Anda di halaman 1dari 35

REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni

Teknik Sipil FT UMS


1

STRUKTUR, PENGELOMPOKAN DAN


DIMENSI RUANG JALAN REL

• STRUKTUR JALAN REL


• KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR JALAN
REL
• PENGELOMPOKAN JALAN REL
• STANDAR JALAN REL DI INDONESIA
• RUANG BEBAS DAN RUANG BANGUN
• RUMPUN KERETA API
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
2

STRUKTUR JALAN REL


• Jalan rel konvensional berupa 2 rel sejajar, jalan
rel terbentuk dari 2 batang rel baja diletakkan di
atas balok-balok melintang (yang disebut
bantalan)
• agar rel tetap pada kedudukannya maka rel tsb
ditambatkan pada bantalan dengan
menggunakan penambat rel
• Rangka yang kokoh tsb bersambungan secara
memanjang membentuk jalur yang disebut sepur
(track)
• Sepur diletakkan di atas suatu alas yang disebut
balas (balast), yang selanjutnya di bawah balas
terdapat lapisan tanah dasar (subgrade).
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
3

JALAN REL 2 REL SEJAJAR


REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
4
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
5
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
6

KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR
JALAN REL

• Struktur bagian atas, yaitu bagian


lintasan, terdiri dari : rel, bantalan dan
penambat rel
• Struktur bagian bawah, yaitu bagian
fondasi, terdiri dari : balas dan tanah
dasar.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
7

Gambar Struktur jalan rel


konvensional 2 rel sejajar :
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
8

PENGELOMPOKAN JALAN REL

• Pengelompokan menurut lebar sepur


• Pengelompokan menurut kecepatan
• Pengelompokan menurut kelandaian
• Pengelompokan menurut jumlah jalur
• Pengelompokan menurut kelas jalan rel
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
9

Pengelompokan menurut lebar sepur


• Lebar sepur (rail gauge) adalah jarak terpendek
antara kedua kepala rel, diukur dari sisi dalam
kepala rel yang satu sampai sisi dalam kepala rel
lainnya.
• Terdapat 3 kelompok lebar sepur, yaitu :
* sepur standar (standard gauge), lebar
sepurnya 1435 mm ( 4 feet 8,5 inch)
* sepur lebar (broad gauge), lebar
sepurnya lebih besar dari 1435 mm
* sepur sempit (narrow gauge), lebar
sepurnya kurang dari 1435 mm
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
10

Tabel Ukuran lebar sepur yang digunakan


di beberapa Negara :
Lebar Digunakan di negara Kelompok
sepur
(mm)
1067 Indonesia, Jepang, Australia, Sepur sempit
Afrika Selatan
1435 Amerika, Jepang, beberapa Sepur standar
Negara Eropa, Turki, Iran
1672 Spanyol, Portugal, Argentina Sepur lebar
1676 India Sepur lebar
1524 Rusia, Finlandia Sepur lebar
762 India Sepur sempit
1000 Myanmar, Thailand, Malaysia, Sepur sempit
India
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
11

• lebar sepur 1000 mm disebut


metre gauge
• lebar sepur 1067 mm dikenal
dg istilah cape gauge
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
12

penggunaan sepur sempit apabila


dibandingkan dengan penggunaan sepur
lebar adalah sbb :
* memungkinkan penggunaan jari-jari tikungan yang
lebih kecil
* penggunaan lahan dan pekerjaan tanah lebih kecil
(karena lebar sepur lebih sempit)
* karena jarak antara 2 rel sejajar lebih kecil maka
bantalan yang digunakan lebih pendek
* lebih sensitive terhadap bahaya tergulingnya KA
(karena jarak antara kedua roda KA lebih pendek
* kecepatan maksimum lebih rendah. Hal ini berkaitan
dengan bahaya tergulingnya KA.
* Kapasitas angkut lebih kecil. Hal ini berkaitan dengan
ukuran KA yang dapat digunakan.(kapasitas angkut KA
sepur standar ± 1,3 kali lebih besar dibandingkan
kapasitas angkut KA sepur sempit)
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
13

