluarga mampu memelihara
lingkungan (memodifikasi)
TUK 4
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
S : Keluarga mengatakan sudah memodifikasi lingkungan rumah
untuk meningkatkan rasa nyaman

59
O:
- Rumah tampak nyaman
- Pencahayaan rumah pas
- Rumah tampak bersih
A : TUK 4 tercapai dengan indicator keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
P : Lanjutkan TUK 5 yakni keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
TUK 5
Keluarga Mampu Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
S : keluarga mengatakan jika sakit langsung ke pelayanan
kesehatan
O : keluarga tampak menerima saran dari tenaga kesehatan
A : TUK 5 tercapai dengan indicator keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
P : Intervensi dihentikan
Keluarga mampu mengatasi kecemasan
3. Pemeliharan kesehatan tidak Senin, 20 april 2020 TUK 1

60
efektif pada Bp. Mj Keluarga mampu mengenal masalah.
berhubungan dengan S:
ketidak mampuan pasien - Keluarga mengatakan siap dan mampu menerima informasi
dalam memelihara - Pasien mengatakan mengerti tentang faktor-faktor yang
kesehatan. dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup
bersih dan sehat.
O:
- Pasien tampak kooperatif dalam menerima informasi yang
diberikan.
- Pasien mampu tampak meningkatkan perilaku hidup
sehat.
A : TUK 1 tercapai dengan indicator keluarga mampu
mengetahui masalah.
P : lanjutkan TUK 2 yaitu keluarga mampu memutuskan
tindakan keperawatan.
TUK 2
Keluarga mampu mengambil keputusan.
S: keluarga mengatakan mampu untuk tetap mempertahankan
cara memelihara kesehatan yang efektif.

61
O:
- Keluarga tampak antusias saat perawat memberikan intervensi
keperawatan.
- kelurga sering bertanya tentang cara pengambilan keputusan
yang tepat.
A : TUK 2 tercapai dengan indikator keluarga mampu
mengambil keputusan.
P : Lanjutkan TUK 3 yaitu keluarga mampu merawat anggota
keluarga.
TUK 3
Keluarga mampu merawat anggota keluarga.
S : keluarga mengatakan mengerti faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
O:
- Keluarga tampak antusias dalam memelihara kesehatan yang
efektif
- Keluarga tampak antusias saat diberikan informasi mengenai
masalahnya.
A : TUK 3 tercapai dengan indikator keluarga mampu merawat

62
anggota keluarga.
P : Lanjutkan TUK 4 yaitu keluarga mampu memodifikasi
lingkungan.
TUK 4
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan.
S : keluarga mengatakan sudah memodifikasi lingkungan rumah
untuk perilaku hidup bersih dan sehat.
O:
- rumah tampak nyaman
- pencahayaan rumah baik
- rumah tampak bersih
A : TUK 4 tercapai dengan indikator keluarga mampu
memodifikasi lingkungan.
P : Lanjutkan TUK 5 yaitu keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan

TUK 5
Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan
S : keluarga mengatakan jika sakit langsung ke pelayanan

63
kesehatan.
O:
- keluarga tampak menerima saran sari tenaga kesehatan.
A : TUK 5 tercapai dengan indikator keluarga mampu
memanfaatkan pelayanan kesehatan
P : Intervensi dihentikan keluarga mampu memeliharan
kesehatan yang efektif.

64
BAB IV
PENUTUP
IV.1Kesimpulan
Menurut Depkes RI, keluarga adalah keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan [ CITATION Jho10 \l 1033 ]

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus


diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan
apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya
apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan
perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.

IV.2Saran
Semoga makalah ini bisa sebagai acuan untuk belajar teman-teman dan
kepada setiap keuarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap
perkembangan keluarga tahap anak usia deasa, memagam tugas-tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini, permasalahan-permasalahan yang
biasa terjadi pada tahap ini, peran dan tanggung jawab orang tua, dan dapat
memenuhi ilmu tugas perawatan keluarga.

65
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. (2008). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik edisi 5. Jakarta:


ECG.

Leny, J. &. (2010). Keperawatan Keluarga. Nuha Medika.

Suprajitno. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktek.


Jakarta: ECG.

Anda mungkin juga menyukai