Anda di halaman 1dari 63

Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Reproduksi

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II yang diampuh oleh Ns.
Rini, S.Kep, M.Kep.

Di susun oleh :
ZATUL HIKMAH A. KATILI
( Kelas A / 841418028 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga laporan yang membahas tentang ”Asuhan Keperawatan Gangguan
Sistem Reproduksi” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah Keperawatan Maternitas II.
            Kami menyadari makalah ini masih jauh dari harapan, yang mana di dalamnya masih
terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh karena itu Kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam Laporan berikutnya
dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya. 

Gorontalo, April 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk mempunyai
keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi atas dua yaitu alat
reproduksi pri dan alat reproduksi wanita. Organ reproduksi merupakan penyusun sistem
reproduksi. Organ reproduksi pria menghasilkan sperma dan organ reproduksi wanita
menghasilkan ovum (Prayogo, 2017). Organ reproduksi wanita bagian internal terdiri dari
ovarium, tuba fallopii, uterus dan vagina. Sedangkan bagian eksternal terdiri dari mons
veneris, labia mayora, labia minora, vestibulum dan selaput dara (Sinaga, 2017).
Siklus menstruasi adalah rangkaian perubahan tubuh pada wanita yang terjadi dalam satu
bulan dalam mempersiapkan kemungkinan terjadinya kehamilan. Setiap bulan, rahim
mengeluarkan sel telur – proses ini disebut ovulasi. Pada waktu yang sama, terjadi perubahan
hormon pada rahim untuk mempersiapkan kehamilan. Jika pada masa ovulasi tersebut, tidak
terjadi pembuahan pada sel telur, dinding rahim akan meluruh dan keluar melalui vagina.
Itulah yang disebut masa (periode) menstruasi (Sinaga, 2017).
Menurut Sari (2018) Haid (Menstruasi) adalah perdarahan secara
periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium. Gangguan Menstruasi dan siklusnya khususnya dalam
masa reproduksi dapat digolongkan menjadi 4, antara lain: kelainan
dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada Menstruasi
(hipermenorea atau menoragia dan hipomenorea), kelainan siklus
(polimenorea,oligomenorea, dan amenorea), perdarahan diluar haid
(metroragia), dan gangguan lain yang ada hubungan dengan haid
(premenstrual tension, mittelschmerz, Dismenorea).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep keperawatan dalam asuhan keperawatan gangguan sistem reproduksi?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep keperwatan dalam asuhan keperawatan gagguan
sistem reproduksi.

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

Pengkajian Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Nn. I


Dengan Dismenorea di dusun 4 desa Mamungaa

PENGKAJIAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (GSR)

Nama Mahasiswa : Zatul Hikmah Katili Tanggal pengkajian : 24/04/2020


NIM : 841418028 Ruangan/RS :
No. Reg : Tanggal Masuk Rumah Sakit :
Diagnosa Medis : Disminorea

I. Data umum klien


1. Inisial klien : Nn. I Inisial suami : Tidak terkaji
2. Usia : 21 tahun Usia : Tidak terkaji
3. Status perkawinan : Belum menikah Suku : Tidak terkaji
4. Pekerjaan : Tidak terkaji Pekerjaan : Tidak terkaji
5. Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan terakhir : Tidak terkaji
6. Suku : Gorontalo Agama : Tidak terkaji
7. Agama : Islam
8. Alamat : Desa Mamungaa

II. Masalah utama


Keluhan utama : Nyeri abdomen
Mulai timbulnya : hari pertama menstruasi
Sifat keluhan : nyeri timbul menetap kemudian mereda terjadi selama 3 hari menstruasi
Lokasi keluhan : abdomen bagian bawah
Faktor pencetus : menstruasi
Keluhan lain : mual
Pengaruh keluhan terhadap aktivitas/fungsi tubuh : sulit beraktivitas
Usaha klien untuk mengatasinya : minum air hangat
III. Pengkajian Fisik
Seksualitas
Subyektif :
Usia menarche : .................... tahun
Siklus haid : 21-24 hari
Durasi haid : 7 hari

Dismenorea Polimenorea Oligomenorea

Menometroragie Amenorea

Rabas pervagina : warna : Tidak terkaji


Jumlah : Tidak terkaji
Berapa lama : Tidak terkaji
Metode kontrasepsi terakhir : Tidak terkaji
Status obstetri : P : Tidak terkaji A : Tidak terkaji
Riwayat persalinan : Tidak terkaji
Aterm : ............................. prematur :.............................
Multiple : ....................................
Riwayat persalinan terakhir : Tidak terkaji
Tahun : ...................................... tempat : ...............................
Lama gestasi:............................. lama persalinan :..................
Jenis persalinan : ......................
Berat badan bayi :.....................
Komplikasi maternal/bayi : ........................................
Obyektif :
PAP smear terakhir (tgl dan hasil) : Tidak terkaji
Tes serologi (tgl dan hasil) : Tidak terkaji
Makanan dan cairan
Subyektif :
Masukan oral 4 jam terakhir : konsumsi mie dan teh
Mual/muntah hilang nafsu makan masalah mengunyah
Pola makan :
Frekuensi : 2 x/hari
Konsumsi cairan : ≥ 2 liter/hari
Obyektif :
BB : 41 kg
TB : 152 cm
Turgor kulit : Normal
Membran mukosa mulut : Tidak terkaji
Kebutuhan cairan : ± 2 liter/hari
Pemeriksaan Hb. Ht (tgl dan hasil) : Tidak terkaji
Eliminasi
Subyektif :
Frekuensi dafekasi : 1 x/hari
Penggunaan laksatif : Tidak terkaji
Waktu defekasi terakhir : pagi 08:30
Frekuensi berkemih : 5 x/hari
Karakter urine : Tidak terkaji
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan berkemih : Tidak terkaji
Riwayat penyakit ginjal : tidak memiliki riwayat penyakit ginjal
Penyakit kandung kemih : Tidak terkaji
Penggunaan diuretik : Tidak terkaji
Obyektif :
Pemasangan kateter : Tidak terkaji
Bising usus : Tidak terkaji
Karakter urine : Tidak terkaji
Konsistensi feces : padat
Warna feces : kecoklatan
Hemorrhoid : Tidak terkaji
Palpasi kandung kemih (teraba/tidak teraba) : Tidak terkaji
Hygiene
Subyektif :
Kebersihan rambut (frekuensi ) : klien keramas 2 x/minggu
Kebersihan badan : klien mandi 2 x/hari
Kebersihan gigi/mulut : klien sikat gigi 2 x/hari
Kebersihan kuku tangan dan kaki : klien memotong kuku saat kuku sudah mulai panjang
Obyektif :
Cara berpakaian : rapih dan sesuai
Kondisi kulit kepala : tidak terdapat pedikulus capitis
Sirkulasi
Subyektif :
Riwayat penyakit jantung : Tidak terkaji
Riwayat demam reumatik : Tidak terkaji
Obyektif :
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Distensi vena jugularis (ada/tidak ada) : tidak ada
Bunyi jantung : Tidak terkaji
Frekuensi : Tidak terkaji
Irama (teratur/tidak teratur) : Tidak terkaji
Kualitas (kuat/lemah/Rub/Murmur) ; Tidak terkaji
Ekstremitas :
Suhu (hangat/akral dingin) : hangat
CRT : Tidak terkaji
Varises (ada/tidak ada) : CRT : Tidak terkaji
Nyeri/ketidaknyamanan
Subyektif :
Lokasi : abdomen bagian bawah
Intensitas (skala 0 -10) : 8
Frekuensi : 3 hari selama menstruasi
Durasi : sepanjang hari
Faktor pencetus : menstruasi
Cara mengatasi : minum air hangat, kompres air hangat ke bagian abdomen
Faktor yang berhubungan : Tidak terkaji
Obyektif :

Wajah meringis
Melindungi area yang sakit
Fokus menyempit
Pernapasan
Subyektif :
Dispnea Batuk/sputum Riwayat Bronkitis
Asma Tuberkulosis Emfisema
Pneumonia berulang Perokok, lamanya : ............. tahun
Penggunaan alat bantu pernapasan (02) : ..............L/mnt
Obyektif :
Frekuensi : ......................x/mnt
Irama : Eupnoe Tachipnoe Bradipnoe
Apnoe Hiperventilasi Cheynestokes
Kusmaul Biots
Karakteristik Sputum :
Hasil Roentgen :

Interaksi sosial
Subyektif :
Status pernikahan : Tidak terkaji
Lama pernikahan : Tidak terkaji
Tinggal serumah dengan : orang tua
Obyektif :
Komunikasi verbal/nonverbal dengan orang terdekat : verbal dan nonverbal

Integritas Ego
Subyektif :
Perencanaan kehamilan : Tidak terkaji
Perasaan klien/keluarga tentang penyakit : klien merasa khawatir dengan kondisinya
Status hubungan : Tidak terkaji
Cara mengatasi stress : berbaring
Obyektif :
Status emosional (cemas, apatis, dll) : cemas
Respon fisiologis yang teramati : Tidak terkaji
Agama : islam
Muncul perasaaan (tidak berdaya, putus asa, tidak mampu) : Tidak terkaji

Neurosensori
Subyektif :
Pusing (ada/tidak ada) : Tidak ada
Kesemutan/kebas/kelembaban (lokasi) : Tidak terkaji

Keamanan :
Subyetif :
Alergi/sensitivitas : Tidak terkaji
Penyakit masa kanak-kanak : Tidak terkaji
Riwayat imunisasi : imunisasi dasar terpenuhi
Infeksi virus terakhir : Tidak terkaji
Binatang peliharaan dirumah : kucing
Masalah obstetrik sebelumnya : Tidak terkaji
Jarak waktu kehamilan terakhir : Tidak terkaji
Riwayat kecelakaan : Tidak terkaji
Fraktur dislokasi : Tidak terkaji
Pembesaran kelenjar : Tidak terkaji
Obyektif :
Integritas kulit : normal/elastis
Cara berjalan : normal

Penyuluhan/pembelajaran
Subyektif :
Bahasa dominan : bahasa indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan suami : Tidak terkaji
Faktor penyakit dari keluarga : Tidak terkaji
Sumber pendidikan tentang penyakit : menanyakan pada orang tua
Pertimbangan rencana pulang
Tanggal informasi diambil : Tidak terkaji
Pertimbangan rencana pulang : Tidak terkaji
Tanggal perkiraan pulang : Tidak terkaji
Ketersediaan sumber kesehatan terdekat : puskesmas

Pemeriksaan diagnostik : Tidak terkaji


Terapi dan pengobatan : Klien melakukan pengobatan dengan cara mengonsumsi air hangat
Pathway
Ovulasi

Peningkatan hormone
progesteron, peningkatan
hormone prostaglandin,
proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid

Dismenorea

Dismenorea primer Dismenorea sekunder

Nyeri haid
Kontraksi miometrium
dan pembuluh darah Posisi rahim tidak normal,
uterus meningkat tumor, endometriosis, kista
ovarium, suhu
Cemas dan Kurang terpapar
khawatir informasi
Hipoksia
Nyeri abdomen dan
Ansientas Menanyakan daerah pinggan
kondisi kepada Nyeri abdomen bagian bawah
orang lain
Intoleransi
aktivitas Merasa mual Nyeri Akut
Defisit dan muntah
pengetahuan

Nausea
2.2 Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut (D.0077)
2) Nausea (D.0076)
3) Intoleransi aktivitas (D.0056)
4) Ansietas (D.0080)
5) Defisit pengetahuan (D.0111)

2.3 Analisa data ( tabel PES )

No Problem Etiologi Symptom


1 Ds : Ovulasi Nyeri akut (D.0077)
- klien mengatakan
nyeri abdomen bagian Peningkatan hormone
bawah progesteron, peningkatan
- klien mengatakan hormone prostaglandin,
skala nyeri 8 (0-10) proliferasi endometrium dan
Do : meluruh pada siklus haid
- tampak meringis
- melindungi area Dismenorea
abdomen yang sakit
Dismenorea sekunder

Posisi rahim tidak normal,


tumor, endometriosis, kista
ovarium, suhu

Nyeri abdomen dan daerah


pinggang bagian bawah

Nyeri akut
2 Ds : Ovulasi Nausea (D.0076)
- klien mengatakan
merasa mual Peningkatan hormone
- klien mengatakan progesteron, peningkatan
tidak berselera makan hormone prostaglandin,
Do : - proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid

Dismenorea

Dismenorea primer

Kontraksi miometrium dan


pembuluh darah uterus ↑
Hipoksia

Nyeri abdomen

Merasa mual dan muntah

Nausea
3 Ds : Ovulasi Intoleransi aktivitas (D.0056)
klien mengatakan sulit
beraktivitas Peningkatan hormone
progesteron, peningkatan
Do : hormone prostaglandin,
Klien hanya berbaring proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid

Dismenorea

Dismenorea primer

Kontraksi miometrium dan


pembuluh darah uterus ↑

Hipoksia

Nyeri abdomen

sulit beraktivitas dan hanya


berbaring

Intoleransi aktivitas
4 Ds : Ovulasi Ansietas (D.0080)
klien mengatakan khawatir
dengan keadaannya Peningkatan hormone
progesteron, peningkatan
Do : hormone prostaglandin,
klien nampak cemas proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid

Dismenorea

Dismenorea primer

nyeri haid
kurang terpapar informasi
nampak cemas

Ansietas
5 Ds : Ovulasi Defisit pengetahuan (D.0111)
klien hanya menanyakan pada
orang tuanya terkait kondisi Peningkatan hormone
yang terjadi pada dirinya progesteron, peningkatan
hormone prostaglandin,
Do : - proliferasi endometrium dan
meluruh pada siklus haid

Dismenorea

Dismenorea primer

nyeri haid

Kurang terpapar informasi

Menanyakan kondisi kepada


orang lain

Defisit pengetahuan
2.4 Intervensi Keperawatan

No. SDKI SIKI Rasional


1 Nyeri akut (D.0077) 1. Manajemen nyeri (I.08230) 1. Manajemen nyeri
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola Observasi :
Kategori : psikologis
pengelaman sensorik atau emosional yang 1. Nyeri atau rasa sakit
Subkategori: Nyeri dan
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau merupakan suatu
Kenyamanan
fungsional dengan onset mendadak atau pengalaman sensorik dan
Definisi:
lambat dan berintensitas ringan hingga berat emosional yang tidak
Pengalaman sensorik atau
dan konstan menyenangkan, biasanya
emosional yang berkaitan dengan
Observasi : berkaitan dengan adanya
kerusakan jaringan aktual atau
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, kerusakan jaringan atau
fungsional, dengan onset mendadak
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas yang berpotensi
atau lambat dan berintensitas ringan
nyeri menimbulkan kerusakan
hingga berat yang berlangsung
jaringan tubuh. Nyeri yang
kurang dari 3 bulan
Terapeutik : dirasakan seseorang
Penyebab:
2) Berikan teknik nonfarmakologis memiliki tingkatan,
1. Agen pencedera fisiologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis. yakni nyeriringan, sedang,
(mis. Inflamasis, iskemia,
TENS, hipnosis, akupresur, terapi atau berat. Nyeri memiliki
neoplasma)
musik, biofeedback, terapi pijat, rentang skala, olehnya itu
Gejala dan tanda mayor
aromaterapi, teknik imajinasi perlu di adakannya
Subjektif
terbimbing, kompres hangat/dingin, identifikasi skala nyeri
1. Mengeluh nyeri
terapi bermain) untuk memantau seberapa
Objektif Health education : besar frekuensi nyeri yang
1. Tampak meringis 3) Ajarkan teknik nonfarmakologis di alami pasien.
2. Bersikap protektif untuk mengurangi rasa nyeri Terapeutik
(melindungi bagian tubuh Kolaborasi :` 1. Teknik nonfarmakologis
yang nyeri) 4) Kolaborasi pemberian analgetik, jika dipercaya mampu mengurangi
perlu
3. Frekuensi nadi meningkat rasa nyeri (mis. TENS,
Gejala dan tanda minor 2. Pemberian Analgesik hipnosis, akupresur, terapi
Subjektif Definisi : Menyiapkan dan memberikan agen musik, biofeedback, terapi
(tidak tersedia) farmakologis untuk mengurangi atau pijat, aromaterapi, teknik
Objektif menghilangkan raa sakit imajinasi terbimbing, kompres
1. Nafsu makan berubah Observasi : hangat/dingin, terapi bermain)
Kondisi Klinis Terkait : 1) Identifikasi riwayat alergi obat Edukasi :
1. Kondisi pembedahan 2. Salah satu teknik
Terapeutik :
2. Cedera traumatis nonfarmakologis yang dipercaya
3. Infeksi 2) Diskusikan jenis analgesik yang mampu mengurangi rasa nyeri
disukai untuk mencapai analgesia
4. Sindrom koroner akut adalah dengan kompres air
yang optimal, jika perlu
5. Glaukoma hangat dibagian abdomen
Edukasi :
Kolaborasi :`
3) Jelaskan efek samping obat Apabila nyeri sudah tidak
Kolaborasi : tertahankan dianjurkan untuk
memberikan analgetik
4) Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik 2. Pemberian analgesik
Observasi
3. Edukasi manajemen nyeri 1) Untuk mengetahui apakah
Definisi : mengajarkan pengelolaan suhu klien memiliki riwayat
tubuh yang lebih dari normal alergi terhadap obat agar
Observasi : nanti biasa menyesuaiakan

1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan obat apa yang akan


menerima informasi diberikan kepada klien
Terapeutik
Terapeutik :
2) Untuk pengoptimalan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan
pengobatan teradap klien
sesuai kesepakatan
Edukasi
Edukasi :
3) Agar pasien dapat
3) Jelaskan penyebab, periode dan memahami terkait efek
strategi meredakan nyeri
samping obat
Kolaborasi : Kolaborasi
- 4) Intervensi ini dimungkinkan
4. Latihan pernapasan apabila terdapat ahli
Definisi : latihan menggerakkan dinding farmakologis
dada untuk meningkatkan bersihan jalan 3. Edukasi manajemen nyeri
napas, meningkatkan pengembangan paru,
Observasi
menguatkan otot-otot napas dan
meningkatkan relaksasi atau rasa nyaman. 1) Agar pasien mampu
memahami memahami
Observasi :
1) Identifikasi indikasi dilakukan latihan materi informasi yang akan
pernapasan diberikan
Terapeutik : Terapeutik

