Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II yang diampuh oleh Ns.
Rini, S.Kep, M.Kep.
Di susun oleh :
ZATUL HIKMAH A. KATILI
( Kelas A / 841418028 )
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep keperwatan dalam asuhan keperawatan gagguan
sistem reproduksi.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Menometroragie Amenorea
Wajah meringis
Melindungi area yang sakit
Fokus menyempit
Pernapasan
Subyektif :
Dispnea Batuk/sputum Riwayat Bronkitis
Asma Tuberkulosis Emfisema
Pneumonia berulang Perokok, lamanya : ............. tahun
Penggunaan alat bantu pernapasan (02) : ..............L/mnt
Obyektif :
Frekuensi : ......................x/mnt
Irama : Eupnoe Tachipnoe Bradipnoe
Apnoe Hiperventilasi Cheynestokes
Kusmaul Biots
Karakteristik Sputum :
Hasil Roentgen :
Interaksi sosial
Subyektif :
Status pernikahan : Tidak terkaji
Lama pernikahan : Tidak terkaji
Tinggal serumah dengan : orang tua
Obyektif :
Komunikasi verbal/nonverbal dengan orang terdekat : verbal dan nonverbal
Integritas Ego
Subyektif :
Perencanaan kehamilan : Tidak terkaji
Perasaan klien/keluarga tentang penyakit : klien merasa khawatir dengan kondisinya
Status hubungan : Tidak terkaji
Cara mengatasi stress : berbaring
Obyektif :
Status emosional (cemas, apatis, dll) : cemas
Respon fisiologis yang teramati : Tidak terkaji
Agama : islam
Muncul perasaaan (tidak berdaya, putus asa, tidak mampu) : Tidak terkaji
Neurosensori
Subyektif :
Pusing (ada/tidak ada) : Tidak ada
Kesemutan/kebas/kelembaban (lokasi) : Tidak terkaji
Keamanan :
Subyetif :
Alergi/sensitivitas : Tidak terkaji
Penyakit masa kanak-kanak : Tidak terkaji
Riwayat imunisasi : imunisasi dasar terpenuhi
Infeksi virus terakhir : Tidak terkaji
Binatang peliharaan dirumah : kucing
Masalah obstetrik sebelumnya : Tidak terkaji
Jarak waktu kehamilan terakhir : Tidak terkaji
Riwayat kecelakaan : Tidak terkaji
Fraktur dislokasi : Tidak terkaji
Pembesaran kelenjar : Tidak terkaji
Obyektif :
Integritas kulit : normal/elastis
Cara berjalan : normal
Penyuluhan/pembelajaran
Subyektif :
Bahasa dominan : bahasa indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan suami : Tidak terkaji
Faktor penyakit dari keluarga : Tidak terkaji
Sumber pendidikan tentang penyakit : menanyakan pada orang tua
Pertimbangan rencana pulang
Tanggal informasi diambil : Tidak terkaji
Pertimbangan rencana pulang : Tidak terkaji
Tanggal perkiraan pulang : Tidak terkaji
Ketersediaan sumber kesehatan terdekat : puskesmas
Peningkatan hormone
progesteron, peningkatan
hormone prostaglandin,
proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid
Dismenorea
Nyeri haid
Kontraksi miometrium
dan pembuluh darah Posisi rahim tidak normal,
uterus meningkat tumor, endometriosis, kista
ovarium, suhu
Cemas dan Kurang terpapar
khawatir informasi
Hipoksia
Nyeri abdomen dan
Ansientas Menanyakan daerah pinggan
kondisi kepada Nyeri abdomen bagian bawah
orang lain
Intoleransi
aktivitas Merasa mual Nyeri Akut
Defisit dan muntah
pengetahuan
Nausea
2.2 Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut (D.0077)
2) Nausea (D.0076)
3) Intoleransi aktivitas (D.0056)
4) Ansietas (D.0080)
5) Defisit pengetahuan (D.0111)
Nyeri akut
2 Ds : Ovulasi Nausea (D.0076)
- klien mengatakan
merasa mual Peningkatan hormone
- klien mengatakan progesteron, peningkatan
tidak berselera makan hormone prostaglandin,
Do : - proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid
Dismenorea
Dismenorea primer
Nyeri abdomen
Nausea
3 Ds : Ovulasi Intoleransi aktivitas (D.0056)
klien mengatakan sulit
beraktivitas Peningkatan hormone
progesteron, peningkatan
Do : hormone prostaglandin,
Klien hanya berbaring proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid
Dismenorea
Dismenorea primer
Hipoksia
Nyeri abdomen
Intoleransi aktivitas
4 Ds : Ovulasi Ansietas (D.0080)
klien mengatakan khawatir
dengan keadaannya Peningkatan hormone
progesteron, peningkatan
Do : hormone prostaglandin,
klien nampak cemas proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid
Dismenorea
Dismenorea primer
nyeri haid
kurang terpapar informasi
nampak cemas
Ansietas
5 Ds : Ovulasi Defisit pengetahuan (D.0111)
klien hanya menanyakan pada
orang tuanya terkait kondisi Peningkatan hormone
yang terjadi pada dirinya progesteron, peningkatan
hormone prostaglandin,
Do : - proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid
Dismenorea
Dismenorea primer
nyeri haid
Defisit pengetahuan
2.4 Intervensi Keperawatan
Observasi :
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
Edukasi :
3) Jelaskan jenis latihan yang sesuai
dengan kondisi kesehatan
Kolaborasi :
4. Edukasi Aktivitas/Istirahat
Definisi : mengajarkan pengaturan aktivitas
dan istirahat
Observasi :
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
2) Jadwalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kespakatan
Edukasi :
3) Jelaskan pentingnya malakukan
akrvitas fisik/olahraga rutin
Kolaborasi :
-
2.5 Implementasi dan Evaluasi
Observasi :
1) mengidentifikasi indikasi
dilakukan latihan
pernapasan
Terapeutik :
2) menyediakan tempat
yang tenang
Edukasi :
Observasi :
1) mengidentfikasi defisit
tingkat aktivitas
Terapeutik :
2) melibatkan keluarga
dalam aktivitas, jika
perlu
Edukasi :
3) menganjurkan
melakukan aktivitas
fisik, sosial, spiritual dan
kognitif dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
2. Edukasi Nutrisi
Observasi :
1) mengidenfitifaksi
kemampuan dan waktu
yang tepat menerima
informasi
Terapeutik :
2) memberikan kesempatan
bertanya
Edukasi :
3) menjelaskan pada pasien
dan keluarga alergi
makanan, makanan yang
harus dihindari,
kebutuhan jumlah kalori,
jenis makanan yang
dibutuhkan pasien
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Dalam bahasa
Inggris, dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau menstruasi yang
menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi dapat
menyebar hingga ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga
betis. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari
kontraksi otot rahim yang sangat intens saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam
rahim Sebagian besar perempuan yang menstruasi pernah mengalami dismenorea dalam
derajat keparahan yang berbeda-beda. Dismenorea yang dialami remaja umumnya bukan
karena penyakit, dan disebut dismenorea primer. Dismenorea primer pada perempuan
yang lebih dewasa akan makin berkurang rasa sakit dan nyerinya. Dismenorea primer
juga makin berkurang pada perempuan yang sudah melahirkan. (American College of
Obstetricians and Gynecologists. 2015)
III.2 Saran
Dengan dihadirkannya makalah ini diharapkan menjadi
penambah wawasan bagi mahasiwa pada umumnya dalam
menghadapi masa menstruasi, serta menjadi acuan pula bagi
mahasiswa yang bergelut dalam dunia kesehatan pada khususnya
guna memberikan edukasi dan intervensi dalam menangani
gangguan-gangguan yang terjadi pada klien saat menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Cahyaning. 2018. Gambaran Lama Menstruasi Pada Remaja. Surakarta : Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sinaga Ernawati, dkk. 2017. Manajemen kesehatan menstruasi. Universitas nasional. Jakarta :
IWWASH Global one
Prayogo, Abimanyu. 2017. Sistem reproduksi pada tubuh manusia. Yogyakarta : Relasi inti
media
Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II yang diampuh oleh Ns.
Rini, S.Kep, M.Kep.