Pengelompokan menurut kecepatan


maksimum yang diijinkan:
• kecepatan perancangan (design speed), yaitu kecepatan
yang digunakan dalam perancangan struktur jalan rel
• kecepatan maksimum (maximum speed), yaitu kecepatan
tertinggi yang diijinkan dalam operasi suatu rangkaian KA
pada suatu lintas. Kecepatan maksimum ini bisa
digunakan untuk mengejar keterlambatan yang terjadi
karena gangguan di perjalanan.
• kecepatan operasi (operational speed), yaitu kecepatan
rerata KA pada petak jalan tertentu. Kecepatan operasi ini
tergantung pada kondisi jalan rel dan kereta yang
beroperasi di atas jalan rel tsb.
• kecepatan komersial (commercial speed), yaitu kecepatan
yang dijual kepada konsumen. Kecepatan komersial ini
diperoleh dengan membagi jarak tempuh dengan waktu
tempuh.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
14

Penentuan besarnya kecepatan


perancangan yang digunakan :

• untuk perancangan struktur jalan rel


V perancangan = 1,25 Vmaksimum
• untuk perancangan jari-jari tikungan/lengkung, dan
lengkung peralihan
V perancangan = V maksimum
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
15

Tabel Kecepatan maksimum yang


diijinkan sesuai kelas jalan rel :
Kecepatan
Kelas jalan rel maksimum
(km/jam)
I 120
II 110
III 100
IV 90
V 80
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
16

Pengelompokan menurut kelandaian :

• Kelandaian jalan rel di emplasemen dibatasi 0 – 1,5‰,


supaya :
* KA yang dalam keadaan berhenti di emplasemen tidak
“berjalan sendiri” akibat dari beratnya, tiupan angin atau
dorongan-dorongan lainnya
* Lokomotif yang pada saat mulai berjalan memerlukan
tenaga besar untuk melawan tahanan yang besar,
tidak terbebani lagi dengan tenaga yang
diperlukan untuk mengatasi tanjakan.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
17

Tabel Lintas jalan rel menurut kelandaian :

Kelompok lintas Kelandaian (‰)


jalan rel

Lintas datar 0 – 10

Lintas 10 – 40
pegunungan
Lintas dengan 40 - 80
rel gigi
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
18

Pengelompokan menurut jumlah jalur :

• jalur tunggal (single track), jumlah jalur pada lintas


bebas hanya satu dan digunakan untuk melayani arus
KA dari 2 arah.
• jalur ganda (double track), jumlah jalur pada lintas
bebas 2 buah, masing-masing jalur hanya digunakan
untuk melayani arus KA dari 1 arah saja.

*) Pada pengoperasian yang baik, kapasitas jalur ganda


dapat mencapai lebih dari 2 kali kapasitas jalur
tunggal, hal ini disebabkan karena dengan jalur ganda
tidak terjadi persilangan KA yang berpapasan di lintas
bebas.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
19

Pengelompokan menurut kelas jalan


rel :
Kapasitas Kecepatan Beban
Kelas angkut lintas maksimum gandar
jalan (106 (km/jam) maksimum
rel ton/tahun) (ton)
I >20 120 18
II 10-20 110 18
III 5-10 100 18
IV 2,5-5 90 18
V <2,5 80 18
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
20

RUANG BEBAS DAN RUANG


BANGUN
• Jalan rel harus senantiasa bebas dari rintangan
dan setiap saat dapat dilewati oleh KA dengan
aman.
• Untuk memenuhi tuntutan tsb maka diperlukan
adanya ruang di atas sepur yang senantiasa
bebas dari segala benda yang dapat tersentuh
oleh KA
• Sebaliknya tidak boleh ada bagian dari
kendaraan jalan rel (lokomotif, kereta, gerbong)
yang ke luar dari ruang dimaksud.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
21

Ruang Bebas

• Ruang bebas adalah ruang di atas


sepur yang senantiasa harus bebas
dari segala rintangan dan benda
penghalang, ruang ini disediakan bagi
lalu lintas KA.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
22

Gambar Ruang bebas pada bagian lurus :


REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
23

Keterangan :
• Batas I, Untuk jembatan dengan kecepatan
sampai 60 km/jam
• Batas II, Untuk “Viaduk‟(jembatan di atas jalan)
dan terowongan dengan kecepatan sampai
60km/jam dan untuk jembatan tanpa pembatasan
kecepatan.
• Batas III, Untuk “viaduk‟ baru dan bangunan lama
kecuali terowongan dan jembatan
• Batas IV, Untuk lintas kereta listrik
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
24

Gambar Ruang bebas pada daerah


lengkung/tikungan :
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
25

Keterangan :
• Batas ruang bebas pada lintas lurus
dan pada bagian lengkungan dengan jari-jari >
3000 m.
• Batas ruang bebas pada lengkungan
dengan jari-jari 300 sampai dengan 3000 m.
• Batas ruang bebas pada lengkungan
dengan jari-jari < 300 m.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
26

Gambar Ruang bebas pada jalur lurus


untuk jalur ganda :
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
27

Gambar Ruang bebas pada bagian lengkung/tikungan


untuk jalur ganda :
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
28

Ruang Bangun

• Ruang bangun adalah ruang di sisi


sepur yang senantiasa harus
bebas dari segala bangunan tetap,
seperti tiang listrik, pagar, tiang
semboyan/rambu, tiang sinyal
elektris, dll.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
29

• Ruang bangun diukur dari sumbu sepur


pada tinggi 1 meter – 3,55 meter. Jarak
horizontal ruang bangun ditetapkan sbb:
* Pada lintas bebas adalah 2,35 m – 2,53
m di kiri dan kanan sumbu sepur
* Pada emplasemen adalah 1,95 m – 2,35
m di kiri dan kanan sumbu sepur.
* Pada jembatan adalah 2,15 m di kiri dan
kanan sumbu sepur.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
30

RUMPUN KERETA API

• KA Konvensional
• KA Urban (urban railway)
• KA kecepatan tinggi (high speed
train)
• KA Rangkaian panjang angkutan
berat (heavy haul long train)
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
31

KA KONVENSIONAL
• KA konvensional biasanya
menggunakan sepur sempit (narrow
gauge), peron rendah dan
kecepatan KA tidak tinggi.
• Untuk membuka daerah baru, di
Jepang diawali dengan
pembangunan jalur KA
konvensional.
• Indonesia saat ini untuk transportasi
KA antar kota masih menggunakan
KA rumpun ini.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
32

KA URBAN (URBAN RAILWAY)


• Ditandai dengan peron tinggi, jarak
stasiun/pemberhentian dekat, waktu
berhenti KA di stasiun utk
menaikkan/menurunkan penumpang
singkat.
• Contoh : KA bawah tanah
(underground) di London, KA Metro
di Tyne & Wear Inggris, BTS
Skytrain di Bangkok, KA Jabotabek.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
33

KA KECEPATAN TINGGI
(HIGH SPEED TRAIN)
• Mempunyai kecepatan yang sangat
tinggi, lebih besar dari 120 km/jam.
KA pada rumpun ini berjalan di atas
rel dengan sepur standar atau sepur
lebar dan lintasannya terkontrol
dengan sangat ketat.
• Contoh : Shinkansen di Jepang (210
km/jam), TGV di Prancis (270-300
km/jam) di Rusia, ETR450 (250
km/jam) di Italia.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
34

KA RANGKAIAN PANJANG ANGKUTAN


BERAT (HEAVY HAUL LONG TRAIN)
• Digunakan untuk mengangkut barang
(biasanya berupa hasil tambang).
Rangkaian pada KA ini sangat panjang
dan mempunyai kapasitas angkut yang
sangat besar. Satu rangkaian KA terdiri
atas beberapa puluh gerbong bahkan di
atas 100 gerbong.
• Contoh: di Australia, di Amerika, KA
pengangkut batu bara di Sumatra meski
dalam satu rangkaiannya tidak lebih dari
100 gerbong.
REKAYASA JALAN REL - Senja Rum Harnaeni
Teknik Sipil FT UMS
35

REFERENSI/MATERI DIAMBIL DARI:


DARI:

• Jalan Rel, Suryo Hapsoro


Tri Utomo
• PD 10

Anda mungkin juga menyukai