2) Sediakan tempat yang tenang 2) Agar proses pengedukasian


klien terjadwal dengan baik
Edukasi :
Edukasi
3) Jelaskan tujuan dan prosedur latihan 3) Agar pasien mampu
pernapasan
memahami apa saja
Kolaborasi : penyebab, periode serta
- strategi dalam meredakan
nyeri
2 Nausea (D.0076) 1. Manajemen Mual 1. Manajemen Mual
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola Observasi
Kategori: Psikologi
perasaan tidak enak pada bagian tenggorokan 1) Agar dapat mengetahui
Subkategori: Nyeri dan
atau lambung yang dapat menyebabkan pencetus mual
Kenyamanan
muntah Terapautik
Definisi
Observasi 2) Agar dapat mengurangi
Perasaan tidak nyaman pada bagian
1) Identifikasi faktor penyebab mual penyebab mual
belakang tenggorokan atau
Terapeutik Edukasi
lambung yang dapat mengakibatkan
2) Kendalikan faktor lingkungan 3) Agar mengurangi rasa mual
muntah.
penyebab mual yang dirasakan
Penyebab
Edukasi Kolaborasi
1. Faktor psikologis (kecemasan
3) Anjurkan istirahat dan tidur yang 4) Intervensi ini diperlukan
dan stres ) cukup apabila rasa mual sudah
tidah tertahankan dan terjadi
Gejala dan Tanda Mayor Kolaborasi
dalam jangka waktu yang
Sujektif 4) Kolaborasi pemberian antiemetik, lama
jika perlu
a. Mengeluh mual
2. Edukasi teknik napas
b. Merasa ingin muntah 2. Edukasi Teknik Napas
Observasi
c. Tidak berminat makan
Definisi : mengajarkan teknik napas untuk 1) Agar pasien mampu
Objektif meningkatkan relaksasi, meredakan nyeri
memahami memahami
dan ketidaknyamanan.
(tidak tersedia)
materi informasi yang akan
Observasi :
diberikan
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi Terapeutik
Terapeutik : 2) Agar klien mampu
2) Sediakan materi dan media memahami materi dengan
pendidikan kesehatan baik melalui media
Edukasi : Edukasi
3) Jelaskan tujuan dan manfaat teknik 3) Agar klien paham terkait
napas teknik napas yang akan di
Kolaborasi : praktikan
-
3. Pemberian Obat 3. Pemberian obat

Definisi : mempersiapkan, memberi dan Observasi


mengefaluasi pengefektifan agen 1) Untuk mengetahui apakah
farmakologis yang diprogramkan klien memiliki alergi
terhadap obat
Observasi : Terapeutik
1) Identifikasi kemungkinan alergi, 2) Untuk memastikan apakah
interaksi dan kontraindikasi obat prosedur pemberian obat
Terapeutik : sesuai dengan anjuran
2) Perhatikan prosedur pemberian obat Edukasi
yang aman dan akurat 3) Agar pasien memahami
Edukasi : faktor-faktor yang dapat
3) Jelaskan faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas
meningkatkan dan menurunkan obat
efektifitas obat
Kolaborasi : 4. Edukasi efek samping
- obat
4. Edukasi Efek Samping Obat
Observasi
Definisi : memberikan informasi untuk 1) Untuk memastikan apakah
meminimalkan efek samping dari agen klien mampu memahami
farmakologis yang diprogramkan informasi yang akan di
sampaiakan
Observasi : Terapeutik
1) Identifikasi kemampuan pasien dan 2) Untuk memberikan
keluarga menerima informasi pemahaman kepada klien
Terapeutik : mengenai efek samping obat
2) Persiapkan materi dan media edukasi melalui media edukasi
Edukasi : Edukasi
3) Jelaskan cara kerja obat secra umum 3) Agar pasien mampu
Kolaborasi : memahami dan melakukan
- dengan baik dan benar
terkait cara kerja obat

3 Intoleransi aktivitas (D.0056) 1. Manajemen energi 1. Manajemen Energi


Definisi : Observasi :
Kategori : fisiologis
Mengidentifikasi dan meneglola penggunaan 1) Untuk mengetahui lokasi
Subkategori : aktivitas/istirahat
energy untuk mengatasi dan mencegah dan ketidaknyamana selama
Definisi :
kelelahan dan mengoptimalkan proses melakukan aktivitas
Ketidakcukupan energi untuk
pemulihan Terapeutik
melakukan aktivitas sehari-hari. Observasi : 2) Distraksi adalah salah satu
Penyebab : 1) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan cara menghilangkan nyeri
1. Kelemahan selama melakukan aktivitas Edukasi
Gejala dan tanda mayor : Terapeutik : 3) Agar tidak membiasakan
Subjektif : 2) Berikan aktivitas distraksi yang klien berbaring terus-
1. Mengeluh lelah menenangkan menerus
Objektif Edukasi : 1. Kolaborasi
- 3) Anjurkan melakukan aktivitas secara 4) Gizi adalah substansi
organik yang dibutuhkan
Gejala dan tanda minor : bertahap
organisme untuk fungsi
Subjektif : Kolaborasi : normal dari sistem tubuh,
pertumbuhan, pemeliharaan
1. Merasa lemah 4) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
kesehatan.
cara meningkatkan asupan makanan.
Objektif :
2. Terapi aktivitas
Kondisi klinis terkait : 2. Terapi Aktivitas
Definisi : menggunakan aktivitas fisik,
1. Anemia Observasi
kognitif, sosial dan spiritual untuk
2. Gagal jantung kongestif memulihkan keterlibatan, frekuensi atau
1) Untuk mengetahui batasan
durasi aktivitas individu atau kelompok
3. Penyakit jantung koroner aktivitas klien
Terapeutik
4. Penyakit katup jantung Observasi :
2) Agar pasien termotivasi dan
1) Identfikasi defisit tingkat aktivitas
5. Aritmia terbantu dalam melakukan
Terapeutik :
berbagai aktivitas
6. Penyakit paru obstruktif 2) Libatkan keluarga dalam aktivitas,
Edukasi
jika perlu
kronis (PPOK) 3) Untuk menghindari
Edukasi :
terjadinya disfungsi baik itu
7. Gangguan metabolik 3) Anjurkan melakukan aktivitas fisik,
menyangkut fisik maupun
sosial, spiritual dan kognitif dalam
8. Gangguan muskuloskeletal psikis klien
menjaga fungsi dan kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi : 4) Intervensi ini dilakukan
4) Rujuk pada pusat atau program apabila tingkat keparahan
aktivitas komunitas klien tidak bisa diatasi

3. Terapi Bantuan Hewan 3. Terapi bantuan hewan


Definisi : menggunakan hewan untuk Observasi
memberikan stimulasi pemulihan kesehatan, 1) Untuk mengetahui apakah
pengalihan perhatian dan relaksasi klien memiliki riwayat
alergi tehadap hewan
Observasi : Terapeutik
1) Identifikasi adanya alergi pada hewan 2) Agar pasien dapa
Terapeutik : beraktivitas mengingat
2) Motivasi memberi makan atau harus memberi makan dan
merawat hewan merawat hewan
Edukasi : Edukasi
3) Jelaskan tujuan dan alasan memiliki 3) Agar pasien mampu
hewan memahami bahwa hewan
Kolaborasi : mampu meningkatkan
- aktivitas pasien, meskipun
4. Edukasi Latihan Fisik hanya aktivitas yang
Definisi : mengajarkan aktivitas fisik reguler sederhana
untuk mempertahankan atau meningkatkan
kebugaran dan kesehatan

Observasi :
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
Edukasi :
3) Jelaskan jenis latihan yang sesuai
dengan kondisi kesehatan
Kolaborasi :

4 Ansietas (D.0080) 1. Reduksi Ansietas


Reduksi Ansietas
Definisi :
Kategori : Psikologis
Observasi
Meminimalkan kondisi individu dan
Subkategori : Integritas Ego
pengalaman subjketif terhadap objek yang 1. Perlu di adakan intervensi
Definisi :
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi ini untuk mengetahui
Kondisi emosi dan
bahaya yang memungkinkan individu tingkat ansietas dalam
pengalaman subjektif individu
melakukan tindakan untuk mengahdapi kondisi, waktu, dan stressor
terhadap objek yang tidak jelas dan
ancaman yang di alami pasien
spesifik akibat antispasi
Observasi sehingga bisa di minimalisir
bahaya yang memungkinkan
1) Identifikasi saat tingkat ansietas ansietas tersebut
individu melakukan tindakan untuk
berubah (mis. Kondisi, waktu, tresor)
menghadapi ancaman Terapeutik
Terapeutik
Penyebab :
3. Komunikasi terapeutik
2) Ciptakan suasana terapeutik untuk
1. Kurang terpapapr informasi
merupakan teknik pendekatan
menumbuhkan kepercayaan
Gejala dan Tanda Mayor
antara perawat dengan pasien
Edukasi
Subjektif :
sehingga adanya keterbukaan
3) Latih tehnik relaksasi
1. Merasa bingung
yang menimbulkan kepercayaan.
Kolaborasi
2. Merasa khwatir dengan akibat
4) Kolaborasi pemberian obat Edukasi
dari kondisi yang dihadapi
antisietas , jika perlu 1. Perlu di adakan intervensi ini
Objektif :
1. Tampak gelisah sebagai teknik relaksasi yang
2. Terapi relaksasi dapat menciptakan rasa nyaman
Gejala dan tanda minor
Subjektif : Definisi : menggunakkan teknik peregangan
pasien.
- untuk mengurangi tanda dan gejala
Kolaborasi
Objektif : ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan
Perlu diadakan intervensi ini
1. Frekuensi nafas meningkat otot atau kecemasan
sebagai penanganan lanjut terhadap
2. Frekuensi nadi meningkat Observasi : ansietas pasien
6. Muka tampak pucat 1) Identifikasi teknik relaksasi yang
Kondisi Klinis Terkait : penah efektif digunakan
1. Penyakit kronis progresif Terapeutik :
(mis. Kanker, penyakit autoimun 2) Ciptakan lingkungan tenang dan
2. Penyakit akut tanpa gangguan dengan pencahayaan
3. Hospitalisasi dan suhu ruang nyaman, jika
4. Rencana operasi memungkinkan
5. Kondisi diagnosis Edukasi :
6. Penyakit neurologis 3) Anjurkan mengambil posisi nyaman
7. Tahap tumbuh kembang Kolaborasi :
-
3. Teknik distraksi
Definisi : mengalihkan perhatian atau
mengurangi emosi dan pikiran negatif
terhadap sensasi yang tidak diinginkan
Observasi :
1) Identifikasi pilihan teknik distraksi
yang diinginkan
Terapeutik :
2) Gunakan teknik distraksi (mis.
Membaca buku, menonton televisi,
bermain, aktivitas terapi, membaca
cerita, bernyanyi)
Edukasi :
3) Anjurkan menggunakan teknik sesuai
dengan tingkat energi, kemampuan,
usia, tingkat perkembangan
Kolaborasi :
-
4. Dukungan emosional
Definisi : memfasilitasi peneriman kondisi
emosional selama masa stres
Observasi :
1) Identifikasi hal yang telah memicu
emosi
Terapeutik :
2) Lakukan sentuhan untuk memberikan
dukungan (mis. Merangkul,
menepuk-nepuk)
Edukasi :
3) Anjurkan mengungkapkan perasaan
yang dialami (mis. Ansietas, marah,
sedih)
Kolaborasi :
4) Rujuk untuk konseling, jika perlu
5 Defisit pengetahuan (D.0111) 1. Edukasi Kesehatan Edukasi Kesehatan
Definisi : Observasi
Kategori : perilaku
Mengajarkan pengelolaan faktor resiko 1. Faktor-faktor yang dapat
Subkategori : penyuluhan dan
penyakit dan perilaku hidup bersih serta menurunkan motivasi
pembelajaran
sehat adalah membandingkan diri
Definisi :
Observasi dengan orang lain, mencari-
Ketiadaan atau kurangnya
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan cari alasan untuk tidak
informasi kognitif yang berkaitan
menerima informasi mengerjakannya,
dengan topik tertentu
Terapeutik mengharap hasil yang
Penyebab
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sempurna, sering
1. Kurang terpapar informasi
sesuai kesepakatan memikirkan kekurangan
Gejala dan tanda mayor
3) Berikan kesempatan untuk bertanya diri, menganggap masalah
Subjektif
Edukasi kecil sebagai masalah besar.
1. Menanyakan masalah yang
4) Jelaskan faktor risiko yang dapat Terapeutik
dihadapi
mempengaruhi kesehatan 1. Memberikan Pendidikan
Objektif
kesehatan adalah salah satu
-
2. Bimbingan Sistem Kesehatan upaya agar pasien mampu
Gejala dan tanda minor Definisi : mengidentifikasi dan memahami hal apa saja
Subjektif mengembangkan kemampuan untuk yang berkaitan dengan
(tidak tersedia) mengatasi masalah kesehatan kesehatan .
Objektif Observasi : 2. Untuk mengefektifkan
1) Identifikasi masalah kesehatan
1. Menunjukkan perilaku pendidikan kesehatan sesuai
individu
berlebihan Terapeutik : kesepakatan
2) Fasilitasi pemenuhan kebutuhan
Kondisi Klinis Terkait : 3. Untuk memebina BHSP
kesehatan
1. Kondisi klinis yang baru Edukasi : antara pasien dan perawat
3) Bimbing untuk bertanggung jawab
dihadapi oleh klien demi mengoptimalkan
mengidentifikasi dan
2. Penyakit akut mengembangkan kemampuan perawatan
memecahkan masalah kesehatan
3. Penyakit kronis
secara mandiri
Kolaborasi : Edukasi
-
1. Untuk mengetahui faktor
3. Edukasi Nutrisi
resiko apa saja yang harus
Definisi : memberikan informasi untuk
dihindari agar tidak
meningkatkan kemampuan pemenuhan
mempengaruhi kesehatan
kebutuhan nutrisi
klien.
Observasi :
1) Idenfitifaksi kemampuan dan waktu
yang tepat menerima informasi
Terapeutik :
2) Berikan kesempatan bertanya
Edukasi :
3) Jelaskan pada pasien dan keluarga
alergi makanan, makanan yang harus
dihindari, kebutuhan jumlah kalori,
jenis makanan yang dibutuhkan
pasien
Kolaborasi :
-

4. Edukasi Aktivitas/Istirahat
Definisi : mengajarkan pengaturan aktivitas
dan istirahat
Observasi :
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
2) Jadwalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kespakatan
Edukasi :
3) Jelaskan pentingnya malakukan
akrvitas fisik/olahraga rutin
Kolaborasi :
-
2.5 Implementasi dan Evaluasi

Hari/ SDKI Implementasi Evaluasi


Tanggal
25/04/2020 Nyeri akut (D.0077) 1. Manajemen nyeri Subjektif : klien
mengatakan nyeri yang
Observasi :
dirasakan mulai menurun
1) mengidentifikasi lokasi, Objektif : klien tampak
tidak meringis lagi
karakteristik, durasi,
Assessment : klien masih
frekuensi, kualitas, dalam keadaan berbaring
namun sudah bisa
intensitas nyeri
beraktivitas sedikit demi
sedikit
Planning : Pertahankan
Terapeutik :
intervensi
2) memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Health education :
3) mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Latihan pernapasan

Observasi :

1) mengidentifikasi indikasi
dilakukan latihan
pernapasan

Terapeutik :
2) menyediakan tempat
yang tenang

Edukasi :

3) menjelaskan tujuan dan


prosedur latihan
pernapasan

25/04/2020 Nausea (D.0076) 1. Manajemen Mual Subjektif : klien


mengatakan sudah tidak
Observasi
merasakan mual
1) mengidentifikasi faktor Objektif : tidak mengalami
mual
penyebab mual
Assessment : selera makan
Terapeutik klien sudah kembali
normal, klien makan 3
2) mengendalikan faktor
x/hari
lingkungan penyebab Planning : hentikan
intervensi
mual
Edukasi
3) menganjurkan istirahat
dan tidur yang cukup
25/04/2020 Intoleransi aktivitas 1. Manajemen energi Subjektif : klien
(D.0056) mengatakan sudah tidak
Observasi :
merasa lemah lagi
1) memonitor lokasi dan Objektif : klien mampu
berdiri dan beraktivitas
ketidaknyamanan selama
sedikit demi sedikit
melakukan aktivitas Assessment : klien mampu
beraktivitas
Terapeutik :
Planning : hentikan
2) memberikan aktivitas intervensi
distraksi yang
menenangkan
Edukasi :
3) menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
2. Terapi Aktivitas

Observasi :
1) mengidentfikasi defisit
tingkat aktivitas
Terapeutik :
2) melibatkan keluarga
dalam aktivitas, jika
perlu
Edukasi :
3) menganjurkan
melakukan aktivitas
fisik, sosial, spiritual dan
kognitif dalam menjaga
fungsi dan kesehatan

