PILIHAN REFLEKSI
”
“Manusia sama sekali bebas atau sama sekali tidak bebas.”
(Jean Paul Sartre)
sekaligus keadaan. Dalam membaca Sartre, mesti pelan dan hati-hati. Sebab filsafat yang
dicetuskannya, aliran eksistensialisme (kemudian berlanjut bahwa ini adalah kegagalan atas
materialisme dialektika Karl Marx) memang agak sulit dimengerti. Padahal eksistensialisme
hanya membahas perihal ada dan tidak ada—menidak dalam istilah Sartre. Maka, agar lebih
Menolak nobel dan sangat anti-kapitalis, itulah Sartre. Ia adalah penulis paling berpengaruh
di abad ke-20. Sebelum Sartre, diyakini bahwa yang membedakan manusia dari hal
apapun di dunia ini ialah akal(kecerdasan) sebagai esensi (hakikat benar atau mutlak) yang
kemudian berkembang menjadi isme-isme (Hegel). Bagi Sartre, esensi tersebut tidak akan
Kesadaran merambat ke eksistensi kemudian esensi. Bagi Sartre, kesadaran di sini ialah
kebingungan semata. Baginya, untuk menunjukkan kebebasan dan keadaan, perlu ada
Contoh kasus eksistensi semisal bentuk kondom (eksistensi) sekaligus kondom sebagai alat
Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
tidak diketahui esensinya sebab tidak ada Tuhan yang menciptakan ide tentang manusia.
Metode yang digunakan Sartre ialah fenomenologi, mencari inti dari segala inti. Awalnya,
manusia sadar akan keberadaan dirinya. Kesadaran dibahas dalam dua cara berbeda dalam
Menunjukkan cara eksistensi yang tertutup. Sepenuhnya identik dengan diri sendiri. Tidak
terdapat subjek-objek. Ada yang tidak berkesadaran. Contoh: Benda-benda seperti kotoran
ayam, kayu yang dimakan rayap, tiang listrik, dsb., dalam dirinya bukanlah apa-apa dan
Menunjukkan cara berada manusia lewat kesadaran. Baru muncul setelah ada subjek dan
mempunyai hasrat untuk melakukan kegiatan seksual, maka ia sebagai subjek. Tatkala ia
menemukan objek seksnya, maka ia sendiri adalah subjek yang kemudian menjadi objek
oleh objeknya. Dalam hal ini, seorang yang berhasrat menyadari bahwa ia sedang
berhasrat dan membenci itu. Sedang ia sadar bahwa berhasrat semisal akan menimbulkan
Jadi, yang dikehendaki belum ada dan yang tidak ada tidak dikehendaki. Manusia selalu
meniadakan. Itulah yang disebut “ada” selalu menuju “ketiadaan”. Manusia terus bergerak.
Kebebasan
(negasi). Dan hanya manusia yang bisa mencapai taraf eksistensi mendahului esensi.
Misal: Fedullah adalah jomblo. Selama ia masih hidup, ia bisa mengatakan “tidak” atau “ya,
sampai sekarang. tetapi tidak lagi.” Ketiadaan memisahkan manusia dari esensi (sebab tidak
Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
ada eksistensi). Baru setelah meninggal dunia mampu dicari ciri-ciri hakiki selama
hidupnya.
Demikianlah Sartre menjelaskan bahwa dengan menunjukkan kebebasan maka kita sadar
dan ada. Ada baginya bukanlah fenomen, tapi transfenomenal (pengenalan subjek). Cogito
versi Sartre adalah bukan subjek, dan juga bukan pengenalan diri (ada) melainkan kehadiran
menyatakan “ada”.
Ayu Al ah Jonas
Penulis adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tulisan ini dibuat
untuk presentasi serial diskusi filsafat dengan tokoh Jean Paul Sartre di
19.30 WIB.
Add comment
Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Comment
SUBMIT COMMENT
anak laki-laki bernama Furqon, 10 tahun, desease 2019 alias Covid-19 menjangkiti,
asyik membuang wajahnya ke luar kaca jauh sebelum penyakit ebola dan SARS
Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
mobil. Ia mengamati seluruh objek yang sayup-sayup tampak tak terdengar lagi,
ditangkap matanya selama mobil kira-kira pada awal-awal abad ke-20 atau
Redaksi Redaksi
PILIHAN REFLEKSI
t l it S i i Pr id J k
Redaksi
Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD