Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Mata kuliah Agama


“HAM Dan Demokrasi Dalam Islam”

Dosen pengampu:

Disusun oleh:
1. ALPIAN (201944500108)
2. AHMAD SYAUQI (201944500120)
3. ILYAS SAWALUDIN (201944500100)
4. MUHAMMAD ANWAR (201944500130)
5. SYAHRY POERNOMO (201944500112)

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
JAKARTA 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “HAM dan Demokrasi Dalam Islam”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

JAKARTA, 27 Oktober 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………. 1

DAFTAR ISI …………………………………………. 2

BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………. 3
A. Latar Belakang …………………………………………. 3
B. Rumusan Masalah …………………………………………. 3
C. Ruang Lingkup …………………………………………. 4
D. Tujuan …………………………………………. 4

BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………..... 5
1. Hak Asazi Manusia …………………………………………. 5
Pengertian Hak Asasi manusia (HAM)
a) HAM secara umum ….....………………….………………. 5
b) HAM menurut konsep Barat ………………………….. 5
c) HAM menurut konsep Islam ………………………….. 7
2. Demokrasi …………………………………….……. 8
a) Landasan Demokrasi ………………………………….. 8
b) Konsep Demokrasi ………………………………….. 9

BAB III
PENUTUP ………………………………………… 10
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Hukum adalah komponen yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat, dan pada
dasarnya hukum itu adalah masyarakat itu sendiri. Setiap tingkah laku masyarakat selalu di
monitor oleh hukum, baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. Negara
Indonesia adalah Negara hukum yang memiliki penduduk mayoritas beragama islam, secara
sengaja maupun tidak sengaja hal tersebut mempengaruhi terbentuknya suatu aturan hukum yang
berlandaskan atas agama Islam.
Berbagai masalah yang ada di dalam negara indonesia tidak semuanya dapat diselesaikan
berdasarkan hukum umum yang telah ada, namun tetap memerlukan hukum secara filosofis dan
sosiologis tertanam dalam hati dan kepercayaan masyarakat Indonesia.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan di buatnya aturan Hukum Islam di Indonesia adalah :
1. Masyarakat Indonesia yang berketuhanan
2. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam
3. Berdasarkan catatan sejarah yang telah dibukukan oleh Departemen Agama yang berjudul
“Seabad Peradilan Agama di Indonesia”, menjelaskan bahwa Pengadilan Agama sudah ada di
Indonesia sejak abad ke-16

B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Definisi HAM dan Demokrasi itu?
2. Bagaimana pandangan Hukum HAM dan Demokrasi dalam islam?
C. Ruang Lingkup
1. Definisi HAM
2. Pengertian HAM secara umum, menurut konsep barat, dan menurut konsep islam
3. Definisi Demokrasi
4. Landasan Demokrasi dalam Islam
5. Konsep – konsep Demokrasi

D. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah yaitu:
- Agar masyarakat islam mengetahui bagaimana sebenarnya hak asasi menurut ajaran
agama islam.
- agar masyarakat islam mengetahui bagaimana hukum demokrasi menurut islam.

BAB II
Pembahasan

1. HAK ASASI MANUSIA (HAM)


Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu konsep etika politik modern dengan gagasan
pokok penghargaan terhadap manusia dan kemanusiaan. Gagasan ini membawa kepada sebuah
tuntunan moral bagaimana seharusnya manusia memperlakukan ke sesama manusia. Tuntunan
moral tersebut merupakan ajaran inti dari semua agama. Sebab, semua agama mengajarkan
pentingnya penghargaan dan penghormatan terhadap manusia. Tuntunan moral itu diperlukan
untuk melindungi seseorang atau suatu kelompok yang lemah (al-mustad’afin) dari tindakan
dzalim yang semena-mena yang biasanya datang dari mereka yang kuat dan berkuasa. Karena
itu, esensi dari konsep hak asasi manusia adalah penghormatan terhadap kemanusiaan seseorang
tanpa kecuali dan tanpa ada diskriminasi berdasarkan apapun dan demi alasan apapun, serta
pengakuan terhadap martabat manusia sebagai makhluk termulia di muka bumi.
Pengertian HAM
a) Secara Umum
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalamkandungan dan
merupakan pemberian dari Tuhan.HAM Berlaku secara universal
Tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29
ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1