3. Terapi Bantuan Hewan


Observasi :
1) mengidentifikasi adanya
alergi pada hewan
Terapeutik :
2) memotivasi memberi
makan atau merawat
hewan
Edukasi :
3) menjelaskan tujuan dan
alasan memiliki hewan
26/04/2020 Ansietas (D.0080) 1. Reduksi Ansietas Subjektif : klien
mengatakan sudah tidak
Observasi
khawatir/cemas lagi
1) mengidentifikasi saat Objektif : klien sudah
tidak tampak gelisah
tingkat ansietas berubah
Assessment : keadaan
(mis. Kondisi, waktu, klien mulai membaik
Planning : hentikan
tresor)
intervensi
Terapeutik
2) menciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
Edukasi
3) melatih tehnik relaksasi
2. Teknik distraksi
Observasi :
1) mengidentifikasi pilihan
teknik distraksi yang
diinginkan
Terapeutik :
2) mengunakan teknik
distraksi (mis. Membaca
buku, menonton televisi,
bermain, aktivitas terapi,
membaca cerita,
bernyanyi)
Edukasi :
3) menganjurkan
menggunakan teknik
sesuai dengan tingkat
energi, kemampuan,
usia, tingkat
perkembangan
26/04/2020 Defisit pengetahuan 1. Edukasi Kesehatan Subjektif : klien
(D.0111) mengatakan sudah
Observasi
memahami terkait kondisi
1) mengidentifikasi kesehatanya
Objektif : klien sudah
kesiapan dan
tidak merasa bingung lagi
kemampuan menerima dengan nyeri haid yang di
alaminya
informasi
Assessment : Kondisi
Terapeutilk kesehatan klien mulai
menunjukaan
2) menjadwalkan
perkembangan ke arah
pendidikan kesehatan yang lebih baik.
Planning : hentikan
sesuai kesepakatan
intervensi
3) memberikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
4) menjelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan

2. Edukasi Nutrisi
Observasi :
1) mengidenfitifaksi
kemampuan dan waktu
yang tepat menerima
informasi
Terapeutik :
2) memberikan kesempatan
bertanya
Edukasi :
3) menjelaskan pada pasien
dan keluarga alergi
makanan, makanan yang
harus dihindari,
kebutuhan jumlah kalori,
jenis makanan yang
dibutuhkan pasien
BAB III
PENUTUP

III.1 Simpulan
Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Dalam bahasa
Inggris, dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau menstruasi yang
menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah, tetapi dapat
menyebar hingga ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga
betis. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari
kontraksi otot rahim yang sangat intens saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam
rahim Sebagian besar perempuan yang menstruasi pernah mengalami dismenorea dalam
derajat keparahan yang berbeda-beda. Dismenorea yang dialami remaja umumnya bukan
karena penyakit, dan disebut dismenorea primer. Dismenorea primer pada perempuan
yang lebih dewasa akan makin berkurang rasa sakit dan nyerinya. Dismenorea primer
juga makin berkurang pada perempuan yang sudah melahirkan. (American College of
Obstetricians and Gynecologists. 2015)
III.2 Saran
Dengan dihadirkannya makalah ini diharapkan menjadi
penambah wawasan bagi mahasiwa pada umumnya dalam
menghadapi masa menstruasi, serta menjadi acuan pula bagi
mahasiswa yang bergelut dalam dunia kesehatan pada khususnya
guna memberikan edukasi dan intervensi dalam menangani
gangguan-gangguan yang terjadi pada klien saat menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA

American College of Obstetricians and Gynecologists. Dysmenorrhea: Painful Periods.


American College of Obstetricians and Gynecologists. 2015.

Sari, Cahyaning. 2018. Gambaran Lama Menstruasi Pada Remaja. Surakarta : Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sinaga Ernawati, dkk. 2017. Manajemen kesehatan menstruasi. Universitas nasional. Jakarta :
IWWASH Global one
Prayogo, Abimanyu. 2017. Sistem reproduksi pada tubuh manusia. Yogyakarta : Relasi inti
media
Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II yang diampuh oleh Ns.
Rini, S.Kep, M.Kep.

Di susun oleh :
ZATUL HIKMAH A. KATILI
( Kelas A / 841418028 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga laporan yang membahas tentang ”Asuhan Keperawatan Keluarga
Berencana” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah Keperawatan Maternitas II.
            Kami menyadari makalah ini masih jauh dari harapan, yang mana di dalamnya masih
terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh karena itu Kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam Laporan berikutnya
dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya. 

Gorontalo, April 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang


Sejalan dengan hasil Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukkan bahwa
pada tahun 2013 wanita usia 15-49 tahun dengan status kawin sebesar 59,3% PUS
menggunakan KB modern (Implan, MOW, MOP, IUD, Kondom, Suntik dan pil), dan 0,4%
menggunakan KB tradisional (MAL, Kalender dan Senggama terputus). Selain itu sebanyak
24,7% PUS pernah melakukan KB dan 15,5 tidak melakukan KB. Metode kontrasepsi yang
paling banyak digunakan oleh peserta KB baru ialah suntik sebanyak 48,56% (Kemeskes RI,
2014).
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Program KB tidak hanya
bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk
memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang
berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil berkualitas.
Intenational Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo tahun 1994,
menempatkan setiap individu mempunyai hak dalam mencapai tujuan reproduksinya.
Indonesia mempunyai kebijakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk diantaranya
melalui program KB, akan tetapi beberapa tahun terakhir program yang dilakukan melalui
KB stagnan. (Yuhedi dan Kurniawati, 2013)

1.4 Rumusan Masalah


2. Bagaimana konsep keperawatan dalam asuhan keperawatan keluarga berencana ?

2.3 Tujuan
2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep keperawatan dalam asuhan keperawatan keluarga
berencana.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana


Di dusun 4 desa Mamunga’a

PENGKAJIAN KELUARGA BERENCANA


Nama Mahasiswa: Zatul Hikmah Katili Tanggal pengkajian :25/04/2020
NIM : 841418028 Ruangan/RS :
Tanggal Masuk Rumah Sakit:

I. Data umum klien :


1. Inisial klien : Ny. A Inisial suami : Tn. A
2. Usia : 29 Usia : 30
3. Status perkawinan : Menikah Suku : Gorontalo
4. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
5. Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan terakhir : SMA
6. Suku : Gorontalo Agama : Islam
7. Agama : Islam
8. Alamat : Desa Mamunga’a

II. Data umum kesehatan saat ini


TB/BB : 146cm/ 51 kg
Keadaan umum : composmentris
Tanda-tanda vital : TD: 100/70 mmHg, N : 84x/mnt, P : 22x/mnt, S: 36,4oC
Kepala dan rambut :
Bentuk kepala : simetris
Keadaan rambut : tidak terdapat pedikulus capitis
Kebersihan rambut : tidak terdapat pedikulus capitis
Wajah/muka : tidak nampak anemis
Mata :
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikterik
Gangguan penglihatan : tidak terdapat gangguan penglihatan
Hidung : tidak terdapat polip
Mulut : tidak terdapat sekret berlebih
Telinga : tidak terdapat serumen
Leher : tidak terdapat distensi vena jugularis
Dada : payudara : tidak terkaji
Abdomen : tidak terkaji
Genitalia : tidak terkaji
Tungkai bawah : normal
III. Data umum kebidanan
Status obstetrik : P: 1 A : 0
Jumlah anak di rumah : 1
No Jenis Cara
Umur BB Lahir Keadaan Sekarang
. Kelamin Persalinan
1 12 bulan perempuan Sesio 4 kg Baik
Cesaria

Alasan datang ke klinik : tidak terkaji


Lama perkawinan : 5 tahun
Masalah untuk hamil : tidak terdapat masalah
Masalah selama kehamilan : tidak terdapat masalah
Masalah setelah melahirkan : tidak terdapat masalah
Riwayat penggunaaan metode kontrasepsi (hormonal/non hormonal) :
No Jenis Tahun s/d Alasan Penghentian
Masalah Pemakaian
. Kontrasepsi Tahun Pemakaian
1 IUD 3 bulan Khawatir dengan darah Haid menjadi lebih lama
yang keluar lebih lama dan panjang

Cara KB yang diminati saat ini : tidak berminat


Riwayat sosial : riwayat sosial baik
Persetujuan/sikap suami terhadap Metode kontrasepsi yang dipilih :
Klien mengatakan suaminya setuju-setuju saja terkait pemakaian alat kontrasepsi yang
dipilih namun klien mengatakan suaminya merasa tidak nyaman saat melakukan hubungan
suami istri, klien juga mengatakan terkadang terasa nyeri saat berhubungan suami istri
akibatnya klien merasa tidak nyaman.