Di susun oleh :
ZATUL HIKMAH A. KATILI
( Kelas A / 841418028 )
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep keperawatan dalam asuhan keperawatan keluarga
berencana.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Nyeri akut
Ansietas
3 Ds : Keluarga berencana Gangguan rasa nyaman
Klien mengatakan tidak (D.0074)
nyaman saat melakukan Pemasangan alat kontrasepsi IUD
hubungan seksual
Terdapat benang mengganjal yang
Do : terlalu panjang di area vagina
Ketidaknyamanan dalam
melakukan hubungan seksual
Defisit pengetahuan
2.4 Intervensi Keperawatan
Subkategori: Nyeri Dan pengelaman sensorik atau emosional yang 1) Nyeri atau rasa sakit
Definisi fungsional dengan onset mendadak atau lambat sensorik dan emosional yang
pengalaman sensorik atau emosional dan berintensitas ringan hingga berat dan tidak menyenangkan, biasanya
dengan onset mendadak atau lambat 5) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, berpotensi menimbulkan
dan berintensitas ringan hingga berat frekuensi, kualitas, intensitas nyeri kerusakan jaringan
1. Agen pencedera fisiologis(mis, mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, atau berat. Nyeri memiliki
inflamasi, iskemia,neoplasma) hipnosis, akupresur, terapi musik, rentang skala, olehnya itu perlu
Gejala dan tanda mayor biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, di adakannya identifikasi skala
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
-
4. Latihan pernapasan
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Definisi : pengalaman subjketif terhadap objek yang tidak 1) Perlu di adakan intervensi ini
Kondisi emosi dan jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang untuk mengetahui tingkat
pengalaman subjektif individu memungkinkan individu melakukan tindakan ansietas dalam kondisi, waktu,
terhadap objek yang tidak jelas dan untuk mengahdapi ancaman dan stressor yang di alami
bahaya yang memungkinkan 1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah minimalisir ansietas tersebut
Perasaan kurang senang, lega dan 1) Monitor status oksigenasi sebelum dan Terapeutik
sempurna dalam dimensi fisik, sesudah mengubah posisi
2) Untuk mengurangi
psikospiritual, lingkungan dan Terapeutik : ketidaknyamanan klien
social. 2) Minimalkan gesekan dan tarikan saat Edukasi
Penyebab mengubah posisi
3) Agar pasangan klien mampu
1. Gejala penyakit
Edukasi : memahami posisi mana yang
2. Kurang pengendalian 3) Informasikan saat akan dilakukan terbaik untuk kenyamanan
situasional/lingkungan perubahan posisi
2. Manajemen Stres
3. Ketidakadekuatan sumber daya
2. Manajemen Stres
(mis. dukungan financial, Observasi
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
sosial,dan pengetahuan) 1) Untuk memahami apa saja
tingkat stres dengan tujuan meningkatkan
4. Kurangnya privasi fungsi individu yang dapat menyebabkan stres
bagi klien
5. Gangguan stimulus lingkungan
Observasi :
6. Efek sampingterapi Terapeutik
1) Identifikasi stresor
7. Gangguan adaptasi kehamilan 2) Agar klien tidak merasa cemas
Gejala dan Tanda Mayor Terapeutik : terkait stresor
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
3) Anjurkan keluarga dan staf mengajak
bicara meskipun tidak mampu
bekomunikasi
Kolaborasi :
Kolaborasi :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Subkategori : penyuluhan dan resiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta 1) Faktor-faktor yang dapat
Ketiadaan atau kurangnya informasi 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan orang lain, mencari-cari alasan
kognitif yang berkaitan dengan topik menerima informasi untuk tidak mengerjakannya,
Gejala dan tanda mayor 3) Berikan kesempatan untuk bertanya masalah kecil sebagai masalah
Gejala dan tanda minor Definisi : mengidentifikasi dan yang berkaitan dengan
4. Latihan pernapasan
Observasi :
4) mengidentifikasi indikasi
dilakukan latihan
pernapasan
Terapeutik :
Edukasi :
4. Teknik distraksi
Observasi :
4) mengidentifikasi pilihan
teknik distraksi yang
diinginkan
Terapeutik :
5) mengunakan teknik
distraksi (mis. Membaca
buku, menonton televisi,
bermain, aktivitas terapi,
membaca cerita,
bernyanyi)
Edukasi :
6) menganjurkan
menggunakan teknik sesuai
dengan tingkat energi,
kemampuan, usia, tingkat
perkembangan
3) menginformasikan saat
akan dilakukan perubahan
posisi
2. Edukasi Keluarga
Berencana
Observasi :
1) mengidentifikasi
pengetahuan tentang alat
kontrasepsi
Terapeutik :
Edukasi :
3) menjelaskan metode-
metode alat kontrasepsi
3. Manajemen Perilaku
Seksual
Observasi :
1) memonitor perilaku
seksual yang sesuai
Terapeutik :
2) menganjurkan tidak
berhubungan seksual/intim
saat stres berat, jika perlu
III.1 Simpulan
Keluarga berencana merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Peserta keluarga berencana
(KB) adalah pasangan usia subur dimana dimana salah satunya menggunakan cara atau
alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan baik melalui program KB maupun
non-program KB (Rodiani & Chania, 2017).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan
salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. (Farida, 2017).
III.2 Saran
Program Keluarga Berencana sangat besar manfaatnya bagi sebuah keluarga
bahkan negara. Seperti mengurangi kesenjangan ekonomi keluarga, mengurangi resiko
aborsi, menurunkan angka kematian ibu, membantu mencegah penularan HIV/AIDS
serta menjaga kesehtan mental keluarga. Oleh karena itu, sebaiknya keluarga sudah
sewajarnya menerapkan anjuran pemerintah untuk melaksanakan program kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Farida. 2017. Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Dan Pil Terhadap Peningkatan Berat Badan
Pada Ibu Pasangan Usia Subur. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, volume 6(2).
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Kementrian Kesehatan
RI
Rodiani & Chania Forcepta. 2017. Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis
Operasi Wanita (MOW) pada Pasangan Wanita Usia Subur. Majority,volume 6(1)
Yuhedi T.L, dan Kurniawati T. 2013. Buku Ajar Kependudukan dan pelayanan KB. Jakarta :
EGC