b) HAM Menurut Konsep Barat


Istilah hak asasi manusia baru muncul setelah Revolusi Perancis, dimana para tokoh
borjuis berkoalisi dengan tokoh-tokoh gereja untuk merampas hak-hak rakyat yang telah mereka
miliki sejak lahir. Akibat dari penindasan panjang yang dialami masyarakat Eropa dari kedua
kaum ini, muncullah perlawanan rakyat dan yang akhirnya berhasil memaksa para raja mengakui
aturan tentang hak asasi manusia.
Diantaranya adalah pengumuman hak asasi manusia dari Raja John kepada rakyat Inggris tahun
1216. Di Amerika pengumuman dilakukan tahun 1773. Hak asasi ini lalu diadopsi oleh tokoh-
tokoh Revolusi Perancis dalam bentuk yang lebih jelas dan luas, serta dideklarasikan pada 26
Agustus 1789. Kemudian deklarasi Internasional mengenai hak-hak asasi manusia dikeluarkan
pada Desember 1948.
Dalam istilah modern, yang dimaksud dengan hak adalah wewenang yang diberikan oleh
undang-undang kepada seseorang atas sesuatu tertentu dan nilai tertentu. Dan dalam wacana
modern ini, hak asasi dibagi menjadi dua:
Hak asasi alamiah manusia sebagai manusia, yaitu menurut kelahirannya, seperti: hak hidup, hak
kebebasan pribadi dan hak bekerja.
Hak asasi yang diperoleh manusia sebagai bagian dari masyarakat sebagai anggota keluarga dan
sebagai individu masyarakat, seperti: hak memiliki, hak berumah-tangga, hak mendapat
keamanan, hak mendapat keadilan dan hak persamaan dalam hak.
Terdapat berbagai klasifikasi yang berbeda mengenai hak asasi manusia menurut pemikiran
barat, diantaranya :
1. Pembagian hak menurut hak materiil yang termasuk di dalamnya; hak keamanan,
kehormatan dan pemilihan serta tempat tinggal, dan hak moril, yang termasuk di dalamnya: hak
beragama, hak sosial dan berserikat.
2. Pembagian hak menjadi tiga: hak kebebasan kehidupan pribadi, hak kebebasan kehidupan
rohani, dan hak kebebasan membentuk perkumpulan dan perserikatan.
3. Pembagian hak menjadi dua: kebebasan negatif yang memebentuk ikatan-ikatan terhadap
negara untuk kepentingan warga; kebebasan positif yang meliputi pelayanan negara kepada
warganya.

c) HAM Menurut Konsep Islam


Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara jelas untuk kepentingan manusia, lewat
syari’ah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syari’ah, manusia adalah makhluk
bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan karenanya ia juga mempunyai hak dan
kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa
pandang bulu. Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan,
kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang
semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya keunggulan yang
dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan oleh tingkat ketakwaannya. Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Hujarat ayat 13,

yang artinya sebagai berikut : “Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari laki-laki
dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kaum adalah yang paling takwa.”

2. DEMOKRASI

Secara etimologi Demokrasi berarti “Pemerintahan oleh Rakyat”. Inilah yang menyebabkan
demokrasi dengan istilah-istilah pemerintahan lainnya di mana tidak mempunyai hak paten dari
rakyat. Amerika mendefinisikan demokrasi sesuai dengan apa yang di ucapkan oleh presiden ke-
16 mereka, Abraham Lincoln (1809-1865): “Pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat”. Dengan kata lain di dalam demokrasi terdapat partisipasi rakyat luas (public) dalam
mengambil keputusan yang berdampak kepada kehidupan bermasyarakat.
Secara literatur, demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat, berasal dari bahasa Yunani
demos (rakyat) dan kratos (kekuasaan).
Secara historis, istilah Demokrasi telah dikenal sejak abad ke-5 SM, yang pada awalnya
sebagai respons terhadap pengalaman buruk monarki dan kediktatoran di Negara-negara kota
Yunani kuno.

a) Demokrasi dalam Islam dilandasi atas tiga hal :


> Musyawarah (syura)
Kepada semua pimpinan organisasi diminta menyelesaikan sesuatu dengan musyawarah.
Dengan musyawarah tidak terjadi otoriter dan kesewenang-wenangan.
> Ijma
Ijma’ adalah kesepakatan ulama di suatu negeri atas hukum sesuatu yang disepakati bersama.
Misal : membukukan Al Quran.
> Ijtihad
Ijtihad adalah mengerahkan sesuatu dengan segala kesungguhan. Atau mengerahkan segala
potensi dan kemampuan semaksimal mungkin untuk menetapkan untuk menetapkan hukum
hukum Islam

b) Konsep Demokrasi dalam Islam


Konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan Islam
> Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.
> Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya.
> Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.
> Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan utama dalam
musyawarah.
> Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan pada persoalan yang
sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan Sunah.
> Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-nilai agama.
> Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.

Demokrasi dalam Islam berbeda dengan Demokrasi barat dalam beberapa hal penting, di
antaranya :
• Islam mengakui bahwa kedaulatan hanya di tangan Allah dan para wali-Nya yang terpilih,
yaitu sebagai khalifah. Seorang khalifah memerintah suatu negara atas nama Allah. Dia bukanlah
pemimpin yang berdiri sendiri dan bebas berkehendak sesuai kehendak hatinya. Al-Quran
menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah SWT dan
tiada seorangpun yang sederajat dengan-Nya.
• Al-Quran menjelaskan :

“katakanlah (wahai Muhammad): Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan (kedaulatan), engkau
berikan kerajaan kepada yang engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari yang engkau
kehendaki. Engkau muliakan orang yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang
engkau kehendaki” (Qs. Al-Imran :26).

BAB III
Penutup

Kesimpulan
• Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme pemerintahan negara yang menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat.
• Demokrasi menurut Islam dapat diartikan seperti musyawarah, mendengarkan pendapat
orang banyak untuk mencapai keputusan dengan mengedepankan nilai – nilai keagamaan.
• HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam kandungan.
• HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu dan kewajiban
bagi negara dan individu tersebut untuk menjaganya.
• Hukum menurut Islam dapat diartikan sebagai hukum yang terdapat dalam sumber-sumber
seperti Al-Quran dan Al-Hadist.

Saran
• Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara demokrasidi
Indonesia dan Demokrasi islam dan dapat melihat sisi baik dan buruknya.
• Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami pentingnya HAM dalam
kehidupan kita dan kewajiban kita untuk menjaganya.
• Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara hukum islam dan
hukum yang berlaku di Indonesia dan dapat melihat perbedaannya.

Anda mungkin juga menyukai