Pengetahuan tentang berbagi metode kontrasepsi (pengertian, keuntungan, efek samping,


kontra indikasi) :
Klien mengatakan hanya mengetahui jenis-jenis metode kontrasepsi namun belum
sepenuhnya memahami secara jelas terkait alat kontrasepsi.
pathway
Keluarga berencana

Pemasangan alat kontrasepsi IUD

Terdapat benang Respon tubuh terhadap Perubahan


Ketidaknyamanan
mengganjal yang inserasi benda asing ke siklus haid
dalam melakukan
terlalu panjang di area dalam uterus
hubungan seksual
vagina
Haid menjadi
Muncul rasa takut
Terjadi kontraksi uterus lebih lama dan
Gangguan rasa dan cemas
Nyeri saat yang berlebihan panjang
nyaman behubungan seksual

Nyeri akut Ansietas


Kurang terpapar
Perubahan pola informasi tentang
seksual metode KB
mekanik

Pola seksual tidak efektif


Defisit pengetahuan
2.2 Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut (D.0077)
2) Ansietas (D.0080)
3) Gangguan rasa nyaman (D.0074)
4) Pola seksual tidak efektif (D.0071)
5) Defisit pengetahuan (D.0111)

2.3 Analisa data (tabel PES)

No. Problem Etiologi Symptom


1 Ds : Keluarga berencana Nyeri akut (D.0077)
klien mengatakan nyeri
saat melakukan hubungan Pemasangan alat kontrasepsi IUD
seksual
Respon tubuh terhadap inserasi
Do : benda asing ke dalam uterus
-
Terjadi kontraksi uterus yang
berlebihan

Nyeri akut

2 Ds : Keluarga berencana Ansietas (D.0080)


Klien mengatakan
khawatir dan cemas saat Pemasangan alat kontrasepsi IUD
darah yang keluar dari
Perubahan siklus haid
vagina berlangsung cukup
lama Haid menjadi lebih lama dan
Do : panjang
-
Muncul rasa takut dan cemas

Ansietas
3 Ds : Keluarga berencana Gangguan rasa nyaman
Klien mengatakan tidak (D.0074)
nyaman saat melakukan Pemasangan alat kontrasepsi IUD
hubungan seksual
Terdapat benang mengganjal yang
Do : terlalu panjang di area vagina

Ketidaknyamanan dalam
melakukan hubungan seksual

Gangguan rasa nyaman

4 Ds : Keluarga berencana Pola seksual tidak efektif


Klien mengatakan (D.0071)
terkadang terasa nyeri saat
berhubungan suami istri
akibatnya klien merasa Pemasangan alat kontrasepsi IUD
tidak nyaman
Terdapat benang mengganjal yang
Do :
terlalu panjang di area vagina

Nyeri saat behubungan seksual

Perubahan pola seksual

Pola seksual tidak efektif

5 Ds : Keluarga berencana Defisit pengetahuan (D.0111)


Klien mengatakan hanya
mengetahui jenis-jenis Pemasangan alat kontrasepsi IUD
metode kontrasepsi namun
Perubahan siklus haid
belum sepenuhnya
memahami secara jelas Haid menjadi lebih lama dan
terkait alat kontrasepsi panjang
Do :
Kurang terpapar informasi tentang
metode KB mekanik

Defisit pengetahuan
2.4 Intervensi Keperawatan

No SDKI SIKI Rasional


.

1 Nyeri akut (D.0077) 1. Manajemen nyeri Manajemen nyeri

Kategori : Psikologis Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola Observasi :

Subkategori: Nyeri Dan pengelaman sensorik atau emosional yang 1) Nyeri atau rasa sakit

Kenyamanan berkaitan dengan kerusakan jaringan atau merupakan suatu pengalaman

Definisi fungsional dengan onset mendadak atau lambat sensorik dan emosional yang

pengalaman sensorik atau emosional dan berintensitas ringan hingga berat dan tidak menyenangkan, biasanya

yang berkaitan dengan kerusasakan konstan berkaitan dengan adanya

jaringan aktual atau fungsional, Observasi : kerusakan jaringan atau yang

dengan onset mendadak atau lambat 5) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, berpotensi menimbulkan

dan berintensitas ringan hingga berat frekuensi, kualitas, intensitas nyeri kerusakan jaringan

yang berlangsung kurang dari 3 tubuh. Nyeri yang dirasakan

bulan. Terapeutik : seseorang memiliki tingkatan,

Penyebab : 6) Berikan teknik nonfarmakologis untuk yakni nyeriringan, sedang,

1. Agen pencedera fisiologis(mis, mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, atau berat. Nyeri memiliki

inflamasi, iskemia,neoplasma) hipnosis, akupresur, terapi musik, rentang skala, olehnya itu perlu

Gejala dan tanda mayor biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, di adakannya identifikasi skala

Subjektif : teknik imajinasi terbimbing, kompres nyeri untuk memantau

1. Mengeluh nyeri hangat/dingin, terapi bermain) seberapa besar frekuensi nyeri

Objektif : Health education : yang di alami pasien.


1. Tampak meringis 7) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk Terapeutik
2. Bersikap protektif mengurangi rasa nyeri 2) Teknik nonfarmakologis
(misalnya . waspada, posisi Kolaborasi :` dipercaya mampu mengurangi
menghindari nyeri) 8) Kolaborasi pemberian analgetik, jika rasa nyeri (mis. TENS,
3. Gelisah perlu hipnosis, akupresur, terapi
4. Frekuensi nadi meningkat musik, biofeedback, terapi
2. Pemberian Analgesik
5. Sulit tidur pijat, aromaterapi, teknik
Definisi : Menyiapkan dan memberikan agen
Gejala dan Tanda Minor imajinasi terbimbing, kompres
farmakologis untuk mengurangi atau
Subjektif menghilangkan raa sakit hangat/dingin, terapi bermain)
(tidak tersedia) Health education :
Observasi :
Objektif : 3) Salah satu teknik
5) Identifikasi riwayat alergi obat
1. Tekanan darah meningkat nonfarmakologis yang
2. Pola nafas berubah Terapeutik : dipercaya mampu mengurangi
3. Nafsu makan berubah 6) Diskusikan jenis analgesik yang disukai rasa nyeri adalah dengan
4. Proses berfikir terganggu untuk mencapai analgesia yang optimal, kompres air hangat dibagian
jika perlu
5. Menarik diri abdomen
6. Berfokus pada diri sendiri Edukasi : Kolaborasi :`
7. Diaforesis 7) Jelaskan efek samping obat 4) Apabila nyeri sudah tidak
Kondisi klinis terkait tertahankan dianjurkan untuk
Kolaborasi : memberikan analgetik
1. Kondisi pembedahan
8) Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
2. Cedera traumatis
analgesik
3. Infeksi
4. Syndrom koroner akut 3. Edukasi manajemen nyeri
5. Glaukoma Definisi : mengajarkan pengelolaan suhu tubuh
yang lebih dari normal

Observasi :

4) Identifikasi kesiapan dan kemampuan


menerima informasi

Terapeutik :

5) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai


kesepakatan

Edukasi :

6) Jelaskan penyebab, periode dan strategi


meredakan nyeri

Kolaborasi :

-
4. Latihan pernapasan

Definisi : latihan menggerakkan dinding dada


untuk meningkatkan bersihan jalan napas,
meningkatkan pengembangan paru,
menguatkan otot-otot napas dan meningkatkan
relaksasi atau rasa nyaman.

Observasi :

4) Identifikasi indikasi dilakukan latihan


pernapasan

Terapeutik :

5) Sediakan tempat yang tenang

Edukasi :

6) Jelaskan tujuan dan prosedur latihan


pernapasan

Kolaborasi :

2 Ansietas (D.0080) 1. Reduksi Ansietas


Reduksi Ansietas
Kategori : Psikologis Definisi :
Observasi
Subkategori : Integritas Ego Meminimalkan kondisi individu dan

Definisi : pengalaman subjketif terhadap objek yang tidak 1) Perlu di adakan intervensi ini

Kondisi emosi dan jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang untuk mengetahui tingkat

pengalaman subjektif individu memungkinkan individu melakukan tindakan ansietas dalam kondisi, waktu,

terhadap objek yang tidak jelas dan untuk mengahdapi ancaman dan stressor yang di alami

spesifik akibat antisipasi Observasi pasien sehingga bisa di

bahaya yang memungkinkan 1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah minimalisir ansietas tersebut

individu melakukan tindakan untuk (mis. Kondisi, waktu, tresor)


Terapeutik
menghadapi ancaman Terapeutik
2) Komunikasi terapeutik
Penyebab : 2) Ciptakan suasana terapeutik untuk
merupakan teknik pendekatan
2. Krisis situasional menumbuhkan kepercayaan
3. Kebutuhan tidak terpenuhi Edukasi
antara perawat dengan pasien
4. Krisis maturasional 3) Latih tehnik relaksasi
sehingga adanya keterbukaan
5. Ancaman terhadap konsep diri Kolaborasi
yang menimbulkan
6. Anacaman terhadap kematian 4) Kolaborasi pemberian obat antisietas ,
kepercayaan.
7. Kekhawatiran mengalami jika perlu
Edukasi
kegagagalan 2. Terapi relaksasi
8. Disfungsi system keluarga Definisi : menggunakkan teknik peregangan 3) Perlu di adakan intervensi ini
9. Hubungan orang tua anak tidak untuk mengurangi tanda dan gejala sebagai teknik relaksasi yang
memuaskan ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot dapat menciptakan rasa
10. Faktor keturunan (Temperamen atau kecemasan nyaman pasien.
mudah teragitasi sejak lahir) Observasi :
Kolaborasi
11. Penyalahgunaan zat 4) Identifikasi teknik relaksasi yang penah
4) Perlu diadakan intervensi ini
12. Terpapar bahaya lingkungan efektif digunakan sebagai penanganan lanjut
terhadap ansietas pasien
(mis. Toksin, polutan, dan lain- Terapeutik :
lain 5) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
13. Kurang terpapapr informasi gangguan dengan pencahayaan dan suhu
Gejala dan Tanda Mayor ruang nyaman, jika memungkinkan
Subjektif : Edukasi :
1. Merasa bingung 6) Anjurkan mengambil posisi nyaman
2. Merasa khwatir dengan akibat Kolaborasi :
dari kondisi yang dihadapi -
3. Sulitb erkonsentrasi 3. Teknik distraksi
Objektif : Definisi : mengalihkan perhatian atau
1. Tampak gelisah mengurangi emosi dan pikiran negatif terhadap
2. Tampak tegang sensasi yang tidak diinginkan
3. Suli ttidur Observasi :
Gejala dan tanda minor 4) Identifikasi pilihan teknik distraksi yang
Subjektif : diinginkan
1. Mengeluh pusing Terapeutik :
2. Anoreksia 5) Gunakan teknik distraksi (mis.
3. Palpitasi Membaca buku, menonton televisi,
4. Merasa tidak berdaya bermain, aktivitas terapi, membaca
Objektif : cerita, bernyanyi)
1. Frekuensi nafas meningkat Edukasi :
2. Frekuensi nadi meningkat 6) Anjurkan menggunakan teknik sesuai
3. Tekanan darah meningkat dengan tingkat energi, kemampuan,
4. Diaphoresis usia, tingkat perkembangan
5. Tremor Kolaborasi :
6. Muka tampak pucat -
7. Suara bergetar 4. Dukungan emosional
8. Kontak mata buruk Definisi : memfasilitasi peneriman kondisi
9. Sering berkemih emosional selama masa stres
10. Berorientasi pada masa lalu Observasi :
KondisiKlinisTerkait : 5) Identifikasi hal yang telah memicu
8. Penyakit kronis progresif (mis. emosi
Kanker, penyakit autoimun Terapeutik :
9. Penyakit akut 6) Lakukan sentuhan untuk memberikan
10. Hospitalisasi dukungan (mis. Merangkul, menepuk-
11. Rencana operasi nepuk)
12. Kondisi diagnosis Edukasi :
13. Penyakit neurologis 7) Anjurkan mengungkapkan perasaan
14. Tahap tumbuh kembang yang dialami (mis. Ansietas, marah,
sedih)
Kolaborasi :
8) Rujuk untuk konseling, jika perlu
3 Gangguan rasa nyaman (D.0074) 1. Pengaturan Posisi 1. Pengaturan Posisi

Kategori: Psikologi Definisi : menempatkan bagian tubuh untuk Observasi


Subkategori: Nyeri Dan meningkatkan kesehatan fisiologis dan/ata
psikologis 1) Untuk mengetahui perbedaan
Kenyamanan status oksigenasi klien sebelum
Definisi Observasi : dan sesudah mengubah posisi

Perasaan kurang senang, lega dan 1) Monitor status oksigenasi sebelum dan Terapeutik
sempurna dalam dimensi fisik, sesudah mengubah posisi
2) Untuk mengurangi
psikospiritual, lingkungan dan Terapeutik : ketidaknyamanan klien
social. 2) Minimalkan gesekan dan tarikan saat Edukasi
Penyebab mengubah posisi
3) Agar pasangan klien mampu
1. Gejala penyakit
Edukasi : memahami posisi mana yang
2. Kurang pengendalian 3) Informasikan saat akan dilakukan terbaik untuk kenyamanan
situasional/lingkungan perubahan posisi
2. Manajemen Stres
3. Ketidakadekuatan sumber daya
2. Manajemen Stres
(mis. dukungan financial, Observasi
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
sosial,dan pengetahuan) 1) Untuk memahami apa saja
tingkat stres dengan tujuan meningkatkan
4. Kurangnya privasi fungsi individu yang dapat menyebabkan stres
bagi klien
5. Gangguan stimulus lingkungan
Observasi :
6. Efek sampingterapi Terapeutik
1) Identifikasi stresor
7. Gangguan adaptasi kehamilan 2) Agar klien tidak merasa cemas
Gejala dan Tanda Mayor Terapeutik : terkait stresor

Subjektif 2) Lakukan reduksi ansietas Edukasi


1. Mengeluh tidak nyaman
Edukasi : 3) Agar pasien mampu mengatur
Objektif waktu dalam meminimalisir
3) Anjurkan mengatur waktu untuk kejadian stres yang dialami
1. Gelisah
mengurangi kejadian stres klien
Gejala dan Tanda Minor
Kolaborasi :
Subjektif
1. Mengeluh sulit tidur -

2. Tidak mampu rileks


3. Perawatan Perineum
3. Mengeluh
Definisi : melakukan tindakan menjaga
kedinginan/kepanasan
integritas kulit perineum dan mengurangi
4. Merasa gatal ketidaknyamanan pada prineum
5. Mengeluh mual
Observasi :
6. Mengeluh lelah 1) Inspeksi insisi atau robekan perineum
Objektif (mis. Episiotomi)

1. Menunjukkan gejala distress Terapeutik :


2. Tampak merintih/menangis 2) Berikan posisi nyaman
3. Pola eliminasi berubah
Edukasi :
4. Postu rtubuh berubah
5. Iritabilitas 3) Ajarkan pasien dan keluarga
mengobservasi tanda abnormal pada
Kondisi klinis terkait
perineum (mis. Ineksi, kemerahan,
1. Penyakit Kronis pengeluaran cairan yang abnormal)
2. Keganasan
Kolaborasi :
3. Distres psikologis
4) Kolaborasi pemberian analgesik, jika
4. Kehamilan
perlu

4. Dukungan Pengungkapan Kebutuhan

Definisi : memudahkan mengungkapkan


kebutuhan dan keinginan secara efektif

Observasi :

1) Periksa gangguan komunikasi verbal

Terapeutik :

2) Ciptakan lingkungan yang tenang

Edukasi :
3) Anjurkan keluarga dan staf mengajak
bicara meskipun tidak mampu
bekomunikasi

Kolaborasi :

4) Rujuk pada terapis wicara, jia perlu

4 Pola seksual tidak efektif (D.0071) 1. Edukasi Seksualitas 1. Edukasi seksual

Kategori : Fisiologis Definisi : memberikan informasi dalam Observasi


Subkategori : Reproduksi dan memahami dimensi fisik dan psikososial 1) Untuk memastikan bahwa
seksualitas
Seksualitas klien mampu menerima
Definisi : Observasi : informasi dengan baik

Kekhawatiran individu melakukan 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan Terapeutik


hubungan seksual yang beresiko menerima informasi
2) Agar pasien mampu
menyebabkan perubahan Kesehatan. Terapeutik : memahami melalui bantuan
Penyebab : media dan materi pendidikan
2) Sediakan materi dan media pendidikan yang diberikan
1. Kurang privasi kesehatan
2. Ketiadaan pasangan Edukasi
Edukasi :
3. Konflik orientasi seksual 3) Agar klien mampu memahami
3) Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem anatomi dan fisiologi sistem
4. Ketakutan hamil
reproduksi laki-laki dan perempuan reproduksi sebagai bahan
5. Ketakutan terinfeksi penyakit
Kolaborasi : ajaran tambahan
menular seksual
6. Hambatan hubungan dengan - 2. Edukasi Keluarga Berencana
pasangan 2. Edukasi Keluarga Berencana Observasi
7. Kurang terpapar informasi Definisi : memberikan informasi dan 1) Untuk memastikan sejauh
tentang seksualitas memfasilitasi ibu dan pasangan dalam mana klien memahami terkait
Gejala dan Tanda Mayor penggunaan alat kontrasepsi untuk mengatur alat kontrasepsi
jarak kelahiran
Subjektif Terapeutik
1. Mengeluh sulit melakukan Observasi :
2) Agar pasien mampu
aktivitas seksual 1) Identifikasi pengetahuan tentang alat memahami materi melalui
2. Mengungkapkan aktivitas kontrasepsi media ajaran yang disediakan

seksual berubah Terapeutik : Edukasi


3. Mengungkapkan perilaku seksual
2) Sediakan materi dan media pendidikan 3) Agar pasien mampu
berubah kesehatan memahami berbagai jenis
4. Orientasi seksual berubah metode alat kontrasepsi
Edukasi :
Objektif
3) Jelaskan metode-metode alat
(tidak tersedia)
kontrasepsi
Gejala dan Tanda Minor
Kolaborasi :
Subjektif
1. Mengungkapkan hubungan -

dengan pasangan berubah


3. Manajemen Perilaku Seksual
Objektif
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
2. Konflik nilai
perilaku seksual yang tidak diterima secara
Kondisi Klinis Terkait sosial
1. Masteklomi
Observasi :
2. Histerektomi 1) Monitor perilaku seksual yang sesuai
3. Kanker Terapeutik :
4. Kondisi yang menyebabkan
2) Anjurkan tidak berhubungan
paralisis seksual/intim saat stres berat, jika perlu
5. Penyakit menular seksual (mis.
Edukasi :
Sisilis, gonore, AIDS)
3) Edukasi seks sesui tingkat
perkembangan

Kolaborasi :

4. Edukasi Komunikasi Efektif

Definisi : mengajarkan cara memberikan


informasi kepada lawan bicara secara efektif

Observasi :

1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan


menerima informasi

Terapeutik :

2) Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

3) Jelaskan faktor-faktor yang dapat


meningkatkan dan menurunkan
komunikasi efektif

Kolaborasi :

5 Defisit pengetahuan (D.0111) 1. Edukasi Kesehatan Edukasi Kesehatan

Kategori : perilaku Definisi : Mengajarkan pengelolaan faktor Observasi

Subkategori : penyuluhan dan resiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta 1) Faktor-faktor yang dapat

pembelajaran sehat menurunkan motivasi adalah

Definisi : Observasi membandingkan diri dengan

Ketiadaan atau kurangnya informasi 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan orang lain, mencari-cari alasan

kognitif yang berkaitan dengan topik menerima informasi untuk tidak mengerjakannya,

tertentu Terapeutilk mengharap hasil yang

Penyebab 2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai sempurna, sering memikirkan

2. Kurang terpapar informasi kesepakatan kekurangan diri, menganggap

Gejala dan tanda mayor 3) Berikan kesempatan untuk bertanya masalah kecil sebagai masalah

Subjektif Edukasi besar.

2. Menanyakan masalah yang 4) Jelaskan faktor risiko yang dapat Terapeutik

dihadapi mempengaruhi kesehatan 2) Pendidikan kesehatan adalah

Objektif salah satu upaya agar pasien

- 2. Bimbingan Sistem Kesehatan mampu memahami hal apa saja

Gejala dan tanda minor Definisi : mengidentifikasi dan yang berkaitan dengan

Subjektif mengembangkan kemampuan untuk mengatasi kesehatan .


masalah kesehatan 3) Untuk mengefektifkan
(tidak tersedia) Observasi : pendidikan kesehatan sesuai
Objektif 1) Identifikasi masalah kesehatan individu, kesepakatan
2. Menunjukkan perilaku keluarga, masyarakat
berlebihan Terapeutik : Edukasi
Kondisi Klinis Terkait : 2) Fasilitasi pemenuhan kebutuhan 4) Untuk mengetahui faktor
4. Kondisi klinis yang baru dihadapi kesehatan resiko apa saja yang harus
oleh klien Edukasi : dihindari agar tidak
5. Penyakit akut 3) Bimbing untuk bertanggung jawab mempengaruhi kesehatan
6. Penyakit kronis mengidentifikasi dan mengembangkan klien.
kemampuan memecahkan masalah
kesehatan secara mandiri
Kolaborasi :
-
3. Edukasi Proses Keluarga
Definisi : memberikan pengetahuan untuk
meminimalkan efek gangguan proses keluarga
Observasi :
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
2) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
3) Ajarkan cara mengidentifikasi
perubahan peran pada proses keluarga
Kolaborasi :
-
4. Edukasi Infertilitas
Definisi : memberikan informasi pada pasien
dan pasangan tentang ketidaksuburan
Observasi :
1) Identifikasi tingkat pengetahuan
Terapeutik :
2) Jadwalkan pengajaran dengan pasangan
Edukasi :
3) Jelaskan siklus reproduksi wanita, jika
perlu
Kolaborasi :
-
2.5 Implementasi dan Evaluasi

Hari / SDKI Implementasi Evaluasi


Tanggal

26/04/2020 Nyeri Akut (D.0077) 3. Manajemen nyeri Subjektif : klien


Observasi : mengatakan nyeri yang
dirasakan sudah tidak
4) mengidentifikasi lokasi,
terlalu nyeri seperti awal
karakteristik, durasi, rasa nyeri dirasakan, dalam
frekuensi, kualitas, hal ini dari skala nyeri 6
menjadi skala 3
intensitas nyeri
(skala nyeri 0-10)

Terapeutik : Objektif : tidak terkaji


5) memberikan teknik
Assessment : keadaan
nonfarmakologis untuk klien mulai membaik
mengurangi rasa nyeri
Planning : pertahankan
(mis. TENS, hipnosis, intervensi
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Health education :
6) mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

4. Latihan pernapasan

Observasi :

4) mengidentifikasi indikasi
dilakukan latihan
pernapasan

Terapeutik :

5) menyediakan tempat yang


tenang

Edukasi :

6) menjelaskan tujuan dan


prosedur latihan
pernapasan

26/04/2020 Ansietas (D.0080) 3. Reduksi Ansietas Subjektif : klien


mengatakan sudah tidak
Observasi
khawatir/cemas lagi
4) mengidentifikasi saat
Objektif : klien sudah
tingkat ansietas berubah
tidak tampak cemas lagi
(mis. Kondisi, waktu,
Assessment : keadaan
tresor)
klien mulai membaik
Terapeutik
Planning : hentikan
5) menciptakan suasana
intervensi
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
Edukasi
6) melatih tehnik relaksasi

4. Teknik distraksi
Observasi :
4) mengidentifikasi pilihan
teknik distraksi yang
diinginkan
Terapeutik :
5) mengunakan teknik
distraksi (mis. Membaca
buku, menonton televisi,
bermain, aktivitas terapi,
membaca cerita,
bernyanyi)
Edukasi :
6) menganjurkan
menggunakan teknik sesuai
dengan tingkat energi,
kemampuan, usia, tingkat
perkembangan

27/04/2020 Gangguan Rasa 1. Pengaturan Posisi Subjektif : klien


Nyaman (D.0074) mengatakan sudah tidak
Observasi : merasa terganggu lagi
1) memonitor status Objektif : klien nampak
oksigenasi sebelum dan mulai terbiasa dengan
sesudah mengubah posisi penggunaan KB
Terapeutik : Assessment : keadaan
2) meminimalkan gesekan klien mulai membaik
dan tarikan saat mengubah Planning : hentikan
posisi intervensi
Edukasi :

3) menginformasikan saat
akan dilakukan perubahan
posisi

27/04/2020 Pola Seksual Tidak 1. Edukasi Seksualitas Subjektif :


Efektif (D.0071)
Observasi : - klien mengatakan
sudah memahami
1) mengidentifikasi kesiapan terkait seksualitas,
dan kemampuan menerima - klien mengatakan
informasi mulai terbiasa
Terapeutik : dengan penggunaan
KB IUD
2) menyediakan materi dan
media pendidikan Objektif : tidak terkaji
kesehatan
Edukasi : Assessment : kondisi klien
mulai membaik
3) menjelaskan anatomi dan
fisiologi sistem reproduksi Planning : hentikan
laki-laki dan perempuan intervensi

2. Edukasi Keluarga
Berencana

Observasi :

1) mengidentifikasi
pengetahuan tentang alat
kontrasepsi

Terapeutik :

2) menyediakan materi dan


media pendidikan
kesehatan

Edukasi :

3) menjelaskan metode-
metode alat kontrasepsi

3. Manajemen Perilaku
Seksual

Observasi :

1) memonitor perilaku
seksual yang sesuai

Terapeutik :

2) menganjurkan tidak
berhubungan seksual/intim
saat stres berat, jika perlu

27/04/2020 Defisit Pengetahuan 2. Edukasi Kesehatan Subjektif : klien


(D.0111) mengatakan sudah
Observasi
memahami terkait kondisi
5) mengidentifikasi kesiapan kesehatanya
dan kemampuan menerima
Objektif : klien sudah
informasi tidak merasa bingung lagi
dengan metode kontrasepsi
Terapeutilk
yang digunakannya
6) menjadwalkan pendidikan
Assessment : Kondisi
kesehatan sesuai
kesehatan klien mulai
kesepakatan menunjukaan
perkembangan ke arah
7) memberikan kesempatan
yang lebih baik.
untuk bertanya
Planning : hentikan
Edukasi
intervensi
8) menjelaskan faktor risiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan

3. Edukasi Proses Keluarga


Observasi :
1) mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik :
2) memberikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
3) mengajarkan cara
mengidentifikasi
perubahan peran pada
proses keluarga
BAB III
PENUTUP

III.1 Simpulan
Keluarga berencana merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Peserta keluarga berencana
(KB) adalah pasangan usia subur dimana dimana salah satunya menggunakan cara atau
alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan baik melalui program KB maupun
non-program KB (Rodiani & Chania, 2017).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan
salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. (Farida, 2017).

III.2 Saran
Program Keluarga Berencana sangat besar manfaatnya bagi sebuah keluarga
bahkan negara. Seperti mengurangi kesenjangan ekonomi keluarga, mengurangi resiko
aborsi, menurunkan angka kematian ibu, membantu mencegah penularan HIV/AIDS
serta menjaga kesehtan mental keluarga. Oleh karena itu, sebaiknya keluarga sudah
sewajarnya menerapkan anjuran pemerintah untuk melaksanakan program kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

Farida. 2017. Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Dan Pil Terhadap Peningkatan Berat Badan
Pada Ibu Pasangan Usia Subur. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, volume 6(2).
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Kementrian Kesehatan
RI
Rodiani & Chania Forcepta. 2017. Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis
Operasi Wanita (MOW) pada Pasangan Wanita Usia Subur. Majority,volume 6(1)
Yuhedi T.L, dan Kurniawati T. 2013. Buku Ajar Kependudukan dan pelayanan KB. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai