Anda di halaman 1dari 330

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KEMAMPUAN PROBLEM POSING SISWA KELAS X SMA EL SHADAI

MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PADA POKOK BAHASAN

PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
Cicilia Viranti
NIM : 091414052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KEMAMPUAN PROBLEM POSING SISWA KELAS X SMA EL SHADAI

MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PADA POKOK BAHASAN

PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
Cicilia Viranti
NIM : 091414052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

s I{R{}'SI

KEllTAlr$Fi.lA'\i f!tr#si.flf iuc.9r\€ sis\.4,'A KELAS x shl1 Et- sHAtr)Ax


IiiACELANG T'AI{tjFi F'IILA.}AF{,NN 2S14!2815 PADA P{}KOK BAHASAN

PE,RSAMAAN $AI{ F'UI!{GSI KUADRAT

ffi#:"ffii
4{'tttrut:ff\+o::
PW*
p /t,ff,""1*r:",\\ b
hffib
&We
?* #
#,ffis ^
*5
F** -#=
?gH*KFC*

D<lsen Pembimbing

fr<
'I'arugal Si Mei 2ut15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur karya sederhana ini


ku persembahkan untuk Bapa Yang Maha Baik, keluargaku yang kusayangi
dan seseorang yang kukasihi,
Irfan Dicki Hermanto.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Juni 2016


Penulis,

Cicilia Viranti

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Cicilia Viranti
Nomor Mahasiswa : 091414052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KEMAMPUAN PROBLEM POSING SISWA KELAS X SMA EL SHADAI


MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PADA POKOK BAHASAN
PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT

Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 7 Juni 2016

Yang menyatakan

Cicilia Viranti

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Cicilia Viranti. 2016. KEMAMPUAN PROBLEM POSING SISWA KELAS


X SMA EL SHADAI MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PADA
POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan


kemampuan siswa dalam membuat soal (problem posing) pada pokok bahasan
Persamaan dan Fungsi Kuadrat berdasarkan taksonomi Bloom edisi Revisi, dan
mengidentifikasi jenis pengetahuan yang dituntut dari soal-soal yang dibuat siswa
berdasarkan dimensi pengetahuan. Problem posing merupakan aktivitas
pembelajaran yang melibatkan pembentukan masalah dan mereformulasikan
masalah yang diberikan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar soal, lembar kerja siswa dan wawancara.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa kelas X SMA El Shadai Magelang
tahun ajaran 2014/2015. Siswa-siswa tersebut diberi inisial SW1, SW2, SW3,
SW4 dan SW5. Kelima siswa tersebut tergabung dalam kelas persiapan olimpiade
Matematika. Subjek-subjek ini tidak diberikan latihan problem posing terlebih
dahulu. Mereka hanya mendapatkan pengalaman mengajukan pertanyaan pada
saat pembelajaran di kelas saja. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan lembar kerja pengajuan soal dan wawancara terhadap 5 siswa.
Siswa juga dituntut untuk membuat penyelesaian dari soal yang mereka buat.
Instrumen diujicobakan kepada 5 siswa di sekolah lain yang berdasarkan
pencermatan peneliti, mereka memiliki kemampuan dalam bidang matematika
yang setara atau tidak jauh beda dengan siswa yang menjadi subjek penelitian.
Wawancara dilakukan setelah siswa mengerjakan soal rangsangan dan
mengajukan soal-soal untuk semua tipe problem posing.
Dari analisis data penelitian diperoleh hasil bahwa:
1. Pada lembar kerja pre-solution posing, semua siswa mengajukan soal dengan
level kemampuan problem posing berbeda-beda. SW1 berada pada level
mengingat (C1), SW2, SW3 dan SW4 pada level menganalisis (C4), dan
SW5 pada level mencipta (C6). Pada within-solution posing, hanya SW1
yang mengajukan soal dan berada pada level mengevaluasi (C5). SW3 berada
pada level C0 karena tidak dapat mengerjakan soal stimulus dan tidak
membuat soal bantuan. SW2, SW4, dan SW5 dapat mengerjakan soal dengan
baik dan tidak muncul soal bantuan, sehingga level kemampuan problem

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

posing dari ketiga siswa tersebut tidak dapat ditentukan. Pada post-solution
posing SW1 berada pada level memahami (C2), SW2 pada level menerapkan
(C3), SW3 pada level mencipta (C6), SW4 dan SW5 pada level mengevaluasi
(C5).
2. Dari 11 soal yang dibuat oleh 5 siswa tersebut, 8 diantaranya tidak dapat
ditentukan jenis pengetahuan yang dituntut karena soal-soal tersebut berupa
pernyataan atau soal-soal matematika yang tidak dapat diselesaikan. Soal-soal
tersebut sebagian besar disebabkan karena kalimat yang tidak jelas dan unsur-
unsur penting yang tidak dicantumkan. Tiga soal yang lain yaitu soal dengan
kode SW3.1, SW5.1 dan SW3.3 menuntut pengetahuan faktual, konseptual
dan prosedural. Tidak ada satu soal yang menuntut pengetahuan metakognitif.

Kata Kunci : kemampuan problem posing, jenis pengetahuan, taksonomi Bloom


edisi revisi, dimensi pengetahuan.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Cicilia Viranti. 2016. Problem Posing Ability of Class X of El Shadai


Magelang Senior High School in The Academic Year 2014/2015 on The Topic
of Quadratic Equation and Quadratic Function. Undergraduate Thesis.
Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and
Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University. Yogyakarta.

The aims of the study were to identify and describe the abilities of students
in posing problems on the topic of Quadratic Equation and Quadratic Function
based on Bloom’s taxonomy (revised edition) and also to identify the types of
knowledge involved in the student generated-problems based on knowledge
dimensions of Bloom’s taxonomy (revised edition) . Problem posing refers to both
the generation of new problems and the re-formulation of the given problems. The
instruments used in this study were problem sheets, student worksheets and
interviews.
This was a descriptive qualitative research study. Subjects in this study
were 5 students in grade 10 of SMA El Shadai Magelang of the academic year
2014/2015. The students (given initials as SW1, SW2, SW3, SW4 and SW5) were
enrolled in the advanced mathematical courses in order to prepare them to
compete in the Mathematics olympiad. The subjects were novice problem posers
as they were not given any training in problem posing skills.Apart from their
classroom experience in asking questions, they were not given any specific
training. The methods used in this study were using problem posing worksheets
and interviewing the subjects. Students also solved their own problems. The
instruments were empirically tested using five students whose intellegence levels
were equal or not far from the students that were as subjects. The interviews were
done after the subjects had finished doing their tasks in generating the new
problems for all types of problem posing.
From the analysis of the research data, it can be concluded that:
1. In pre-solution posing, all students generated new problems in varying ability
levels. SW1 was at the level of remember (C1), SW2, SW3 and SW4 were at
the level of analyze (C4), SW5 were at the level of create (C6). In within-
solution posing only SW1 who generated new problem and SW1 was at the
level of evaluate (C5). SW3 was at the level of C0 due his inability in solving
the stimulus problem and inability to generate new problem in order to help
solving the stimulus problem. SW2, SW4 and SW5 solved the stimulus
problem perfectly so that they did not generate new problem, so the level of
problem posing cannot be analyzed. In post-solution posing SW1 was at the

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

level of understand (C2), SW2 was at the level of apply (C3), SW3 was at the
level of create (C6), SW4 and SW5 were at the level of evaluate (C5).
2. Eight of 11 generated-problems cannot be analyzed for the types of the
knowledge demands due to the fact that the generated-problems were
statements or unsolvable mathematical problems. It was observed that the
high number of unsolvable problems was due to the unclear wording in the
problem and important assumptions were not stated. Only 3 problems with
codes SW3.1, SW5.1 and SW3.3 required factual, conceptual, and procedural
knowledge. None of the generated-problems required metacognitive
knowledge.

Key Words: problem posing ability, types of knowledge, Bloom’s taxonomy


revised edition, knowledge dimension.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terhadap cinta kasih Tuhan atas karunia dan berkah yang

telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan lancar.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

Di dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala yang dihadapi peneliti,

namun semua itu mampu diselesaikan penulis dengan baik karena ada dukungan

dan motivasi yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak. Ucapan

terimakasih oleh penulis disampaikan kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan;

2. Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Matematika dan IPA;

3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika;

4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah mambimbing penulis dengan penuh kesabaran dan bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam

menyusun skripsi;

5. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang

telah membantu dan mendukung penulis selama belajar di Universitas

Sanata Dharma;

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Ibu Dwiana Retno W, S. Pd. Terima kasih atas kesempatan dan waktu

yang diberikan;

7. Siswa kelas X SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran 2014/2015;

8. Orangtuaku serta kakak-kakakku atas dukungan, doa, semangat, dan cinta

kasih;

9. John Prskalo, Nathaniel Tuohy, Yohanes Prian Budi, Christina Eli

Indriyani, Retha Monica, Cilvia Oktavelani, Risko Wicaksono, Thomas

Iskandar Kurniawan, Mbak Fitri, Andrias Pradah, Allexander Gumawang

dan Elizabet Ananda Putri atas bantuan dan waktu yang diluangkan.

10. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2009, terima kasih untuk

kebersamaannya selama ini;

11. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan

mengembangkan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca, khususnya bagi para calon guru matematika.

Yogyakarta, 7 Juni 2016

Penulis

Cicilia Viranti

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ....... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN.................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xx

BAB I ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................5
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ...............................................................................6
E. Batasan Masalah .................................................................................6
F. Batasan Istilah ....................................................................................6
G. Manfaat Penelitian .............................................................................7

BAB II ............................................................................................................ 8
A. Pembelajaran Matematika ..................................................................8
1. Belajar ..........................................................................................8
2. Pembelajaran .................................................................................9
3. Matematika..................................................................................10

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Pembelajaran Matematika ..........................................................11


B. Problem Posing ................................................................................13
1. Pre-solution Posing ...................................................................16
2. Within-solution Posing ...............................................................17
3. Post-solution Posing ...................................................................18
C. Taksonomi Pendidikan ....................................................................24
1. Taksonomi Bloom Ranah Kognitif .............................................25
2. Taksonomi Bloom Edisi Revisi ..................................................26
3. Dimensi Pengetahuan Taksonomi Revisi ..................................32
D. Persamaan dan Fungsi Kuadrat .........................................................37
1. Persamaan Kuadrat .....................................................................37
2. Fungsi Kuadrat ............................................................................44
E. Kerangka Berpikir.............................................................................51

BAB III ........................................................................................................ 52


A. Jenis Penelitian .................................................................................52
B. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 52
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................53
D. Bentuk Data ......................................................................................53
E. Instrumen Penelitian .........................................................................54
F. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................58
G. Validasi Instrumen .......................................................................... 58
H. Metode Analisis Data .......................................................................59

BAB IV ........................................................................................................62
A. Pelaksanaan Penelitian .....................................................................62
B. Hasil Observasi ................................................................................62
C. Penyajian Data ..................................................................................63
D. Analisis Data .....................................................................................82
E. Kelemahan atau Keterbatasan Penelitian .......................................139

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V.........................................................................................................140
A. Tingkat Kemampuan Problem Posing Siswa Berdasarkan
Taksonomi Bloom Edisi Revisi .....................................................140
B. Jenis Soal Siswa Berdasarkan Dimensi Pengetahuan ....................160

BAB VI .......................................................................................................166
A. Kesimpulan ....................................................................................166
B. Saran ..............................................................................................168

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................170


LAMPIRAN ................................................................................................174

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbandingan Teknik-teknik Inovasi pada Storytelling dan


Pengajuan Soal Matematika menurut Ban Har (2009) ..............18
Tabel 2.2. Dimensi Proses Kognitif ............................................................30
Tabel 2.3. Grafik Fungsi Kuadrat Berdasarkan Nilai a dan D ....................45
Tabel 2.4. Grafik Fungsi Kuadrat Berdasarkan Nilai a dan c .....................46
Tabel 4.1. Deskripsi Pengajuan Soal Siswa Lembar Kerja 1 .....................63
Tabel 4.2. Deskripsi Jawaban Siswa dari Lembar Kerja 2 .........................66
Tabel 4.3. Deskripsi Pengajuan Soal Siswa Lembar Kerja 2 .....................70
Tabel 4.4. Deskripsi Jawaban Siswa dari Lembar Kerja 3 .........................70
Tabel 4.5. Deskripsi Pengajuan Soal Siswa Lembar Kerja 3 .....................76
Tabel 4.6. Topik-topik Data Pengajuan Soal Tipe Pre-solution Posing...107
Tabel 4.7. Topik-topik Data Pengajuan Soal Tipe Within-solution Posing110
Tabel 4.8. Topik-topik Data Pengajuan Soal Tipe Post-solution Posing .112
Tabel 4.9. Topik-topik Data Jenis Soal.....................................................118
Tabel 4.10. Indikator Kemampuan Problem Posing Siswa Tipe Pre-solution
Posing ......................................................................................126
Tabel 4.11. Indikator Kemampuan Problem Posing Siswa Tipe Within-
solution Posing ........................................................................128
Tabel 4.12. Indikator Kemampuan Problem Posing Siswa Tipe Post-
solution Posing ........................................................................129
Tabel 4.13. Hasil Analisis Tingkat Kemampuan Problem Posing Siswa Tipe
Pre-Solution Posing .................................................................131
Tabel 4.14. Hasil Analisis Tingkat Kemampuan Problem Posing Siswa Tipe
Within-Solution Posing ............................................................133
Tabel 4.15. Hasil Analisis Tingkat Kemampuan Problem Posing Siswa Tipe
Post-Solution Posing................................................................135
Tabel 4.16. Indikator Jenis Soal berdasarkan Dimensi Pengetahuan .........137
Tabel 4.17. Hasil Analisis Jenis Soal ..........................................................138
Tabel 5.1. Pembahasan SW1 Tipe Pre-Solution Posing...........................142

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.2. Pembahasan SW1 Tipe Within-Solution Posing ......................143


Tabel 5.3. Pembahasan SW1 Tipe Post-Solution Posing .........................144
Tabel 5.4. Pembahasan SW2 Tipe Pre-Solution Posing...........................145
Tabel 5.5. Pembahasan SW2 Tipe Within-Solution Posing ......................147
Tabel 5.6. Pembahasan SW2 Tipe Post-Solution Posing .........................148
Tabel 5.7. Pembahasan SW3 Tipe Pre-Solution Posing...........................149
Tabel 5.8. Pembahasan SW3 Tipe Within-Solution Posing ......................150
Tabel 5.9. Pembahasan SW3 Tipe Post-Solution Posing .........................150
Tabel 5.10. Pembahasan SW4 Tipe Pre-Solution Posing...........................151
Tabel 5.11. Pembahasan SW4 Tipe Within-Solution Posing ......................153
Tabel 5.12. Pembahasan SW4 Tipe Post-Solution Posing .........................153
Tabel 5.13. Pembahasan SW5 Tipe Pre-Solution Posing...........................155
Tabel 5.14. Pembahasan SW5 Tipe Within-Solution Posing ......................156
Tabel 5.15. Pembahasan SW5 Tipe Post-Solution Posing .........................157

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Perubahan dari Kerangka Pikir Asli ke Revisi ...........................26


Bagan 4.1. Kategorisasi Data Pre-solution Posing .....................................122
Bagan 4.2. Kategorisasi Data Within-solution Posing ................................123
Bagan 4.3. Kategorisasi Data Post-solution Posing....................................124
Bagan 4.4. Kategorisasi Data Jenis Soal .....................................................125

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tabel Dimensi Taksonomi Bloom ...........................................25


Gambar 4.1. Soal Buatan SW1 pada Lembar Kerja 1...................................85
Gambar 4.2. Soal Buatan SW1 pada Lembar Kerja 3...................................87
Gambar 4.3. Jawaban Soal SW4 pada Lembar Kerja 1 ................................97
Gambar 4.4. Jawaban SW4 untuk soal pada Lembar Kerja 2 .......................99
Gambar 4.5. Soal Revisi SW4 pada Tipe Post-Solution Posing .................102
Gambar 4.6. Jawaban SW3 untuk Soal pada Lembar Kerja 2 ....................105

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Surat Ijin Penelitian.............................................................175


Surat Keterangan Selesai Penelitian ...................................176
Silabus Tahun Ajaran 2014/2015 ........................................177
Foto-foto Penelitian.............................................................184
Lampiran B : Lembar Kerja 1 ...................................................................188
Lembar Kerja 2 ...................................................................189
Kunci Jawaban Lembar Kerja 2 ..........................................191
Lembar Kerja 3 ...................................................................193
Kunci Jawaban Lembar Kerja 3 ..........................................195
Lampiran C : Transkrip Wawancara .........................................................200
Lampiran D : Deskripsi Jawaban Siswa ....................................................223
Topik-topik Data .................................................................240
Revisi Soal–soal Siswa dan Penyelesaiannya .....................251
Lampiran E : Lembar Jawab dan Pengajuan Soal Siswa .........................261
Lembar Validasi ..................................................................302

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat bergantung pada

sumber daya manusia (SDM). Pengembangan SDM dilakukan untuk

membentuk manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan dan

ketrampilan dalam bidang teknologi yang salah satunya didapat melalui

pendidikan.

Matematika sangat diperlukan untuk mempelajari ilmu-ilmu

pengetahuan termasuk teknologi komputer yang telah menjadi bagian

penting dalam kehidupan manusia. Itulah sebabnya mengapa matematika

sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek

penalarannya berperan penting dalam memberikan sumbangan signifikan

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus

pembangunan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat, mulai dari hal-hal sederhana hingga masalah yang

kompleks dan abstrak seperti penerapan analisis numerik.

Jika para siswa tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kreatif,

maka mereka tidak akan mampu mengolah, menilai dan mengambil

informasi yang dibutuhkannya untuk menghadapi tantangan

perkembangan teknologi tersebut. Hal ini sesuai dengan tujuan umum

diberikannya Matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Matematika, yaitu

untuk:

1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan

di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui

latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,

cermat, jujur, efektif, dan efisien.

2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola

pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan.

Selama ini pembelajaran matematika dilaksanakan secara

konvensional yaitu guru ditempatkan sebagai pelaku utama pembelajaran

dan siswa diam mendengar dan mencatat materi yang diberikan guru.

Padahal siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuannya,

menemukan, menyelidiki, serta mengungkapkan segala hasil olahan atau

pengetahuan yang diterimanya selama pembelajaran.

Banyak sekali metode yang telah ditemukan oleh para ahli dan para

peneliti yang terbukti meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

Rendahnya pengetahuan dan kemampuan sejumlah guru dalam menguasai

metode serta kurangnya kesadaran dan keberanian untuk mencoba metode-

metode pembelajaran baru menjadi salah satu kendala tidak terwujudnya

pembelajaran yang mumpuni bagi peserta didik. Dikarenakan hal tersebut,

seringkali terjadi siswa dapat mengerjakan soal matematika tetapi mereka

tidak memahami konsep materi yang dipelajari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan melalui aktivitas-

aktivitas kreatif dalam pembelajaran matematika. Salah satunya

menggunakan pendekatan problem posing supaya siswa melakukan proses

yang disebut belajar bermakna yaitu menggunakan pengetahuannya untuk

menyelesaikan masalah dan memahami konsep-konsep baru. Siswa

diharapkan dapat mentransfer pengetahuannya pada masalah-masalah baru

dan situasi-situasi belajar yang baru pula, dan memperhatikan informasi

yang relevan serta memahaminya. Belajar bermakna menghadirkan

pengetahuan dan proses-proses kognitif yang dibutuhkan siswa untuk

menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah terjadi ketika siswa

menggagas cara untuk mencapai tujuan yang belum pernah dicapai, yakni

mengerti bagaimana cara mengubah keadaan menjadi keadaan yang

diinginkan (Duncker, 1945; Mayer, 1992). Dalam penyelesaian masalah

ini terdapat dua komponen pokok, yakni gambaran masalah (siswa

menggambarkan masalahnya dalam mentalnya) dan solusi (siswa

membuat rencana penyelesaian masalah dan melaksanakannya) (Mayer,

1992).

Berdasarkan pengalaman kegiatan PPL (Program Pengalaman

Lapangan) yang peneliti dapatkan di SMA BOPKRI II Yogyakarta, guru

Matematika kelas XII menerapkan pendekatan problem posing disela-sela

metode konvensional/ceramah pada pembelajaran integral. Metode

problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan para

siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara mandiri. Dari hasil pengamatan peneliti, pendekatan problem

posing terlihat dapat memotivasi siswa dalam belajar matematika

sekaligus membantu siswa lebih cepat memahami konsep integral.

Menurut Edward A. Silver, problem posing merupakan ciri khas dari

kegiatan kreatif atau kemampuan matematis yang istimewa. Dari sinilah

peneliti memilih SMA El Shadai Magelang untuk diteliti karena sekolah

ini mengadakan kelas khusus persiapan olimpiade Matematika yang pada

tahun pelajaran 2014/2015 terdiri dari 2 siswa kelas XI dan 5 siswa kelas

X. Siswa-siswa yang tergabung di dalam kelompok olimpiade ini dipilih

oleh guru berdasarkan prestasi mereka di bidang Matematika dan memiliki

minat pada Matematika. Siswa-siswa yang tergabung di kelas olimpiade

dianggap memiliki kemampuan matematis yang baik.

Pokok bahasan Persamaan dan Fungsi Kuadrat dipilih karena terdapat

berbagai macam persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat

diselesaikan dengan menggunakan persamaan dan fungsi kuadrat. Seperti

permasalahan pada bidang ekonomi yaitu menghitung laba maksimum

atau menghitung banyaknya barang yang akan diproduksi untuk

mendapatkan laba yang diinginkan.

Masalah tersebut harus diterjemahkan ke dalam model matematika

terlebih dahulu. Kemudian persamaan tersebut diselesaikan dan hasilnya

perlu disesuaikan dengan tuntutan dari permasalahan tersebut.

Dari uraian tersebut maka peneliti mencoba menerapkan metode

problem posing dalam pembelajaran pada pokok bahasan fungsi dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

persamaan kuadrat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “KEMAMPUAN PROBLEM POSING SISWA

KELAS X SMA EL SHADAI MAGELANG TAHUN PELAJARAN

2014/2015 PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN FUNGSI

KUADRAT”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan, maka dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

Masih ada siswa SMA yang kesulitan dalam mengerjakan soal pada materi

persamaan dan fungsi kuadrat, dan ada siswa SMA yang dapat

mengerjakan soal hanya dari menghafal rumus dan menghafal soal tanpa

memahami konsep dari materi. Padahal penguasaan konsep materi sangat

penting karena dapat dimanfaatkan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah tingkat kemampuan kognitif siswa berdasarkan

problem posing yang dihasilkan siswa pada pokok bahasan Persamaan

dan Fungsi Kuadrat?

2. Pengetahuan apa sajakah yang dituntut dalam soal-soal yang diajukan

siswa (menurut dimensi pengetahuan)?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat kemampuan problem posing siswa pada pokok

bahasan Persamaan dan Fungsi Kuadrat.

2. Mengetahui jenis pengetahuan yang dituntut pada soal yang diajukan

siswa berdasarkan dimensi pengetahuan.

E. Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang telah diidentifikasi, maka

penelitian ini dibatasi pada pendekatan pembelajaran problem posing pada

siswa-siswa olimpiade kelas X SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran

2014/2015.

F. Batasan Istilah

1. Kemampuan (Ability)

Kemampuan adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk

menguasai keahlian dalam melakukan suatu pekerjaan.

2. Problem Posing

Problem posing terdiri dari dua kata yaitu “problem” yang berarti

masalah dan “pose” yang berarti mengajukan. Jadi problem posing

adalah kegiatan mengajukan atau merumuskan masalah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Fungsi dan Persamaan Kuadrat

1. Persamaan Kuadrat

Persamaan kuadrat didefinisikan sebagai kalimat terbuka yang

menyatakan hubungan sama dengan (=) dan pangkat tertinggi dari

variabelnya adalah dua. Bentuk umum persamaan kuadrat dalam

adalah dengan dan dan .

2. Fungsi Kuadrat

Fungsi kuadrat adalah suatu fungsi yang dapat dinyatakan dalam

bentuk .

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Siswa dapat lebih memahami pokok bahasan Persamaan dan Fungsi

Kuadrat dengan mengkonstruksi pengetahuan yang didapatnya melalui

pengajuan soal.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang model-model pembelajaran

sehingga dapat digunakan sebagai bekal peneliti untuk mengajar

dikemudian hari.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan untuk

koleksi-koleksi penelitian dalam bidang pendidikan matematika.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika

1. Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2010: 45), belajar mengandung

pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk

juga perbaikan perilaku. Gagne (1984, Ratna Wilis Dahar, 2011: 2)

menyatakan bahwa belajar sebagai suatu proses di mana suatu

organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Menurut

Suyono dan Hariyanto (2011: 9) belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan

mengokohkan kepribadian. Menurut Sardiman (2007: 20) belajar

merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke

perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut

unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu

proses perubahan persepsi dan tingkah laku menuju perkembangan

pribadi manusia seutuhnya pada aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pembelajaran

Belajar tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran karena

merupakan bagian dari pembelajaran. Menurut Gagne dan Biggs

(Tengku Zahara Djaafar, 2001: 2) pembelajaran adalah rangkaian

peristiwa atau kejadian yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.

Mohammad Uzer Usman (2006: 4) menyatakan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian interaksi guru

dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah usaha

dari guru untuk membuat peserta didik belajar, yaitu terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang belajar,

dimana perubahan itu terjadi dengan didapatkannya kemampuan

baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya

usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3. Matematika

Sujono (1988: 4) menguraikan pemahaman matematika sebagai

berikut:

1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan

terorganisasi secara sistematik.

2. Matematika adalah bagian pengetahuan manusia tentang bilangan

dan kalkulasi.

3. Matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara

tepat berbagai ide dan kesimpulan.

4. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik

dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan.

5. Matematika berkenaan dengan fakta-fakta kuantitatif dan masalah-

masalah tentang ruang dan bentuk.

6. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang.

Menurut Johnson dan Myklebust (1967: 244 dalam Mulyono

Abdurrahman, 2003: 252), matematika adalah bahasa simbolis yang

fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk

memudahkan berpikir. Lerner (1988: 430 dalam Mulyono

Abdurrahman, 2003: 252) mengemukakan bahwa matematika di

samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal

yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Menurut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Hamzah B. Uno (2011: 129-130) matematika adalah sebagai suatu

bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk

memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika

dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas dan individualitas, serta

mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri

dan analisis.

4. Pembelajaran Matematika

Matematika yang dipelajari oleh peserta didik selama ini adalah

matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika yang

diajarkan ditingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah

(Erman Suherman, dkk, 2003: 55).

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006:

388), matapelajaran matematika pada satuan pendidikan SMA/MA

meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Logika

2. Aljabar

3. Geometri

4. Trigonometri

5. Kalkulus

6. Statistika dan Peluang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Jadi pembelajaran matematika di SMA adalah proses interaksi

antara peserta didik dengan guru agar dapat belajar mengenai bilangan,

aljabar, geometri, trigonometri, kalkulus, serta statistika dan peluang

dengan baik.

Tujuan pembelajaran matematika menurut Permendiknas No. 22

Tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 388) adalah agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model

dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Berdasarkan tujuan tersebut dapat dilihat bahwa dalam

pembelajaran matematika, peserta didik tidak hanya menghafal fakta

dan teori, tetapi lebih diarahkan pada pemahaman konsep matematika

atas dasar pemikiran yang logis, rasional dan sistematis. Guru sebagai

pendidik hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan

efisien, sesuai dengan kurikulum dan pola pikir peserta didik untuk

membantu peserta didik mengetahui aturan-aturan yang relevan yang

didasarkan pada konsep-konsep yang diperoleh dalam pembelajaran

untuk memecahkan masalah.

B. Problem Posing

Brown dan Walter (1990) menyatakan bahwa pada tahun 1989 untuk

pertama kalinya istilah problem posing diakui secara resmi oleh National

Council of Teachers of Mathematics (NCTM) sebagai bagian dari national

program for re-direction of mathematics education (reformasi pendidikan

matematika). Model pembelajaran problem posing adalah suatu model

pembelajaran yang mewajibkan para peserta didik untuk mengajukan soal

sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Problem posing

dapat dikatakan sebagai bagian yang penting dalam disiplin matematika.

Sesuai dengan pendapat Silver, et al (1996: 293) yang mengemukakan

bahwa ”Problem posing is central important in the discipline of

mathematics and in the nature of mathematical thinking”. Ia juga

menyatakan bahwa “problem posing refers to both the generation of new


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

problems and the re-formulation of the given problem”. Problem posing

merupakan aktivitas pembelajaran yang melibatkan pembentukan masalah

dan mereformulasikan masalah yang diberikan. Souto-Manning (2010: 37)

menyimpulkan bahwa problem posing merupakan aktivitas “pose problem

as they try to understand the situation”. Siswa mengajukan pertanyaan

dari situasi yang telah ia pahami.

Even the most routine of mathematical activities can be constructed

into a worthwhile mathematical experience when posed in such a way as

to engage students in mathematical inquiry (Butts, 1980; Schoenfeld,

1989).

Dalam problem posing, siswa dilibatkan dalam menanyakan asal-usul

ide-ide dari sebuah masalah, atau dalam mempertimbangkan apa yang

mungkin timbul ketika soal tersebut dimodifikasi atau dikembangkan

(English, 1997).

Problem posing adalah suatu bentuk pendekatan dalam pembelajaran

matematika yang menekankan pada perumusan soal, yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir matematis atau menggunakan pola

pikir matematis. Pendekatan problem posing tradisional dimulai dengan

guru memberikan masalah (pose a problem) kemudian siswa

menyelesaikan masalah tersebut, dan kemudian siswa diminta untuk

membuat soal sendiri. Pendekatan pembelajaran problem posing memiliki

karakter pembelajaran konstruktivisme dimana kegiatan pengajuan

masalah ini memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

untuk mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan perkembangan dan

kemampuan berpikirnya. Proses ini dilakukan siswa dengan cara

mengkaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk merumuskan

pertanyaan-pertanyaan (respon). Pertanyaan atau respon yang muncul

sebagai hasil interpretasi pengalaman yang disusun dalam pikirannya.

Pengertian problem posing tidak terbatas pada pembentukan soal yang

baru, tetapi dapat berarti mereformulasi soal-soal yang diberikan. Terdapat

beberapa cara pembentukan soal baru dari soal yang diberikan, misalnya

dengan mengubah atau menambah data atau informasi pada soal itu,

misalnya mengubah bilangan, operasi, objek, syarat, atau konteksnya. Hal

itu sesuai dengan pengertian problem posing yang dikemukakan Silver

(1996). Ia mendefinisikan problem posing sebagai pembuatan soal baru

oleh siswa berdasarkan soal yang telah diselesaikan.

Brown dan Walter (1990) menjelaskan bahwa perumusan soal dalam

pembelajaran matematika memiliki dua tahapan kegiatan kognitif, yaitu:

a. Accepting (menerima)

Tahap menerima adalah suatu kegiatan siswa menerima dan

memahami situasi-situasi yang diberikan guru atau situasi-situasi yang

sudah ditentukan.

b. Challenging (menantang)

Tahap menantang adalah suatu kegiatan siswa dimana siswa merasa

tertantang dalam rangka perumusan soal dari situasi-situasi yang

sudah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Moses (dalam Brown dan Walter, 1993: 187) menyatakan bahwa “...

in a problem posing environment, there is no one right answer. Students

were willing to take risks, to pose what they considered to be interesting

variations of the problem...“ yang berarti dalam lingkungan problem

posing tidak ada satu jawaban yang benar, siswa bersedia mengambil

resiko, untuk membuat/memunculkan apa yang mereka anggap menjadi

variasi yang menarik dari masalah. Berdasarkan pernyataan ini, problem

posing mengajak siswa untuk berani mengambil resiko tanpa

mempedulikan apakah jawabannya benar atau tidak terlebih dahulu yang

terpenting adalah berusaha memposisikan diri sebagai orang yang mampu

menyesaikan masalah dengan membuat pertanyaan-pertanyaan terlebih

dahulu.

Silver (Silver dan Cai 1996: 523) pengajuan soal dapat diaplikasikan

dalam 3 bentuk aktivitas kognitif matematika yang berbeda yakni (1) Pre-

solution posing, (2) within-solution posing, dan (3) post-solution posing.

1. Pre Solution Posing

Pre-solution posing yaitu pembuatan soal berdasarkan situasi

yang diadakan atau informasi yang diberikan. Proses

memformulasikan kembali masalah matematika dengan kata-kata

sendiri berdasarkan situasi yang diberikan. Siswa hanya diberikan

situasi tertentu sebagai stimulus dalam merumuskan soal/masalah.

Berkaitan dengan situasi yang dipergunakan dalam kegiatan

perumusan masalah/soal dalam pembelajaran matematika, Walter dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Brown (1993: 302) menyatakan bahwa soal dapat dibangun melalui

beberapa bentuk, antara lain gambar, benda manipulatif, permainan,

teorema/konsep, alat peraga, soal, dan solusi dari soal. Sedangkan

English (1998) membedakan dua macam situasi atau konteks, yaitu

konteks formal bisa dalam bentuk simbol (kalimat matematika) atau

dalam kalimat verbal, dan konteks informal berupa permainan dalam

gambar atau kalimat tanpa tujuan khusus. Siswa diminta untuk

mengajukan soal dengan mengkaitkan informasi itu dengan

pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dengan demikian, masalah

matematika yang diajukan oleh siswa mengacu pada situasi yang telah

disiapkan oleh guru dan murni sebagai hasil pemikiran yang dilatar

belakangi oleh situasi yang diberikan.

2. Within-solution Posing

Within-solution posing, yaitu pembuatan atau formulasi soal

menjadi sub-sub pertanyaan baru. Dapat pula diartikan sebagai

perumusan masalah matematika sederhana atau perumusan ulang

masalah yang telah diberikan dengan beberapa cara dalam rangka

menyelesaikan masalah yang rumit. Dengan demikian, pembuatan soal

akan mendukung penyelesaian soal semula. Untuk membuat soal baru

dari soal yang sudah ada, siswa harus mengenali struktur matematis

dari soal-soal tersebut, dan menempatkannya pada ciri kontekstual

serta mengutamakan elemen-elemen struktural. Itulah mengapa mereka


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

harus mengkonstruksi model atau representasi dari ide-ide matematis

dan bagaimana mereka menghubungkannya.

3. Post-solution Posing

Strategi ini juga disebut sebagai strategi “find a more

challenging problem”. Siswa memodifikasi atau merevisi tujuan atau

kondisi soal yang telah diselesaikan untuk menghasilkan soal-soal baru

yang lebih menantang. Pembuatan soal demikian merujuk pada

strategi “what-if-not …?” atau ”what happen if …”.

Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk membuat soal

dengan strategi itu adalah sebagai berikut,

a. Mengubah informasi atau data pada soal semula.

b. Menambah informasi atau data pada soal semula.

c. Mengubah nilai data yang diberikan, tetapi tetap mempertahankan

kondisi atau situasi soal semula.

d. Mengubah situasi atau kondisi soal semula, tetapi tetap

mempertahankan data atau informasi yang ada pada soal semula.

Table 2.1. Perbandingan Teknik-teknik Inovasi pada Storytelling

dan Pengajuan Soal Matematika Menurut Ban Har (2009)

Inovasi dalam cerita Inovasi dalam Ciri/keistimewaan


pengajuan soal soal
Substitution – Replacement – Soal digunakan untuk
menceritakan cerita mengajukan soal yang drill
yang sama dengan sama tapi mengganti
sedikit perubahan jumlah
seperti nama, objek, (amounts/quantities),
tempat. gambar, bentuk, unit,
dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Inovasi dalam cerita Inovasi dalam Ciri/keistimewaan


pengajuan soal soal
Addition – Addition – mengajukan Soal dikembangkan
menceritakan cerita soal yang sama tetapi dan menjadi lebih
yang sama tetapi memberikan batasan kompleks
menambah deskripsi, atau menambah
dialog atau kejadian- tantangan
kejadian
Alteration – membuat Modification – Soal akan menjadi
perubahan yang mengambil soal yang benar-benar baru tetapi
memuat reperkusi, sama tetapi masih dapat dikerjakan
contohnya perubahan memodifikasi dengan menggunakan
karakteristik, (memberikan tambahan) penyelesaian dari soal
memodernisasi latar soal semula sebagai acuan.
dan waktu, dan
mengubah ending.
Transformation – Contextualizing – Masalah menjadi lebih
menceritakan cerita membuat soal yang kontekstual tetapi
yang sama dengan kontekstual atau dasarnya masih sama
gaya (genre) yang berkaitan langsung dengan soal semula.
berbeda. dengan kehidupan
siswa.
Change of viewpoint – Turning the problem Soal menjadi lebih
menceritakan cerita around atau reversing menarik, menantang
dari sudut pandang the problem – dan benar-benar
tokoh yang berbeda mengambil soal yang berbeda.
sama tetapi yang
diketahui menjadi yang
ditanyakan demikian
sebaliknya.
Recycling the plot – Reformulation – Soal berbeda tetapi
menggunakan mengajukan soal yang menggunakan
kembali pola alur sama dengan tipe pengetahuan dari
pokok berbeda konsep dan keahlian
yang serupa dengan
soal semula

Menurut problem posing tipe post-solution, siswa harus dapat

memecahkan dan menyelesaikan soal-soal rangsangan dengan baik

sebelum dapat melakukan pengajuan soal.

Cara memecahkan masalah terdapat beberapa langkah. Para ahli

menjelaskan langkah-langkah dalam memecahkan masalah. Salah satunya

adalah Polya (1985) memaparkan ada empat langkah dalam pemecahan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

masalah, yaitu (1) memahami masalah, (2) menyusun rencana pemecahan,

(3) melaksanakan rencana pemecahan, dan (4) memeriksa kembali.

Berikut merupakan penjelasan dari langkah-langkah tersebut:

1. Memahami masalah (understanding problem)

Dalam langkah ini siswa dapat menentukan apa yang diketahui dalam

soal tersebut dan menentukan apa yang ditanyakan.

2. Menyusun rencana pemecahan (devising a plan)

Dalam langkah ini siswa harus menyusun rencana pemecahan, yaitu

dengan cara melihat dari kondisi soal kemudian mempersiapkan

strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.

3. Melaksanakan rencana pemecahan (carrying out the plan)

Dalam langkah ini siswa melaksanakan rencana pemecahan masalah

yang merupakan tindak lanjut dari langkah kedua. Disini siswa

menjalankan strategi yang telah disiapkan untuk menyelesaikan

masalah.

4. Memeriksa kembali (looking back)

Dalam langkah ini dilaksanakan untuk melihat bahwa untuk setiap

langkah dalam menyelesaikan masalah adalah sudah benar.

Dalam proses pemecahan masalah, terdapat beberapa indikator untuk

mengetahui kemampuan dalam memecahkan masalah. Menurut NCTM

(1989: 209) indikator kemampuan memecahkan masalah adalah sebagai

berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

1. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan

kecukupan unsur yang diperlukan.

2. Merumuskan masalah secara matematik atau menyusun model

matematik.

3. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis

dan masalah baru) dalam atau di luar matematika.

4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal

5. Menggunakan matematika secara bermakna.

Silver dan Cai (1996: 526) mengemukakan bahwa respon siswa

terhadap stimulus yang diberikan oleh guru bisa dikategorikan menjadi 3

kemungkinan, yaitu:

1. Pertanyaan Matematika (Soal Matematika)

Respon siswa dalam bentuk pertanyaan (soal) matematika yang

diajukan mengandung masalah matematik yang berkaitan dengan

situasi yang diberikan.Pertanyaan (soal) matematika ini, selanjutnya

diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu pertanyaan matematika

yang dapat diselesaikan dan pertanyaan matematika yang tidak dapat

diselesaikan. Pertanyaan (soal) matematika yang dapat diselesaikan

adalah pertanyaan (soal) yang memuat informasi yang cukup dari

situasi yang ada untuk diselesaikan, atau jika pertanyaan tersebut

memiliki tujuan yang tidak sesuai dengan informasi yang ada.

Selanjutnya pertanyaan (soal) matematika yang dapat diselesaikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

juga dibedakan atas dua hal, yaitu pertanyaan yang memuat informasi

baru dan pertanyaan yang tidak memuat informasi baru.

2. Pertanyaan Non-Matematika (Bukan Soal Matematika)

Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung masalah matematik atau

tidak mempunyai kaitan dengan informasi yang terkandung dalam

situasi yang diberikan.

3. Pernyataan

Pernyataan adalah kalimat yang bersifat ungkapan atau berita yang

tidak memuat pertanyaan, tetapi sekedar ungkapan yang bernilai benar

atau salah juga tidak mengandung masalah matematik maupun

persoalan non-matematik.

Persoalan-persoalan yang diajukan para siswa akan bervariasi

berdasarkan level matematis dan seberapa luas pengetahuan matematika

mereka dan berapa banyak pengetahuan mereka tentang matematika.

Untuk menilai tugas problem posing yang dibuat oleh siswa menurut

Silver & Cai (2005 :131) terdapat tiga kriteria, yaitu :

a. Kuantitas

Kriteria ini menilai banyaknya masalah atau soal yang dihasilkan oleh

siswa.

b. Keaslian Soal (Orisinalitas)

Keaslian soal berkaitan dengan ide perumusan soal.

c. Kompleksitas Soal

Kompleksitas soal ini mengkategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

1) Soal Matematika

Soal matematika adalah soal yang memuat masalah matematika.

Soal matematika diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu :

a) Soal matematika yang dapat diselesaikan

Soal matematika yang dapat diselesaikan adalah soal yang

memuat informasi yang cukup dari situasi yang telah ada untuk

diselesaikan, atau juga soal tersebut memiliki tujuan yang tidak

sesuai dengan informasi yang ada. Kategori ini juga dibedakan

atas dua hal, yaitu soal yang memuat informasi baru dan soal

yang tidak memuat informasi baru

b) Soal matematika yang tidak dapat diselesaikan.

Soal Matematika yang tidak dapat diselesaikan adalah soal

yang tidak memiliki kecukupan unsur-unsur yang diketahui.

2) Soal bukan Soal Matematika

Soal bukan soal matematika adalah soal yang tidak mengenai

masalah matematika atau tidak mempunyai kaitan dengan

informasi yang diberikan.

3) Pernyataan

Pernyataan adalah kalimat bersifat ungkapan yang tidak memuat

pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Adapun keunggulan-keunggulan pendekatan problem posing yaitu:

1. Komunikasi terjadi dua arah, baik antara siswa dengan guru maupun

antara siswa dengan siswa;

2. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator serta moderator;

3. Siswa mendapatkan konsep dari kegiatan belajar mandirinya, karena

mendapatkan informasi baru yang belum diketahuinya;

4. Siswa mengungkapkan pendapatnya, menganalisis soal, merumuskan

soal, kemudian menyelesaikan soal-soal yang diajukannya sendiri;

5. Siswa melihat merencanakan, kemudian mengajukan masalah (soal)

sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

C. Taksonomi Pendidikan

Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-

ciri tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk

klasifikasi tujuan instruksional; ada yang menamakannya tujuan

pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran belajar, yang digolongkan

dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu: (1) ranah kognitif,

berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan

berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem

nilai, dan sikap hati; dan (3) ranah psikomotor (berorientasi pada

keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

1. Taksonomi Bloom pada Ranah Kognitif

Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka

dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes,

dan kurikulum di seluruh dunia (Chung, 1994; Lewy dan Bathory,

1994; Postlethwaite, 1994). Taksonomi Bloom mengklasifikasikan

perilaku menjadi enam kategori, dari yang sederhana (mengetahui)

sampai dengan yang lebih kompleks (mengevaluasi). Ranah kognitif

terdiri atas (berturut-turut dari yang paling sederhana sampai yang

paling kompleks).

Taksonomi Bloom ranah kognitif berturut-turut dari yang paling

sederhana sampai yang paling kompleks diilustrasikan seperti pada

gambar.

Gambar 2.1Tabel Dimensi Taksonomi Bloom oleh Gunawan dan Palupi

(2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

2. Taksonomi Bloom Edisi Revisi

Perubahan dari kerangka pikir asli ke revisinya diilustrasikan

seperti pada bagan berikut ini,

Dimensi Dimensi
tersendiri Pengetahuan
Pengetahuan

Mengingat
Pemahaman
Memahami
Aplikasi
Mengaplikasikan Dimensi Proses
Analisis Kognitif
Menganalisis

Sintesis Mengevaluasi

Mencipta
Evaluasi

Kata Benda Kata Kerja

Bagan 2.1. Perubahan dari Kerangka Pikir Asli ke Revisi (Anderson dan

Krathwohl, 2001: 268)

Pengertian Dimensi Kognitif menurut Anderson dan Krathwohl

(2001:66-88) yakni:

(a) Mengingat

Mengenal dan mengingat pengetahuan yang relevan dari ingatan

jangka panjang (menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan,

pengenalan). Kategori mengingat terdiri dari proses kognitif

recognizing (mengenal kembali) dan recalling (mengingat).

Recognizing adalah memperoleh kembali pengetahuan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

relevan dari memori jangka panjang kemudian

membandingkannya dengan informasi yang tersaji. Dalam

recognizing, siswa mencari potongan informasi dalam memori

jangka panjang yang identik atau hampir sama dengan informasi

yang baru disampaikan. Ketika menemui informasi baru, siswa

menentukan mana informasi yang berkaitan dengan pengetahuan

yang sebelumnya diperoleh kemudian mencari yang cocok.

Recalling adalah memperoleh kembali pengetahuan yang sesuai

dari memori jangka panjang ketika merespon suatu masalah atau

diberikan suatu perintah. Perintah dapat berupa sebuah

pertanyaan. Dalam recalling, siswa mencari sebagian informasi

dalam memori jangka panjang, kemudian membawanya untuk

mengerjakan memori dimana informasi ini dapat diproses.

(b) Memahami

Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan

pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk

lisan, tulisan maupun grafik. Siswa mengerti ketika mereka

mampu menentukan hubungan antara pengetahuan yang baru

diperoleh dengan pengetahuan mereka yang lalu.

(c) Menerapkan

Menggunakan prosedur melalui eksekusi atau implementasi

(Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan

mengenali pola penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

agak berbeda atau berlainan). Eksekusi lebih cenderung kepada

kemampuan menyelesaikan masalah secara skill dan algoritma

daripada kemampuan teknik dan metode. Implementasi

berhubungan dengan teknik dan metode daripada skill dan

algoritma.

(d) Menganalisis

Membagi materi dalam beberapa bagian, menentukan hubungan

antara bagian atau secara keseluruhan dengan melakukan

penurunan, pengelolaan, dan pengenalan atribut. Analisis

menekankan pada kemampuan merinci sesuatu unsur pokok

menjadi bagian-bagian dan melihat hubungan antar bagian

tersebut. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis

informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan

informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola

atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan

faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.

(e) Menilai atau Mengevaluasi

Membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar melalui

pengecekan dan kritik (memecahkan ke dalam bagian, bentuk dan

pola). Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan

pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu.

Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari checking

(mengecek) dan critiquing (mengkritik). Cheking adalah

kemampuan untuk mengetes konsistensi internal atau kesalahan

pada operasi atau hasil dan mendeteksi keefektifan prosedur yang

digunakan. Critiquing adalah kemampuan memutuskan hasil atau

operasi berdasarkan kriteria dan standar tertentu serta mendeteksi

apakah hasil yang diperoleh berdasarkan suatu prosedur

menyelesaikan suatu masalah mendekati jawaban yang benar.

(f) Menciptakan

Mengembangkan ide, produk, atau metode baru dengan cara

menggabungkan unsur-unsur untuk membentuk fungsi secara

keseluruhan dan menata kembali unsur-unsur menjadi pola atau

struktur baru melalui perencanaan, pengembangan, dan produksi

(Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang

sebelumnya kurang jelas). Siswa dikatakan mampu mencipta jika

dapat membuat produk baru dengan merombak beberapa elemen

atau bagian ke dalam bentuk atau stuktur yang belum pernah

diterangkan oleh guru sebelumnya. Proses mencipta dapat

dipecah menjadi tiga fase yaitu: masalah diberikan, dimana siswa

mencoba untuk memahami soal, dan mengeluarkan solusi yang

mungkin; perencanaaan penyelesaian, di mana siswa memeriksa

kemungkinan dan memikirkan rancangan yang dilaksanakan; dan

pelaksanaan penyelesaian, di mana siswa berhasil melaksanakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

rencana. Karena itu, proses kreatif dapat diartikan sebagai awalan

yang memiliki fase yang berbeda di mana akan muncul

kemungkinan penyelesaian yang bermacam-macam sebagaimana

yang dilakukan siswa yang mencoba untuk memahami soal

(generating). Langkah ini dilanjutkan dengan langkah yang

mengerucut, dimana siswa memikirkan metode penyelesaian dan

menggunakannya dalam rancangan kegiatan (planning). Terakhir,

rencana dilaksanakan dengan cara siswa menyusun penyelesaian

(producing).

Tabel 2.2. Dimensi Proses Kognitif (Anderson dan Krathwohl,

2001)

Kategori dan Proses


Definisi dan Contoh
Kognitif
1. MENGINGATMengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali Menempatkan pengetahuan dalam memori jangka
panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut
(Misalnya mengenali bentuk persamaan kuadrat
atau mengenali gambar fungsi kuadrat).

1.2 Mengingat Kembali Mengambil pengetahuan yang relevan dari


memori jangka panjang (Misal mengingat
kembali rumusjumlah akar-akar persamaan
kuadrat)
2. MEMAHAMIMengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru
2.1 Menafsirkan Mengubah satu bentuk gambaran menjadi bentuk
lain (Misalnya, membuat model matematika dari
suatu masalah)

2.2 Mencontohkan Menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep


atau prisnsip (Misalnya, memberi contoh tentang
masalah-masalah yang melibatkan persamaan dan
fungsi kuadrat)

2.3 Mengklasifikasikan Menemukan sesuatu dalam satu kategori


(Misalnya, mengklasifikasikan kelainan-kelainan
mental yang telah diteliti atau dijelaskan)

2.4 Merangkum Mengabstraksikan tema umum atau poin(-poin)


pokok (Misalnya, mengidentifikasi unsur-unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Kategori dan Proses


Definisi dan Contoh
Kognitif
yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal
cerita persamaan dan fungsi kuadrat).

2.5 Menyimpulkan Membuat kesimpulan yang logis dari informasi


yang diterima (Misalnya menginterpretasikan
hasil sesuai permasalahan asal dalam soal cerita
persamaan dan fungsi kuadrat).

2.6 Membandingkan Menentukan hubungan antara dua ide, dua objek


(Mengontraskan, dan semacamnya (Misalnya membandingkan
memetakan, penggunaan persamaan kuadrat dalam
mencocokkan) matematika dan fisika)

2.7 Menjelaskan Membuat model sebab-akibat dalam sebuah


sistem (Misalnya, menjelaskan sebab-sebab
terjadinya peristiwa penting pada abad ke-18 di
Indonesia)
3. MENGAPLIKASIKANMenerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang
(Melaksanakan) familier (Misalnya memfaktorkan suatu
persamaan kuadrat untuk menemukan akar-
akarnya atau membuat sketsa grafik dari
persamaan kuadrat ).

3.2 Mengimplementasikan Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang


tidak familier (Misalnya , menggunaan
diskriminan pada konteks yang tepat).
4. MENGANALISISMemecah-mecah materi menjadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau
tujuan.
4.1 Membedakan Membedakan bagian materi pelajaran yang
relevan dari yang tidak relevan, bagian yang
penting dari yang tidak penting (Membedakan
grafik fungsi kuadrat dan grafik bukan fungsi
kuadrat).

4.2 Mengorganisasi Menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja


atau berfungsi dalam sebuah struktur (Misalnya,
menentukan unsur-unsur yang diperlukan dalam
menggambar grafik fungsi kuadrat)

4.3 MengatribusikanMenentukan sudut pandang, bias, nilai, atau


maksud dibalik materi pelajaran (Misalnya,
menunjukkan sudut pandang penulis suatu esai
sesuai dengan pandangan politik si penulis)
5. MENGEVALUASIMengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau
standar
5.1 Memeriksa Menemukan inkonsistensi atau kesalahan dalam
suatu proses atau produk; menentukan apakah
suatu proses atau produk memiliki konsistensi
internal;menemukan efektivitas suatu prosedur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Kategori dan Proses


Definisi dan Contoh
Kognitif
yang sedang dipraktikkan (Misalnya, memeriksa
kebenaran sebuah pernyataan yang berkaitan
dengan persamaan dan fungsi kuadrat).

5.2 Mengkritik Menemukan inkosistensi suatu produk dan


kriteria eksternal ; menentukan apakah suatu
produk memiliki konsistensi eksternal;
menemukan ketepatan suatu prosedur untuk
menyelesaikan masalah (Misalnya, menentukan
suatu metode terbaik dari metode-metode untuk
menyelesaikan suatu persamaan kuadrat)
6. MENCIPTAMemadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang
baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.
6.1 Merumuskan Membuat hipotesis-hipotesis berdasarkan kriteria
(Misalnya, membuat hipotesis tentang sebab-
sebab terjadinya suatu fenomenon).

6.2 Merencanakan Merencanakan prosedur untuk menyelesaikan


suatu tugas (Misalnya, merencanakan proposal
penelitian tentang topik sejarah tertentu).

6.3 Memproduksi Menciptakan suatu produk untuk suatu tujuan


tertentu (Misalnya, membuat penyelesaian
masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan
memanfaatkan materi persamaan dan fungsi
kuadrat).

3. Dimensi Pengetahuan Taksonomi Edisi Revisi

Dimensi pengetahuan (Tabel 2.2) merupakan dimensi tersendiri

dalam taksonomi Bloom edisi revisi. Dalam dimensi ini akan dipaparkan

empat jenis kategori pengetahuan. Tiga jenis pertama dalam taksonomi

revisi ini mencakup semua jenis pengetahuan yang terdapat dalam

taksonomi Bloom, namun mengganti sebagian nama jenisnya dan

mengubah sebagian subjenisnya ke dalam kategori-kategori yang lebih

umum. Sementara kategori keempat, yaitu pengetahuan metakognitif dan

subjenisnya semuanya baru.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

a. Pengetahuan Faktual

Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang

digunakan oleh para pakar dalam menjelaskan, memahami, dan

secara sistematis menata disiplin ilmu mereka. Pengetahuan faktual

berisikan elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa jika

mereka akan mempelajari suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan

masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Pengetahuan faktual terbagi

menjadi dua subjenis yaitu:

(1) pengetahuan tentang terminologi (contohnya pengetahuan

mengenai definisi dan bentuk umum persamaan kuadrat dan

fungsi kuadrat, simbol-simbol pokok dan istilah yang

digunakan dalam materi persamaan dan fungsi kuadrat,

mengenali grafik fungsi kuadrat).

(2) pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang

spesifik. Fakta-fakta yang spesifik adalah fakta-fakta yang

dapat disendirikan sebagai elemen-elemen yang terpisah dan

berdiri sendiri (Pengetahuan tentang unsur-unsur persamaan

kuadrat).

b. Pengetahuan Konseptual

Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang

kategori, klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori

pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata. Pengetahuan

konseptual meliputi skema, model, mental, dan teori yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

mempresentasikan pengetahuan manusia tentang bagaimana suatu

materi kajian ditata dan distrukturkan, bagaimana bagian-bagian

informasi saling berkaitan secara sistematis, dan bagaimana

bagian-bagian ini berfungsi bersama. Pengetahuan konseptual

terdiri dari tiga subjenis yaitu:

(1) pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori (meliputi kategori,

kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan

dalam pokok bahasan yang berbeda);

(2) pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Pengetahuan

tentang perbedaan persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat).

Prinsip dan generalisasi cenderung mendominasi suatu disiplin

ilmu akademis dan digunakan untuk mempelajari fenomena

atau memecahkan masalah -masalah dalam disiplin ilmu. Salah

satu tanda dari seorang ahli pokok bahasan adalah kemampuan

untuk mengenali pola-pola yang bermakna (contohnya

generalisasi) dan menghidupkan pengetahuan pola-pola yang

relevan ini dengan sedikit usaha kognitif; dan

(3) pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.

Klasifikasi dan kategori merupakan landasan bagi prinsip dan

generalisasi. Prinsip dan generalisasi menjadi dasar bagi teori,

model, dan struktur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

c. Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan prosedural adalah “pengetahuan tentang cara”

melakukan sesuatu atau pengetahuan bagaimana seseorang

melakukan sesuatu, pengetahuan bagaimana performa seseorang

dalam menjalankan langkah-langkah dalam suatu proses. Prosedur

berarti tahap demi tahap suatu proses untuk mencapai hasil yang

diharapkan. Penguasaan pengetahuan prosedural berarti

penguasaan proses. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan

tentang keterampilan, algoritma, teknik, dan metode, yang

semuanya disebut dengan prosedur. Pengetahuan prosedural

berkaitan dengan pertanyaan “bagaimana”. Pengetahuan prosedural

ini terbagi menjadi tiga subjenis yaitu:

(1) pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan

algoritma (Misal pengetahuan tentang berbagai algoritma untuk

menentukan akar-akar persamaan kuadrat);

(2) pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu;

dan (Misal pengetahuan perihal kriteria untuk menentukan

metode dalam menentukan akar-akar persamaan kuadrat);

(3) pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus

menggunakan prosedur yang tepat (misal, memilih rumus

untuk menyelesaikan sebuah masalah yang berkaitan dengan

persamaan dan fungsi kuadrat).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

d. Pengetahuan Metakognitif

Pengetahuan metakognitif merupakan dimensi baru dalam

taksonomi revisi. Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan

dan kesadaran seseorang tentang proses-proses kognitifnya sendiri.

Seseorang tahu bagaimana melakukan berbagai tugas bila

dibandingkan dengan orang lain. Jadi, metakognitif bisa dikatakan

pengetahuan dimana hanya orang itu sendiri yang mengetahui apa

yang ada dalam dirinya sendiri, bukan orang lain. Berdasarkan

pendapat Flavell (Schoenfeld 1985: 363), metakognisi mengacu

pada:

1. Pengetahuan atau kesadaran seseorang tentang proses

berpikir dirinya sendiri, seperti “Saya sudah menguasai

bahan ini”.

2. Pengendalian diri (kontrol atau self regulation) selama

berpikir, seperti “saya harus melakukan kegiatan A, lalu

kegiatan B dan saya harus hati-hati di bagian C.”

Pencantuman pengetahuan metakognitif dalam kategori

dimensi pengetahuan dilandasi oleh hasil penelitian-penelitian

terbaru tentang peran penting pengetahuan siswa mengenai kognisi

mereka sendiri dan kontrol mereka atas kognisi itu dalam aktivitas

belajar. Salah satu ciri belajar dan penelitian tentang pembelajaran

yang berkembang adalah menekankan pada metode untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

membuat siswa semakin menyadari dan bertanggung jawab atas

pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri.

Pengetahuan metakognitif terbagi menjadi tiga subjenis yaitu:

(1) pengetahuan strategis yakni melibatkan pengetahuan kapan dan

bagaimana penerapan strategi-strategi itu digunakan.

(2) pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif yang meliputi

pengetahuan kontekstual dan kondisional (melibatkan

pengetahuan tentang sifat sebuah tugas dan jenis proses yang

harus dilakukan dalam menyelesaikan tugas itu).

(3) pengetahuan diri (berkaitan dengan pengetahuan bagaimana

siswa belajar dan memproses informasi serta pengetahuan

tentang proses-proses belajar yang dimilikinya).

D. Persamaan dan Fungsi Kuadrat

1. Persamaan Kuadrat

a. Pengertian Persamaan Kuadrat

Persamaan kuadrat didefinisikan sebagai kalimat terbuka yang

menyatakan hubungan sama dengan (=) dan pangkat tertinggi dari

variabelnya dua. Bentuk umum persamaan kuadrat dalam adalah

dengan dan dan .

b. Cara-Cara Menyelesaikan Persamaan Kuadrat

Menyelesaikan persamaan kuadrat berarti

mencari nilai yang memenuhi persamaan kuadrat tersebut. Nilai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

yang memenuhi persamaan kuadrat disebut akar atau solusi dari

persamaan kuadrat. Persamaan kuadrat dapat ditentukan akar-

akarnya dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Memfaktoran.

Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara

pemfaktoran menggunakan sifat yang berlaku pada sistem

bilangan real. Sifat itu dapat dinyatakan sebagai berikut.

Jika dan berlaku maka atau .

b. Menggunakan Sifat Akar Kuadrat.

Akar-akar persamaan kuadrat dapat ditentukan dengan

menggunakan sifat

Jika dan berlaku maka √

( √ )( √ )

√ atau √

c. Melengkapkan Kuadrat Sempurna.

Langkah-langkah menyelesaikan persamaan kuadrat dengan

melengkapkan kuadrat sempurna adalah sebagai berikut:

(1) Kurangi suku konstanta dari kedua ruas.

(2) Bagi kedua ruas dengan , koefisien dari .

(3) Tambahkan setiap ruas dengan kuadrat dari setengah

koefisien dari .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

(4) Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan

menggunakan sifat “ jika dan berlaku maka

√ .“

d. Menggunakan Rumus Persamaan Kuadrat.

Akar-akar persamaan kuadrat dapat


diselesaikan dengan rumus :

Rumus tersebut dikenal dengan rumus persamaan kuadrat yang

diturunkan dari persamaan kuadrat dengan metode

melengkapkan kuadrat.

( ) =( )

( ) =

( ) =

= √


=


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

c. Sifat-Sifat Akar Persamaan Kuadrat

Akar-akar persamaan kuadrat , berhubungan

erat dengan koefisien-koefisien dan . Rumus akar-akar

persamaan kuadrat:

Misalkan akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah dan

, maka berdasarkan rumus di atas, dapat dikembangkan rumus

jumlah akar-akar ( ) dan hasil kali akar-akar ( )

persamaan kuadrat yang dinyatakan dalam

koefisien-koefisien dan .

1) Jumlah akar-akar persamaan kuadrat

√ √
=

2) Hasil kali akar-akar persamaan kuadrat:

√ √
=[ ][ ]

( )
=

=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Jika dan adalah akar-akar persamaan kuadrat

( ), maka jumlah dan hasil kali akar-akar

persamaan kuadrat itu ditentukan dengan rumus:

dan

Rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat

dapat digunakan untuk:

 Menghitung bentuk simetri akar-akar persamaan kuadrat

 Menghitung koefisien-koefisien persamaan kuadrat yang akar-

akarnya memenuhi sifat-sifat tertentu

 Menyusun persamaan kuadrat

Misalkan dan adalah akar-akar persamaan kuadrat

; dan ( )

 Akar-akarnya berlawanan ( )

 Akar-akarnya berkebalikan ( )

 Salah satu akarnya ( atau )

 Misalkan maka ( ) ( )

Misalkan maka ( ) ( )

Jadi

 Misalkan maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

( )

atau

Jadi salah satu akarnya .

 Kedua akarnya bertanda sama 

 Kedua akarnya berlainan tanda 

d. Diskriminan dan Penggunaannya

Akar-akar persamaan kuadrat dapat


diperoleh dengan rumus .

Dari rumus di atas terlihat bahwa penyelesaian atau akar-akar

suatu persamaan kuadrat sangat ditentukan oleh nilai .

Bentuk disebut diskriminan dari persamaan kuadrat

dan dilambangkan dengan huruf , sehingga

. Pemberian nama diskriminan untuk ,

karena nilai inilah yang membedakan (mendiskriminasi) jenis

akar suatu persamaan kuadrat.

Misal akar-akar dari persamaan kuadrat

adalah dan maka berlaku sifat dan

( ) ( )

( ) ( ) ( )

( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

( )

( )

( )

Dari hasil akhir di atas dapat disimpulkan bahwa jika akar-akar

persamaan kuadrat real dan berlainan dan karena bilangan real,

maka nilai pasti positif. Kalau kedua akar tersebut real dan sama

besar, maka . Untuk , akar-akar persamaan kuadrat

tidak real.

1) Jika maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar real

yang berlainan.

Jika berbentuk kuadrat sempurna maka kedua akarnya

rasional.

2) Jika maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar

yang sama (akar kembar) dan real.

3) Jika maka persamaan kuadrat tidak mempunyai akar

real atau kedua akarnya tidak real (imajiner).

e. Menyusun Persamaan Kuadrat

Jika akar-akar sebuah persamaan kuadrat telah diketahui maka

persamaan kuadrat baru dapat disusun dengan dua cara.

1. Memakai Faktor

Apabila suatu persamaan kuadrat dapat difaktorkan menjadi

( )( ) maka dan merupakan akar-akar

persamaan kuadrat tersebut. Sebaliknya, apabila dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

merupakan akar-akar suatu persamaan kuadrat, maka

persamaan kuadrat itu dapat ditentukan dengan rumus:

( )( ) .

2. Memakai Rumus Jumlah dan Hasil Kali Akar-Akar

Persamaan kuadrat ( ) dapat

dinyatakan dalam bentuk , yaitu dengan

membagi kedua ruas persamaan semula dengan .

Dari rumus jumlah dan hasil kali akar-akar, kita peroleh

hubungan :

( )

Jadi, persamaan dapat dinyatakan dalam

bentuk :

( ) ( )

2. Fungsi Kuadrat

a. Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat

Bentuk umum fungsi kuadrat dalam adalah ( )

dengan dan . Grafik fungsi kuadrat berupa

parabola.

Untuk membuat sketsa grafik fungsi kuadrat ( )

secara umum dapat ditempuh dengan langkah-langkah

sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

(1) Menentukan Titik Potong Grafik dengan Sumbu Koordinat

i. Titik potong dengan Sumbu X

Titik potong dengan sumbu X diperoleh jika ( ) .

Dengan demikian, didapatkan . Absis

titik potong dengan sumbu X diperoleh dari akar-akar

persamaan kuadrat tersebut. Banyaknya titik potong dengan

sumbu X tergantung pada nilai diskriminannya, yaitu

a) Jika , maka grafik memotong sumbu X di dua

titik yang berbeda.

b) Jika , maka grafik menyinggung sumbu X.

c) Jika , maka grafik tidak memotong atau

menyinggung sumbu X.

Tabel 2.3. Grafik Fungsi Kuadrat Berdasarkan nilai a dan

nilai D

D>0 D=0 D<0

a> 0

x x

x
a< 0 x

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

ii. Titik Potong dengan Sumbu Y

Titik potong dengan sumbu Y diperoleh jika . Dengan

demikian, didapatkan ( ) ( ) . Jadi, titik

potong grafik ( ) dengan sumbu Y

adalah ( ) dan posisi titik potongnya dengan sumbu Y

secara otomatis bergantung pada nilai .

a) Jika , maka grafik memotong sumbu Y positif.

b) Jika , maka grafik melalui titik pusat ( ).

c) Jika , maka grafik memotong sumbu Y negatif.

Tabel 2.4. Grafik Fungsi Kuadrat Berdasarkan Nilai a

dan nilai c

c >0 c=0 c <0

Y Y
a>0 Y

X X X
O O O

a<0 Y Y Y

X X X
O O O
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

(2) Menentukan Titik Puncak atau Titik Balik dan Persamaan

Sumbu Simetri

Titik puncak atau titik balik parabola dapat

dicari dengan mengubah bentuk kuadrat pada ruas kanan

persamaan parabola menjadi bentuk kuadrat sempurna. Dari

bentuk kuadrat itu selanjutnya dapat pula ditentukan persamaan

sumbu simetrinya.

 ( )

 ( )

 ( )

Untuk a > 0:

Oleh karena bentuk ( ) selalu positif atau sama dengan

nol untuk semua , maka 0 merupakan nilai terkecil

(minimum) dari ( ) . Dengan demikian

( ) mempunyai nilai minimum dan

nilai itu dicapai jika ( ) atau . Jadi, titik

puncak atau titik balik minimum parabola ( )

adalah ( ). Persamaan sumbu simetri

parabola ( ) adalah .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Untuk a < 0:

Oleh karena bentuk ( ) selalu negatif atau sama

dengan nol untuk semua maka 0 merupakan nilai

terbesar (maksimum) dari ( ) . Dengan demikian,

( ) mempunyai nilai maksimum

dan nilai itu dicapai jika ( ) atau

. Jadi, titik puncak atau titik balik maksimum parabola

adalah ( ). Persamaan sumbu simetri parabola

( ) adalah .

Dari keterangan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

i. Parabola , dengan a, b, c dan a ≠ 0,

mempunyai titik puncak atau titik balik ( ).

ii. Jika a >0 maka titik baliknya adalah titik balik minimum

dan parabola terbuka ke atas. Jika a < 0 maka titik

baliknya adalah titik balik maksimun dan parabola terbuka

ke bawah.

iii. Persamaan sumbu simetri parabola

adalah .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

b. Membentuk Fungsi Kuadrat

1) Menentukan Fungsi Kuadrat Jika Grafiknya Memotong Sumbu

X di ( ) dan ( ), serta Melalui Sebuah Titik Tertentu

Jika suatu grafik fungsi kuadrat

memotong sumbu X di titik ( ) dan ( ), maka dan

disebut pembuat nol fungsi. Dengan demikian fungsi kuadrat

tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

( )( )

Bukti :

Diketahui, dan

( )

( )

( ( ) ( ))

( )( )

Nilai a dapat ditentukan dengan mensubtitusikan nilai x

dan y dari satu titik lain yang diketahui ke dalam persamaan di

atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

2) Menentukan Fungsi Kuadrat Jika Grafiknya Memiliki Titik

Puncak ( ) dan Melalui Sebuah Titik Tertentu.

Jika grafik fungsi kuadrat melalui titik puncak ( ),

maka rumus fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai

berikut:

( )

( )

Nilai dapat ditentukan dengan mensubtitusikan nilai x

dan y dari titik lain yang dilalui grafik ke dalam rumus tersebut.

3) Menentukan Fungsi Kuadrat Jika Grafiknya Melalui Tiga Buah

Titik ( )( ) dan ( ).

Rumus fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai:

Nilai a, b, dan c dapat diperoleh dengan mensubtitusikan

nilai x dan y dari ketiga titik tersebut ke rumus diatas

sedemikian sehingga diperoleh tiga buah persamaan dengan

tiga variabel dan melakukan operasi subtitusi dan eliminasi

pada persamaan-persamaan tersebut.

4) Menentukan Fungsi Kuadrat Jika Sketsa Grafiknya Diketahui

Untuk menentukan fungsi kuadrat dari sebuah grafik yang

diketahui, caranya adalah dengan menerjemahkan data yang

dapat dibaca dari tampilan grafik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

E. Kerangka Berpikir.

Tingkat kemampuan pengajuan soal siswa dalam tiga tipe problem

posing berdasarkan taksonomi Bloom edisi revisi dipengaruhi kemampuan

dan pengetahuan matematika siswa. Biasanya siswa yang memiliki tingkat

berpikir yang baik dan pengetahuan matematika yang luas akan dapat

menyusun dan mengajukan soal yang baik pula yaitu dengan

memperhatikan situasi yang diberikan serta memahami urut-urutan

pengerjaan soal semula. Dalam hal ini siswa perlu menguasai materi dan

urutan penyelesaian soal secara mendetail. Namun, tidak menutup

kemungkinan siswa tidak dapat mengajukan soal seperti yang diharapkan

peneliti. Peneliti akan mencari tahu apa penyebabnya dan bagaimana siswa

mengajukan soal dan bagaimana siswa memperoleh ide membuat soal.

Dari sini peneliti akan menyelidiki kemampuan siswa dalam mengajukan

soal berdasarkan taksonomi Bloom hasil revisi serta menyelidiki jenis-

jenis pengetahuan yang dituntut dari soal yang dibuat oleh siswa. Peneliti

memilih siswa-siswa kelas X yang tergabung dalam kelompok olimpiade

karena siswa-siswa tersebut dianggap mampu sesuai dengan teori problem

posing yang menyatakan bahwa pendekatan problem posing dapat

dilaksanakan bagi siswa-siswa dengan kemampuan matematis yang baik.

Sebelum dilaksanakan penelitian, siswa-siswa diingatkan kembali tentang

materi Persamaan dan Fungsi Kuadrat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti kondisi objek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrumen,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan

snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan). Analisis

data bersifat kualitatif dan deskriptif, yaitu menguraikan kemampuan

siswa dalam membuat soal yang berkaitan dengan pokok bahasan

Persamaan dan Fungsi Kuadrat berdasarkan taksonomi Bloom edisi revisi,

dan mengidentifikasi jenis pengetahuan yang dituntut dari soal-soal yang

dibuat siswa berdasarkan dimensi pengetahuan. Data kualitatif tersebut

diperoleh dari lembar pengajuan soal siswa yang diklarifikasi melalui

wawancara. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada

outcome.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret semester genap

tahun pelajaran 2014/2015 di SMA El Shadai Magelang yang berlokasi di

Jalan A. Yani 28 Magelang. Observasi dilaksanakan selama sebulan pada

Januari 2014. Pengambilan data pengajuan soal pada 8 dan 22 Februari

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

2014 dan 1 Maret 2014. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 3 – 8

Maret 2014.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa kelas X SMA El

Shadai Magelang tahun ajaran 2014/2015. Peneliti mengambil subjek

sebanyak 5 orang siswa kelas X yang tergabung dalam kelompok

belajar persiapan olimpiade Matematika karena di kelas persiapan

olimpiade terdapat 7 orang siswa yang terdiri dari 2 siswa kelas XI dan

5 orang siswa kelas X. Peneliti mengambil semua siswa kelas X yang

tergabung dalam kelompok olimpiade tersebut.

2. Objek

Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam

membuat soal Persamaan dan Fungsi Kuadrat berdasarkan taksonomi

Bloom edisi revisi dan jenis soal berdasarkan dimensi pengetahuan.

D. Bentuk Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

a. Data Pengerjaan Soal

Problem posing yang digunakan peneliti adalah problem posing

berdasarkan Brown and Walter (1990). Maka digunakan situasi atau

kondisi yang sudah ditentukan pada lembar kerja 1, sedangkan pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

lembar kerja 2 dan lembar kerja 3 diberikan soal-soal stimulus yang

harus dikerjakan siswa sebelum siswa membuat soal baru.

b. Data Pengajuan Soal

Siswa membuat soal setelah mengerjakan soal rangsangan pada

lembar kerja 2 dan lembar kerja 3. Pada lembar kerja 1, peneliti

menggunakan situasi atau kondisi tertentu untuk merangsang siswa

membuat soal.

c. Data Hasil Wawancara

Siswa akan diwawancara setelah mengerjakan soal rangsangan

dan setelah membuat soal baru. Peneliti merekam wawancara dengan

siswa yang kemudian ditranskrip dan dianalisis. Tujuan dari

wawancara ini adalah untuk memperkuat jawaban siswa dan

memperoleh informasi mengenai soal-soal yang diajukan siswa

termasuk ide-ide dalam pembuatan soal.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Kerja Pengajuan Soal

Lembar kerja terdiri dari 3 lembar kerja. Ketiganya merupakan

lembar kerja yang berkaitan dengan pokok bahasan persamaan dan

fungsi kuadrat. Stimulus pada lembar kerja 1 diambil dari buku

Matematika (Matematika untuk SMA Kelas X semester 1) karangan

Sartono Wirodikromo. Soal Pada lembar kerja 2 diambil dari buku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Guru Matematika SMA/MA/SMK/MAK kelas X karangan kemdikbud

dengan modifikasi dari peneliti dan soal pada lembar kerja 3 dibuat

oleh peneliti.

Stimulus-stimulus yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Seorang anak melemparkan sebatang kayu vertikal ke atas (dengan

kecepatan awal tertentu untuk mengambil layang-layang yang

tersangkut di sebuah pohon. Batang kayu yang dilemparkan (jika

tidak mengenai pohon tersebut) akan mencapai ketinggian tertentu,

kemudian jatuh ke tanah.

2) Pak Ketut ingin membuat 3 buah keramba untuk memelihara ikan

gurame, ikan nila dan udang di kolam ikan bawal yang berukuran

m. Pak Ketut hanya memiliki uang Rp 500.000 untuk

membeli jaring jala yang harganya Rp 6.250 per meter (dengan

lebar jaring jala sama dengan kedalaman kolam Pak Ketut). Ketiga

keramba akan dibuat berdampingan, seperti tampak pada gambar

berikut (dengan alasnya adalah tanah atau dasar kolam). Misalkan

panjang keramba y m dan lebarnya x m, serta jumlah keliling

ketiga keramba tersebut k m. Tentukanlah ukuran keramba agar

luasnya maksimum!

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Bagaimana menentukan ukuran panjang dan lebar permukaan

keramba agar luasnya maksimum dengan uang yang tersedia?

3) Gambar di bawah ini adalah dua segitiga dengan perbandingan luas

ABC : PQR = 3:1


B
A
P x+3 Q
2x
2x+6
4x+12

C
Berapakah selisih keliling kedua segitiga tersebut?

2. Alat Perekam

Alat perekam digunakan untuk merekam semua wawancara yang

berlangsung antara peneliti dan siswa.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengacu

pada masing-masing soal yang diajukan siswa, yakni:

Lembar Kerja 1

(1) Darimana kamu mendapat ide dalam membuat soal tersebut?

(2) Bagaimana penyelesaian dari soal yang kamu buat?

(3) Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan soal yang kamu buat?

(Jika siswa tidak dapat menyelesaikan soal, peneliti membantu

menyelesaikan soal yang dibuat).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Lembar Kerja 2

(1) Apakah kamu dapat menyelesaikan soal stimulus?

(2) Bagaimana kamu menyelesaikan soal stimulus?

(3) Kesulitan apa yang kamu temui dalam mengerjakan soal stimulus

di lembar kerja 2?

(4) Darimana kamu mendapat ide dalam membuat soal tersebut?

(5) Bagaimana penyelesaian dari soal yang kamu buat?

(6) Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan soal yang kamu buat?

(Jika siswa tidak dapat menyelesaikan soal, peneliti membantu

menyelesaikan soal yang dibuat)

(7) Apakah soal yang kamu buat membantu kamu dalam

menyelesaikan soal stimulus?

Lembar Kerja 3

(1) Apakah kamu dapat menyelesaikan soal stimulus?

(2) Bagaimana kamu menyelesaikan soal stimulus?

(3) Kesulitan apa yang kamu temui dalam mengerjakan soal stimulus

di lembar kerja 3?

(4) Darimana kamu mendapat ide dalam membuat soal tersebut?

(5) Bagaimana penyelesaian dari soal yang kamu buat?

(6) Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan soal yang kamu buat?

(Jika siswa tidak dapat menyelesaikan soal, peneliti membantu

menyelesaikan soal yang dibuat).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas hanya garis besar dari

proses wawancara. Pertanyaan wawancara akan berkembang sesuai

dengan soal-soal yang telah diajukan siswa serta tanggapan siswa

dalam wawancara.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari proses pengajuan soal berupa soal-soal yang

dibuat beserta penyelesaian yang dibuat oleh siswa, untuk lembar kerja 2

dan lembar kerja 3 data yang diperoleh termasuk pengerjaan dari soal-soal

rangsangan. Data juga berupa rekaman wawancara yang ditranskrip dan

dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Wawancara dilakukan setelah

siswa selesai mengerjakan soal rangsangan, mengajukan soal dan

menyelesaikan soal yang diajukan. Dengan demikian dapat diketahui ide

dan pola pikir siswa dalam membuat soal.

Soal-soal yang diajukan siswa akan dianalisis untuk melihat

kemampuan problem posing siswa berdasarkan taksonomi Bloom yang

telah direvisi. Soal-soal yang dibuat siswa juga akan dianalisis supaya

diketahui pengetahuan apa yang dituntut berdasarkan dimensi

pengetahuan.

G. Validasi Instrumen

Validasi instrumen berkaitan dengan kemampuan instrumen apakah

sungguh mengukur apa yang akan diukur, atau kesesuaian dengan tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Validasi instrumen dilakukan dengan cara uji pakar, yaitu dengan cara

mengkonsultasikan instrumen-instrumen kepada orang-orang yang

menguasai substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur. Dalam

penelitian ini peneliti melakukan validasi instrumen dengan berkonsultasi

kepada dosen dan guru-guru matematika di SMA El Shadai Magelang.

Instrumen-instrumen diperbaiki berdasarkan masukan para ahli hingga

instrumen tersebut dinyatakan valid. Kemudian instrumen tersebut diuji

cobakan kepada siswa-siswa dengan kelas yang setara tapi bukan siswa

yang akan diteliti. Menurut pencermatan peneliti, mereka memiliki

kemampuan dalam bidang matematika yang setara atau tidak jauh beda

dengan siswa yang menjadi subjek penelitian.

H. Metode Analisis Data

Peneliti menganalisis lembar pengajuan soal secara keseluruhan dari

hasil coret-coretan siswa dan wawancara sehingga diketahui ide dan pola

pikir siswa dalam mengajukan soal. Analisis lembar pengajuan soal dari

lembar kerja 3 disesuaikan dengan jawaban siswa dari soal-soal stimulus.

Jika siswa dapat mengajukan soal tentunya siswa memahami penyelesaian

soal stimulus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Analisis penelitian kualitatif ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Reduksi Data

Pada langkah ini, peneliti melakukan analisis lembar kerja siswa

untuk memilih hal-hal pokok, memusatkan perhatian pada hal-hal

penting, mencari tema dan pola, dan membuang yang dianggap tidak

perlu. Peneliti juga mengumpulkan data lisan yaitu berupa wawancara

siswa. Dari wawancara inilah peneliti menggali informasi yang tidak

ditemukan dalam lembar jawab dan lembar pengajuan soal siswa.

Selain itu juga, peneliti dapat mengetahui ide-ide siswa dalam

mengajukan soal. Peneliti mewawancari semua siswa yang menjadi

subjek dalam penelitian ini. Data hasil wawancara yang telah

ditranskrip kemudian akan diolah dan menghasilkan deskripsi

kemampuan pengajuan soal persamaan dan fungsi kuadrat. Data yang

direduksi yaitu lembar kerja dan wawancara akan memberikan

gambaran yang lebih spesifik. Oleh karena itu, data dibandingkan dan

dikontraskan satu sama lain untuk menghasilkan topik-topik data.

2) Kategorisasi Data

Topik-topik data dibandingkan dan dikontraskan satu sama lain

untuk kemudian didapatkan kategori-kategori data. Kategori data

adalah gagasan abstrak yang mewakili suatu makna yang sama dalam

sekelompok topik data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

3) Sintesisasi

Data akan dibandingkan dan dikontraskan satu sama lain untuk

menemukan hubungan. Selanjutnya data-data yang diperoleh akan

dibuat tingkatan kemampuan siswa dalam membuat soal berdasarkan

taksonomi Bloom, dan jenis pengetahuan yang dituntut dari soal yang

dibuat siswa berdasarkan dimensi pengetahuan.

4) Penarikan kesimpulan

Peneliti merumuskan makna dari hasil penelitian yaitu tentang

kemampuan problem posing siswa dan jenis pengetahuan yang

dituntut dari soal yang dibuat siswa. Kesimpulan diungkapkan dengan

kalimat yang singkat padat dan mudah dipahami, serta dilakukan

dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran

dari penyimpulan tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA El Shadai Magelang pada bulan

Februari-Maret 2014 yang diawali dengan observasi. Dalam pelaksanaan

penelitian, peneliti menggunakan camera digital untuk memotret keadaan

kelas dan pengerjaan lembar pengajuan soal oleh siswa serta

menggunakan handphone untuk merekam proses wawancara dengan

siswa.

Penelitian dilakukan dalam 12 pertemuan dengan siswa maupun guru-

guru matematika di SMA El Shadai Magelang karena dalam pertemuan-

pertemuan yang telah direncanakan (6 pertemuan), peneliti masih kurang

puas dengan data dan informasi yang didapat sehingga pada saat penelitian

dianggap selesai peneliti masih tetap menggali informasi lain yang dapat

melengkapi data penelitian.

B. Hasil Observasi

Pada pelaksanaan observasi, peneliti menemui guru Matematika kelas

X yang sekaligus merangkap guru matematika kelas XI dan guru

Matematika kelas XII. Kemudian peneliti melakukan pengamatan terhadap

kegiatan belajar mengajar di kelas X. Dalam pelaksanaan observasi,

peneliti diberi kesempatan mengajar di kelas X A dan XB. Peneliti juga

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

mengajar di kelas persiapan olimpiade dalam 2 pertemuan. Dari hasil

observasi, ditemukan masalah yang mirip dengan masalah yang ditemukan

peneliti ketika melaksanakan kegiatan PPL di SMA BOPKRI 2, yakni

siswa-siswa kurang berpartisipasi aktif meskipun siswa-siswa tersebut

tergolong pintar. Siswa juga hanya mengerjakan soal berdasarkan

mengingat rumus dan urut-urutan pengerjaan soal yang mirip dengan soal

yang sudah pernah dikerjakan tanpa memahami konsep materi pada soal.

Hal ini ditunjukkan ketika siswa diminta untuk menjelaskan penyelesaian

dari soal-soal yang dikerjakan, siswa tidak dapat memberikan penjelasan

dengan baik, hanya menjelaskan urut-urutan perhitungan. Oleh karena itu

siswa seringkali kesulitan ketika mengerjakan soal yang setipe tetapi

dengan urut-urutan pengerjaan yang berbeda.

C. Penyajian Data

1. Data Hasil Pengerjaan Lembar Kerja Siswa

Di bawah ini ditampilkan deskripsi pengajuan soal siswa dari

lembar kerja 1, lembar kerja 2 dan lembar kerja 3, serta deskripsi

jawaban dari soal stimulus lembar kerja 2 dan lembar kerja 3 yang

dipaparkan berdasarkan NCTM.

Tabel 4.1. Deskripsi Pengajuan Soal Siswa Lembar Kerja 1

Kode Soal Deskripsi


SW1 Soal: 1. Hal yang ditanyakan
Amel melemparkan sebatang kayu ke tidak dapat dijawab
atas sebuah pohon. Diketahui karena sebuah cerita
kecepatan awal ⁄ . Pohon tidak dapat diubah ke
tersebut memiliki tinggi 25m, namun dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Kode Soal Deskripsi


sayangnya kayu tersebut tidak persamaan kuadrat.
mengenai layang-layang. Saat Yang dapat dinyatakan
mencapai puncak, kayu tersebut jatuh dalam persamaan
ke tanah. Bagaimana persamaan kuadrat adalah
kuadrat dari cerita tersebut? persamaan lintasan
kayunya.
Penyelesaian: 2. Tujuan melempar kayu
(Kosong) kurang jelas.
3. Kecukupan unsur-unsur
untuk dapat dikerjakan
tidak dapat ditentukan
lengkap atau tidak
karena pertanyaan tidak
jelas.
4. SW1 tidak mencoba
menjawab soal yang
dibuatnya.
SW2 Soal: 1. Kalimat soal sudah
Sebuah batang kayu yang digunakan baik.
seorang anak untuk mengambil 2. Memuat unsur-unsur
layang-layang yang tersangkut di yang cukup untuk dapat
pohon dilemparkan ke atas hingga dikerjakan
lintasannya membentuk suatu 3. Pertanyaan jelas
parabola. Tinggi lintasan batang kayu 4. Fungsi kuadrat dalam
setelah detik ditentukan oleh rumus soal kurang tepat karena
. Berapa tinggi maksimum rumus jarak atau
batang kayu tersebut jika tidak
mengenai pohon?
5. Disertai jawaban tanpa
kesimpulan.
Penyelesaian:
( )

( )( )
( )

meter
SW3 Soal: 1. Kalimat soal sudah
Layang-layang tersangkut di pohon cukup baik, tetapi
pada ketinggian 10m. Ada orang seharusnya ditambah
melempar batu dengan kecepatan tujuan melempar batu
⁄ untuk menjatuhkan. Pada detik yaitu untuk mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Kode Soal Deskripsi


keberapa batu mengenai layangan? layang-layang.
Penyelesaian: 2. Memuat unsur-unsur
Diketahui: yang cukup untuk dapat
⁄ ⁄ dikerjakan.
3. Satuan kecepatan awal
Ditanya: salah, bukan ⁄
Jawab: tetapi ⁄ .
4. Pertanyaan jelas.
5. Disertai penyelesaian.
⁄ 6. Penyelesaian kurang
tepat.
7. Tidak ada kesimpulan
( )( ) pada penyelesaian.

SW4 Soal: 1. Kalimat soal cukup


Seorang anak melemparkan sebatang baik, tapi salah
kayu dari titik (0,0) dan mencapai menggunakan satuan
tinggi maksimum pada titik (2,6). jarak yang seharusnya
Kemudian kayu jatuh di depannya satuan panjang bukan
dengan jarak 4 satuan luas. Tentukan satuan luas.
persamaan kuadratnya! 2. Memuat unsur-unsur
yang cukup untuk dapat
Penyelesaian: dikerjakan. Unsur yang
( )( )( ) diketahui dan yang
ditanyakan jelas. Tetapi
( ) harus ditambah
( ) keterangan bahwa
( ) lintasan lemparan kayu
membentuk parabola
yang dimisalkan posisi
awal kayu pada titik
koordinat ( ). Tetapi
secara logis, posisi awal
kayu dan titik jatuh
kayu tidak berada pada
titik ordinat yang sama.
3. Disertai penyelesaian,
tetapi kurang tepat.
Persamaan kuadratnya adalah

SW5 Soal: 1. Kalimat soal sudah baik


Seorang anak melemparkan sebatang tetapi fungsi kuadrat
kayu vertikal ke atas untuk mengambil harusnya ditulis
layang-layang yang tersangkut di
sebuah pohon. Lintasan batang kayu 2. Memuat unsur-unsur
yang dilemparkan membentuk grafik yang cukup untuk dapat
parabola dengan persamaan dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Kode Soal Deskripsi


3. Terdapat kerancuan
Gambarlah lintasan batang kayu mengenai bentuk
tersebut! lemparan, garis lurus
atau berbentuk
Penyelesaian: parabola. Seharusnya
kalimat vertikal ke atas
tidak diperlukan, karena
( )( ) lemparan vertikal ke
atas lintasannya hanya
( ) ( ) akan membentuk
( ) sebuah garis lurus,
bukan parabola
sehingga pertanyaan
jelas menjadi jelas dan
( ) ( ) penyelesaian yang
dibuat benar.

Tabel 4.2. Deskripsi Jawaban Siswa dari Lembar Kerja 2

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


SW1 Rp. 500.000 1. Tidak mengidentifikasi
6250/m unsur-unsur yang
diketahui dan yang
m ditanyakan, hanya
mencantumkan beberapa
unsur yang diperlukan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan
menyusun model
matematik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


3. Menerapkan strategi
( ) untuk menyelesaikan
berbagai masalah
(langkah-langkah
( ( )
pengerjaan runtut dan
tepat)
4. Jawaban benar.
5. Menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan asal
:2 (menuliskan kesimpulan)

( )( )

Jadi, ukuran keramba adalah

SW2 ( ) 1. Tidak mengidentifikasi


unsur-unsur yang
diketahui dan yang
( ) ditanyakan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan
menyusun model
matematik.
( ) 3. Menerapkan strategi
untuk menyelesaikan
berbagai masalah
(langkah-langkah
( ) pengerjaan runtut dan
tepat).
4. Tidak
menginterpretasikan
( )( ) hasil sesuai
( ) m
permasalahan asal
(menuliskan kesimpulan)
( ) 5. Persoalan belum
terjawab.
m

( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Kode Jawaban Siswa Deskripsi

( )

SW3 ( ) 1. Tidak mengidentifikasi


unsur-unsur yang
( ) diketahui dan yang
ditanyakan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan
menyusun model
:2 matematik.
3. Menerapkan strategi
( )( ) untuk menyelesaikan
berbagai masalah
(langkah-langkah
pengerjaan runtut)
4. Jawaban kurang tepat.
5. Tidak
menginterpretasikan
(( ) )
hasil sesuai
( ) permasalahan asal.

SW4 1. Mengidentifikasi unsur-


y
unsur yang diketahui.
2. Merumuskan masalah
x matematik dan
menyusun model
matematik.
Harga/meter = Rp 6250,00 3. Menerapkan strategi
Uang yang dimiliki = Rp 500.000,00 untuk menyelesaikan
Jadi berbagai masalah
(langkah-langkah
pengerjaan runtut dan
tepat)
4. Jawaban benar.
5. Menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan asal
(menuliskan kesimpulan)
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Kode Jawaban Siswa Deskripsi

( )

Jadi ukuran panjangnya adalah 20m


dan lebarnya 10m

SW5 Diket: uang tersedia Rp 500.000 1. Mengidentifikasi unsur-


Harga jala per meter Rp 6.250 unsur yang diketahui dan
y yang ditanyakan
2. Merumuskan masalah
matematik dan
x menyusun model
matematik.
3. Menerapkan strategi
Luas maksimum? untuk menyelesaikan
berbagai masalah
Jawab: Panjang jala (langkah-langkah
m pengerjaan runtut dan
tepat)
4. Tidak
menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan asal
5. Persoalan belum
( ) terjawab
( )

( ) (( ) )
( )

m2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel 4.3. Deskripsi Pengajuan Soal Siswa Lembar Kerja 2

Kode Soal Deskripsi


SW1 Soal: 1. Kalimat soal sudah baik.
2. Memuat unsur-unsur
Tentukanlah nilai maksimum dari yang cukup untuk dapat
fungsi tersebut! dikerjakan. SW1 kurang
memperhatikan nilai
Penyelesaian:
pada fungsi
kuadrat yang dibuatnya,
( ) sehingga seharusnya
yang ditanyakan adalah
( ) nilai minimum. Atau
mengganti nilai
( ) sehingga yang
ditanyakan adalah nilai
maksimum.
3. Pertanyaan jelas.
4. Disertai penyelesaian
5. Tidak menuliskan
kesimpulan jawaban.
SW2 (kosong) Tidak mengerjakan

SW3 (kosong) Tidak mengerjakan

SW4 (kosong) Tidak mengerjakan

SW5 (kosong) Tidak mengerjakan

Tabel 4.4. Deskripsi Jawaban Siswa dari Lembar Kerja 3

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


SW1 ( ) ( )( ) 1. Tidak mengidentifikasi
unsur-unsur yang
( ) ( )( ) diketahui dan yang
ditanyakan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan
( )
menyusun model
matematik.
3. Menerapkan strategi
( )( ) untuk menyelesaikan
berbagai masalah
(Langkah-langkah
pengerjaan runtut dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


tepat)
4. Jawaban benar.
5. Menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan asal
(menuliskan
kesimpulan)

( )



Selisih ( √ )

SW2 1. Tidak mengidentifikasi
30 B unsur-unsur yang
A
diketahui dan yang
ditanyakan, hanya
2x mencantumkan beberapa
2x+6 unsur yang diperlukan
30 melalui gambar.
4x+12 2. Merumuskan masalah
matematik dan
menyusun model
2x+6 matematik.
3. Menerapkan strategi
C untuk menyelesaikan
berbagai masalah
( )
(langkah-langkah
pengerjaan runtut dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


tepat)
4. Jawaban salah,
disebabkan kurang teliti,
yaitu menulis √
menjadi √
5. Menginterpretasikan
hasil sesuai
( ) permasalahan asal
( )( ) (menuliskan kesimpulan)

( )( )
( )

√( ) ( )




√( ) ( )


√ ( )


√ √


( ) ( ) √
( ) ( ) √

Selisih ( √ )


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


SW3 ( ) ( )( ) 1. Tidak mengidentifikasi
unsur-unsur yang
( )
diketahui dan yang
( )( ) ditanyakan.
2. Merumuskan masalah
( ) ( ) matematik dan
menyusun model
( ) matematik.
3. Menerapkan strategi
untuk menyelesaikan
berbagai masalah
( )( ) (langkah-langkah
pengerjaan runtut dan
tepat)
4. Penyelesaian tidak
√( ) ( ) menjawab pertanyaan.
5. Tidak menuliskan
√( ) kesimpulan.




√ √



SW4 1. Tidak mengidentifikasi
A x+3 unsur-unsur yang
B P Q diketahui dan yang
2x
ditanyakan, hanya
2x+6 mencantumkan beberapa
4x+12 unsur yang diperlukan
yaitu perbandingan.
R 2. Merumuskan masalah
C matematik dan
( )( ) menyusun model
matematik.
3. Menerapkan strategi
( ) untuk menyelesaikan
berbagai masalah
(langkah-langkah
pengerjaan runtut dan
tepat)
4. Jawaban kurang tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


karena kurang teliti
dalam mengerjakan.
5. Menginterpretasikan
( ) ( ) hasil sesuai
permasalahan asal
(menuliskan kesimpulan)
x+3 Q
P
2x+6

R

Cari sisi PR


A
B
2x

4x+12

Cari sisi AB

Selisih Keliling


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


SW5 Diketahui: Perbandingan luas 1. Mengidentifikasi unsur-
unsur yang diketahui
tetapi tidak
mengidentifikasi yang
ditanyakan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan
menyusun model
matematik.
( ) ( )( ) 3. Menerapkan strategi
( ) untuk menyelesaikan
berbagai masalah
( ) (langkah-langkah
pengerjaan runtut dan
( )
tepat)
4. Jawaban benar.
5. Menginterpretasikan
hasil sesuai
( )( ) permasalahan asal
(menuliskan kesimpulan)

( )





( )





PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Kode Jawaban Siswa Deskripsi



( √ )

Tabel 4.5. Deskripsi Pengajuan Soal Siswa Lembar Kerja 3

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi


SW1 Soal: 1. Kalimat soal
Tentukan perbandingan luas ABC dengan kurang baik.
PQRS = 3:4!
2. Pertanyaan tidak
A P 3x Q jelas, karena
5x+1 menanyakan hal
3x+2 yang sudah
C S R diketahui (dapat
B
2x-2 dikatakan soal
Penyelesaian: yang dibuat
berupa
( )( ) pernyataan).
( )
3. Gambar segitiga
( )( )
harusnya
( )
ditambah
keterangan siku-
( ) ( ) siku di B.
4. Disertai jawaban
yang bukan
merupakan
√ penyelesaian.
5. Teknik yang

digunakan adalah
replacement

(mengganti
gambar dan
bilangan) dan
modification,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi


mengganti
gambar dengan
dua bangun datar
yang berbeda
(pada soal
stimulus kedua
bangun datar
sama).
SW2 Soal: 1. Kalimat soal
Tentukan selisih keliling persegi panjang di sudah baik.
bawah ini! 2. Memuat unsur-
unsur yang
A cukup untuk
dapat dikerjakan
4x+3 3. Pertanyaan jelas
4. Teknik yang
3x+6 digunakan adalah
B replacement
x+6 (mengganti
gambar dan
bilangan)
3x+2 5. Disertai jawaban
Perbandingan LA : LB adalah 2:1 yang belum
selesai.
Penyelesaian:
6. Model
( )√( ) ( ) matematik sudah
( )( ) benar,
( )√( ) ( ) menggunakan
rumus luas
( )√( ) ( ) karena yang
( )*( ) ( )+
diketahui adalah
( )( ) perbandingan
( )( )( ) luas kedua
persegi panjang
( )(
) 7. Jawaban salah
perhitungan.
( )( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi


SW3 Soal: 1. Kalimat soal
Carilah! belum baik,
6+x sebaiknya
perintah untuk
II
mencari selisih
I 4+x
luas dijadikan
satu kalimat.
2. Memuat unsur-
unsur yang
Selisih luas kedua setengah lingkaran cukup untuk
tersebut. Perbandingan luas = 2:4. dapat dikerjakan
3. Gambar kurang
Penyelesaian: jelas,
dapat
diinterpretasikan
( ) sebagai diameter
( ) lingkaran I.
4. Teknik yang
( ) digunakan adalah
replacement
(mengganti
gambar dan

bilangan) dan
modification
√ ( ) yaitu kedua
bangun datar
terdapat dalam
√ satu gambar, dan
pertanyaannya
diganti menjadi
√ selisih luas (pada
soal stimulus

menanyakan
selisih keliling).

√ √
5. Disertai jawaban
yang belum
selesai.
SW4 Soal: 1. Kalimat soal
Gambar di bawah ini adalah dua jajar sudah baik
genjang dengan perbandingan luas 2. Penamaan jajar
ABCD:EFGH = . genjang salah,
A B seharusnya
300 E F
x+2 x x-3
alfabet diurutkan
satu arah
C A’ D G x-7 H putaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi


Tentukan nilai dan tentukan selisih luas dan 3. Masih ada unsur-
keliling nilai jajar genjang tersebut. unsur yang
Penyelesaian:
kurang sehingga
soaltidak dapat
diselesaikan.

4. Pertanyaan jelas.
√ 5. Teknik yang
digunakan adalah
√ replacement
(mengganti
gambar dan
bilangan) dan
addition
√ (menambah soal)
( )( ) 6. Disertai jawaban
√ yang belum
selesai.


:√
√ √ √
( √ ) √ √

√ √( √ ) ( √ )( √ )
( √ )
√ √

SW5 Soal: 1. Kalimat soal


D C sudah baik.
2. Memuat unsur-
unsur yang
cukup untuk
A E B dapat dikerjakan
3. Pertanyaan jelas.
I H
4. Teknik yang
digunakan adalah
replacement
F J G (mengganti
Gambar di atas adalah dua trapesium dengan gambar dan
perbandingan Luas trapesium ABCD : bilangan).
trapesium FGHI 4:1. Berapa jumlah keliling 5. Disertai
kedua trapesium tersebut? penyelesaian
yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi


Penyelesaian: tepat karena
panjang tidak
boleh negatif
(( ) ( )) (soal tidak dapat
(( ) ( )) diselesaikan).
( )
( )

( )

tidak memenuhi

√( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi

√ √

√( ) ( )

√ √

√ √

√ √

Hasil pekerjaan tertulis siswa tersebut akan diklarifikasi dengan

menggunakan wawancara.

2. Data Wawancara

Peneliti mewawancarai kelima siswa tersebut yang dinamai SW1,

SW2, SW3, SW4 dan SW5. Hasil transkrip wawancara dari lima siswa

tersebut dapat dilihat pada lampiran C.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

D. Analisis Data

1. Reduksi Data

Reduksi data didapat dari deskripsi jawaban-jawaban dan hasil

pengajuan soal siswa yang kemudian dirangkum dan dikelompokkan

menjadi topik-topik data. Langkah pertama yang dilakukan peneliti

dalam melakukan reduksi data adalah membaca setiap tulisan siswa

baik itu jawaban maupun soal-soal baru yang dibuat siswa, kemudian

mengoreksi pengerjaan soal stimulus siswa dan mengerjakan soal yang

dibuat siswa. Deskripsi jawaban dari soal rangsangan dan soal-soal

baru yang dibuat dicermati supaya peneliti mendapat gambaran

mengenai kemampuan siswa dalam membuat soal baru. Hasil

wawancara yang telah ditranskrip kemudian diolah sehingga

didapatkan gambaran bagaimana proses siswa mengajukan soal-soal.

Berikut hasil reduksi hasil wawancara peneliti dengan siswa:

a. Analisis Siswa 1 (SW1)

Dari soal yang diajukan SW1 dan dari hasil wawancara tampak

bahwa soal yang dibuat meskipun sesuai dengan kondisi yang

diberikan tetapi ide bukan berasal dari ide sendiri. Siswa juga tidak

dapat menyelesaikan soal yang dibuatnya, seperti tampak dalam

kutipan wawancara berikut ini:

.........

5. P : Dari soal yang kamu buat ini, menurut kamu yang


diketahui udah cukup belum biar soalnya bisa
dikerjakan?
6. SW1 : Nggak tau mbak, aku asal aja bikin soal (siswa tertawa).
7. P : Tapi kebetulan ini pas sih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

8. SW1 : Iya, aku mengira-ngira aja, pernah baca soal seperti itu
dibuku, biasanya yang diketahui tuh kecepatan awal
sama ketinggian, gitu-gitulah. Tapi nggak tahu yang
ditanyakan apa, pokoknya sih ada kaitannya sama bentuk
kuadrat gitu.
.........

Dari kutipan tersebut tampak bahwa siswa membuat soal

berdasarkan mengingat-ingat soal dari buku yang pernah dibaca

sehingga SW1 tidak memikirkan apakah dia dapat menyelesaikan

soal tersebut atau tidak. Tetapi unsur-unsur yang dicantumkan oleh

SW1 sudah cukup lengkap untuk membuat soal dapat dikerjakan.

Tampak juga dari kutipan wawancara selanjutnya, SW1 belum

memahami penerapan Persamaan dan Fungsi Kuadrat dalam

kehidupan sehari-hari.

.........

17. P : Yang pakai bentuk persamaan kuadrat biasanya rumus


apa?
18. SW1 : (Siswa diam) Apa?
19. P : Lupa ya?
20. SW1 : Nggak tahu aku mbak, lupa.
21. P : Rumus jarak apa?
22. SW1 :
23. P : Itu kalau gerak lurus kan, liat aja nih nggak ada kuadrat-
kuadratnya kan. Kalau ini di soal yang kamu buat ini
gerak apa?
24. SW1 : (Siswa diam)
25. P : Ini lintasannya jadinya berbentuk apa coba?
26. SW1 : Oh, anu ... parabola. Gerak parabola.
27. P : Nah, rumus jarak di gerak parabola itu apa?
28. SW1 : Wew ... kok jadi fisika ya.
29. P : Tapi kan ada kaitannya sama matematika, ini kan
penerapan matematika Dek. Trus rumusnya apa?
30. SW1 : Lupa mbak.
31. P : (Peneliti menuliskan rumus dikertas).
32. SW1 : Walah.
33. P : Nah, terus.... Coba kamu masukkan yang diketahui dari
soal yang kamu buat ke rumus ini.
34. SW1 : Gimana maksudnya?
35. P : Ini yang diketahui tadi apa aja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

36. SW1 : (Siswa membaca kembali soal yang dibuatnya)


Kecepatan awal sama tinggi pohon. Oohh... Ini nya
diganti terus tinggi pohon itu S nya bukan?
37. P : He’eh terus?
38. SW1 : Kok jadi gini? (Siswa menulis ).
39. P : Nah, kamu inget nggak dek, ciri-ciri persamaan kuadrat
itu gimana?
40. SW1 : Ada kuadratnya lah.
41. P : Bentuk umumnya gimana?
42. SW1 : .
43. P : Nah kalau dilihat dari situ, unsur yang membentuk
persamaan kuadrat ada apa aja?
44. SW1 : Koefisien, variabel, trus ada nilai a, b sama c nya trus
sama dengan nol.
45. P : Berkaitan dengan variabel nih, ada berapa variabelnya
dalam sebuah persamaan kuadrat?
46. SW1 : Variabel itu yang huruf ya?
47. P : Iya.
48. SW1 : Satt..tu ya? (Siswa menjawab ragu)
49. P : Yang disini variabelnya apa? (Peneliti menunjuk ke
bentuk persamaan kuadrat yang tadi dituliskan siswa)
50. SW1 :
51. P : Okeee .... Kembali ke sini ya (Peneliti menyodorkan soal
yang dibuat siswa).
52. SW1 : Ini ada nya, sek... Nilai nya boleh dimasukkan?
53. P : Berapa nilai nya?
54. SW1 : .
55. P : Jadi gimana bentuk kuadratnya?
56. SW1 : (Siswa tidak menjawab tapi langsung menulis)

57. P : Disederhanakan coba.


58. SW1 : (Siswa menulis ).

.........

Dari sini tampak bahwa SW1 hanya mampu mengingat bentuk

umum Persamaan Kuadrat tanpa memahami pengertian Persamaan

dan Fungsi Kuadrat. SW1 juga membuat soal tanpa mengerti

penyelesaiannya, tetapi soal yang dibuat sudah sesuai dengan

kondisi yang diberikan. Dengan bantuan peneliti, siswa dapat

menemukan cara menyelesaikan soal yang dibuatnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Gambar 4.1. Jawaban SW1 pada Lembar Kerja 1 dengan Bantuan

Peneliti

Kemudian pada lembar kerja 2, SW1 mengajukan soal ketika

menemukan kesulitan. Berikut kutipan transkrip wawancara

dengan SW1:

.........

63. P : Soal nomor 2 ini kesulitannya dimana?


64. SW1 : Bingunge ini ngerjainnya gimana, yang aku inget cuma
kalau maksimum itu kan pake titik puncak gitu.
65. P : Ini kamu buat soal.
66. SW1 : Iya mbak. Aku lupa yang nentuin titik puncak. Eh bener
kan ya klo maksimum minimum itu pake rumus titik
puncaknya ya.
67. P : He’em trus?
68. SW1 : Iya, aku bikin soal baru yang lebih simple cuma buat
memahami cara penyelesaiannya gitu loh.
69. P : Terus pas udah bikin soal bantuan terus ngerjain soal
yang di lembar kerja 2 bisa?
70. SW1 : Sebenernya cuma ngingetin langkahnya aja sih, Mbak.

.........

Dari situ tampak bahwa SW1 menemukan kesulitan dalam

menemukan titik puncak Fungsi Kuadrat, SW1 membutuhkan

bantuan soal yang lebih sederhana untuk membantu mengingat

penerapan rumus nilai ordinat titik puncak untuk mendapatkan nilai

maksimum. Soal yang dibuat SW1 juga membantu SW1 dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

mengerjakan soal rangsangan, ini artinya SW1 memahami

kemampuan dirinya dengan baik. Tetapi soal yang dibuat SW1

belum baik karena SW1 tidak memperhatikan perbedaan fungsi

kuadrat yang memiliki nilai maksimum atau minimum. Nilai

optimum sebuah fungsi kuadrat ditentukan oleh nilai (koefisien

dari ). Peneliti juga tidak melakukan verifikasi mengenai hal ini

ketika wawancara berlangsung.

Pada lembar kerja 3, SW1 dapat mengerjakan soal rangsangan

dengan baik. Bahkan ketika menemukan kesulitan, SW1

menggunakan teknik within-solution posing, seperti tampak pada

kutipan wawancara berikut:

.........

75. P : Kesulitannya apa yang di lembar kerja 3?


76. SW1 : Ininya (Siswa menunjuk gambar segitiga pada soal
lembar kerja 3). Menentukan sisinya.
77. P : Kamu bingung karena di sini ada x nya ya?
78. SW1 : He’eh.
79. P : Terus kamu nyoba membuat soal baru ini ya?
80. SW1 : Iya. Kayak yang disoal nomor 2 tadi, aku bikin soal yang
sederhana, biar ada gambaran maksudnya nyari tinggi
segitiga sama kaki.
81. P : Bingung karena di soal masih bentuk persamaan gitu ya.
Terus kamu coba yang pake bilangan gitu?
82. SW1 : Iya.
83. P : Ini kan soalnya suruh nyari panjang AB dan AC, yang
diketahui tadinya apa aja?
84. SW1 : BC sama tingginya 3.
85. P : Oh gitu. BCnya 8 ya. Kenapa pilih 8?
86. SW1 : Ya biar gampang aja hehehe...
87. P : Kenapa kalau jadi gampang?
88. SW1 : Biar nggak koma.
89. P : Kenapa biar nggak koma?
90. SW1 : Biar ngitungnya gampang.
91. P : Kamu mikirnya mau dibagi 2 ya?
92. SW1 : Iya kan segitiga sama kaki.

........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Berikut adalah soal sederhana yang dibuat oleh SW1 untuk

membantu kesulitannya dalam mengerjakan soal rangsangan:

Gambar 4.2. Soal Buatan SW1 pada Lembar Kerja 3

Ide soal juga berasal dari ide sendiri meskipun soal yang dibuat

bukanlah soal yang baik karena pertanyaan sudah terjawab dalam

soal. SW1 tidak menyadari soal yang dibuat tidak memiliki

pertanyaan yang jelas, yang kemudian SW1 tidak menemukan

jawaban dari soal yang dibuatnya.

.........

93. P : Ini tadi kamu yang dibuat apanya dulu? (Peneliti


menunjuk soal yang dibuat siswa pada lembar kerja 3)
94. SW1 : Ini tadi salah mbak, belum ada perbandingannya terus
nggak bisa dikerjakan.
95. P : Nah, terus ini coba dibaca lagi soal yang kamu buat.
96. SW1 : (Siswa diam membaca soal yang dibuatnya).
97. P : Bisa dikerjakan nggak soalnya?
98. SW1 : Weeehhh .... Pertanyaannya yang salah eh, harusnya ini
yang diketahui, maksudku tuh yang ditanya selisih
keliling terus perbandingannya yang diketahui.
99. P : Jadi gimana seharusnya soalnya?
100. SW1 : Tentukan... (Siswa diam sejenak) perbandingan luas. Eh...
Tentukan selisih keliling jika diketahui perbandingan luas
ABC dengan PQRS = 3:4
101. P : Oh gitu. Terus kenapa kamu memilih segitiga sama
persegi panjang?
102. SW1 : Yaaa... (Siswa diam) Ya karena nyoba aja.
103. P : Terus pas udah sampai sini gimana ternyata hasilnya?
104. SW1 : Gede banget.
105. P : Apanya yang gede banget?
106. SW1 : Itunya, jadinya.
107. P : Terus di sini hasilnya apa dek?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

108. SW1 : Nggak ada mbak (Siswa tertawa). Akarnya negatif (Siswa
tertawa lagi)

.........

Pada kutipan wawancara tersebut, SW1 menjelaskan kesalahan

dalam mengajukan soal. Tetapi sebenarnya SW1 memiliki

rancangan soal yang cukup baik meskipun soalnya tidak dapat

diselesaikan yang berkaitan dengan bilangan yang dipilih.

b. Analisis Siswa 2 (SW2)

Pada lembar kerja 1, SW2 menemukan ide sendiri dalam

membuat soal dari situasi yang diberikan, ditunjukkan dalam

kutipan wawancara berikut ini:

.........

7. P : Bagaimana kamu bisa mendapat ide bentuk


persamaannya ?
8. SW2 : Coba-coba.
9. P : Coba-coba gimana maksudnya?
10. SW2 : Kan nggak mungkin orang lempar kayu tuh lama
jatuhnya. Aku ambil aja 5 detik, terus buat persamaan
kuadrat. Terus kan pohon tingginya nggak mungkin lebih
dari 10 meter.
.........

13. P : Terus yang di lembar coret-coret kamu dek, coba jelaskan


jalan pikiran kamu sampe terbentuk soal ini.
14. SW2 : Ini tuh aku mau cari persamaan h(t). Jadi aku harus cari
a, b, dan c dulu. Nah, c udah aku tentuin dari awal 0.
15. P : Di soal kamu ini kecepatan awalnya berapa, Dek?
16. SW2 : Nggak diketahui mbak soalnya aku cuma nyari tinggi
maksimum, kalau persamaannya sudah diketahui kan soal
sudah bisa dikerjakan.

.........

SW2 sudah membuat soal yang berkaitan dengan persamaan

kuadrat dengan unsur-unsur yang cukup sehingga soal dapat

dikerjakan. Tetapi SW2 kurang memperhatikan bahwa rumus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

fungsi jarak atau , sehingga seharusnya

persamaan kuadrat yang tersedia pada soal adalah

Pada lembar kerja 2, SW2 tidak mengajukan soal, berikut

kutipan wawancara dengan SW2:

.........

61. P : Ya sudah. Lanjut ke lembar kerja 2 ya. Ini yang lembar


kerja 2 bisa mengerjakan soalnya?
62. SW2 : Ya, ini kan mbak. Bener kan kemarin katanya.
63. P : Iya, terus ada soal yang kamu buat nggak?
64. SW2 : Lah bingungnya, waktu aku udah selesai aku bingung
buat soalnya gimana.
65. P : Nggak menemukan kesulitan sama sekali?
66. SW2 : Awalnya bingungnya ngerjainnya gimana, nggak ada ide,
ini pake rumus apa gitu, cuma inget kalau maksimum
minimum itu pakai titik puncak.
67. P : Terus akhirnya bisa menyelesaikan dapat ide darimana?
68. SW2 : Ya terus inget.
69. P : Terus nggak bikin soal ya?
70. SW2 : Engga mbak. Bingung soal yang membantu itu yang
gimana.
.........

SW2 dapat mengerjakan soal rangsangan dengan baik,

sehingga tidak muncul soal bantuan dalam menyelesaikan soal

rangsangan.

Pada lembar kerja 3, SW2 menunjukkan bahwa soal yang

dibuatnya tidak dapat dikerjakan. Berikut kutipan wawancara

peneliti dengan SW2:

.........

85. P : Ini berhenti sampai sini kenapa?


86. SW2 : Karena sukunya banyak sekali apakah lima dan
sebagainya, kayaknya mentok nggak bisa disederhanain
lagi soalnya angkanya gede-gede dan itu genap sama
ganjil jadi, jadi nggak bisa diselesain sih.
87. P : Kalau misalnya bisa dicari kemungkinan nilai x nya ada
berapa?
88. SW2 : Ada 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

89. P : Misalnya x nya ketemu lima-limanya terus yang dipilih


yang mana?
90. SW2 : Ya kan kalau x nya negatif ya nggak memenuhi.Yang
memenuhi ya yang positif.
91. P : Kalau misalnya x nya positif tapi ketika disubstitusi ke
persamaan sisi-sisinya terus hasilnya panjang sisinya
jadi negatif gimana?
92. SW2 : Berarti nggak ada.
93. P : Mmm.. Oke. Ini kenapa kamu ngambil persegi panjang?
94. SW2 : Awalnya sih mikirnya biar ga ruwet, ehh... Tapi pas
dihitung malah nggak ada hasilnya
95. P : Lah kenapa?
96. SW2 : Karena yang diketahui diagonalnya bukan lebarnya.

.........

Dari wawancara tersebut, soal yang dibuat SW2 bukan soal

Persamaan Kuadrat karena terdapat persamaan dimana pangkat

tertingginya adalah 5.

c. Analisis Siswa 3 (SW3)

Pada lembar kerja 1, SW3 menunjukkan bahwa ide soal murni

dari ide sendiri, seperti ditunjukkan pada kutipan wawancara

berikut ini:

.........

11. P : Idenya dapat darimana buat soal ini?


12. SW3 : Ikut soalnya aja.
13. P : Maksudnya ikut cerita yang di lembar kerja ini ya?
14. SW3 : Iya.
15. P : Terus gimana? Coba ceritakan proses kamu membuat
soal.
16. SW3 : Iya kan dari cerita itu harus ada kecepatan awal tertentu.
Aku buat ⁄ dan tinggi layang-layangnya .
17. P : Oke sebentar. Waktu kamu buat soal ini, yang dibuat
soalnya dulu, apa jawabannya dulu Dek?
18. SW3 : Soalnya dulu Kak.
19. P : Setelah itu kamu kerjakan?
20. SW3 : Iya.

.........

Dalam wawancara, SW3 menjelaskan bagaimana SW3

membuat soal tersebut. Kemudian pada kutipan selanjutnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

menunjukkan bahwa SW3 dapat menemukan cara menjawab soal

yang dibuatnya.

.........

23. P : Ini kan aku uda lihat soal dan jawaban kamu ya, coba
sekarang jelaskan penyelesaiannya.
24. SW3 : Ehmm... Jadi yang diketahui kecepatan awal dan
ketinggian dan gravitasi.
25. P : Gravitasinya darimana? Di soal kamu nggak ada.
26. SW3 : Kan udah pasti nilainya Kak, ini 10.
27. P : Oh oke deh. Lanjutkan lagi.
28. SW3 : Kalau di fisika rumus jarak untuk gerak parabola
.
29. P : Terus?
30. SW3 : Yang diketahui tadi disubstitusi. Jadi persamaannya
tadi.... , t nya ketemu -1 atau 2.
31. P : Yang memenuhi yang mana?
32. SW3 : 2.
33. P : Nggak ada tuh maksudnya gimana?
34. SW3 : (Siswa diam).
35. P : Nggak ada yang memenuhi, kemungkinan batunya ga
sampe kena layangan ini ini Dek.
.........

Dari kutipan tersebut, SW3 menjelaskan penyelesaian dari soal

yang dibuatnya. Soal yang dibuat dan jawabannya sudah baik,

hanya saja SW3 kurang teliti dan lupa rumus gerak parabola, SW3

menulis tetapi yang benar adalah

. Ketika dikerjakan menggunakan rumus yang tepat, soal yang

dibuat SW3 tidak dapat ditemukan nilai yang memenuhi karena

batu yang dilempar tidak mencapai ketinggian dimana layang-

layang tersangkut.

Pada lembar kerja 2, SW3 tidak mengajukan soal. Berikut

kutipan wawancara dengan SW3:

.........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

49. P : Iya Dek. Dah, lanjut ke lembar kerja 2 aja sekarang. Ada
kesulitan nggak mengerjakan soalnya?
50. SW3 : Aku bingung ini hasilnya kok nol.
51. P : Nggak ketemu jawabannya?
52. SW3 : Iya.
53. P : Terus nggak bikin soal dek?
54. SW3 : Lah terus kalau bikin soal, lebih bingung lagi aku Kak.
55. P : Kenapa bingung?
56. SW3 : Ya.... Ini apa yang mau dibuat soal?
57. P : Nah waktu mengerjakan soal itu yang nggak bisa
apanya?
58. SW3 : (Siswa diam)
59. P : Apanya yang nggak bisa?
60. SW3 : Jawabannya nol.
61. P : Itu harusnya yang diambil nilai a, b, c nya dari
persamaan kuadrat yang mana?
62. SW3 : (Tidak menjawab)
63. P : Persamaan kuadratnya mana?
64. SW3 : .

.........

Dari kutipan tersebut tampak bahwa SW3 tidak dapat

mengerjakan soal rangsangan tetapi SW3 juga tidak mengerti

bagaimana membuat soal bantuan untuk menyelesaikan soal

rangsangan. SW3 sudah melakukan langkah yang tepat dalam

mengerjakan soal stimulus, ketika mengeksekusi persamaan

kuadrat yang diambil nilai , , dan untuk mendapatkan nilai

ordinat titik puncak dan telah mendapatkan nilai luas maksimum

keramba. Tetapi ketika mencari nilai panjang keramba yang

diwakili oleh , SW3 salah langkah dan pemahaman sehingga SW3

mencari yang merupakan ordinat dari persamaan

Pada lembar kerja 3, SW3 dapat mengerjakan soal stimulus,

seperti ditunjukkan dalam kutipan wawancara berikut ini:

.........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

83. P : Jelaskan coba cara kamu mengerjakan lembar kerja 3.


84. SW3 : Perbandingan itu tadi. Cari nilai x. Pakai pemfaktoran.
85. P : He’eh.
86. SW3 : Terus... kalau udah ketemu x nya disubstitusi untuk nyari
sisi.
87. P : x nya berapa?
88. SW3 : 9.
89. P : Terus?
90. SW3 : Pake phytagoras.
91. P : Apanya yang pakai phytagoras?
92. SW3 : Nyari sisi segitiga.
93. P : Iya, terus?
94. SW3 : Udah ketemu sisinya terus cari keliling terus cari
selisihnya.
95. P : Coba dijelasin gimana itu.
96. SW3 : x nya 9 dimasukkan ke persamaan sisi-sisi segita ABC
dan PQR. Tapi sisinya yang ini belum ada nyarinya harus
pake phytagoras tapi ini dibagi dua dulu. Yang segitiga
PQR juga pake phytagoras untuk mencari sisi RP. Terus
... keliling segitiga ABC jadi dan keliling PQR
√ .
.........

Pada pengajuan soal dari lembar kerja3, SW3 mengajukan soal

yang cukup baik. Berikut kutipan wawancara dengan SW3:

.........

97. P : Ya udah. Kita bahas soal yang kamu buat ya. Itu luas
lingkaran kedua itu dipotong yang lingkaran pertama
atau utuh dek?
98. SW3 : Yang ... kepotong eh ... Engga kak.
99. P : Kayak donat setengah gitu bukan?
100. SW3 : Engga, gambarnya aja aku tumpuk Kak.
101. P : itu panjang apanya?
102. SW3 : jari-jari I.
103. P : jari-jari II?
104. SW3 : Bukan. itu panjang ini segini. (Siswa menunjuk
panjang dari batas lingkaran I sampai sisi luar lingkaran
II).
105. P : Oh oke. Terus kenapa kamu cuma berhenti sampai
mencari ?
106. SW3 : Nggak tahu mana yang memenuhi.
107. P : Nilai x yang memenuhi yang gimana?
108. SW3 : Yang positif.
109. P : Yang jelas enggak memenuhi ya karena pasti negatif.
Coba hitung √ itu berapa trus dikalikan 5.
110. SW3 : Gimana caranya?
111. P : Pake pendekatan aja.
112. SW3 : (Siswa diam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

113. P : Tentukan dulu bilangan kuadrat yang mendekati 370,


yang nilainya di bawah 370 dan di atas 370. Berapa
coba?
114. SW3 : 400.
115. P : Yang di bawah 370 berapa?
116. SW3 : (Siswa menghitung ) 361.
117. P : 370 lebih dekat ke 400 atau ke 361?
118. SW3 : 361.
119. P : Jadi √ berapa?
120. SW3 : Sekitar 19 koma.
121. P : Anggap aja sekitar 19,3 gitu ya. Terus dikali 5. Jadi
berapa?
122. SW3 : (Siswa menghitung) 96,5. Oh berarti yang memenuhi .
123. P : Terus kalau udah ketemu x yang memenuhi, selanjutnya
apa?
124. SW3 : (Siswa diam sejenak sebelum menjawab) Mencari jari-
jarinya terus cari luas.
125. P : Terus?
126. SW3 : Cari selisih.

.........

Soal yang dibuat SW3 cukup baik, dimana SW3

menggabungkan dua gambar dalam satu gambar. SW3 tidak hanya

menggunakan teknik replacement, tetapi juga modification. Teknik

modification yang digunakan SW3 sangat kreatif hanya saja unsur-

unsur yang diketahui kurang jelas, apakah panjang yang diketahui

menunjukkan jari-jari atau diameter lingkaran.

SW3 berhenti mengerjakan ketika tidak dapat menemukan

nilai yang positif untuk dapat mencari panjang jari-jari dan

diameter dari bangun datar setengah lingkaran pada soal yang

dibuatnya. Hal itu dikarenakan SW3 tidak dapat menghitung nilai

akar √ . Tetapi akhirnya SW3 dapat menyelesaikan soal yang

dibuat dengan bantuan peneliti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

d. Analisis Siswa 4 (SW4)

Kutipan wawancara dengan SW4 menunjukkan bahwa pada

lembar kerja 1, SW4 memahami soal yang dibuatnya dan ide soal

asli dari idenya sendiri. Berikut kutipan wawancara dengan SW4:

.........

5. P : Dari lembar kerja 1, ini soal tentang apa, Dek?


6. SW1 : Ini yang nyari persamaan dari 3 titik yang diketahui.
7. P : Idenya darimana?
8. SW1 : Pas tadi nggambar orang ngelempar kayu bentuknya
parabola terus kepikiran bikin soal begitu. Gara-garanya
tadi kan kepikiran tentang posisi berdiri anak dan posisi
jatuh kayu.
9. P : Oke, terus coba jelaskan ke aku ini gimana soalnya terus
pengerjaannya gimana.
10. SW4 : Ya ini kan diketahui 3 titik. Ya udah mbak, tinggal
dimasuk-masukkan ke kan nanti ketemu
nilai , , trus dimasukan lagi terus
ketemu persamaannya yaitu
11. P : Nyari nilai a, b, c nya pake apa?
12. SW4 : Eliminasi sama substitusi.
13. P : Ada cara lain nggak untuk ngerjain soalmu ini?
14. SW4 : (Siswa diam) Mmm... Ada kali ya, yang pake titik puncak
sama salah satu titik yang diketahui bukan ya mbak?
15. P : Coba jelaskan ke aku prosesnya gimana sampe kamu bisa
membuat soal seperti ini.
16. SW4 : Tadi, aku coba gambar ini kan (Siswa menunjuk sketsa
orang dan grafik parabola) terus menentukan dulu titik-
titiknya. Kemudian baru buat kalimat soalnya. Ini titik
yang ketiga aku nggak langsung kasih mbak, biar nyari
dulu gitu.
17. P : Oh iya. Terus?
18. SW4 : Ya udah terus aku kerjakan ketemu persamaannya

19. P : Nilai a nya tadi berapa Dek?


20. SW4 :
21. P : Darimana itu?
22. SW4 :
23. P : Tadi setelah dieliminasi persamaan terakhir ini berapa?
(Peneliti menunjuk pekerjaan siswa)
24. SW4 :
25. P : Terus nilainya a nya berapa?
26. SW4 : Oiya, ada negatifnya Mbak.

.........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

SW4 dapat menyelesaikan soal yang dibuatnya dan memahami

benar tentang cara menyusun persamaan kuadrat dari 3 titik yang

diketahui. Hanya saja, SW4 kurang teliti dalam perhitungan.

Kesalahannya yaitu pada saat menghitung nilai , SW4

menemukan nilai sehingga nilai yang ditemukan adalah .

Nilai yang benar adalah dan nilai dan persamaan

kuadratnya bukan tetapi .

SW4 juga dapat menyelesaikan soal yang dibuat dengan cara

lain, seperti pada kutipan wawancara berikut ini:

.........

27. P : Coba sekarang pakai cara yang pake titik puncak dan
satu titik yang diketahui.
28. SW4 : (Siswa mengerjakan seperti berikut ini)
( )
( )

( )
( )

( )

.........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Gambar 4.3. Jawaban Soal SW4 pada Lembar Kerja 1

Soal yang dibuat SW4 cukup baik hanya saja posisi dalam

koordinat seharusnya dikatakan dalam bentuk pemisalan dan

ditambah keterangan bahwa lintasan lemparan kayu membentuk

parabola yang dimisalkan posisi awal kayu pada titik koordinat

( ) sehingga soal tersebut hanya dapat dikerjakan dengan

menentukan persamaan kuadrat grafik yang diketahui titik puncak

dan salah satu titik yang dilalui grafik. Tetapi secara logis, posisi

awal kayu dan titik jatuh kayu tidak berada pada titik ordinat yang

sama, dimana posisi kayu memilik jarak tertentu di atas tanah

sedangkan posisi kayu terjatuh adalah di tanah. Jadi soal tersebut

tidak dapat diselesaikan.

Pada lembar kerja 2, SW4 tidak mengajukan soal-soal baru,

karena SW4 dapat mengerjakan soal dengan baik, yaitu dengan

menggunakan penerapan materi turunan. Meskipun materi turunan

baru akan didapat di kelas XI, tetapi SW4 sudah mendapatnya di


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

kelas tambahan olimpiade yang diadakan dari sekolah. SW4

menjelaskannya seperti pada kutipan wawancara berikut ini:

.........

31. P : Kenapa ngerjainnya gini? Kan di kelas X belum dapat


materi turunan.
32. SW4 : Ini pake rumus turunan mbak, pernah diajarin waktu
pelajaran tambahan untuk persiapan olimpiade.
33. P : Coba jelasin Dek.
34. SW4 : Kan nyari panjang keramba yang bisa dibeli, yaitu 80
meter. Terus masukkan ke rumus keliling. Jadi,
, . Terus....
35. P : Kenapa 2y dan 4x?
36. SW4 : Digambarnya panjangnya ada 2 terus lebarnya x ada 4.
37. P : Oke baik. Lanjutkan.
38. SW4 : Karena yang dicari luas maksimum jadi yang dipake
rumus luas, ( ) terus
diturunkan . X nya ketemu 10. Tinggal
cari y nya, x nya disubstitusi ke ketemu y
nya 20.
39. P : x nya 10 gimana prosesnya bisa dapat 10?
40. SW4 : , terus difaktorkan ketemu x 10.
41. P : Jadi ukurannya?
42. SW4 : Panjangnya 20meter dan lebarnya 10 meter.
43. P : Kenapa kamu lebih memilih pake turunan?
44. SW4 : Lebih mudah sih menurutku ya mbak. Terus lebih cepet
juga.

.........

SW4 mengerjakan lembar kerja 2 bukan dengan konsep pokok

bahasan Persamaan dan Fungsi Kuadrat, oleh karena itu peneliti

menguji apakah SW4 dapat mengerjakan soal pada lembar kerja 2

dengan menggunakan penerapan pokok bahasan Persamaan dan

Fungsi Kuadrat. Dalam kutipan wawancara, SW4 menunjukkan

bahwa SW4 dapat mengerjakan soal stimulus di lembar kerja 2

dengan menggunakan penerapan pokok bahasan Persamaan dan

Fungsi Kuadrat. Berikut ini kutipan wawancara dengan SW4:

.........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

47. P : Kalau mengerjakan pake konsep persamaan dan fungsi


kuadrat bisa nggak?
48. SW4 : Uhm... Coba dulu ya Mbak.
49. P : Iya, sini coba dikerjakan di sini (Peneliti menyodorkan
kertas kosong)
50. SW4 : (Siswa mengerjakan soal seperti berikut)

( )

( )( )

( )

( )

51. SW4 : Mbak ini x nya ketemu 10, tapi y nya 200
52. P : Iya. Terus?
53. SW4 : Oh iya deng,y nya kan luas maksimumnya. Ini yang
ditanya ukurannya. Berarti disubstitusi ke
ya. (Siswa lanjut mengerjakan). Jadi y nya 20
54. P : Terus ukurannya?
55. SW4 : .
56. P : Nah itu bisa. Terus nggak nemu kesulitan?
57. SW4 : Engga.
.........

Gambar 4.4. Jawaban SW4 untuk soal pada Lembar Kerja 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Kutipan berikutnya menunjukkan bahwa SW4 tidak dapat

membuat soal, dengan alasan sudah dapat mengerjakan soal dengan

baik, dan menunjukkan kebingungan bagaimana membuat soal

untuk bantuan.

.........

56. P : Nah itu bisa. Terus nggak nemu kesulitan?


57. SW4 : Engga.
58. P : Karena tidak menemukan kesulitan terus nggak buat soal
ya?
59. SW4 : Engga Mbak.
60. P : Kenapa?
61. SW4 : (Siswa diam).
62. P : Bingung ya?
63. SW4 : Iya.

.........

Untuk lembar kerja 3, SW4 dapat mengerjakan soal stimulus

dengan baik yang kemudian SW4 mengajukan soal sejenis dengan

teknik replacement dan addition.

.........

88. P : Nah sekarang tentang soal yang kamu buat. Ini


perbandingannya sedikit tidak familiar ya.
89. SW4 : Iya mbak, biar susah soalnya (Siswa tertawa).
90. P : Tapi kamu bisa ngerjainnya?
91. SW4 : Enggak mbak, berhenti sampai sini (Siswa tertawa lagi).
92. P : Coba jelaskan.
93. SW4 : Yang diketahui perbandingan luas ABCD:EFGH = .
Disediakan gambar dua jajar genjang. Ditanyakan selisih
luas dan keliling jajar genjang tersebut. Yang harus
dicari pertama kali adalah A’D. Pake tangent 30 yaitu
.
94. P : Kenapa pake tangent Dek?
95. SW4 : Karena .... (Siswa diam).
96. P : Tadi mau cari apa yang pake tangent itu?
97. SW4 : A’D.
98. P : Nyari A’D buat apa?
99. SW4 : Kan mau nyari luas jajar genjang Mbak.
100. P : Nah, luas jajar genjang rumusnya apa?
101. SW4 : Alas kali tinggi.
102. P : Alasnya A’D?
103. SW4 : iya. Eh CD mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

104. P : Terus?
105. SW4 : (Siswa diam)
106. P : Coba lanjutkan pengerjaannya.
107. SW4 : Nggak bisa deng mbak. Ini harusnya yang diketahui
panjang CD.
108. P : Jadi soalnya nggak bisa dikerjakan ya.
109. SW4 : Iya mbak.

.........

Dari kutipan tersebut, terlihat bahwa SW4 kurang teliti dalam

memilih unsur-unsur yang diketahui dalam soal sehingga soal yang

dibuatnya tidak dapat diselesaikan. Peneliti memberikan bantuan

kepada SW4 dalam pembuatan soal yang baik. SW4 dapat

mengikuti arahan peneliti dan kemudian muncul soal baru dari

SW4 dengan unsur-unsur yang cukup supaya soal dapat dikerjakan.

Berikut kutipan wawancara dengan SW4:

.........

110. P : Kalau misalnya mau soalnya bisa dikerjakan jadi apa


yang harus diketahui?
111. SW4 : (Siswa diam sejenak sebelum menjawab) Mmm... Kalau
diketahui diagonalnya nanti luasnya nggak bisa dicari
juga.
112. P : Jadi gimana?
113. SW4 : Mmm.... Ya udah diketahui alas sama tingginya aja mbak.
114. P : Kalau misalnya tetep pengen pake sudut yag diketahui
gimana?
115. SW4 : (Siswa diam).
116. P : Bisa nggak?
117. SW4 : Nggak bisa menurutku mbak.
118. P : Kenapa nggak bisa?
119. SW4 : Kalau sudutnya tetep di situ terus ditarik garis ke C,
panjangnya . Eh bisa mbak, tapi sudutnya dipindah
ke sini.
120. P : Kalau sudutnya tetep di situ bisa nggak?
121. SW4 : Bisa bisa... Kan ini siku-siku, berarti sudut yang ini nanti
jadi 60.
122. P : Terus nyari alasnya gimana?
123. SW4 : (Siswa diam).
124. P : Hayo gimana?
125. SW4 : Mmm ...Mbak ini bisa deng nya ngga usah
diketahui. Pake x sama sudutnya aja kan jadinya pake
depan samping. Tangent berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

126. P : Nah iya, bener bener. Coba soalnya kamu tadi diperbaiki
jadi gimana?
127. SW4 : (Siswa menulis)
Gambar di bawah ini adalah dua jajar genjang dengan
perbandingan luas ABCD:EFGH = .
A B E F
300
x-3
x
C D G x-7 H
Tentukan nilai x dan tentukan selisih luas dan keliling
nilai jajar genjang tersebut.
128. P : Terus ngerjainnya gimana? Langkah-langkahnya aja
jelasin.
129. SW4 : Sama kayak tadi mbak soal yang awal kan. Cuma untuk
jajar genjang ABCD alasnyaa.... (Siswa menghitung).



Alasnya √ dan tingginya .
.........

Gambar 4.5. Soal Revisi SW4 pada Tipe Post-Solution Posing


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

e. Analisis Siswa 5 (SW5)

Pada lembar kerja 1, transkrip wawancara dengan SW5

menunjukkan bahwa soal yang dibuat berasal dari hasil dari

pemikirannya sendiri. Berikut kutipan wawancara dengan SW5:

.........

5. P : Ini dicoret-coretan kamu cari x dulu ya untuk bikin


persamaan kuadratnya?
6. SW5 : Iya mbak, maksudnya biar persamaan kuadratnya bisa
difaktorkan.
7. P : Oke. Tapi kok dicoret-coret sama di lembar jawab
persamaannya beda?
8. SW5 : Mmm ...(Siswa diam sejenak). Oh ini.. Kemarin itu kan
ternyata pas tak gambar grafiknya ke bawah, kan
ngelempar layang-layangnya ke atas, aku lupa kalau ini
negatif positifnya kan ngefek ya (Siswa menunjuk nilai a
pada persamaan kuadrat).
9. P : Negatif positifnya ngefek gimana maksudnya?
10. SW5 : Maksudnya nilai a kalau positif, parabolanya terbuka ke
bawah, kalau negatif parabolanya terbuka ke atas.
11. P : Coba ceritakan gimana awalnya, kan kamu bikin soal
dengan persamaan kuadrat trus bisa jadi
gimana?
12. SW5 : Iya tadi pas digambar ternyata grafiknya ke bawah. Trus
kalau misalnya aku ubah ini jadi negatif kan nanti nggak
bisa difaktorkan, jadi semuanya aku balik yang positif
jadi negatif yang negatif jadi positif. Terus aku coba
kerjakan ulang. Ternyata ketemu, tapi ya hasilnya
pecahan-pecahan gitu Mbak.
13. P : Langkah-langkah menggambar grafik fungsi kuadrat tuh
gimana sih?
14. SW5 : Kan cari titik potong dulu dengan sumbu Y trus titik
potong dengan sumbu X. Terus, cari sumbu simetrinya.
Ya udah terus digambar.

.........

Dari kutipan tersebut, SW5 menjelaskan bagaimana proses

membuat soal. SW5 melakukan looking back dimana ketika soal

yang dibuat tidak dapat ditemukan penyelesaian, SW5 melakukan

perbaikan sehingga kemudian soal yang dibuatnya dapat ditemukan

penyelesaiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Pada lembar kerja 2, SW5 tidak membuat soal bantuan untuk

mengerjakan soal stimulus. SW5 menjelaskan bahwa ia dapat

mengerjakan soal stimulus, meskipun menemukan kesulitan, SW5

tidak membuat soal bantuan karena pada akhirnya SW5 dapat

menyelesaikan soal stimulus tanpa bantuan. Berikut kutipan

wawancara dengan SW5:

.........

15. P : Oke baik. Sekarang yang lembar kerja kedua. Ini kan aku
udah lihat hasil pengerjaan soal rangsangan kamu. Dan
jawabannya benar. Nggak menemukan kesulitan pas
ngerjain ini?
16. SW5 : Awalnya tuh idenya aja sih mbak yang untuk ngerjain
soal ini tuh gimana gitu.
17. P : Terus?
18. SW5 : Iya terus diotak-atik pake dimodelin matematika gitu, y
nya ada dua sisi x nya ada empat.
19. P : Terus ini kan kamu nggak ada buat soal ya dek. Kenapa
gitu?
20. SW5 : Kan penjelasan di awal sama mbaknya kalau ada
kesulitan terus buat soal.
21. P : Kamu nggak ada kesulitan berarti Dek?
22. SW5 : Enggak. Cuma ide diawal tadi aja.
23. P : Kalau gitu coba jelasin aja langkah-langkah kamu
mengerjakan soal di lembar kerja 2.
24. SW5 : Semua mbak?
25. P : Iya semua.
26. SW5 : Diketahui gambar keramba, Pak Ketut punya uang Rp.
500.000 sedangkan harga keramba Rp 6250, jadi Pak
Ketut hanya bisa membeli keramba 80 meter saja. Terus
dibuat persamaan yaitu . Itu yang keliling,
terus persamaan yang satu lagi dari luas yaitu ... (Siswa
diam sebentar) . Luas maksimum dicari
dari nilai y titik puncak, maka . Dihitung jadi luas
maksimumnya .
27. P : Yang ditanyakan dari soal itu apa Dek?
28. SW5 : (Membaca soal lembar kerja 2) Tentukanlah ukuran
keramba agar luasnya maksimum!
29. P : Ukuran ya.
30. SW5 : Iya.
31. P : Berapa ukurannya?
32. SW5 :
33. P : Itu kan luasnya.
34. SW5 : Kalau ukuran itu yang berapa kali berapa gitu ya mbak.
35. P : Iya.
36. SW5 : Berarti nyari panjang sama lebar keramba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

37. P : Iya, coba cari.


38. SW5 : (Siswa mengerjakan)

:2

( )( )

39. P : Jadi ukurannya?


40. SW5 : .

.........

Dari kutipan tersebut, penyelesaian soal SW5 belum menjawab

pertanyaan soal, yaitu ukuran keramba. SW5 hanya menjawab luas

maksimum yang tidak ditanyakan dalam soal. Tetapi dengan

bantuan peneliti, SW5 dapat menemukan ukuran keramba yang

ditanyakan dari soal stimulus.

Gambar 4.6. Jawaban SW3 untuk Soal pada Lembar Kerja 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Pada lembar kerja 3, SW5 dapat mengerjakan soal stimulus

dengan baik, kemudian disusul dengan membuat soal yang baik

pula. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan SW5:

.........

49. P : Oke. Sekarang soal yang kamu buat berdasarkan soal


yang sudah dikerjakan. Ini ada trapesium ABCD ya?
50. SW5 : He’eh.
51. P : Kenapa kamu menentukan yang diketahui AB, CE sama
DC. Kenapa yang kamu pilih yang diketahui itu kenapa
nggak yang lain?
52. SW5 : Ya, gimana ya mbak, lebih mudah aja nanti ngerjainnya,
biar lebih mudahlah.
53. P : Mmm... Gitu.
54. SW5 : Ya.
55. P : Kalau misalnya, yang diketahui misalnya BC sama DC,
bisa nggak nanti soalnya nanti dikerjakan?
56. SW5 : (Siswa diam sejenak) Bisa.
57. P : Bisa?
58. SW5 : Hmm... Bisa. Tapi kalau misalnya CE juga nggak
diketahui juga ... Eh ... Ya tetep nggak bisa.
59. P : Nggak bisa kenapa?
60. SW5 : Ya karena kan harus nyari segitiganya dulu juga.
61. P : Karena yang diketahuinya kurang ya.
62. SW5 : Iya.
63. P : Jelasin coba tentang soal yang kamu buat.
64. SW5 : Jadi kita cari dulu nilai x dengan menggunakan informasi
yang diketahui dari soal yaitu perbandingan kedua
trapesium kemudian ketemu nilai x sama dengan nol atau
x sama dengan tiga belas per dua sembilan. Tapi yang
diambil adalah x sama dengan tiga belas per dua
sembilan.
65. P : Kenapa tidak diambil yang x sama dengan nol?
66. SW5 : Karena kalau yang diambil x sama dengan nol
panjangnya eh tinggi trapesiumnya nggak ada.
67. P : Oke baik. Lalu?
68. SW5 : Kemudian x nya dimasukkan ke persamaan panjang-
panjang sisi trapesium. Lalu cari sisi miring pada
trapesium untuk mencari tingginya. Kemudian cari
keliling masing-masing trapesium dan dijumlahkan.
69. P : Ini FGnya negatif masih dilanjutin kenapa? Terus sampai
cari JG juga negatif.
70. SW5 : Iya mbak, cuma pengen tahu sampai akhir jawabannya
negatif apa engga. Ternyata hasilnya positif kok mbak.
71. P : Tapi ini kan panjang, boleh nggak kalau panjangnya
negatif?
72. SW5 : Nggak boleh mbak, tapi hasil akhirnya positif.
.........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Dari kutipan tersebut, tampak bahwa SW5 membuat soal

berdasarkan ide sendiri. SW5 juga mengerti mengenai kecukupan

unsur-unsur yang harus diketahui dalam soal sehingga soal dapat

dikerjakan tetapi jawaban yang didapat bukan merupakan

penyelesaian dari soal yang dibuat SW5. Soal SW5 tidak dapat

ditemukan penyelesaiannya karena unsur-unsur yang diketahui

belum cukup baik sehingga ketika dihitung, panjang sisi trapesium

bernilai negatif.

Peneliti mengamati hasil reduksi wawancara siswa untuk

mengklarifikasi pekerjaan siswa kemudian peneliti mengelompokkan

soal-soal yang sejenis dan dibuat rangkuman yang bermakna dan dicari

polanya sehingga diperoleh topik-topik data seperti tampak pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.6. Topik-topik Data Pengajuan Soal tipe Pre-Solution

Posing

Topik Data Bagian Data


Tidak ada gagasan:
Siswa tidak mengerjakan
Ada gagasan:
Soal yang dibuat sesuai <SW1>
Soal:
dengan kondisi yang
Amel melemparkan sebatang kayu ke atas
diberikan, bukan dari ide sebuah pohon. Diketahui kecepatan awal
⁄ . Pohon tersebut memiliki tinggi 25m,
sendiri, merupakan soal
namun sayangnya kayu tersebut tidak
matematika, soal tidak mengenai layang-layang. Saat mencapai
puncak, kayu tersebut jatuh ke tanah.
dapat diselesaikan.
Bagaimana persamaan kuadrat dari cerita
tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Topik Data Bagian Data


Penyelesaian:
(kosong)
Soal yang dibuat sesuai <SW2>
Soal:
dengan kondisi yang
Sebuah batang kayu yang digunakan seorang
diberikan, soal yang anak untuk mengambil layang-layang yang
tersangkut di pohon dilemparkan ke atas
dibuat berasal dari ide
hingga lintasannya membentuk suatu
sendiri, merupakan soal parabola. Tinggi lintasan batang kayu setelah
detik ditentukan oleh rumus . Berapa
matematika, soal tidak
tinggi maksimum batang kayu tersebut jika
dapat diselesaikan. tidak mengenai pohon?

Penyelesaian:
( )

( )( )
( )

meter

<SW3>
Soal:
Layang-layang tersangkut di pohon pada
ketinggian 10m. Ada orang melempar batu
dengan kecepatan ⁄ untuk menjatuhkan.
Pada detik keberapa batu mengenai layangan?
Penyelesaian:
Diketahui:
⁄ ⁄

Ditanya:
Jawab:

( )( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Topik Data Bagian Data


<SW4>
Soal:
Seorang anak melemparkan sebatang kayu
dari titik (0,0) dan mencapai tinggi
maksimum pada titik (2,6). Kemudian kayu
jatuh di depannya dengan jarak 4 satuan luas.
Tentukan persamaan kuadratnya!
Penyelesaian:
( )( )( )

( )
( )
( )

Persamaan kuadratnya adalah


Soal yang dibuat sesuai <SW5>
Soal:
dengan kondisi yang
Seorang anak melemparkan sebatang kayu
diberikan, soal dibuat vertikal ke atas untuk mengambil layang-
dari ide sendiri, layang yang tersangkut di sebuah pohon.
Lintasan batang kayu yang dilemparkan
merupakan soal
membentuk grafik parabola dengan
matematika, soal dapat persamaan
diselesaikan. Gambarlah lintasan batang kayu tersebut!
Penyelesaian:

( )( )

( ) ( )
( )

( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Topik Data Bagian Data

Untuk lembar kerja 1 terbagi menjadi dua topik data yaitu tidak

mempunyai gagasan dan mempunyai gagasan. Topik-topik tersebut

diperoleh dengan cara sebagai berikut: jawaban-jawaban pengajuan

soal siswa diperiksa untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang

dilakukan dalam pengajuan soal pada lembar kerja 1 tersebut.

Untuk topik data tidak mempunyai gagasan diperoleh sub topik

data yaitu siswa tidak mengerjakan. Pada lembar kerja 1 tidak terdapat

siswa yang tidak mengerjakan karena setelah diperiksa, semua siswa

mengerjakan.

Untuk topik data mempunyai gagasan diperoleh 3 sub topik data

(lihat tabel 4.6.).

Tabel 4.7. Topik-topik Data Pengajuan Soal Tipe Within-Solution

Posing

Topik Data Bagian Data


Tidak ada gagasan
Siswa tidak dapat <SW3>
mengerjakan soal atau salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Topik Data Bagian Data


mengerjakan soal stimulus
sehingga tidak mengerti
bagaimana membuat soal
sebagai bantuan.
Siswa dapat mengerjakan <SW2>
soal stimulus dengan baik (kosong)
<SW4>
tanpa menemukan kesulitan
(kosong)
sehingga tidak muncul soal
<SW5>
untuk bantuan. (kosong)
Ada gagasan
Soal yang dibuat asli dari <SW1>
ide sendiri, merupakan soal Soal:

matematika, soal tidak Tentukanlah nilai maksimum dari fungsi


tersebut!
dapat diselesaikan, soal
yang dibuat membantu Penyelesaian:

pengerjaan soal stimulus.


( )

( )

( )

Untuk lembar kerja 2 terbagi menjadi dua topik data yaitu tidak

mempunyai gagasan dan mempunyai gagasan. Tidak seperti pada

lembar kerja 1, topik-topik untuk lembar kerja 2 diperoleh dengan cara

sebagai berikut: jawaban-jawaban dari soal stimulus pada lembar kerja

2 diperiksa kemudian pengajuan soal siswa diperiksa untuk

mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam pengajuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

soal pada lembar kerja 2 tersebut dan apakah soal yang dibuat

membantu kesulitan dalam pengerjaan soal stimulus.

Untuk topik data tidak mempunyai gagasan diperoleh 2 sub topik

data yaitu siswa tidak mengerjakan (tidak membuat soal) dimana siswa

tidak mengajukan soal dan tidak dapat mengerjakan soal stimulus. Sub

topik yang lainnya siswa tidak mengerjakan atau membuat soal karena

siswa tidak menemukan kesulitan dalam mengerjakan soal stimulus.

Untuk topik data mempunyai gagasan diperoleh 1 sub topik data

(lihat tabel 4.7.).

Tabel 4.8. Topik-topik Data Pengajuan Soal tipe Post-Solution

Posing

Topik Data Bagian Data


Tidak ada gagasan:
Siswa tidak mengerjakan
soal stimulus dan tidak
membuat soal baru
Ada gagasan
Soal yang dibuat <SW1>
berkaitan dengan soal Soal:
Tentukan perbandingan luas ABC dengan
semula, soal berasal dari PQRS = 3:4!
ide sendiri, teknik yang 3x
A P Q
digunakan adalah
5x+1
3x+2
replacement dan
B C S R
modification, soal yang 2x-2
dibuat merupakan Penyelesaian:
( )( )
pernyataan ( )
( )( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Topik Data Bagian Data


( ) ( )


Soal yang dibuat sesuai <SW2>
dengan soal semula, asli Soal:
Tentukan selisih keliling persegi panjang di
dari ide sendiri, bawah ini!
merupakan soal A
matematika, teknik yang
4x+3
digunakan replacement,
soal tidak dapat 3x+6
diselesaikan. B

x+6

3x+2
Perbandingan LA : LB adalah 2:1.

Penyelesaian:

( )√( ) ( )
( )( )
( )√( ) ( )

( )√( ) ( )
( )*( ) ( )+

( )( )
( )( )( )

( )(
)

( )( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Topik Data Bagian Data


Soal yang dibuat sesuai <SW4>
dengan soal semula, asli Soal:
Gambar di bawah ini adalah dua jajar genjang
dari ide sendiri,
dengan perbandingan luas ABCD:EFGH =
merupakan soal .
matematika, teknik yang A B
300 E F
digunakan replacement x+2 x x-3
dan addition, soal tidak G H
C A’ D x-7
dapat diselesaikan. Tentukan nilai dan tentukan selisih luas dan
keliling nilai jajar genjang tersebut.

Penyelesaian:


( )( )


:√
√ √ √
( √ ) √ √

√ √( √ ) ( √ )( √ )
( √ )
√ √

Soal yang dibuat sesuai <SW5>
Soal:
dengan soal semula, asli C
D
dari ide sendiri,
merupakan soal
matematika, teknik yang A E B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Topik Data Bagian Data


digunakan replacement I H
dan modification, soal
tidak dapat diselesaikan.
F J G
Gambar di atas adalah dua trapesium dengan
perbandingan Luas trapesium ABCD :
trapesium FGHI 4:1. Berapa jumlah keliling
kedua trapesium tersebut?

Penyelesaian:

(( ) ( ))
(( ) ( ))
( )
( )

( )

tidak memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Topik Data Bagian Data


√( ) ( )

√ √

√( ) ( )

√ √

√ √

√ √

Soal yang dibuat sesuai <SW3>


dengan soal semula, asli Soal:
Carilah!
dari ide sendiri, 6+x
merupakan soal
matematika, teknik yang II I 4+x
digunakan replacement
dan modification, soal
dapat diselesaikan. Selisih luas kedua setengah lingkaran tersebut.
Perbandingan luas = 2:4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Topik Data Bagian Data


Penyelesaian:

( )
( )

( )

√ ( )

√ √

Untuk lembar kerja 3 terbagi menjadi dua topik data yaitu tidak

mempunyai gagasan dan mempunyai gagasan. Sama seperti pada

lembar kerja 2 topik-topik tersebut diperoleh dengan cara sebagai

berikut: jawaban-jawaban dari soal stimulus pada lembar kerja 3

diperiksa kemudian soal-soal yang diajukan siswa diperiksa untuk

mengetahui langkah-langkah dan teknik apa saja yang dilakukan dalam

pengajuan soal pada lembar kerja 3 tersebut.

Untuk topik data tidak mempunyai gagasan diperoleh sub topik

data yaitu siswa tidak mengerjakan soal stimulus dan tidak membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

soal baru. Pada lembar kerja 3 tidak terdapat siswa pada sub topik

yang tidak mengerjakan karena setelah diperiksa, semua siswa

mengerjakan soal stimulus dan juga membuat soal baru.

Untuk topik data mempunyai gagasan diperoleh 5 sub topik data

(lihat tabel 4.8.).

Tabel 4.9. Topik-topik Data Jenis Soal Berdasarkan Dimensi

Pengetahuan

Topik Data Bagian Data


Soal tidak dapat <SW1.3>
ditentukan jenis Tentukan perbandingan luas ABC dengan
pengetahuan yang PQRS = 3:4!
dituntut: A 3x
P Q
1. Soal berupa pernyataan
3x+2 5x+1

S R
B 2x-2 C
2. Soal tidak dapat <SW1.1>
diselesaikan Amel melemparkan sebatang kayu ke atas
sebuah pohon. Diketahui kecepatan awal
⁄ . Pohon tersebut memiliki tinggi 25m,
namun sayangnya kayu tersebut tidak
mengenai layang-layang. Saat mencapai
puncak, kayu tersebut jatuh ke tanah.
Bagaimana persamaan kuadrat dari cerita
tersebut?

<SW1.2>

Tentukanlah nilai maksimum dari fungsi


tersebut!

<SW2.1>
Sebuah batang kayu yang digunakan seorang
anak untuk mengambil layang-layang yang
tersangkut di pohon dilemparkan ke atas
hingga lintasannya membentuk suatu
parabola. Tinggi lintasan batang kayu setelah
detik ditentukan oleh rumus .
Berapa tinggi maksimum batang kayu
tersebut jika tidak mengenai pohon?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Topik Data Bagian Data


<SW2.3>
Tentukan selisih keliling persegi panjang di
bawah ini!
A

4x+3

3x+6
B
x+6

3x+2
Perbandingan LA : LB adalah 2:1

<SW4.1>
Seorang anak melemparkan sebatang kayu
dari titik (0,0) dan mencapai tinggi
maksimum pada titik (2,6). Kemudian kayu
jatuh di depannya dengan jarak 4 satuan luas.
Tentukan persamaan kuadratnya!

<SW4.3>
Gambar di bawah ini adalah dua jajar
genjang dengan perbandingan luas
ABCD:EFGH = .
A B E F
300
x+2 x x-3

C D G x-7 H
A’
Tentukan nilai dan tentukan selisih luas
dan keliling nilai jajar genjang tersebut.

<SW5.3>
D C

A E B
I H

F J G
Gambar di atas adalah dua trapesium dengan
perbandingan Luas trapesium ABCD :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Topik Data Bagian Data


trapesium FGHI 4:1. Berapa jumlah keliling
kedua trapesium tersebut?
Soal dapat ditentukan <SW3.1>
jenis pengetahuan yang Layang-layang tersangkut di pohon pada
dituntut: ketinggian 10m. Ada orang melempar batu
1. Soal menuntut dengan kecepatan ⁄ untuk
pengetahuan tentang menjatuhkan. Pada detik keberapa batu
simbol-simbol dan mengenai layangan?
bentuk umum
persamaan kuadrat. <SW5.1>
2. Soal menuntut Seorang anak melemparkan sebatang kayu
pengetahuan tentang vertikal ke atas untuk mengambil layang-
konsep dan penerapan layang yang tersangkut di sebuah pohon.
persamaan dan fungsi Lintasan batang kayu yang dilemparkan
kuadrat dalam membentuk grafik parabola dengan
permasalahan persamaan
kontekstual (dalam Gambarlah lintasan batang kayu tersebut!
kehidupan sehari-hari).
Soal menuntut
pengerjaan dengan
urut-urutan yang tepat.
3. Soal menuntut <SW3.3>
pengetahuan tentang Carilah!
simbol-simbol dan 6+x
bentuk umum
persamaan kuadrat. II I 4+x
Soal menuntut
pengetahuan tentang
konsep luas setengah
lingkaran dalam
mencari selisih luas
dengan penerapan Selisih luas kedua setengah lingkaran
konsep persamaan tersebut. Perbandingan luas = 2:4.
kuadrat. Soal menuntut
pengerjaan dengan
urut-urutan yang tepat.

Untuk kategorisasi data jenis soal terbagi menjadi dua topik data

yaitu soal yang tidak dapat ditentukan jenis pengetahuannya dan soal

yang dapat ditentukan jenis pengetahuannya. Topik-topik tersebut

diperoleh dengan cara sebagai berikut: Soal-soal yang diajukan siswa

dari seluruh lembar kerja diperiksa dan dikerjakan oleh peneliti untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

mengetahui pengetahuan apa saja yang dituntut untuk dapat

menyelesaikan soal-soal tersebut.

Untuk topik data soal yang tidak dapat ditentukan jenis

pengetahuannya diperoleh sub topik data yaitu soal berupa pernyataan

dan soal tidak dapat diselesaikan.

Untuk topik data soal yang dapat ditentukan jenis pengetahuannya

diperoleh 3 sub topik data (lihat tabel 4.9.).

2. Kategorisasi Data

Kategorisasi data diperoleh dari topik-topik di atas yang telah

dikontraskan. Kategori dibuat berdasarkan karakteristik kemampuan

pengajuan soal siswa dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat

yang paling tinggi. Kategorisasi data juga ditentukan berdasarkan hasil

pengelompokkan yang telah dibuat. Pada kategorisasi pertama, yaitu

ada tidaknya gagasan, sesuai atau tidaknya soal dengan kondisi yang

diberikan, keaslian soal (ide dalam pembuatan soal), jenis soal (soal

matematika, bukan matematika atau berupa pernyataan), dan dapat

diselesaikan atau tidak dapat diselesaikan. Pada kategori kedua yaitu,

ada tidaknya gagasan yang dilihat dari penyelesaian soal rangsangan,

keaslian soal, jenis soal, dapat atau tidak dapat diselesaikan dan apakah

soal dapat membantu kesulitan dalam mengerjakan soal rangsangan.

Pada kategori ketiga, yaitu ada tidaknya gagasan yang dilihat dari

penyelesaian soal rangsangan, keaslian soal, jenis soal, dan dapat atau

tidak dapat diselesaikan. Pada kategori keempat yaitu ada tidaknya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

gagasan, soal dapat diselesaikan atau tidak dapat diselesaikan, jenis

pengetahuan yang dituntut dari soal yang dibuat siswa.

Kategorisasi data disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

1) Kategorisasi Data untuk Lembar Kerja 1

Soal yang dibuat Siswa

Tidak ada gagasan: Ada gagasan

1.Tidak mengerjakan

Sesuai Tidak sesuai


situasi/kondisi yang situasi/kondisi yang
diberikan diberikan

Kuantitas soal Kompleksitas soal Keaslian soal:


1.Ide soal

Soal Matematika Bukan soal Matematika Pernyataan

Dapat diselesaikan: Tidak dapat


1. Memuat informasi diselesaikan:
yang cukup 1. Informasi tidak cukup
2. Tujuan sesuai dengan 2. Tujuan tidak sesuai
informasi (apa yang dengan informasi
ditanyakan jelas)

Bagan 4.1. Kategorisasi Data Pre-solution Posing


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

2) Kategorisasi Data untuk Lembar Kerja 2

Soal yang dibuat Siswa

Tidak ada gagasan: Ada gagasan:


1.Tidak menemukan Menemukan
kesulitan dalam kesulitan dalam
mengerjakan soal mengerjakan soal
rangsangan rangsangan
2. Tidak dapat
mengerjakan soal
rangsangan dan tidak
membuat soal bantuan

Kuantitas soal Kompleksitas soal Keaslian soal:


1.Ide soal

Soal Matematika Bukan soal Matematika Pernyataan

Dapat diselesaikan: Tidak dapat


1. Memuat informasi diselesaikan:
yang cukup 1. Informasi tidak cukup
2. Tujuan sesuai dengan 2. Tujuan tidak sesuai
informasi (apa yang dengan informasi
ditanyakan jelas)

Soal membantu kesulitan Soal tidak membantu kesulitan


mengerjakan soal rangsangan mengerjakan soal rangsangan

Bagan 4.2. Kategorisasi Data Within-solution Posing


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

3) Kategorisasi Data untuk Lembar Kerja 3

Soal yang dibuat Siswa

Tidak ada gagasan: Ada gagasan:


1.Tidak mengerjakan Dapat mengerjakan soal
2.Tidak membuat soal rangsangan

Kuantitas Kompleksitas Keaslian soal: Teknik yang


soal soal 1.Ide soal Digunakan:
1. Replacement
2. Addition
Soal Bukan soal Pernyataan 3. Modification
Matematika Matematika 4. Contextualizing
5. Turning the
problem around
Dapat diselesaikan: Tidak dapat 6. Reformulation
1. Memuat informasi diselesaikan:
yang cukup 1. Informasi tidak cukup
2. Tujuan sesuai dengan 2. Tujuan tidak sesuai
informasi (apa yang dengan informasi
ditanyakan jelas)

Bagan 4.3. Kategorisasi Data Post-solution Posing


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

4) Kategorisasi Data Jenis Soal

Soal yang Dibuat Siswa

Tidak Ada Gagasan Ada Gagasan

Soal Dapat Diselesaikan Soal Tidak Dapat


Diselesaikan

Soal menuntut Soal menuntut Soal menuntut Soal menuntut


pengetahuan pengetahuan pengetahuan pengetahuan
mengenai: mengenai: mengenai: mengenai:
1. Simbol dan 1. Klasifikasi 1. Pengerjaan
1. Pengetahuan
gambar 2. Prinsip dan dengan urut-
urutan yang strategis
2. Bentuk umum generalisasi
persamaan dan tepat 2. Tugas-tugas
3. Konsep
fungsi kuadrat persamaan (algoritma) kognitif
3. Unsur-unsur dan fungsi 2. Teknik / 3. Pengetahuan
pada suatu kuadrat metode diri
pokok bahasan 4. Teori, model, 3. Kriteria dalam
(mengetahui
struktur mengguakan
metode atau kelemahan
prosedur dan kelebihan
diri sendiri)

Bagan 4.4. Kategorisasi Data Jenis Soal

3. Sintesisasi

Pada tahap sintesisasi, kategori-kategori di atas dibandingkan dan

dikontraskan supaya ditemukan hubungan antara kategori-kategori

tersebut. Kemudian disusun tingkat kemampuan problem posing siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

pada pokok bahasan Persamaan dan Fungsi Kuadrat berdasarkan

taksonomi Bloom. Selain itu juga disusun jenis-jenis pengetahuan dari

soal yang dibuat siswa berdasarkan dimensi pengetahuan.

Tabel 4.10. Indikator Kemampuan Problem Posing Siswa tipe Pre-

Solution Posing

No Tingkat Indikator
1 C0 1. Tidak ada gagasan (tidak mengerjakan).
2. Soal yang dibuat berupa pernyataan.
2 C1 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi yang
diberikan.
2. Soal yang dibuat bukan dari ide sendiri, hanya
mengingat informasi dari soal yang pernah dibaca
atau dikerjakan (mengulang informasi dari ingatan
jangka panjang).
3. Soal yang dibuat merupakan soal matematika
4. Soal tidak dapat diselesaikan.
5. Siswa tidak mengerjakan soal yang dibuat atau
pengerjaannya salah karena soal dibuat hanya
berdasar mengingat sehingga tidak mengerti
bagaimana kecukupan unsur-unsur dalam soal
supaya dapat diselesaikan.
3 C2 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi yang
diberikan.
2. Soal yang dibuat bukan berasal dari ide sendiri.
3. Soal yang dibuat merupakan soal matematika.
4. Soal dapat diselesaikan.(Siswa mampu
mengartikan dan memahami situasi yang
diberikan yang diwujudkan ke dalam bentuk soal
yang diajukan yang sesuai dengan kondisi yang
diberikan dan memahami kecukupan unsur dari
soal)
5. Siswa tidak mengerjakan soal yang dibuat atau
pengerjaannya salah (unsur cukup hanya bilangan
yang dipilih tidak cukup bagus supaya dapat
dihitung dengan mudah)
4 C3 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi yang
diberikan.
2. Soal yang dibuat bukan berasal dari ide sendiri
3. Soal yang dibuat merupakan soal matematika.
4. Soal dapat diselesaikan. (Meskipun bukan dari ide
sendiri tetapi siswa memahami dan mampu
memilih soal yang baik dan dapat diselesaikan)
5. Siswa mengerjakan soal yang dibuat dan benar.
(Siswa mengenali pola penerapan ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

No Tingkat Indikator
situasi baru yaitu pada soal yang dibuatnya
sehingga siswa dapat menyelesaikan soal
yang dibuatnya).
5 C4 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi yang
diberikan.
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri.
3. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika.(Siswa mampu merinci sesuatu
unsur pokok menjadi bagian-bagian dan
melihat hubungan antar bagian tersebut
sehingga soal yang dibuat dari ide sendiri
dengan menganalisis kecukupan unsur dari
soal yang dibuat).
4. Soal tidak dapat diselesaikan. (Unsur cukup hanya
bilangan yang dipilih tidak cukup bagus supaya
dapat dihitung dengan mudah).
5. Siswa tidak mengerjakan soal yang dibuat atau
pengerjaannya salah.
6 C5 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi yang
diberikan
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Soal yang dibuat merupakan soal matematika.
4. Soal dapat diselesaikan. (Siswa mampu
membuat keputusan berdasarkan kriteria dari
situasi yang diberikan dan memahami standar
sebuah soal dapat diselesaikan melalui
pengecekan)
5. Siswa tidak mengerjakan soal yang dibuat atau
pengerjaannya salah. (siswa mengerti langkah-
langkah penyelesaian tetapi kurang teliti dalam
perhitungan)
7 C6 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi yang
diberikan
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Soal yang dibuat merupakan soal matematika
4. Soal dapat diselesaikan.
5. Siswa mengerjakan soal yang dibuat dan benar.
6. Siswa mampu mengembangkan ide dari
situasi yang diberikan dengan cara
menggabungkan unsur-unsur untuk
membentuk fungsi secara keseluruhan dan
menata kembali unsur-unsur menjadi pola
atau struktur baru melalui perencanaan,
pengembangan, dan akhirnya memproduksi
soal matematika yang dapat diselesaikan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Tabel 4.11. Indikator Kemampuan Problem Posing Siswa tipe

Within-Solution Posing

No Tingkat Indikator
1 C0 1. Tidak ada gagasan dan tidak dapat mengerjakan
soal stimulus.
2 C1 1. Soal bukan berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal matematika
3. Soal tidak dapat ditemukan penyelesaiannya
4. Soal tidak membantu penyelesaian soal semula
5. Siswa memahami bahwa harus mengajukan soal,
sehingga soal yang dibuat tidak memperhatikan
kecukupan unsur dan tidak mengerti bagaimana
membuat soal sesuai kebutuhan untuk membantu
kesulitan.
3 C2 1. Soal yang bukan berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal matematika
3. Soal dapat ditemukan penyelesaiannya
4. Soal tidak membantu penyelesaian soal semula
5. Siswa memahami harus membuat soal baru ketika
menemukan kesulitan yang diwujudkan ke dalam
bentuk soal yang diajukan tetapi tidak mengerti
soal seperti apa yang dibutuhkan untuk membantu
kesulitannya
4 C3 1. Soal yang dibuat bukan berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal matematika
3. Soal dapat ditemukan penyelesaiannya
4. Soal membantu penyelesaian soal semula (siswa
memahami kapan menerapkan artinya siswa
dapat mengingat, memilih dan memahami
alasan mengenai bentuk soal yang membantu
kesulitannya dalam mengerjakan soal
stimulus).
5 C4 1. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal matematika
3. Soal tidak dapat ditemukan penyelesaiannya
4. Soal tidak membantu penyelesaian soal semula
5. Siswa hanya menganalisis dan mengecek
apakah soal yang dibuat sudah memiliki unsur
yang cukup tanpa memikirkan apakah soal
membantu kesulitan siswa atau tidak.
6 C5 1. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal matematika
3. Soal tidak dapat ditemukan penyelesaiannya
4. Soal membantu penyelesaian soal semula (siswa
mampu membuat keputusan berdasarkan
kriteria dan standar melalui pengecekan
kemampuan diri dalam bentuk soal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

No Tingkat Indikator
muncul dengan maksud membantu kesulitan
meskipun soal yang dibuat tidak dapat
diselesaikan)
7 C6 1. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal matematika
3. Soal dapat ditemukan penyelesaiannya
4. Soal membantu penyelesaian soal semula.
5. Siswa mampu mengembangkan ide dari
kesulitan yang ditemui dengan cara
menggabungkan unsur-unsur untuk melalui
perencanaan, pengembangan, dan akhirnya
memproduksi soal matematika yang dapat
diselesaikan dan membantu kesulitan).

Tabel 4.12. Indikator Kemampuan Problem Posing Siswa tipe

Post-Solution Posing

No Tingkat Indikator
1 C0 1. Tidak ada gagasan (tidak mengerjakan soal
stimulus dan tidak membuat soal baru)
2 C1 1. Soal yang dibuat setipe dengan soal semula
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Hanya menggunakan satu teknik pembuatan soal.
4. Soal yang dibuat bukan merupakan soal
matematika atau berupa pernyataan.
5. Soal tidak dapat diselesaikan.
6. Mengulang informasi dari ingatan jangka panjang
(membuat soal tapi tidak memperhatikan
kecukupan unsur supaya soal dapat diselesaikan).
3 C2 1. Siswa memahami pengerjaan soal stimulus yang
diwujudkan ke dalam bentuk soal yang diajukan
dan soal yang dibuat setipe dengan soal semula.
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Menggunakan lebih dari satu teknik pembuatan
soal.
4. Soal yang dibuat bukan merupakan soal
matematika atau berupa pernyataan.
5. Soal tidak dapat diselesaikan.
4 C3 1. Soal yang dibuat setipe dengan soal semula
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri (siswa
memahami kapan menerapkan, mengapa
menerapkan, dan mengenali pola penerapan
ke dalam bentuk soal baru yang dibuat).
3. Hanya menggunakan satu teknik pembuatan soal.
4. Soal yang dibuat merupakan soal matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

No Tingkat Indikator
5. Soal tidak dapat diselesaikan.
5 C4 1. Siswa mampu merinci sesuatu unsur pokok
dari soal stimulus menjadi bagian-bagian dan
melihat hubungan antar bagian tersebut
sehingga soal yang dibuat setipe dengan soal
semula.
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Hanya menggunakan satu teknik pembuatan soal.
4. Soal yang dibuat merupakan soal matematika.
5. Siswa melakukan analisis dan pengecekan
kecupkupan unsur dari soal yang dibuat
sehingga soal dapat diselesaikan.
6 C5 1. Siswa mampu membuat keputusan yang
diwujudkan dalam bentuk soal yang dibuat
berdasarkan kriteria (urut-urutan pengerjaan soal
rangsangan) sehingga soal yang dibuat setipe
dengan soal semula
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri.
3. Menggunakan lebih dari satu teknik pembuatan
soal.
4. Soal yang dibuat merupakan soal matematika.
5. Soal tidak dapat diselesaikan. (siswa membuat
soal berdasarkan kriteria dan standar melalui
pengecekan tetapi soal yang dibuat tidak dapat
diselesaikan bukan karena ketidakcukupan
unsur tetapi bilangan yang dipilih tidak cukup
bagus)
7 C6 1. Soal yang dibuat setipe dengan soal semula.
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri.
3. Menggunakan lebih dari satu teknik pembuatan
soal.
4. Soal yang dibuat merupakan soal matematika.
5. Soal dapat diselesaikan.
6. Siswa mampu mengembangkan ide dengan
memahami pengerjaan soal stimulus dengan
cara menggabungkan unsur-unsur dan menata
unsur-unsur menjadi pola atau struktur baru
melalui perencanaan, pengembangan, dan
akhirnya memproduksi soal matematika yang
dapat diselesaikan dengan memanfaat lebih
dari satu teknik pembuatan soal baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Tabel 4.13. Hasil Analisis Tingkat Kemampuan Problem Posing

Siswa Tipe Pre-Solution Posing

No Tingkat Indikator Siswa


1 C0 1. Tidak ada gagasan (tidak mengerjakan).
2. Soal yang dibuat berupa pernyataan.
2 C1 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi SW1
yang diberikan.
2. Soal yang dibuat bukan dari ide sendiri,
hanya mengingat informasi dari soal yang
pernah dibaca atau dikerjakan (mengulang
informasi dari ingatan jangka panjang).
3. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika
4. Soal tidak dapat diselesaikan.
5. Siswa tidak mengerjakan soal yang dibuat
atau pengerjaannya salah karena soal
dibuat hanya berdasar mengingat sehingga
tidak mengerti bagaimana kecukupan
unsur-unsur dalam soal supaya dapat
diselesaikan.
3 C2 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi
yang diberikan.
2. Soal yang dibuat bukan berasal dari ide
sendiri.
3. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika.
4. Soal dapat diselesaikan.(Siswa mampu
mengartikan dan memahami situasi yang
diberikan yang diwujudkan ke dalam
bentuk soal yang diajukan yang sesuai
dengan kondisi yang diberikan dan
memahami kecukupan unsur dari soal)
5. Siswa tidak mengerjakan soal yang dibuat
atau pengerjaannya salah (unsur cukup
hanya bilangan yang dipilih tidak cukup
bagus supaya dapat dihitung dengan
mudah)
4 C3 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi
yang diberikan.
2. Soal yang dibuat bukan berasal dari ide
sendiri
3. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika.
4. Soal dapat diselesaikan. (Meskipun bukan
dari ide sendiri tetapi siswa memahami
dan mampu memilih soal yang baik dan
dapat diselesaikan)
5. Siswa mengerjakan soal yang dibuat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

No Tingkat Indikator Siswa


benar. (Siswa mengenali pola penerapan
ke dalam situasi baru yaitu pada soal
yang dibuatnya sehingga siswa dapat
menyelesaikan soal yang dibuatnya).
5 C4 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi SW2
yang diberikan. SW3
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri. SW4
3. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika. (Siswa mampu merinci
sesuatu unsur pokok menjadi bagian-
bagian dan melihat hubungan antar
bagian tersebut sehingga soal yang
dibuat dari ide sendiri dengan
menganalisis kecukupan unsur dari
soal yang dibuat).
4. Soal tidak dapat diselesaikan. (Unsur
cukup hanya bilangan yang dipilih tidak
cukup bagus supaya dapat dihitung
dengan mudah).
5. Siswa tidak mengerjakan soal yang dibuat
atau pengerjaannya salah.
6 C5 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi
yang diberikan
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika.
4. Soal dapat diselesaikan. (Siswa mampu
membuat keputusan berdasarkan
kriteria dari situasi yang diberikan dan
memahami standar sebuah soal dapat
diselesaikan melalui pengecekan)
5. Siswa tidak mengerjakan soal yang dibuat
atau pengerjaannya salah. (siswa mengerti
langkah-langkah penyelesaian tetapi
kurang teliti dalam perhitungan)
7 C6 1. Soal yang dibuat sesuai dengan kondisi SW5
yang diberikan
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika
4. Soal dapat diselesaikan.
5. Siswa mengerjakan soal yang dibuat dan
benar.
6. Siswa mampu mengembangkan ide
dari situasi yang diberikan dengan cara
menggabungkan unsur-unsur untuk
membentuk fungsi secara keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

No Tingkat Indikator Siswa


dan menata kembali unsur-unsur
menjadi pola atau struktur baru
melalui perencanaan, pengembangan,
dan akhirnya memproduksi soal
matematika yang dapat diselesaikan).

Tabel 4.14. Hasil Analisis Tingkat Kemampuan Problem Posing

Siswa Tipe Within-Solution Posing

No Tingkat Indikator Siswa


1 C0 1. Tidak ada gagasan dan tidak dapat SW3
mengerjakan soal stimulus.
2 C1 1. Soal bukan berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika
3. Soal tidak dapat ditemukan
penyelesaiannya
4. Soal tidak membantu penyelesaian soal
semula
5. Siswa memahami bahwa harus
mengajukan soal, sehingga soal yang
dibuat tidak memperhatikan kecukupan
unsur dan tidak mengerti bagaimana
membuat soal sesuai kebutuhan untuk
membantu kesulitan.
3 C2 1. Soal yang bukan berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika
3. Soal dapat ditemukan penyelesaiannya
4. Soal tidak membantu penyelesaian soal
semula
5. Siswa memahami harus membuat soal
baru ketika menemukan kesulitan yang
diwujudkan ke dalam bentuk soal yang
diajukan tetapi tidak mengerti soal seperti
apa yang dibutuhkan untuk membantu
kesulitannya
4 C3 1. Soal yang dibuat bukan berasal dari ide
sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika
3. Soal dapat ditemukan penyelesaiannya
4. Soal membantu penyelesaian soal semula
(siswa memahami kapan menerapkan
artinya siswa dapat mengingat,
memilih dan memahami alasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

No Tingkat Indikator Siswa


mengenai bentuk soal yang membantu
kesulitannya dalam mengerjakan soal
stimulus).
5 C4 1. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika
3. Soal tidak dapat ditemukan
penyelesaiannya
4. Soal tidak membantu penyelesaian soal
semula
5. Siswa hanya menganalisis dan
mengecek apakah soal yang dibuat
sudah memiliki unsur yang cukup
tanpa memikirkan apakah soal
membantu kesulitan siswa atau tidak.
6 C5 1. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri SW2
2. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika
3. Soal tidak dapat ditemukan
penyelesaiannya
4. Soal membantu penyelesaian soal semula
(siswa mampu membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar
melalui pengecekan kemampuan diri
dalam bentuk soal yang muncul
dengan maksud membantu kesulitan
meskipun soal yang dibuat tidak dapat
diselesaikan)
7 C6 1. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
2. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika
3. Soal dapat ditemukan penyelesaiannya
4. Soal membantu penyelesaian soal semula.
5. Siswa mampu mengembangkan ide
dari kesulitan yang ditemui dengan
cara menggabungkan unsur-unsur
untuk melalui perencanaan,
pengembangan, dan akhirnya
memproduksi soal matematika yang
dapat diselesaikan dan membantu
kesulitan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Tabel 4.15. Hasil Analisis Tingkat Kemampuan Problem Posing

Siswa Tipe Post-Solution Posing

No Tingkat Indikator Siswa


1 C0 1. Tidak ada gagasan (tidak mengerjakan
soal stimulus dan tidak membuat soal
baru)
2 C1 1. Soal yang dibuat setipe dengan soal
semula
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Hanya menggunakan satu teknik
pembuatan soal.
4. Soal yang dibuat bukan merupakan soal
matematika atau berupa pernyataan.
5. Soal tidak dapat diselesaikan.
6. Mengulang informasi dari ingatan jangka
panjang (membuat soal tapi tidak
memperhatikan kecukupan unsur supaya
soal dapat diselesaikan).
3 C2 1. Siswa memahami pengerjaan soal SW1
stimulus yang diwujudkan ke dalam
bentuk soal yang diajukan dan soal yang
dibuat setipe dengan soal semula.
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Menggunakan lebih dari satu teknik
pembuatan soal.
4. Soal yang dibuat bukan merupakan soal
matematika atau berupa pernyataan.
5. Soal tidak dapat diselesaikan.
4 C3 1. Soal yang dibuat setipe dengan soal SW2
semula SW3
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
(siswa memahami kapan menerapkan,
mengapa menerapkan, dan mengenali
pola penerapan ke dalam bentuk soal
baru yang dibuat).
3. Hanya menggunakan satu teknik
pembuatan soal.
4. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika.
5. Soal tidak dapat diselesaikan.
5 C4 1. Siswa mampu merinci sesuatu unsur
pokok dari soal stimulus menjadi
bagian-bagian dan melihat hubungan
antar bagian tersebut sehingga soal yang
dibuat setipe dengan soal semula.
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri
3. Hanya menggunakan satu teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

No Tingkat Indikator Siswa


pembuatan soal.
4. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika.
5. Siswa melakukan analisis dan
pengecekan kecupkupan unsur dari
soal yang dibuat sehingga soal dapat
diselesaikan.
6 C5 1. Siswa mampu membuat keputusan yang SW4
diwujudkan dalam bentuk soal yang SW5
dibuat berdasarkan kriteria (urut-urutan
pengerjaan soal rangsangan) sehingga soal
yang dibuat setipe dengan soal semula
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri.
3. Menggunakan lebih dari satu teknik
pembuatan soal.
4. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika.
5. Soal tidak dapat diselesaikan. (siswa
membuat soal berdasarkan kriteria dan
standar melalui pengecekan tetapi soal
yang dibuat tidak dapat diselesaikan
bukan karena ketidakcukupan unsur
tetapi bilangan yang dipilih tidak cukup
bagus)
7 C6 1. Soal yang dibuat setipe dengan soal
semula.
2. Soal yang dibuat berasal dari ide sendiri.
3. Menggunakan lebih dari satu teknik
pembuatan soal.
4. Soal yang dibuat merupakan soal
matematika.
5. Soal dapat diselesaikan.
6. Siswa mampu mengembangkan ide
dengan memahami pengerjaan soal
stimulus dengan cara menggabungkan
unsur-unsur dan menata unsur-unsur
menjadi pola atau struktur baru
melalui perencanaan, pengembangan,
dan akhirnya memproduksi soal
matematika yang dapat diselesaikan
dengan memanfaat lebih dari satu
teknik pembuatan soal baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Tabel 4.16. Indikator Jenis Soal berdasarkan Dimensi

Pengetahuan

No. Pengetahuan Indikator


1. Faktual 1. Menuntut pengetahuan terminologi (bentuk
umum persamaan kuadrat, istilah-istilah dan
simbol-simbol yang relevan dengan
persamaan dan fungsi kuadrat).
2. Menuntut pengetahuan tentang detail dan
elemen-elemen yang spesifik
2. Konseptual 1. Menuntut pengetahuan tentang klasifikasi
pada materi persamaan dan fungsi kuadrat.
2. Menuntut pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi.
3. Menuntut pengetahuan tentang teori, model
dan struktur. (Konsep persamaan dan fungsi
kuadrat).
3. Prosedural 1. Menuntut pengetahuan tentang keterampilan
dan algoritma (misal penyelesaian persamaan
kuadrat).
2. Menuntut pengetahuan tentang teknik dan
metode dalam materi persamaan dan fungsi
kuadrat
3. Menuntut pengetahuan tentang kriteria untuk
menentukan kapan harus menggunakan
prosedur yang tepat.
4. Metakognitif 1. Menuntut pengetahuan strategis (menentukan
strategi dalam memecahkan masalah
persamaan dan fungsi kuadrat)
2. Menuntut pengetahuan tentang tugas kognitif
yang meliputi pengetahuan kontekstual dan
kondisional.
3. Menuntut pengetahuan diri

Pada tabel berikutnya ditampilkan hasil analisis soal yang diajukan

siswa berdasarkan dimensi pengetahuan. Pada kolom ketiga pada tabel,

terdapat kode nomor lembar kerja siswa (1, 2 atau 3) dan kode

penomoran siswa (1 sampai dengan 5).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Tabel 4.17. Hasil Analisis Jenis Soal Berdasarkan Dimensi

Pengetahuan

No. Pengetahuan Indikator Soal


1. Faktual 1. Menuntut pengetahuan SW3.1
terminologi (bentuk umum SW5.1
persamaan kuadrat, istilah-istilah SW3.3
dan simbol-simbol yang relevan
dengan persamaan dan fungsi
kuadrat).
2. Menuntut pengetahuan tentang
detail dan elemen-elemen yang
spesifik
2. Konseptual 1. Menuntut pengetahuan tentang SW3.1
klasifikasi dan kategori. SW5.1
2. Menuntut pengetahuan tentang SW3.3
prinsip dan generalisasi.
3. Menuntut pengetahuan tentang
teori, model dan struktur.
3. Prosedural 1. Menuntut pengetahuan tentang SW3.1
keterampilan dan algoritme SW5.1
(misal penyelesaian persamaan SW3.3
kuadrat, langkah-langkah
menggambar grafik fungsi
kuadrat).
2. Menuntut pengetahuan tentang
teknik dan metode dalam materi
persamaan dan fungsi kuadrat
3. Menuntut pengetahuan tentang
kriteria untuk menentukan kapan
harus menggunakan prosedur
yang tepat.
4. Metakognitif 1. Menuntut pengetahuan strategis
(menentukan strategi dalam
memecahkan masalah persamaan
dan fungsi kuadrat)
2. Menuntut pengetahuan tentang
tugas kognitif yang meliputi
pengetahuan kontekstual dan
kondisional.
3. Menuntut pengetahuan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

4. Penarikan Kesimpulan

Dari hasil pemaparan data pengajuan soal siswa, kelima siswa

tersebut tergolong memiliki kemampuan dasar-dasarmembuat soal

yang cukup baik dalam membuat soal, hanya saja siswa kurang teliti

dalam perhitungan dan tidak memeriksa kembali pekerjaannya. Siswa

juga tidak berpikir panjang dalam menentukan kecukupan unsur-unsur

yang diketahui supaya soal dapat dikerjakan. Kesimpulan yang lebih

lengkap dibahas pada bab V.

E. Kelemahan atau Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini tentu saja memiliki keterbatasan, yakni:

1. Penelitian menggunakan subjek yang sedikit sehingga kurang

menggambarkan keragaman data yang diperoleh.

2. Situasi dan kondisi pada saat wawancara dilakukan kurang

mendukung sehingga data yang diperoleh melalui wawancara belum

maksimal.

3. Subjek penelitian merupakan kelas X yang sudah pernah mendapatkan

materi Persamaan dan Fungsi Kuadrat, bahkan sebelum penelitian

dilaksanakan, peneliti mengingatkan kembali materi ini, namun faktor

lupa selalu ada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan mendeskripsikan

kemampuan siswa dalam problem posing berdasarkan taksonomi Bloom edisi

revisi, dan mengetahui jenis pengetahuan yang dituntut dari soal yang dibuat oleh

siswa berdasarkan dimensi pengetahuan.

A. Tingkat Kemampuan Problem Posing Siswa Berdasarkan Taksonomi

Bloom Edisi Revisi (Anderson, 2001)

Dimensi proses kognitif atas perbaikan taksonomi yang dibuat oleh

Bloom memiliki enam kecakapan yaitu mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, mencipta (Anderson, 2001).

Berdasarkan hasil analisis tertulis, problem posing siswa dikelompokkan

ke dalam 7 level, yaitu dari level C0 sampai level C6. Level-level tersebut

disusun secara berbeda untuk setiap tipe problem posing.

Pada tipe pre-solution posing, level kemampuan membuat soal disusun

berdasarkan ada tidaknya gagasan, sesuai atau tidak dengan kondisi yang

disediakan, keaslian soal, kompleksitas soal yaitu berkaitan dengan jenis soal

yang dibuat apakah berupa soal matematika, soal non-matematika atau

bahkan berupa pernyataan. Jika berupa soal matematika apakah soal dapat

selesaikan atau tidak dapat diselesaikan. Peneliti mengabaikan kuantitas soal

untuk tipe ini karena peneliti hanya meminta sebuah soal saja.

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Pada tipe within-solution posing, hampir sama dengan tipe pre-solution

posing, level kemampuan membuat soal disusun berdasarkan ada tidaknya

gagasan, tetapi tidak ada indikator kesesuaian dengan kondisi karena tidak

diberikan kondisi pada tipe ini. Keaslian soal yang berkaitan dengan ide

membuat soal, kompleksitas soal yaitu berkaitan dengan jenis soal yang

dibuat apakah berupa soal matematika, soal non-matematika atau bahkan

berupa pernyataan. Jika berupa soal matematika apakah soal dapat selesaikan

atau tidak dapat diselesaikan. Kemudian apakah soal matematika yang dibuat

dapat membantu kesulitan mengerjakan soal stimulus atau tidak. Kuantitas

soal untuk tipe ini awalnya diperhatikan, karena banyaknya soal yang muncul

berkaitan dengan banyaknya kesulitan yang ditemui dalam mengerjakan soal

stimulus. Tetapi dari hasil penelitian, sebagian besar siswa tidak membuat

soal untuk tipe ini.

Pada tipe post-solution posing, level kemampuan membuat soal disusun

berdasarkan ada tidaknya gagasan, keaslian soal, kompleksitas soal yaitu

berkaitan dengan jenis soal yang dibuat apakah berupa soal matematika, soal

non-matematika atau bahkan berupa pernyataan. Jika berupa soal matematika

apakah soal dapat selesaikan atau tidak dapat diselesaikan. Peneliti

mengabaikan kuantitas soal untuk tipe ini karena peneliti hanya meminta

sebuah soal saja. Kemudian teknik yang digunakan siswa dalam membentuk

soal baru menjadi dasar dalam menentukan tingkat kemampuan problem

posing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Level kemampuan siswa dalam membuat soal (problem posing) dapat

dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 5.1. Pembahasan SW1 Tipe Pre-Solution Posing:

Soal SW1 Tipe Pre-Solution Posing Wawancara


Amel melemparkan sebatang kayu ke SW1 : Iya, aku mengira-ngira aja, pernah baca soal
atas sebuah pohon. Diketahui seperti itu dibuku, biasanya yang diketahui tuh
kecepatan awal ⁄ . Pohon kecepatan awal sama ketinggian, gitu-gitulah.
Tapi nggak tahu yang ditanyakan apa, pokoknya
tersebut memiliki tinggi 25m, namun
sih ada kaitannya sama bentuk kuadrat gitu.
sayangnya kayu tersebut tidak P : Terus kenapa kamu akhirnya buat pertanyaan
mengenai layang-layang. Saat bentuk persamaan kuadratnya, kalau kamu nggak
mencapai puncak, kayu tersebut jatuh tahu?
ke tanah. Bagaimana persamaan SW1 : Yaa... karena aku bingung harus ditanyakan
kuadrat dari cerita tersebut? apanya. Karena berkaitan dengan persamaan
kuadrat ya aku tanyakan hal yang paling mudah
aja.
Penyelesaian Soal SW1 Wawancara
(kosong) P : Menurut kamu mudah tapi kok nggak bisa jawab?
SW1 : Mmmm... Maksudnya paling simple lah mbak.
P : Oke... Jadi kamu nggak bisa ngerjain soal ini?
SW1 : Kalau boleh buka buku, mungkin aku bisa Mbak.
Penyelesaian soal SW1 dengan Wawancara
bantuan Peneliti
P : Nah, rumus jarak di gerak parabola itu apa?
SW1 : Wew ... kok jadi fisika ya.
P : Tapi kan ada kaitannya sama matematika, ini kan
penerapan matematika Dek. Trus rumusnya apa?
SW1 : Lupa mbak.
P : (Peneliti menuliskan rumus
dikertas).
SW1 : Walah.
P : Nah, terus.... Coba kamu masukkan yang
diketahui dari soal yang kamu buat ke rumus ini.
SW1 : Gimana maksudnya?
P : Ini yang diketahui tadi apa aja?
SW1 : (Siswa membaca kembali soal yang dibuatnya)
Kecepatan awal sama tinggi pohon. Oohh... Ini
nya diganti terus tinggi pohon itu S nya
bukan?
P : He’eh terus?
SW1 : Kok jadi gini? (Siswa menulis ).
P : Nah, kamu inget nggak dek, ciri-ciri persamaan
kuadrat itu gimana?
SW1 : Ada kuadratnya lah.
P : Bentuk umumnya gimana?
SW1 : .
P : Nah kalau dilihat dari situ, unsur yang
membentuk persamaan kuadrat ada apa aja?
SW1 : Koefisien, variabel, trus ada nilai a, b sama c nya
trus sama dengan nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

P : Berkaitan dengan variabel nih, ada berapa


variabelnya dalam sebuah persamaan kuadrat?
SW1 : Variabel itu yang huruf ya?
P : Iya.
SW1 : Satt..tu ya? (Siswa menjawab ragu)
P : Yang disini variabelnya apa? (Peneliti menunjuk
ke bentuk persamaan kuadrat yang tadi dituliskan
siswa)
SW1 :
P : Okeee .... Kembali ke sini ya (Peneliti
menyodorkan soal yang dibuat siswa).
SW1 : Ini ada nya, sek... Nilai nya boleh
dimasukkan?
P : Berapa nilai nya?
SW1 : .
Pembahasan
Pada problem posing tipe pre-solution posing, SW1 membuat soal yang cukup baik, soal yang
dibuatnya sesuai dengan kondisi yang diberikan. Soal yang dibuat merupakan soal matematika yang
bukan berasal dari idenya sendiri. SW1 tidak dapat menyelesaikan soal yang dibuat berdasarkan
mengingat-ingat dari buku teks matematika. Tetapi dengan bantuan peneliti, SW1 dapat
menemukan penyelesaian dari soal yang dibuatnya.
SW1 hanya mengambil pengetahuan yang relevan dengan kondisi yang diberikan pada soal dari
memori jangka panjang dan menempatkan pengetahuan tersebut pada soal baru yang dibuatnya.
Dari sini terlihat bahwa SW1 dapat mengambil contoh yang relevan artinya tidak sebarang
mengambil soal tetapi SW1 mencontoh soal yang diingat yang kemudian dibuat lagi berdasarkan
kondisi yang dituntut dalam soal baru yang harus dibuatnya. SW1 menujukkan proses kognitif
recognizing yaitu memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang
kemudian membandingkannya dengan informasi yang tersaji
Pada pre-solution posing, SW1 menempati level mengingat (C1).

Tabel 5.2. Pembahasan SW1 Tipe Within-Solution Posing:

Soal SW1 Tipe Within-Solution Wawancara


Posing
P : Soal nomor 2 ini kesulitannya dimana?
Tentukanlah nilai maksimum dari SW1 : Bingunge ini ngerjainnya gimana, yang aku inget
fungsi tersebut! cuma kalau maksimum itu kan pake titik puncak
gitu.
P : Ini kamu buat soal.
SW1 : Iya mbak. Aku lupa yang nentuin titik puncak. Eh
bener kan ya klo maksimum minimum itu pake
rumus titik puncaknya ya.
P : He’em trus?
SW1 : Iya, aku bikin soal baru yang lebih simple cuma
buat memahami cara penyelesaiannya gitu loh.
Penyelesaian Soal SW1 Wawancara
P : Terus pas udah bikin soal bantuan terus ngerjain
soal yang di lembar kerja 2 bisa?
SW1 : Sebenernya cuma ngingetin langkahnya aja sih,
Mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Pembahasan
Pada problem posing tipe within-solution posing, SW1 memahami kemampuan dirinya, ini
dibuktikan dengan munculnya soal bantuan yang pada akhirnya membantu kesulitan SW1
mengerjakan soal stimulus. Meskipun soal yang dibuat SW1 sederhana tetapi soal ini mewakili
kesulitan yang dihadapi SW1 dalam mengerjakan soal stimulus. SW1 kesulitan dalam mengerjakan
soal terapan dan yang menurutnya cukup kompleks. Kekurangan soal yang dibuat SW1 adalah SW1
kurang memperhatikan nilai koefisien dari atau . Dimana nilai berkaitan dengan nilai
maksimum atau minimum sebuah fungsi.
SW1 mampu menciptakan suatu produk (soal) untuk suatu tujuan tertentu yaitu membantu
kesulitannya dalam mengerjakan soal stimulus dengan nendeteksi dan mengkritisi apakah hasil soal
yang dibuat mampu membantunya menyelesaikan masalah.
Pada within-solution posing, SW1 menempati level mengevaluasi (C5).

Tabel 5.3. Pembahasan SW1 Tipe Post-Solution Posing:

Soal SW1 Tipe Post-Solution Posing Wawancara


Tentukan perbandingan luas ABC dengan P : Ini tadi kamu yang dibuat apanya dulu?
PQRS = 3:4! (Peneliti menunjuk soal yang dibuat
A siswa pada lembar kerja 3)
P 3x Q SW1 : Ini tadi salah mbak, belum ada
perbandingannya terus nggak bisa
3x+2 5x+1 dikerjakan.
P : Nah, terus ini coba dibaca lagi soal
B C S R yang kamu buat.
2x-2
SW1 : (Siswa diam membaca soal yang
dibuatnya).
P : Bisa dikerjakan nggak soalnya?
SW1 : Weeehhh .... Pertanyaannya yang salah
eh, harusnya ini yang diketahui,
maksudku tuh yang ditanya selisih
keliling terus perbandingannya yang
diketahui.
P : Oh gitu. Terus kenapa kamu memilih
segitiga sama persegi panjang?
SW1 : Yaaa... (Siswa diam) Ya karena nyoba
aja.
Penyelesaian Soal SW1 Wawancara
P : Terus pas udah sampai sini gimana
ternyata hasilnya?
SW1 : Gede banget.
P : Apanya yang gede banget?
SW1 : Itunya, jadinya.
P : Terus di sini hasilnya apa dek?
SW1 : Nggak ada mbak (Siswa tertawa).
Akarnya negatif (Siswa tertawa lagi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145


Soal Baru dengan Bantuan Peneliti Wawancara
Tentukan selisih keliling jika diketahui P : Jadi gimana seharusnya soalnya?
perbandingan luas ABC dengan PQRS = 3:4 SW1 : Tentukan... (Siswa diam sejenak)
A perbandingan luas. Eh... Tentukan
P 3x Q selisih keliling jika diketahui
3x+2 perbandingan luas ABC dengan
5x+1 PQRS = 3:4
B C S R
2x-2
Pembahasan
Pada problem posing tipe post-solution posing, SW1 kurang teliti dalam membuat soal, SW1
menanyakan hal yang sudah diketahui dari soal. Tes tertulis dan wawancara, menunjukkan bahwa
sebenarnya SW1 membuat soal yang urut-urutan pengerjaannya sesuai dengan soal rangsangan.
Soal yang dibuat SW1 berupa soal matematika dan berasal dari ide sendiri, dimana teknik yang
digunakan adalah replacement dan sedikit modifikasi yaitu yang dengan menggunakan dua bangun
datar yang berbeda (segitiga siku-siku dan persegi panjang). Pada soal SW1 juga seharusnya
ditambah keterangan siku-siku untuk bangun datar segitiganya, karena jenis segitiga akan
berpengaruh dalam perhitungan luasnya.
SW1 mengambil pengetahuan yang relevan yaitu dari soal rangsangan yang sudah
dikerjakannya yang kemudian menempatkan pengetahuan tersebut pada soal baru yang dibuatnya.
SW1 menunjukkan kemampuan merumuskan makna dari soal rangsangan dan mampu
mengkomunikasikannya dalam bentuk tulisan yaitu berupa soal yang baru .
Pada post-solution posing, SW1 menempati level memahami(C2).

Tabel 5.4. Pembahasan SW2 Tipe Pre-Solution Posing:

Soal SW2 Tipe Pre-Solution Posing Wawancara


Sebuah batang kayu yang digunakan P : Bagaimana kamu bisa mendapat ide bentuk
seorang anak untuk mengambil persamaannya ?
layang-layang yang tersangkut di SW2 : Coba-coba.
pohon dilemparkan ke atas hingga P : Coba-coba gimana maksudnya?
lintasannya membentuk suatu SW2 : Kan nggak mungkin orang lempar kayu tuh lama
parabola. Tinggi lintasan batang kayu jatuhnya. Aku ambil aja 5 detik, terus buat
setelah detik ditentukan oleh rumus persamaan kuadrat. Terus kan pohon tingginya
. Berapa tinggi maksimum nggak mungkin lebih dari 10 meter.
batang kayu tersebut jika tidak P : Satuan meter darimana?
mengenai pohon? SW2 : Ehh... Aku lupa kalau detik itu pasangannya
meter bukan ya kak? Kalau jam baru kilometer,
lupa.
P : Terus yang di lembar coret-coret kamu dek, coba
jelaskan jalan pikiran kamu sampe terbentuk soal
ini.
SW2 : Ini tuh aku mau cari persamaan h(t). Jadi aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

harus cari a, b, dan c dulu. Nah, c udah aku


tentuin dari awal 0.
P : Di soal kamu ini kecepatan awalnya berapa, Dek?
SW2 : Nggak diketahui mbak soalnya aku cuma nyari
tinggi maksimum, kalau persamaannya sudah
diketahui kan soal sudah bisa dikerjakan.
Penyelesaian Soal SW2

meter
Penyelesaian Soal SW2 dengan Wawancara
Bantuan Peneliti
P : Ini soalnya penerapan persamaan dan fungsi
kuadrat kan dek ya?
SW2 : Iya Mbak, di fisika ada kayak gini.
P : Nah, kamu ingat rumus jarak atau ketinggian di
gerak parabola nggak?
SW2 : Yang ada nya itu.
P : Iya, rumusnya gimana?
SW2 : (Kemudian siswa diam). Jarak itu S kan?
P : Iya.
SW2 : Nggak inget mbak.
P : . Nah, kalau kamu cek lagi
persamaan yang kamu bikin di soal tadi terus
meter disesuaikan sama rumus gerak parabola gimana?
SW2 : (Siswa diam).
P : Persamaan kuadrat di soal kamu tadi kan .
Nah, kalau kamu cek pake rumus jarak gerak
parabola tadi gimana?
SW2 : Gimana Mbak?
P : Kalau dilihat dari unsur-unsur persamaan kuadrat
kan ada variabel, koefisien dan konstanta kan?
SW2 : Iya.
P : Nah, dipersamaan kamu tadi kan itu variabelnya
apa?
SW2 : t.
P : Nah, di rumus jarak di gerak parabola tadi juga t
kan? Coba kamu liat dirumusnya tadi, koefisien
dari itu kan nilainya dari terus koefisien
yang t nya dari . Kalau dilihat dari persamaan
kamu tadi nilai nya berapa? Terus nya
berapa?
SW2 : (Diam sejenak sebelum menjawab) nya 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

nya 1.
P : g itu apa?
SW2 : Gaya gravitasi.
P : Nilainya berapa?
SW2 : 9,8
P : Dibulatkan aja jadi 10 ya. Harusnya berapa nilai
koefisien di ?
SW2 : Koefisien tadi nilai ya?
P : Iya.
SW2 : berarti 5.
P : Jadi persamaan yang kamu sediakan disoal
harusnya gimana?
SW2 : (Siswa diam)
P : Masukkan ke rumusnya tadi aja.
SW2 : nya terserah boleh kan mbak.
P : Boleh.
Pembahasan
Pada problem posing tipe pre-solution posing, SW2 membuat soal berdasarkan ide sendiri dan
sesuai dengan kondisi yang diberikan, tetapi fungsi kuadratnya kurang tepat karena tidak
memperhatikan fungsi kuadrat pada rumus jarak atau ketinggian pada gerak parabola oleh karena
itu meskipun soal yang dibuat adalah soal matematika tetapi tidak memiliki penyelesaian karena
soal yang dibuatnya salah. Meski demikian, SW2 mengerti cara mengerjakan soal yang dibuatnya
dengan baik.
SW2 mampu menentukan maksud dari perintah yang diberikan, yaitu membuat soal sesuai
dengan kondisi yang diberikan. SW2 juga memahami bagaimana elemen-elemen bekerja atau
berfungsi. Ini tampak pada penentuan nilai dan c.
Pada pre-solution posing, SW2 menempati level menganalisis (C4).

Tabel 5.5. Pembahasan SW2 Tipe Within-Solution Posing:

Soal SW2 Tipe Within-Solution Wawancara


Posing
(kosong) SW2 : Lah bingungnya, waktu aku udah selesai aku
bingung buat soalnya gimana.
P : Nggak menemukan kesulitan sama sekali?
SW2 : Awalnya bingungnya ngerjainnya gimana, nggak
ada ide, ini pake rumus apa gitu, cuma inget kalau
maksimum minimum itu pakai titik puncak.
P : Terus akhirnya bisa menyelesaikan dapat ide
darimana?
SW2 : Ya terus inget.
P : Terus nggak bikin soal ya?
SW2 : Engga mbak. Bingung soal yang membantu itu
yang gimana.
Pembahasan
Pada problem posing tipe within-solution posing, SW2 dapat menyelesaikan soal stimulus
dengan baik dan benar sehingga SW2 tidak membuat soal. Oleh karena itu pada within-solution
posing, level SW2 tidak dapat ditentukan pada level mana SW2 ditempatkan karena tidak ada soal
yang diukur untuk menentukan level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Tabel 5.6. Pembahasan SW2 Tipe Post-Solution Posing:

Soal SW2 Tipe Post-Solution Posing Wawancara


Tentukan selisih keliling persegi panjang di P : Iya, baik. Jadi, kamu sudah paham
bawah ini! pengerjaan soal rangsangan ya. Terus buat
A soal. Nah dari soal yang kamu buat ini,
kamu pakai teknik apa Dek?
SW2 : Yang ganti gambar.
4x+3 P : Terus angkanya diganti juga?
SW2 : Iya, makanya kemaren tuh nyari angkanya
3x+6 nggak bisa difaktorkan.
B P : Terus?
SW2 : Terus pake rumus abc.
x+6 P : Yang ini maksudnya diagonal ya?
(Peneliti menunjuk ke gambar persegi
3x+2 panjang A)
SW2 : Ragu sih tadi nyari tinggi eh lebarnya
Perbandingan LA : LB adalah 2:1 gimana caranya.
P : Terus ini?
SW2 : Iya, kepikiran pake phytagoras, tapi
gimana kan belum ada. Terus tak ambil
mentah-mentah aja yang tak masukin ke
rumus phytagoras ya utuh sama
.
Penyelesaian Soal SW2 Wawancara
P : Ini berhenti sampai sini kenapa?
√ SW2 : Karena sukunya banyak sekali apakah
lima dan sebagainya, kayaknya mentok
nggak bisa disederhanain lagi soalnya
√ angkanya gede-gede dan itu genap sama
ganjil jadi, jadi nggak bisa diselesain sih.

P : Oke oke. Nah, itu penjelasannya tadi. Ini
{ yang akar ini kok bisa jadi kuadrat
} gimana? (Peneliti menunjuk penyelesaian
siswa pada bagian
√ ).
SW2 : (Siswa diam).
P : Kenapa kamu kuadratkan?
SW2 : Ini gimana ya kemarin. Hmmm kelihatan
aku yang salah mbak.
P : Terus kira-kira yang benernya gimana?
SW2 : Ini kalau dikuadratkan berarti
dikuadratkan semua.
P : Dikuadratkan maksudnya untuk apa?
SW2 : Mau hilangin akarnya ini mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Pembahasan
Pada problem posing tipe post-solution posing, SW2 membuat soal berdasarkan ide sendiri, dan
soal yang dibuatnya merupakan soal matematika yang tidak dapat ditemukan penyelesaiannya. Teknik
yang digunakan oleh SW2 adalah replacement yaitu mengganti gambar dan bilangan.
SW2 melakukan penerapan suatu prosedur yakni urut-urutan pengerjaan pada soal rangsangan
untuk menyusun soal baru dengan urut-urutan pengerjaan yang serupa (tugas yang tidak familier).
Pada post-solution posing, SW2 menempati levelmenerapkan (C3).

Tabel 5.7. Pembahasan SW3 Tipe Pre-Solution Posing:

Soal SW3 Tipe Pre-Solution Posing Wawancara


Layang-layang tersangkut di pohon P : Susah nggak sih buat soal dari lembar kerja
pada ketinggian 10m. Ada orang pertama ini Dek?
melempar batu dengan kecepatan SW3 : Ya susah Kak.
⁄ untuk menjatuhkan. Pada detik P : Kenapa?
keberapa batu mengenai layangan? SW3 : Nggak pernah buat soal.
P : Tapi akhirnya ini bisa muncul soalnya kok.
SW3 : (Siswa diam).
P : Idenya dapat darimana buat soal ini?
SW3 : Ikut soalnya aja.
P : Maksudnya ikut cerita yang di lembar kerja ini
ya?
SW3 : Iya.
P : Terus gimana? Coba ceritakan proses kamu
membuat soal.
SW3 : Iya kan dari cerita itu harus ada kecepatan awal
tertentu. Aku buat ⁄ dan tinggi layang-
layangnya .
Penyelesaian Soal SW3 Wawancara
Diketahui: P : Udah bener itu rumus jarak untuk gerak
⁄ ⁄ parabolanya?
SW3 : (Siswa diam)
Ditanya: P : Salah ingat ya Dek? Harusnya .
Jawab: SW3 : Iya ya?

Penyelesaian Soal SW3 dengan Wawancara


Bantuan Peneliti
P : nya yang memenuhi berapa?
SW3 : Ini yang di dalam akar negatif Kak.
P : Jadi gimana?
SW3 : nya nggak ada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Pembahasan
Pada problem posing tipe pre-solution posing, SW3 membuat soal yang sesuai dengan kondisi
yang diberikan. Soal yang dibuat sudah memiliki unsur-unsur yang cukup untuk dapat dikerjakan.
Tetapi SW3 lupa rumus fungsi kuadrat dari jarak atau ketinggian pada gerak parabola. Soal
matematika yang dibuat SW3 tidak dapat ditemukan penyelesaiannya.
SW3 mampu membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian
yang penting dari yang tidak penting dalam hal ini adalah gerak parabola. SW3 dapat menentukan
bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur, seperti kecukupan unsur-
unsur yang harus diketahui karena SW3 mengetahui rumus jarak pada gerak parabola.
Pada pre-solution posing, SW3 menempati levelmenganalisis (C4).

Tabel 5.8. Pembahasan SW3 Tipe Within-Solution Posing:

Soal SW3 Tipe Within-Solution Wawancara


Posing
(kosong) SW3 :Aku bingung ini hasilnya kok nol.
P :Nggak ketemu jawabannya?
SW3 :Iya.
P :Terus nggak bikin soal dek?
SW3 :Lah terus kalau bikin soal, lebih bingung lagi aku
Kak.
P : Kenapa bingung?
SW3 : Ya.... Ini apa yang mau dibuat soal?
Pembahasan
Pada problem posing tipe within-solution posing, SW3 tidak dapat mengerjakan soal stimulus
tetapi SW3 tidak mampu membuat soal yang membantu kesulitan yang ditemuinya dalam
mengerjakan soal stimulus.
Pada pre-solution posing, SW3 menempati levelC0.

Tabel 5.9. Pembahasan SW3 Tipe Post-Solution Posing:

Soal SW3 Tipe Post-Solution Posing Wawancara


Carilah! P : itu panjang apanya?
6+x SW3 : jari-jari I.
P : jari-jari II?
4+x SW3 : Bukan. itu panjang ini segini. (Siswa
II I menunjuk panjang dari batas lingkaran I sampai
sisi luar lingkaran II).

Selisih luas kedua setengah lingkaran


tersebut. Perbandingan luas = 2:4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Penyelesaian Soal SW3 Wawancara


P : Oh oke. Terus kenapa kamu cuma berhenti
sampai mencari ?
SW3 : Nggak tahu mana yang memenuhi.
P : Nilai yang memenuhi yang gimana?
SW3 : Yang positif.
P : Yang jelas enggak memenuhi ya karena pasti
negatif. Coba hitung √ itu berapa trus
dikalikan 5.
SW3 : Gimana caranya?
P : Pake pendekatan aja.
SW3 : (Siswa diam)
√ P : Tentukan dulu bilangan kuadrat yang mendekati
370, yang nilainya di bawah 370 dan di atas 370.
Berapa coba?
√ SW3 : 400.
P : Yang di bawah 370 berapa?
SW3 : (Siswa menghitung ) 361
√ P : 370 lebih dekat ke 400 atau ke 361?
SW3 : 361.
P : Jadi √ berapa?
√ SW3 : Sekitar 19 koma.
P : Anggap aja sekitar 19,3 gitu ya. Terus dikali 5.
Jadi berapa?
√ SW3 : (Siswa menghitung) 96,5. Oh berarti yang
memenuhi .
√ P : Terus kalau udah ketemu x yang memenuhi,
selanjutnya apa?
SW3 : (Siswa diam sejenak sebelum menjawab) Mencari

jari-jarinya terus cari luas.
√ P : Terus?
SW3 : Cari selisih.
Pembahasan
Pada problem posing tipe post-solution posing, SW3 membuat soal dengan urut-urutan
pengerjaan yang sesuai dengan soal rangsangan. Soal yang dibuat SW3 merupakan soal matematika
yang berasal dari idenya sendiri, dan dapat diselesaikan meskipun SW3 tidak mengerjakan sampai
penyelesaian ditemukan. SW3 menggunakan teknik replacement dan modification. SW3 cukup
kreatif dalam menyajikan gambar dua setengah lingkaran dengan ukuran berbeda dalam satu gambar.
SW3 mengembangkan ide atau metode baru dengan cara menggabungkan unsur-unsur atau
bagian-bagian yang dipahaminya melalui pengerjaan soal rangsangan dan menata kembali unsur-
unsur menjadi pola atau struktur baru melalui perencanaan, pengembangan, dan pada akhirnya
memproduksi soal.
Pada post-solution posing, SW3 menempati level mencipta (C6).

Tabel 5.10. Pembahasan SW4 Tipe Pre-Solution Posing:

Soal SW4 Tipe Pre-Solution Posing Wawancara


Seorang anak melemparkan sebatang P : Idenya darimana?
kayu dari titik (0,0) dan mencapai SW4 : Pas nggambar orang ngelempar kayu bentuknya
tinggi maksimum pada titik (2,6). parabola terus kepikiran bikin soal begitu. Gara-
Kemudian kayu jatuh di depannya garanya kan kepikiran tentang posisi berdiri anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

dengan jarak 4 satuan luas. Tentukan dan posisi jatuh kayu.


persamaan kuadratnya! P : Coba jelaskan ke aku prosesnya gimana sampe
kamu bisa membuat soal seperti ini.
SW4 : Tadi, aku coba gambar ini kan (Siswa menunjuk
sketsa orang dan grafik parabola) terus
menentukan dulu titik-titiknya. Kemudian baru
buat kalimat soalnya. Ini titik yang ketiga aku
nggak langsung kasih mbak, biar nyari dulu gitu.
Penyelesaian Soal SW4 Wawancara
SW4 : Ya ini kan diketahui 3 titik. Ya udah mbak,
tinggal dimasuk-masukkan ke kan
nanti ketemu nilai , , trus
dimasukan lagi terus ketemu persamaannya yaitu
.

Persamaan kuadratnya adalah


Penyelesaian Soal SW4 dengan Wawancara
Bantuan Peneliti
( ) P : Nilai nya tadi berapa Dek?
SW4 :
P : Darimana itu?
SW4 :
( ) P : Tadi setelah dieliminasi persamaan terakhir ini
berapa? (Peneliti menunjuk pekerjaan siswa)
SW4 : .
P : Terus nilainya nya berapa?
SW4 : Oiya, ada negatifnya Mbak.
P : Coba sekarang pakai cara yang pake titik puncak
dan satu titik yang diketahui.

Pembahasan
Pada problem posing tipe pre-solution posing, SW4 membuat soal yang cukup baik hanya saja
kurang teliti. Terdapat kesalahan satuan yang digunakan yaitu satuan luas seharusnya satuan
panjang. SW4 juga salah menggunakan istilah, bukan persamaan kuadrat tetapi fungsi kuadrat.
Kemudian dalam perhitungan ketika menyelesaikan soal pada tanda negatif sehingga fungsi
kuadratnya salah. Soal yang dibuat SW4 seharusnya dikatakan dalam bentuk pemisalan dan
ditambah keterangan bahwa lintasan lemparan kayu membentuk parabola yang dimisalkan posisi
awal kayu pada titik koordinat sehingga soal tersebut hanya dapat dikerjakan dengan
menentukan persamaan kuadrat grafik yang diketahui titik puncak dan salah satu titik yang dilalui
grafik.
SW4 memadukan bagian-bagian untuk membentuk soal yang baru dan koheren dengan kondisi
yang diberikan. SW4 memperhatikan kecukupan unsur atau bagian dalam sebuah soal supaya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

dikerjakan, meskipun pada akhirnya soal yang dihasilkan tidak dapat diselesaikan.
Pada pre-solution posing, SW4 menempati level menganalisis (C4).

Tabel 5.11. Pembahasan SW4 Tipe Within-Solution Posing:

Soal SW4 Tipe Within-Solution Wawancara


Posing
(kosong) SW4 : Kan nyari panjang keramba yang bisa dibeli,
yaitu 80 meter. Terus masukkan ke rumus
keliling. Jadi, ,
. Terus....
P : Kenapa dan ?
SW4 : Digambarnya panjangnya ada 2 terus lebarnya
ada 4.
P : Oke baik. Lanjutkan.
SW4 : Karena yang dicari luas maksimum jadi yang
dipake rumus luas,
terus diturunkan . X nya
ketemu 10. Tinggal cari y nya, x nya disubstitusi
ke ketemu y nya 20.
P : nya 10 gimana prosesnya bisa dapat 10?
SW4 : , terus difaktorkan ketemu 10.
P : Jadi ukurannya?
SW4 : Panjangnya 20 meter dan lebarnya 10 meter.
Pembahasan
Pada problem posing tipe within-solution posing, SW4 dapat mengerjakan soal stimulus dengan
sangat baik, bahkan ketika diuji oleh peneliti, SW4 dapat mengerjakan soal stimulus dengan dua
cara yaitu penerapan Turunan dan Fungsi Kuadrat.
Pada within-solution posing, SW4tidak dapat ditentukan level kemampuan problem posingnya
karena tidak ada soal yang diukur.

Tabel 5.12. Pembahasan SW4 Tipe Post-Solution Posing:

Soal SW4 Tipe Post-Solution Posing Wawancara


Gambar di bawah ini adalah dua jajar genjang dengan P : Nah sekarang tentang soal yang
perbandingan luas ABCD:EFGH = . kamu buat. Ini
perbandingannya sedikit tidak
A B E F familiar ya.
300 SW4 : Iya mbak, biar susah soalnya
x+2 x x-3
(Siswa tertawa).
G H
x-7
C A’ D
Tentukan nilai dan tentukan selisih luas dan keliling
nilai jajar genjang tersebut.
Penyelesaian Soal SW4 Wawancara
P : Kenapa pake tangent Dek?
SW4 : Karena .... (Siswa diam).
√ P : Tadi mau cari apa yang pake
tangent itu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

√ SW4 : A’D.
P : Nyari A’D buat apa?
SW4 : Kan mau nyari luas jajar

genjang Mbak.
P : Nah, luas jajar genjang
rumusnya apa?
SW4 : Alas kali tinggi.
P : Alasnya A’D?
SW4 : Iya. Eh CD mbak.
√ P : Terus?
SW4 : (Siswa diam)
P : Coba lanjutkan pengerjaannya.
√ SW4 : Nggak bisa deng mbak. Ini
harusnya yang diketahui
panjang CD.
√ :√
√ √ √
( √ ) √ √

√ √( √ ) ( √ )( √ )
( √ )
√ √

Soal Baru dengan Bantuan Peneliti Wawancara


Gambar di bawah ini adalah dua jajar genjang dengan P : Kalau misalnya mau soalnya
perbandingan luas ABCD:EFGH = . bisa dikerjakan jadi apa yang
harus diketahui?
A B E F SW4 : (Siswa diam sejenak sebelum
300 menjawab) Mmm... Kalau
x x-3
diketahui diagonalnya nanti
luasnya nggak bisa dicari juga.
C D G x-7 H
P : Jadi gimana?
Tentukan nilai x dan tentukan selisih luas dan keliling SW4 : Mmm.... Ya udah diketahui alas
nilai jajar genjang tersebut. sama tingginya aja mbak.
P : Kalau misalnya tetep pengen
pake sudut yag diketahui
gimana?
SW4 : (Siswa diam).
P : Bisa nggak?
SW4 : Nggak bisa menurutku mbak.
P : Kenapa nggak bisa?
SW4 : Kalau sudutnya tetep di situ
terus ditarik garis ke C,
panjangnya . Eh bisa
mbak, tapi sudutnya dipindah
ke sini.
P : Kalau sudutnya tetep di situ
bisa nggak?
SW4 : Bisa bisa... Kan ini siku-siku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

berarti sudut yang ini nanti jadi


60.
P : Terus nyari alasnya gimana?
SW4 : (Siswa diam).
P : Hayo gimana?
SW4 : Mmm ...Mbak ini bisa deng
nya ngga usah diketahui.
Pake x sama sudutnya aja kan
jadinya pake depan samping.
Tangent berarti.
Pembahasan
Pada problem posing tipe post-solution posing, SW4 menunjukkan bahwa ia melewati tahap
challenging yaitu SW4 merasa tertantang untuk membuat soal baru yang lebih sulit, tetapi
sayangnya, SW4 tidak dapat menyelesaikan soal yang dibuatnya karena unsur-unsur yang tidak
cukup. Tetapi pada tahap wawancara dengan bantuan peneliti, SW4 dapat membuat soal baru yang
lebih baik dengan unsur-unsur yang cukup dan dapat ditemukan penyelesaiannya. Teknik yang
digunakan dalam menyusun soal adalah replacement (mengganti gambar dan bilangan) dan
addition (menambah soal selisih luas).
SW4 menentukan hubungan-hubungan antarbagian pada soal stimulus, urut-urutan pengerjaan
dari soal stimulus dan membuat soal yang serupa tetapi kurang memperhatikan kecukupan unsur
dan syarat supaya soal dapat dikerjakan. SW4 menunjukkan kemampuan memutuskan hasil atau
operasi berdasarkan kriteriadan standar dari soal stimulus serta mendeteksi apakah soal yang dibuat
berdasarkan prosedur seperti soal stimulus.
Pada post-solution posing, SW4 menempati level mengevaluasi (C5).

Tabel 5.13. Pembahasan SW5 Tipe Pre-Solution Posing:

Soal SW5 Tipe Pre-Solution Posing Wawancara


Seorang anak melemparkan sebatang SW5 : Mmm ...(Siswa diam sejenak). Oh ini.. Kemarin
kayu vertikal ke atas untuk mengambil itu kan ternyata pas tak gambar grafiknya ke
layang-layang yang tersangkut di bawah, kan ngelempar layang-layangnya ke
sebuah pohon. Lintasan batang kayu atas, aku lupa kalau ini negatif positifnya kan
yang dilemparkan membentuk grafik ngefek ya (Siswa menunjuk nilai a pada
parabola dengan persamaan persamaan kuadrat).
P : Negatif positifnya ngefek gimana maksudnya?
Gambarlah lintasan batang kayu SW5 : Maksudnya nilai a kalau positif, parabolanya
tersebut! terbuka ke bawah, kalau negatif parabolanya
terbuka ke atas.
P : Coba ceritakan gimana awalnya, kan kamu
bikin soal dengan persamaan kuadrat
trus bisa jadi gimana?
SW5 : Iya tadi pas digambar ternyata grafiknya ke
bawah. Trus kalau misalnya aku ubah ini jadi
negatif kan nanti nggak bisa difaktorkan, jadi
semuanya aku balik yang positif jadi negatif
yang negatif jadi positif. Terus aku coba
kerjakan ulang. Ternyata ketemu, tapi ya
hasilnya pecahan-pecahan gitu Mbak.
Penyelesaian Soal SW5 Wawancara
SW5 : Kan cari titik potong dulu dengan sumbu Y trus
titik potong dengan sumbu X. Terus, cari sumbu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

simetrinya. Ya udah terus digambar.

( ) ( )

Pembahasan
Pada problem posing tipe pre-solution posing, SW5 melakukan cara yang cukup baik dalam
penyusunan soal, dimana SW5 menentukan dulu fungsi kudratnya, tetapi ketika digambar hasilnya
tidak sesuai yang diinginkan, SW5 kemudian mengganti fungsinya yaitu dengan mengganti nilai
yang semula positif menjadi negatif. Tetapi SW5 juga mengganti nilai dan supaya titik-titik
potong dengan sumbu X dapat dicari dengan memfaktorkan persamaan kuadrat dari fungsi tersebut.
Soal yang dibuat SW5 ini berasal dari idenya sendiri, sesuai dengan kondisi dan merupakan soal
matematika yang dapat diselesaikan.
Ini menunjukkan bahwa SW5 mampu mengembangkan ide, dengan cara menggabungkan
unsur-unsur untuk membentuk fungsi secara keseluruhan dan menata kembali unsur-unsur menjadi
pola melalui perencanaan, pengembangan, dan produksi.
Pada pre-solution posing, SW5 menempati level mencipta (C6).

Tabel 5.14. Pembahasan SW5 Tipe Within-Solution Posing:

Soal SW5 Tipe Within-Solution Wawancara


Posing
(kosong) SW5 : Awalnya tuh idenya aja sih mbak yang untuk
ngerjain soal ini tuh gimana gitu.
P : Terus?
SW5 : Iya terus diotak-atik pake dimodelin
matematika gitu, y nya ada dua sisi nya ada
empat.
P : Terus ini kan kamu nggak ada buat soal ya dek.
Kenapa gitu?
SW5 : Kan penjelasan di awal sama mbaknya kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

ada kesulitan terus buat soal.


P : Kamu nggak ada kesulitan berarti Dek?
SW5 : Enggak. Cuma ide diawal tadi aja.

Pembahasan
Pada problem posing tipe within-solution posing, SW5 hanya menemukan kesulitan dalam
menentukan ide pengerjaan soal tetapi kemudian mengerjakan soal dengan baik, tetapi pengerjaan
yang dibuatnya belum menjawab apa yang ditanyakan dalam soal. Dengan bantuan peneliti, SW5
dapat menemukan penyelesaian dari soal rangsangan tanpa menemukan kesulitan.
Pada within-solution posing, level kemampuan problem posing SW5 tidak dapat ditentukan
karena tidak ada soal yang muncul karena SW5 tidak menemukan kesulitan dalam mengerjakan
soal.

Tabel 5.15. Pembahasan SW5 Tipe Post-Solution Posing:

Soal SW5 Tipe Post-Solution Posing Wawancara


P : Kenapa kamu menentukan yang diketahui
D C AB, CE sama DC. Kenapa yang kamu
pilih yang diketahui itu kenapa nggak
yang lain?
SW5 : Ya, gimana ya mbak, lebih mudah aja
nanti ngerjainnya, biar lebih mudahlah.
A E B P : Mmm... Gitu.
SW5 : Ya.
I H P : Kalau misalnya, yang diketahui misalnya
BC sama DC, bisa nggak nanti soalnya
nanti dikerjakan?
SW5 : (Siswa diam sejenak) Bisa.
F J G P : Bisa?
Gambar di atas adalah dua trapesium dengan SW5 : Hmm... Bisa. Tapi kalau misalnya CE juga
perbandingan Luas trapesium ABCD : nggak diketahui juga ... Eh ... Ya tetep
trapesium FGHI 4:1. Berapa jumlah keliling nggak bisa.
kedua trapesium tersebut? P : Nggak bisa kenapa?
SW5 : Ya karena kan harus nyari segitiganya
dulu juga
Penyelesaian Soal SW5 Wawancara
SW5 : Jadi kita cari dulu nilai dengan
menggunakan informasi yang diketahui
( ) dari soal yaitu perbandingan kedua
trapesium kemudian ketemu nilai sama
( ) dengan nol atau sama dengan tiga belas
per dua sembilan. Tapi yang diambil
adalah sama dengan tiga belas per dua
sembilan.
P : Kenapa tidak diambil yang sama dengan
nol?
SW5 : Karena kalau yang diambil sama dengan
nol panjangnya eh tinggi trapesiumnya
nggak ada.
P : Oke baik. Lalu?
SW5 : Kemudian nya dimasukkan ke
tidak memenuhi persamaan panjang-panjang sisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

trapesium. Lalu cari sisi miring pada


trapesium untuk mencari tingginya.
Kemudian cari keliling masing-masing
trapesium dan dijumlahkan.
P : Ini FGnya negatif masih dilanjutin
kenapa? Terus sampai cari JG juga
negatif.
SW5 : Iya mbak, cuma pengen tahu sampai akhir
jawabannya negatif apa engga. Ternyata
hasilnya positif kok mbak.
P : Tapi ini kan panjang, boleh nggak kalau
panjangnya negatif?
SW5 : Nggak boleh mbak, tapi hasil akhirnya
positif.

√( ) ( )

√ √

√( ) ( )

√ √


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

√ √

√ √

Pembahasan
Pada problem posing tipe post-solution posing, SW5 memahami benar bagaimana supaya
sebuah soal dapat dikerjakan. SW5 membuat soal matematika dengan kalimat yang baik, serta
dengan unsur-unsur yang cukup, hanya saja ketika dikerjakan, soal yang dibuat SW5 ini tidak
memiliki penyelesaian karena panjang sisi FG bernilai negatif. SW5 memahami bahwa panjang sisi
tidak boleh bernilai negatif, tetapi SW5 tetap melanjutkan menghitung dan ditemukan hasil
perhitungan yaitu jumlah keliling dari kedua trapesium tersebut bernilai positif. Teknik yang
digunakan oleh SW5 yaitu replacement (mengganti gambar, bilangan, dan yang ditanyakan) dan
modification.
Dari situ terlihat bahwa SW5 mampu menentukan hubungan antara bagian atau secara
keseluruhan dengan melakukan penurunan, pengelolaan, dan pengenalan unsur-unsur pada soal
rangsangan sehingga muncullah soal seperti yang dibuat SW5.
SW5 menunjukkan kemampuan untuk mengetes konsistensi internal atau kesalahan pada soal
yaitu mengecek kecukupan unsur-unsur yang diketahui dari soal supaya soal dapat diselesaikan,
dan kemampuan memutuskan hasil atau operasi berdasarkan kriteria penyelesaian dengan urut-
urutan yang sama dengan soal rangsangan.
Pada post-solution posing, SW5 menempati level mengevaluasi (C5).

Pada ketiga tipe problem posing, banyak hal-hal penting yang harus lebih

diperhatikan dalam membuat soal dan menyelesaikan soal. Sebagian besar

siswa kurang teliti dan tidak memeriksa kembali pekerjaannya.

Siswa yang berada pada level C0 hanya SW3 pada within-solution

posing. Siswa yang berada pada level mengingat (C1) yaitu SW1 pada pre-

solution posing. Siswa yang berada pada level memahami (C2) yaitu SW1

pada post-solution posing. Siswa yang berada pada level menerapkan (C3)

yaitu SW2 pada post-solution posing. Siswa yang berada pada level

menganalisis (C4) yaitu SW2, SW3 dan SW4 pada tipe pre-solution posing.

Siswa yang berada pada level mengevaluasi (C5) yaitu SW4 dan SW5 pada

tipe post-solution posing. Siswa yang berada pada level mencipta (C6) yaitu

SW3 pada post-solution posing, SW5 pada pre-solution posing.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

B. Jenis Soal Siswa Berdasarkan Dimensi Pengetahuan

Berdasarkan dimensi pengetahuan dalam taksonomi Bloom edisi revisi

dipaparkan empat jenis kategori pengetahuan yaitu pengetahuan faktual,

pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan

metakognitif.

Berdasarkan analisis terhadap jenis soal berdasarkan dimensi

pengetahuan, dari 11 soal yang dibuat siswa, 8 diantaranya tidak dapat

ditentukan jenis pengetahuan yang dituntut karena soal-soal tersebut berupa

pernyataan atau soal-soal matematika yang tidak dapat diselesaikan. Tiga soal

yang lain yaitu soal dengan kode SW3.1, SW5.1 dan SW3.3 menuntut

pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural. Tidak ada satu soal yang

menuntut pengetauan metakognitif.

Soal-soal dikatakan menuntut pengetahuan faktual apabila dalam

menyelesaikannya dibutuhkan pengetahuan tentang terminologi dan

pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik, yaitu

pengetahuan mengenai definisi dan bentuk umum persamaan kuadrat dan

fungsi kuadrat, simbol-simbol pokok dan istilah yang digunakan dalam materi

persamaan dan fungsi kuadrat, serta mengenali grafik fungsi kuadrat. Soal-

soal yang menuntut pengetahuan faktual adalah soal berikut:

<SW3.3> Carilah!
6+x

4+x
II I

Selisih luas kedua setengah lingkaran tersebut. Perbandingan luas = 2:4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Soal yang menuntut pengetahuan faktual jika dalam mengerjakan soal ini

dituntut untuk memahami simbol dan menentukan elemen-elemen yang

diketahui untuk menyusun fungsi kuadrat berdasarkan rumus jarak atau

ketinggian pada gerak parabola. Seperti pada soal-soal berikut ini:

<SW3.1> Layang-layang tersangkut di pohon pada ketinggian 10m. Ada orang melempar
batu dengan kecepatan ⁄ untuk menjatuhkan. Pada detik keberapa batu
mengenai layangan?

<SW5.1> Seorang anak melemparkan sebatang kayu vertikal ke atas untuk mengambil
layang-layang yang tersangkut di sebuah pohon. Lintasan batang kayu yang
dilemparkan membentuk grafik parabola dengan persamaan –
Gambarlah lintasan batang kayu tersebut!

Sebuah soal dikatakan menuntut pengetahuan konseptual apabila dalam

menyelesaikannya dibutuhkan pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori,

pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi; dan pengetahuan tentang teori,

model, dan struktur. Menuntut pengetahuan konseptual karena dibutuhkan

pemahaman konsep gerak parabola dan penerapan fungsi kuadrat dalam gerak

parabola

<SW3.1> Layang-layang tersangkut di pohon pada ketinggian 10m. Ada orang melempar
batu dengan kecepatan ⁄ untuk menjatuhkan. Pada detik keberapa batu
mengenai layangan?

<SW5.1> Seorang anak melemparkan sebatang kayu vertikal ke atas untuk mengambil
layang-layang yang tersangkut di sebuah pohon. Lintasan batang kayu yang
dilemparkan membentuk grafik parabola dengan persamaan –
Gambarlah lintasan batang kayu tersebut!

Soal-soal menuntut pengetahuan konseptual jika soal-soal tersebut

menuntut pengetahuan mengenai konsep bangun datar dan konsep penerapan

persamaan dan fungsi kuadrat, seperti pada soal-soal berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

<SW3.3> Carilah!

6+x

4+x
II I

Selisih luas kedua setengah lingkaran tersebut. Perbandingan luas = 2:4

Sebuah soal dikatakan menuntut pengetahuan prosedural apabila dalam

menyelesaikannya dibutuhkan pengetahuan tentang keterampilan dalam

bidang tertentu dan algoritma, pengetahuan tentang teknik dan metode dalam

bidang tertentu dan pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan

harus menggunakan prosedur yang tepat. Soal ini menuntut pengerjaan

dengan langkah yang urut sesuai dengan aturan-aturan matematika.

<SW3.1> Layang-layang tersangkut di pohon pada ketinggian 10m. Ada orang melempar
batu dengan kecepatan ⁄ untuk menjatuhkan. Pada detik keberapa batu
mengenai layangan?

<SW5.1> Seorang anak melemparkan sebatang kayu vertikal ke atas untuk mengambil
layang-layang yang tersangkut di sebuah pohon. Lintasan batang kayu yang
dilemparkan membentuk grafik parabola dengan persamaan –
Gambarlah lintasan batang kayu tersebut!

Salah satu ciri soal yang menuntut pengetahuan prosedural adalah dalam

menyelesaikan soal-soal matematika, prosedur penyelesaian dilakukan secara

bertahap dari pernyataan yang ada pada soal menuju pada tahap selesaiannya,

itu menunjukkan adanya urutan langkah yang akan ditempuh yaitu sesudah

suatu langkah akan diikuti langkah berikutnya, seperti pada soal-soal berikut

ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

<SW3.3> Carilah!

6+x

4+x
II I

Selisih luas kedua setengah lingkaran tersebut. Perbandingan luas = 2:4

Soal tersebut menuntut pengetahuan kriteria untuk menentukan kapan

menggunakan prosedur-prosedur yang tepat. Dalam mengerjakan soal

tersebut, seseorang dapat memilih prosedur yang tepat sesuai dengan kriteria

misalnya cara yang paling mudah atau cara yang paling dikuasai.

Dari semua soal yang muncul, tidak ada satu soal yang menuntut

pengetahuan metakognitif. Sebuah soal dikatakan menuntut pengetahuan

metakognitif apabila dalam menyelesaikannya dibutuhkan pengetahuan

strategis; pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif yang meliputi

pengetahuan kontekstual dan kondisional; dan pengetahuan diri.

Berikut ini adalah soal-soal yang tidak dapat ditentukan jenis

pengetahuan yang dituntut karena bukan merupakan soal matematika yang

dapat diselesaikan atau berupa pernyataan:

<SW1.1> Amel melemparkan sebatang kayu ke atas sebuah pohon. Diketahui kecepatan
awal ⁄ . Pohon tersebut memiliki tinggi 25m, namun sayangnya kayu
tersebut tidak mengenai layang-layang. Saat mencapai puncak, kayu tersebut
jatuh ke tanah. Bagaimana persamaan kuadrat dari cerita tersebut?

<SW1.2>
Tentukanlah nilai maksimum dari fungsi tersebut!

<SW2.1> Sebuah batang kayu yang digunakan seorang anak untuk mengambil layang-
layang yang tersangkut di pohon dilemparkan ke atas hingga lintasannya
membentuk suatu parabola. Tinggi lintasan batang kayu setelah detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

ditentukan oleh rumus . Berapa tinggi maksimum batang kayu tersebut


jika tidak mengenai pohon?

<SW2.3> Tentukan selisih keliling persegi panjang di bawah ini!


A

4x+3

3x+6
B

x+6

3x+2
Perbandingan LA : LB adalah 2:1.

<SW.4.1> Seorang anak melemparkan sebatang kayu dari titik (0,0) dan mencapai tinggi
maksimum pada titik (2,6). Kemudian kayu jatuh di depannya dengan jarak 4
satuan luas. Tentukan persamaan kuadratnya!

<SW4.3> Gambar di bawah ini adalah dua jajar genjang dengan perbandingan luas
ABCD:EFGH = .
A B E F
300
x+2 x x-3

C A’ D G x-7 H

Tentukan nilai dan tentukan selisih luas dan keliling nilai jajar genjang
tersebut.

Soal-soal tersebut merupakan soal matematika yang tidak dapat

diselesaikan karena beberapa diantaranya tidak memiliki unsur-unsur

diketahui yang cukup.

<SW5.3> I H

F J G

D C

A E B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Gambar di atas adalah dua trapesium dengan perbandingan Luas trapesium


ABCD : trapesium FGHI 4:1. Berapa jumlah keliling kedua trapesium tersebut?

Soal tersebut memiliki unsur-unsur yang cukup, tetapi soal tersebut tidak

memiliki penyelesaian karena salah satu panjang sisinya bernilai negatif.

<SW1.3> Tentukan perbandingan luas ABC dengan PQRS = 3:4!

A P 3x Q
3x+2 5x+1

B C S R
2x-2

Soal tersebut dapat dikatakan sebuah pernyataan karena tidak ada

masalah yang dituntut untuk diselesaikan. Pada soal tersebut menanyakan hal

yang sudah diketahui pada soal yaitu perbandingan luas ABC dengan

PQRS yang sudah diketahui yaitu .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian terhadap 5 siswa kelas X SMA El Shadai

Magelang, analisis, dan pembahasan data, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kemampuan problem posing tiap siswa berbeda-beda. Pada pre-

solution posing, SW1 berada pada level mengingat (C1), SW2, SW3,

dan SW4 pada level menganalisis (C4), dan SW5 pada level mencipta

(C6). Pada within-solution posing, hanya SW1 yang mengajukan soal

dan berada pada level mengevaluasi (C5). SW3 berada pada level C0

karena tidak dapat mengerjakan soal stimulus dan tidak membuat soal

bantuan. SW2, SW4, dan SW5 dapat mengerjakan soal stimulus

dengan baik dan tidak muncul soal bantuan, sehingga level

kemampuan problem posing dari ketiga siswa tersebut tidak dapat

ditentukan. Pada post-solution posing SW1 berada pada level

memahami (C2), SW2 pada level menerapkan (C3), SW3 pada level

mencipta (C6), SW4 dan SW5 pada level mengevaluasi (C5). Bagi

siswa yang memiliki daya nalar diatas rata-rata, pendekatan seperti ini

memberikan peluang untuk melakukan eksplorasi intelektualnya.

Mereka akan tertantang untuk membuat tambahan informasi dari

informasi yang disediakan sehingga pertanyaan yang diajukan

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

memiliki jawaban yang lebih kompleks. Sedangkan bagi siswa yang

berkemampuan biasa, pendekatan problem posing akan memberikan

kemudahan untuk membuat soal dengan tingkat kesukaran sesuai

dengan kemampuannya.

2. Banyak soal yang dibuat siswa tidak dapat ditentukan jenis

pengetahuannya karena soal yang dibuat belum memenuhi kriteria soal

yang baik dengan unsur-unsur yang belum cukup untuk dapat

diselesaikan. Jenis pengetahuan yang dituntut dari soal-soal yang

dianggap sudah memenuhi kriteria soal yang baik tidak cukup

beragam. Dari 11 soal yang dibuat oleh 5 siswa tersebut, 8 diantaranya

tidak dapat ditentukan jenis pengetahuan yang dituntut karena soal-

soal tersebut berupa pernyataan atau soal-soal matematika yang tidak

dapat diselesaikan. Soal-soal tersebut sebagian besar disebabkan

karena kalimat yang tidak jelas dan unsur-unsur penting yang tidak

dicantumkan. Tiga soal yang lain yaitu soal dengan kode SW3.1,

SW5.1 dan SW3.3 menuntut pengetahuan faktual, konseptual dan

prosedural. Tidak ada satu soal yang menuntut pengetahuan

metakognitif. Soal-soal yang dibuat siswa cukup baik, tetapi faktor

ketelitian dan faktor lupa seringkali menjadi masalah. Kesalahan-

kesalahan karena ketidaktelitian yang tampak sederhana seperti tanda

negatif atau positif, penggunaan satuan, hingga kesalahan fatal

membuat pertanyaan yang sudah terjawab dalam soal membuat soal-

soal yang seharusnya baik menjadi tidak dapat dikerjakan atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

diselesaikan. Faktor lupa dalam penelitian ini yaitu mengenai rumus

jarak atau ketinggian pada gerak parabola, nilai optimum berdasarkan

nilai koefisien .

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi guru

a) Sebaiknya guru menerapkan pendekatan problem posing dalam

kegiatan pembelajaran karena pengajuan soal dapat mengasah

metakognisi siswa (siswa mengkonstruksi pengetahuan dari

membuat soal sesuai dengan kemampuan diri). Problem posing

dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara individu,

berpasangan, ataupun kelompok.

b) Agar kemampuan problem posing siswa berkembang dari situasi

yang telah disediakan, maka sebaiknya guru menyediakan situasi

yang cukup dekat bagi siswa, sebaiknya guru memperhatikan

faktor-faktor penyulit soal atau masalah agar soal-soal yang

dibentuk bervariasi.

c) Dalam pembelajaran Matematika, guru tidak hanya memberikan

soal-soal berbentuk pilihan ganda atau esai. Supaya lebih bervariasi

dan tidak membosankan, sebaiknya ditambah variasi bentuk soal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

seperti menjodohkan, soal benar salah atau dibuat dalam bentuk

teka-teki silang.

d) Guru dapat menerapkan pendekatan problem posing pada semua

siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda, tetapi tuntutan yang

diberikan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa supaya

dapat membantu siswa dalam merangsang atau memunculkan ide-

ide baru berdasarkan pemikiran siswa yang berasal dari topik yang

diberikan, melatih berpikir secara sistematis, mengembangkan

kreativitas siswa, mengembangkan kemampuan memecahkan

masalah, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam

menyampaikan informasi.

2. Bagi penelitian selanjutnya

a) Sebaiknya penelitian dilakukan dalam tenggang waktu yang tidak

terlalu lama dari sejak materi diberikan untuk mengurangi atau

menghindari faktor lupa sehingga hasil penelitian lebih optimal.

b) Sebaiknya soal tes tertulis diujikan terlebih dahulu kepada siswa

lain (yang bukan merupakan subjek penelitian) dengan kemampuan

yang setara atau tidak jauh berbeda dengan siswa yang menjadi

subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sani, Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: Rineka Cipta.

Anderson, Lorin W. & David R. Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning,


Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of
Educational Objectives. New York: Longman

Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima.

Brown, S. I. & Walter, M. I. 1983. The Art of Problem Posing. Hillsdale, NJ.:
Lawrence Erlbaum Assoc.

Budiono. 2009. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Tersedia dalam


http://www.scribd.com/doc/21684083/Pengemb-Materi-Pembelaj-
Budiono-SMANEJA-Blitar. Diakses pada tanggal 25 September 2013.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia


tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas.

English, Lyn D. 1997. The Development of Fifth-Grade Children’s Problem-


Posing Abilities. Educational Studies in Mathematics, Vol 34, No. 3.
Hlm 183-217. Springer. Tersedia dalam
http://www.jstor.org/stable/3482836. Diakses pada tanggal 28 Juli
2013.

English, Lyn D. 1998. Children's Problem Posing within Formal and Informal
Contexts. Journal for Research in Mathematics Education, Vol. 29,
No. 1. Hlm 83-106. National Council of Teachers of Mathematics.
Tersedia dalam http://www.jstor.org/stable/749719. Diakses pada
tanggal 28 Juli 2013.

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Hamzah, B. Uno. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar


Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Har, Yeap Ban. 2009. Mathematical Problem Posing in Singapore Primary


School. Mathematical Problem Solving yearbook 2009. Hlm 104-190.
Singapore : World Scientific Publishing.

Kemdikbud. 2014. Buku Guru Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X edisi


revisi. Jakarta: Kemdikbud.

Mardjono, A., 2004. Aljabar dan Trigonometri. Yogyakarta: Universitas Sanata


Dharma.

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Offset.

Noormandiri, B.K. 2007. Matematika SMA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Ronis, Diane. 2011. Asesmen sesuai Cara Kerja Otak, edisi kedua. Jakarta:
Indeks. (diterjemahkan dari judul asli Brain-Compatible Assessments,
second edition. 2007. California: Corwin Press).

Sawitri, Peni. 2010. Tingkat Berpikir yang Digunakan Siswa Dan Kesulitan Yang
Dialami Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada
Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Yogyakarta:
Skripsi di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Silver, Edward A. 1985. Teaching and Learning Mathematical Problem Solving:


Multiple Research Perspectives.

Silver, Edward A. 1994. On Mathematical Problem Posing. For The Learning of


Mathematics. Vol. 14, No. 1. Hlm 19-28. FLM Publishing
Association. Tersedia dalam http://www.jstor.org/stable/40248099.
Diakses pada tanggal 28 Juli 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

Silver, Edward A, et al. 1996. Posing Mathematical Problems: An Exploratory


Study. Journal for Research in Mathematics Education, Vol. 27, No. 3.
Hlm 293-309. National Council of Teachers of Mathematics. Tersedia
dalam http://www.jstor.org/stable/749366. Diakses pada tanggal 28
Juli 2013.

Silver, Edward A. & Cai, Jinfa. 1996. An Analysis of Arithmetic Problem Posing
by Middle School Students. Journal for Research in Mathematics
Education, Vol. 27, No. 5 Hlm 521-539. National Council of Teachers
of Mathematics Tersedia dalam http://www.jstor.org/stable/749846.
Diakses pada tanggal 29 Juli 2013.

Silver, Edward A. & Cai, Jinfa. 2005. Assesing Student’s Mathematical: Probem
Posing. Teaching Children Mathematics, Vol. 12, No. 3, Focus Issue:
Posing and Solving Problems. Hlm 129 – 135. National Council of
Teachers of Mathematics. Tersedia dalam
http://www.jstor.org/stable/41198679. Diakses pada tanggal 28 Juli
2013.

Soejadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. (Konstatasi keadaan


masa kini menuju harapan masa depan). Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta:


Depdikbud.

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.


Semarang: UNNES.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

Uzer, Mohammad Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Whitin. Phyllis. 2004. Promoting Problem-Posing Explorations. Teaching


Children Mathematics, Vol. 11, No. 4. Hlm 180 – 186. National
Council of Teachers of Mathematics. Tersedia dalam
http://www.jstor.org/stable/41199798. Diakses pada tanggal 28 Juli
2013.

Wirodikromo, Sartono. 2003. Matematika 2000. Jakarta: Erlangga.

Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA kelas X semester 1. Jakarta :


Erlangga

Zahara, Tengku Djaafar. 2001. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil


Belajar. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran A
Surat Keterangan Penelitian
Silabus
Foto-foto Penelitian

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

Foto-foto Penelitian

Perpustakaan SMA El Shadai sebagai tempat bimbingan olimpiade

Bimbingan olimpiade Suasana Kelas XB


bersama Ibu Dwi Ana Retno S. Pd ketika pembelajaran berlangsung

Peneliti diberi kesempatan mengajar pada saat observasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

Siswa Mengerjakan Lembar Kerja Problem Posing


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran B
Lembar Kerja Siswa
Kunci Jawaban

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

Lembar Kerja Siswa 1

(Pre-Solution Posing)

Standar Kompetensi :
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta
pertidaksamaan kuadrat.

Kata Kunci : Pemfaktoran Grafik Fungsi Kuadrat


Melengkapkan kuadrat sempurna Akar-akar Persamaan Kuadrat
Rumus Persamaan Kuadrat

Buatlah sebuah soal berdasarkan kondisi berikut ini!

Seorang anak melemparkan sebatang kayu vertikal ke atas (dengan kecepatan


awal tertentu untuk mengambil layang-layang yang tersangkut di sebuah pohon.
Batang kayu yang dilemparkan (jika tidak mengenai pohon tersebut) akan
mencapai ketinggian tertentu, kemudian jatuh ke tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

Lembar Kerja Siswa 2

(Within-Solution Posing)
Standar Kompetensi :

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta

pertidaksamaan kuadrat.

1. Pak Ketut ingin membuat 3 buah keramba untuk memelihara ikan

gurame, ikan nila dan udang di kolam ikan bawal yang berukuran

m. Pak Ketut hanya memiliki uang Rp 500.000 untuk

membeli jaring jala yang harganya Rp 6.250 per meter (dengan lebar

jaring jala sama dengan kedalaman kolam Pak Ketut). Ketiga

keramba akan dibuat berdampingan, seperti tampak pada gambar

berikut (dengan alasnya adalah tanah atau dasar kolam). Misalkan

panjang keramba y m dan lebarnya x m, serta jumlah keliling ketiga

keramba tersebut k m. Tentukanlah ukuran keramba agar luasnya

maksimum!

Bagaimana menentukan ukuran panjang dan lebar permukaan

keramba agar luasnya maksimum dengan uang yang tersedia?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

2. Buatlah soal-soal baru yang membantu kesulitan-kesulitan anda dalam

mengerjakan soal tersebut! (Soal-soal dibuat ketika Anda mengerjakan

soal nomor 1).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 2

Standar Kompetensi :
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta
pertidaksamaan kuadrat.

Pak Ketut hanya memiliki uang Rp 500.000 untuk membeli jaring jala yang
harganya Rp 6.250 per meter. Jaring jala tersebut akan dibuat untuk
membatasi keramba ikan gurame, ikan nila dan udang. Ketiga keramba ikan
dibuat berdampingan, seperti tampak pada gambar berikut. Misalkan
panjang keramba y m dan lebarnya x m, serta jumlah keliling ketiga keramba
tersebut k m. Tentukanlah ukuran keramba agar luasnya maksimum!

Bagaimana menentukan ukuran panjang dan lebar permukaan keramba agar


luasnya maksimum dengan uang yang tersedia?

Penyelesaian:
Uang yang tersedia Rp 500.000 jadi panjang jaring jala yang dapat dibeli Pak Ketut
adalah 500.000 : 6250 = 80 m
Karena panjang jaring jala yang tersedia adalah 80 m maka keliling keseluruhan
permukaan keramba ikan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

Luas keseluruhan permukaan keramba ikan adalah


 ( )

Karena luas permukaan keramba bergantung pada nilai , persamaan fungsi luas
dapat dinyatakan sebagai berikut.
( )
Luas maksimumnya merupakan ordinat dari titik puncak grafik fungsi kuadrat
( )
( ) ( )
m2

( )

:2

( )( )

Jadi ukuran keramba Pak Ketut agar luasnya maksimum adalah meter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

Lembar Kerja Siswa 3

(Post-Solution Posing)
Standar Kompetensi :

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta

pertidaksamaan kuadrat.

1. Kerjakan soal berikut secara lengkap dan sistematis!

Gambar di bawah ini adalah dua segitiga dengan perbandingan luas ABC :

PQR = 3:1

B P x+3 Q
A
2x+6
2x

R
4x+12

Berapakah selisih keliling kedua segitiga tersebut?

2. Setelah selesai mengerjakan dan memahami penyelesaian soal di atas,

kerjakan perintah berikut:

 Buatlah soal-soal baru yang lebih menantang.

 Anda bisa memanfaatkan teknik-teknik inovasi pengajuan soal

baru pada lembar lampiran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Teknik-teknik Inovasi dalam Pengajuan Soal Baru

Inovasi dalam cerita Inovasi dalam pengajuan soal Ciri/keistimewaan soal


Substitution – menceritakan Replacement – mengajukan Soal digunakan untuk drill
cerita yang sama dengan sedikit soal yang sama tapi
perubahan seperti nama, objek, mengganti jumlah
tempat. (amounts/quantities),
gambar, bentuk, unit, dll.
Addition – menceritakan cerita Addition – mengajukan soal Soal dikembangkan dan
yang sama tetapi menambah yang sama tetapi memberikan menjadi lebih kompleks
deskripsi, dialog atau kejadian- batasan atau menambah
kejadian tantangan
Alteration – membuat Modification – mengambil Soal akan menjadi benar-
perubahan yang memuat soal yang sama tetapi benar baru tetapi masih
reperkusi, contohnya memodifikasi (memberikan dapat dikerjakan dengan
perubahan karakteristik, tambahan) soal menggunakan penyelesaian
memodernisasi latar dan waktu, dari soal semula sebagai
dan mengubah ending. acuan.
Transformation – menceritakan Contextualizing – membuat Masalah menjadi lebih
cerita yang sama dengan gaya soal yang kontekstual atau kontekstual tetapi dasarnya
(genre) yang berbeda. berkaitan langsung dengan masih sama dengan soal
kehidupan siswa. semula.
Change of viewpoint – Turning the problem around Soal menjadi lebih menarik,
menceritakan cerita dari sudut atau reversing the problem – menantang dan benar-
pandang tokoh yang berbeda mengambil soal yang sama benar berbeda.
tetapi yang diketahui menjadi
yang ditanyakan demikian
sebaliknya.
Recycling the plot – Reformulation – mengajukan Soal berbeda tetapi
menggunakan kembali pola alur soal yang sama dengan tipe menggunakan pengetahuan
pokok berbeda dari konsep dan keahlian
yang serupa dengan soal
semula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 3


Standar Kompetensi :

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta

pertidaksamaan kuadrat.

3. Kerjakan soal berikut secara lengkap, sistematis dan rapi!

Gambar di bawah ini adalah dua segitiga dengan perbandingan luas

ABC : PQR = 3:1

B P x+3 Q
A
2x+6
2x

4x+12
R

Berapakah selisih keliling kedua segitiga tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui : alas ABC =

tinggi ABC =

alas PQR =

tinggi PQR =

=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

Ditanya : Selisih keliling ABC dan PQR

Jawab :

( )( )= ( ( )( ))

= ( )

( )( )=

Maka, atau

Nilai yang memenuhi adalah

panjang BC = 48

tinggi ABC =

panjang AB = AC = √( ) ( )

= √( )

=√

=√

=√

= 30

panjang PQ =

panjang QR =

panjang RP =√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

=√

=√

=√ √( )( ) √

30 √

Jadi selisih keliling segitiga ABC dan PQR adalah

( √ ) √ .

4. Setelah selesai mengerjakan dan memahami penyelesaian soal di atas,

kerjakan lembar kerja berikut:

 Buatlah sebuah soal baru yang lebih menantang.

 Anda bisa memanfaatkan cara-cara berikut untuk membuat soal

baru.

- Replacement

- Addition

- Modification

- Contextualizing

- Turning the problem around atau reversing the problem

- Reformulation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

Soal-soal baru yang mungkin dibuat:

(i) Replacement (mengganti gambar)

Gambar di bawah ini adalah dua segitiga dengan luas sama!

Berapakah selisih keliling kedua segitiga tersebut?

(ii) Addition

Luas daerah yang diarsir adalah 32 satuan luas. Berapakah perbandingan

keliling kedua persegi panjang tersebut lebar PQRS adalah setengah dari lebar

ABCD!

(iii) Modification

Gambar di bawah ini adalah dua persegi panjang dengan perbandingan

luasnya 2 :1 .

Berapakah selisih keliling kedua persegi panjang tersebut?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

(iv) Contextualizing

Pak Budi memiliki sebuah lahan berbentuk trapesium dengan luas 210 m 2.

Berikut ini adalah denah kebun Pak Budi.

Bagian yang diarsir ditanami pepaya dan ¾

bagian dari sisanya ditanami pohon pisang.

Berapakah sisa lahan pak Budi yang masih

kosong?

(v) Turning the problem around atau reversing the problem

Berapa perbandingan luas kedua persegi panjang tersebut?

(vi) Reformulation

Pada gambar di samping ABC adalah  siku-siku

dengan AB = cm, BC = cm. PQRS ialah

suatu persegi dengan persegi dengan panjang sisi 3

cm. Nyatakan luas daerah yang diarsir dalam bentuk

kuadrat!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran C
Transkrip Wawancara

200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

Transkrip Hasil Wawancara Peneliti (P) dengan Siswa 1 (SW1)

1. P : Aku wawancara tentang yang bikin soal kemarin ya Dek.


2. SW1 : Iya.
3. P : Mulai dari lembar kerja yang pertama dulu.
4. SW1 : He’eh.
5. P : Dari soal yang kamu buat ini, menurut kamu yang diketahui udah
cukup belum biar soalnya bisa dikerjakan?
6. SW1 : Nggak tau mbak, aku asal aja bikin soal (siswa tertawa).
7. P : Tapi kebetulan ini pas sih.
8. SW1 : Iya, aku mengira-ngira aja, pernah baca soal seperti itu dibuku,
biasanya yang diketahui tuh kecepatan awal sama ketinggian,
gitu-gitulah. Tapi nggak tahu yang ditanyakan apa, pokoknya sih
ada kaitannya sama bentuk kuadrat gitu.
9. P : Terus kenapa kamu akhirnya buat pertanyaan bentuk persamaan
kuadratnya, kalau kamu nggak tahu?
10. SW1 : Yaa... karena aku bingung harus ditanyakan apanya. Karena
berkaitan dengan persamaan kuadrat ya aku tanyakan hal yang
paling mudah aja.
11. P : Menurut kamu mudah tapi kok nggak bisa jawab?
12. SW1 : Mmmm... Maksudnya paling simple lah mbak.
13. P : Oke... Jadi kamu nggak bisa ngerjain soal ini?
14. SW1 : Kalau boleh buka buku, mungkin aku bisa Mbak.
15. P : Okelah, kita bahas ya. Ini memang soal matematika tapi ada
kaitannya sama materi di luar matematika.
16. SW1 : Iya, kayak di fisika ada gitu.
17. P : Yang pakai bentuk persamaan kuadrat biasanya rumus apa?
18. SW1 : (Siswa diam) Apa?
19. P : Lupa ya?
20. SW1 : Nggak tahu aku mbak, lupa.
21. P : Rumus jarak apa?
22. SW1 :
23. P : Itu kalau gerak lurus kan, liat aja nih nggak ada kuadrat-
kuadratnya kan. Kalau ini di soal yang kamu buat ini gerak apa?
24. SW1 : (Siswa diam).
25. P : Ini lintasannya jadinya berbentuk apa coba?
26. SW1 : Oh, anu ... parabola. Gerak parabola.
27. P : Nah, rumus jarak di gerak parabola itu apa?
28. SW1 : Wew ... kok jadi fisika ya.
29. P : Tapi kan ada kaitannya sama matematika, ini kan penerapan
matematika Dek. Trus rumusnya apa?
30. SW1 : Lupa mbak.
31. P : (Peneliti menuliskan rumus dikertas).
32. SW1 : Walah.
33. P : Nah, terus.... Coba kamu masukkan yang diketahui dari soal yang
kamu buat ke rumus ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

34. SW1 : Gimana maksudnya?


35. P : Ini yang diketahui tadi apa aja?
36. SW1 : (Siswa membaca kembali soal yang dibuatnya) Kecepatan awal
sama tinggi pohon. Oohh... Ini nya diganti terus tinggi pohon
itu S nya bukan?
37. P : He’eh terus?
38. SW1 : Kok jadi gini? (Siswa menulis ).
39. P : Nah, kamu inget nggak dek, ciri-ciri persamaan kuadrat itu
gimana?
40. SW1 : Ada kuadratnya lah.
41. P : Bentuk umumnya gimana?
42. SW1 : .
43. P : Nah kalau dilihat dari situ, unsur yang membentuk persamaan
kuadrat ada apa aja?
44. SW1 : Koefisien, variabel, trus ada nilai a, b sama c nya trus sama
dengan nol.
45. P : Berkaitan dengan variabel nih, ada berapa variabelnya dalam
sebuah persamaan kuadrat?
46. SW1 : Variabel itu yang huruf ya?
47. P : Iya.
48. SW1 : Satt..tu ya? (Siswa menjawab ragu)
49. P : Yang disini variabelnya apa? (Peneliti menunjuk ke bentuk
persamaan kuadrat yang tadi dituliskan siswa)
50. SW1 :
51. P : Okeee .... Kembali ke sini ya (Peneliti menyodorkan soal yang
dibuat siswa).
52. SW1 : Ini ada nya, sek... Nilai nya boleh dimasukkan?
53. P : Berapa nilai nya?
54. SW1 : .
55. P : Jadi gimana bentuk kuadratnya?
56. SW1 : (Siswa tidak menjawab tapi langsung menulis)

57. P : Disederhanakan coba.


58. SW1 : (Siswa menulis ).
59. P : Jadi, itu adalah jawaban dari soal yang kamu buat.
60. SW1 : Ohh gitu.
61. P : Sekarang yang berkaitan dengan lembar kerja 2 ya Dek.
62. SW1 : Ya.
63. P : Soal nomor 2 ini kesulitannya dimana?
64. SW1 : Bingunge ini ngerjainnya gimana, yang aku inget cuma kalau
maksimum itu kan pake titik puncak gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

65. P : Ini kamu buat soal.


66. SW1 : Iya mbak. Aku lupa yang nentuin titik puncak. Eh bener kan ya
klo maksimum minimum itu pake rumus titik puncaknya ya.
67. P : He’em trus?
68. SW1 : Iya, aku bikin soal baru yang lebih simple cuma buat memahami
cara penyelesaiannya gitu loh.
69. P : Terus pas udah bikin soal bantuan terus ngerjain soal yang di
lembar kerja 2 bisa?
70. SW1 : Sebenernya cuma ngingetin langkahnya aja sih, Mbak.
71. P : Kalau gitu coba jelaskan ke aku kamu ngerjain soal nomor 2
kalau betul bisa.
72. SW1 : Dari gambar dibuat dalam x dan y. Sisi x nya ada 4, y nya ada 2.
Jadi , . , panjangnya y dan
lebarnya x, jadi . L nya
200 dari hitungan titik puncak. Lalu... terus
dibagi 2 jadi .
Difaktorkan ketemu x nya 10. Terus y nya 20, jadi ukurannya
sama dengan 200.
73. P : Sip sip. Sekarang yang lembar kerja 3 ya. Ini ide mengerjakan
soalnya gimana, Dek?
74. SW1 : Nyari x nya dulu. Terus dicari sisi-sisinya.
75. P : Kesulitannya apa yang di lembar kerja 3?
76. SW1 : Ininya (Siswa menunjuk gambar segitiga pada soal lembar kerja
3). Menentukan sisinya.
77. P : Kamu bingung karena di sini ada x nya ya?
78. SW1 : He’eh.
79. P : Terus kamu nyoba membuat soal baru ini ya?
80. SW1 : Iya. Kayak yang disoal nomor 2 tadi, aku bikin soal yang
sederhana, biar ada gambaran maksudnya nyari tinggi segitiga
sama kaki.
81. P : Bingung karena di soal masih bentuk persamaan gitu ya. Terus
kamu coba yang pake bilangan gitu?
82. SW1 : Iya.
83. P : Ini kan soalnya suruh nyari panjang AB dan AC, yang diketahui
tadinya apa aja?
84. SW1 : BC sama tingginya 3.
85. P : Oh gitu. BCnya 8 ya. Kenapa pilih 8?
86. SW1 : Ya biar gampang aja hehehe...
87. P : Kenapa kalau jadi gampang?
88. SW1 : Biar nggak koma.
89. P : Kenapa biar nggak koma?
90. SW1 : Biar ngitungnya gampang.
91. P : Kamu mikirnya mau dibagi 2 ya?
92. SW1 : Iya kan segitiga sama kaki.
93. P : Ini tadi kamu yang dibuat apanya dulu? (Peneliti menunjuk soal
yang dibuat siswa pada lembar kerja 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

94. SW1 : Ini tadi salah mbak, belum ada perbandingannya terus nggak bisa
dikerjakan.
95. P : Nah, terus ini coba dibaca lagi soal yang kamu buat.
96. SW1 : (Siswa diam membaca soal yang dibuatnya).
97. P : Bisa dikerjakan nggak soalnya?
98. SW1 : Weeehhh .... Pertanyaannya yang salah eh, harusnya ini yang
diketahui, maksudku tuh yang ditanya selisih keliling terus
perbandingannya yang diketahui.
99. P : Jadi gimana seharusnya soalnya?
100. SW1 : Tentukan... (Siswa diam sejenak) perbandingan luas. Eh...
Tentukan selisih keliling jika diketahui perbandingan luas ABC
dengan PQRS = 3:4
101. P : Oh gitu. Terus kenapa kamu memilih segitiga sama persegi
panjang?
102. SW1 : Yaaa... (Siswa diam) Ya karena nyoba aja.
103. P : Terus pas udah sampai sini gimana ternyata hasilnya?
104. SW1 : Gede banget.
105. P : Apanya yang gede banget?
106. SW1 : Itunya, jadinya.
107. P : Terus di sini hasilnya apa dek?
108. SW1 : Nggak ada mbak (Siswa tertawa). Akarnya negatif (Siswa tertawa
lagi)
109. P : Kamu kan pernah belajar akar, nilai D kan kalau dalam
persamaan kuadrat kalau D nya kurang dari nol itu akarnya nggak
ada kan karena nggak memotong sumbu X.
110. SW1 : Iya mbak.
111. P : Jadi nilai nya gimana?
112. SW1 : Nggak ada mbak. Berarti soalnya nggak bisa dikerjain donk?
113. P : Tidak dapat diselesaikan.
114. SW1 : Walah.
115. P : Oke deh, makasih ya Dek.
116. SW1 : Sama-sama Mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Transkrip Wawancara Peneliti (P) dengan Siswa 2(SW2)

1. P : Ini wawancaranya mau nanya-nanya yang bikin soal kemarin ya.


2. SW2 : Okay mbak.
3. P : Ini situasinya tentang apa, Dek?
4. SW2 : Situasi yang di soal?
5. P : Iya, yang disoal pertama ini.
6. SW2 : Ehm... Anak melempar kayu, terus ini semacam penerapan
persamaan kuadrat dalam kehidupan sehari-hari.
7. P : Bagaimana kamu bisa mendapat ide bentuk persamaannya
?
8. SW2 : Coba-coba.
9. P : Coba-coba gimana maksudnya?
10. SW2 : Kan nggak mungkin orang lempar kayu tuh lama jatuhnya. Aku
ambil aja 5 detik, terus buat persamaan kuadrat. Terus kan pohon
tingginya nggak mungkin lebih dari 10 meter.
11. P : Satuan meter darimana?
12. SW2 : Ehh... Aku lupa kalau detik itu pasangannya meter bukan ya kak?
Kalau jam baru kilometer, lupa.
13. P : Terus yang di lembar coret-coret kamu dek, coba jelaskan jalan
pikiran kamu sampe terbentuk soal ini.
14. SW2 : Ini tuh aku mau cari persamaan h(t). Jadi aku harus cari a, b, dan
c dulu. Nah, c udah aku tentuin dari awal 0.
15. P : Di soal kamu ini kecepatan awalnya berapa, Dek?
16. SW2 : Nggak diketahui mbak soalnya aku cuma nyari tinggi maksimum,
kalau persamaannya sudah diketahui kan soal sudah bisa
dikerjakan.
17. P : Oh gitu.
18. SW2 : He’eh.
19. P : Ada cara lain nggak untuk mengerjakan soal yang kamu buat?
20. SW2 : Ada nggak ya?
21. P : Pernah belajar turunan?
22. SW2 : Pernah tapi cuma sedikit.
23. P : Kalau soal kamu dikerjakan pakai turunan kira-kira bisa nggak?
24. SW2 : Nggak tahu.
25. P : Ini soalnya penerapan persamaan dan fungsi kuadrat kan dek ya?
26. SW2 : Iya Mbak, di fisika ada kayak gini.
27. P : Nah, kamu ingat rumus jarak atau ketinggian di gerak parabola
nggak?
28. SW2 : Yang ada nya itu.
29. P : Iya, rumusnya gimana?
30. SW2 : (Kemudian siswa diam). Jarak itu S kan?
31. P : Iya.
32. SW2 : Nggak inget mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

33. P : . Nah, kalau kamu cek lagi persamaan yang kamu


bikin di soal tadi terus disesuaikan sama rumus gerak parabola
gimana?
34. SW2 : (Siswa diam).
35. P : Persamaan kuadrat di soal kamu tadi kan . Nah, kalau
kamu cek pake rumus jarak gerak parabola tadi gimana?
36. SW2 : Gimana Mbak?
37. P : Kalau dilihat dari unsur-unsur persamaan kuadrat kan ada
variabel, koefisien dan konstanta kan?
38. SW2 : Iya.
39. P : Nah, dipersamaan kamu tadi kan itu variabelnya apa?
40. SW2 : t.
41. P : Nah, di rumus jarak di gerak parabola tadi juga t kan? Coba kamu
liat dirumusnya tadi, koefisien dari itu kan nilainya dari
terus koefisien yang t nya dari . Kalau dilihat dari persamaan
kamu tadi nilai nya berapa? Terus nya berapa?
42. SW2 : (Diam sejenak sebelum menjawab) nya 5. nya 1.
43. P : g itu apa?
44. SW2 : Gaya gravitasi.
45. P : Nilainya berapa?
46. SW2 : 9,8
47. P : Dibulatkan aja jadi 10 ya. Harusnya berapa nilai koefisien di ?
48. SW2 : Koefisien tadi nilai ya?
49. P : Iya.
50. SW2 : berarti 5.
51. P : Jadi persamaan yang kamu sediakan disoal harusnya gimana?
52. SW2 : (Siswa diam)
53. P : Masukkan ke rumusnya tadi aja.
54. SW2 : nya terserah boleh kan mbak.
55. P : Boleh.
56. SW2 : .
57. P : Terus penyelesaiannya gimana?
58. SW2 : Masih sama kayak tadi, cuma nilai a nya 5.
59. P : Coba hitung lagi.
60. SW2 : (Siswa menulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

meter
61. P : Ya sudah. Lanjut ke lembar kerja 2 ya. Ini yang lembar kerja 2
bisa mengerjakan soalnya?
62. SW2 : Ya, ini kan mbak. Bener kan kemarin katanya.
63. P : Iya, terus ada soal yang kamu buat nggak?
64. SW2 : Lah bingungnya, waktu aku udah selesai aku bingung buat
soalnya gimana.
65. P : Nggak menemukan kesulitan sama sekali?
66. SW2 : Awalnya bingungnya ngerjainnya gimana, nggak ada ide, ini pake
rumus apa gitu, cuma inget kalau maksimum minimum itu pakai
titik puncak.
67. P : Terus akhirnya bisa menyelesaikan dapat ide darimana?
68. SW2 : Ya terus inget.
69. P : Terus nggak bikin soal ya?
70. SW2 : Engga mbak. Bingung soal yang membantu itu yang gimana.
71. P : Oke deh. Lanjut yang lembar kerja 3 ya. Coba jelasin pengerjaan
soal di lembar kerja 3.
72. SW2 : Ini ditulis perbandingannya 3:1 terus pake rumus luas segitiga.
Terus ketemu persamaan kuadrat yang kemudian difaktorkan dan
ketemu nilai x. Ambil yang memenuhi . Terus x nya
disubstitusi ke persamaan untuk mencari sisi-sisinya. Tapi sisi
segitiga ABC harus pakai phytagoras dulu. Setelah ketemu
sisinya, ketemu yang keliling segitiga ABC 108. Terus yang
segitiga PQR nyari salah satu sisinya juga pake phytagoras,
ketemu keliling PQR √ . Jadi selisih kelilingnya adalah
√ .
73. P : Iya, baik. Jadi, kamu sudah paham pengerjaan soal rangsangan
ya. Terus buat soal. Nah dari soal yang kamu buat ini, kamu pakai
teknik apa Dek?
74. SW2 : Yang ganti gambar.
75. P : Terus angkanya diganti juga?
76. SW2 : Iya, makanya kemaren tuh nyari angkanya nggak bisa
difaktorkan.
77. P : Terus?
78. SW2 : Terus pake rumus abc.
79. P : Yang ini maksudnya diagonal ya? (Peneliti menunjuk ke gambar
persegi panjang A)
80. SW2 : Ragu sih tadi nyari tinggi eh lebarnya gimana caranya.
81. P : Terus ini?
82. SW2 : Iya, kepikiran pake phytagoras, tapi gimana kan belum ada. Terus
tak ambil mentah-mentah aja yang tak masukin ke rumus
phytagoras ya utuh sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

83. P : Terus yang nggak diketahui?


84. SW2 : Ini nyari x dulu.
85. P : Ini berhenti sampai sini kenapa?
86. SW2 : Karena sukunya banyak sekali apakah lima dan sebagainya,
kayaknya mentok nggak bisa disederhanain lagi soalnya
angkanya gede-gede dan itu genap sama ganjil jadi, jadi nggak
bisa diselesain sih.
87. P : Kalau misalnya bisa dicari kemungkinan nilai x nya ada berapa?
88. SW2 : Ada 5.
89. P : Misalnya x nya ketemu lima-limanya terus yang dipilih yang
mana?
90. SW2 : Ya kan kalau x nya negatif ya nggak memenuhi.Yang memenuhi
ya yang positif.
91. P : Kalau misalnya x nya positif tapi ketika disubstitusi ke persamaan
sisi-sisinya terus hasilnya panjang sisinya jadi negatif gimana?
92. SW2 : Berarti nggak ada.
93. P : Mmm.. Oke. Ini kenapa kamu ngambil persegi panjang?
94. SW2 : Awalnya sih mikirnya biar ga ruwet, ehh... Tapi pas dihitung
malah nggak ada hasilnya
95. P : Lah kenapa?
96. SW2 : Karena yang diketahui diagonalnya bukan lebarnya.
97. P : Oke oke. Nah, itu penjelasannya tadi. Ini yang akar ini kok bisa
jadi kuadrat gimana? (Peneliti menunjuk penyelesaian siswa pada
bagian √ ).
98. SW2 : (Siswa diam).
99. P : Kenapa kamu kuadratkan?
100. SW2 : Ini gimana ya kemarin. Hmmm kelihatan aku yang salah mbak.
101. P : Terus kira-kira yang benernya gimana?
102. SW2 : Ini kalau dikuadratkan berarti dikuadratkan semua.
103. P : Dikuadratkan maksudnya untuk apa?
104. SW2 : Mau hilangin akarnya ini mbak.
105. P : Oke, paham ya salahnya ini dimana.
106. SW2 : Iya mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

Transkrip Wawancara Peneliti (P) dengan Siswa 3 (SW3)

1. P : Kita mulai wawancara sore hari ini ya Dek.


2. SW3 : Iya Kak.
3. P : Wawancara ini untuk mengkonfirmasi pengerjaan soal sama
pengajuan soal yang kemarin.
4. SW3 : (Siswa hanya diam).
5. P : Susah nggak sih buat soal dari lembar kerja pertama ini Dek?
6. SW3 : Ya susah Kak.
7. P : Kenapa?
8. SW3 : Nggak pernah buat soal.
9. P : Tapi akhirnya ini bisa muncul soalnya kok.
10. SW3 : (Siswa diam).
11. P : Idenya dapat darimana buat soal ini?
12. SW3 : Ikut soalnya aja.
13. P : Maksudnya ikut cerita yang di lembar kerja ini ya?
14. SW3 : Iya.
15. P : Terus gimana? Coba ceritakan proses kamu membuat soal.
16. SW3 : Iya kan dari cerita itu harus ada kecepatan awal tertentu. Aku buat
⁄ dan tinggi layang-layangnya .
17. P : Oke sebentar. Waktu kamu buat soal ini, yang dibuat soalnya
dulu, apa jawabannya dulu Dek?
18. SW3 : Soalnya dulu Kak.
19. P : Setelah itu kamu kerjakan?
20. SW3 : Iya.
21. P : Langsung ketemu jawabannya ya?
22. SW3 : (Siswa hanya diam).
23. P : Ini kan aku uda lihat soal dan jawaban kamu ya, coba sekarang
jelaskan penyelesaiannya.
24. SW3 : Ehmm... Jadi yang diketahui kecepatan awal dan ketinggian dan
gravitasi.
25. P : Gravitasinya darimana? Di soal kamu nggak ada.
26. SW3 : Kan udah pasti nilainya Kak, ini 10.
27. P : Oh oke deh. Lanjutkan lagi.
28. SW3 : Kalau di fisika rumus jarak untuk gerak parabola .
29. P : Terus?
30. SW3 : Yang diketahui tadi disubstitusi. Jadi persamaannya tadi....
, t nya ketemu -1 atau 2.
31. P : Yang memenuhi yang mana?
32. SW3 : 2.
33. P : Udah bener itu rumus jarak untuk gerak parabolanya?
34. SW3 : (Siswa diam)
35. P : Salah ingat ya Dek? Harusnya
36. SW3 : Iya ya?
37. P : Coba kalau pake ini, penyelesaiannya gimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

38. SW3 : (Siswa mengerjakan)

39. P : nya yang memenuhi berapa?


40. SW3 : Ini yang di dalam akar negatif Kak.
41. P : Jadi gimana?
42. SW3 : nya nggak ada.
43. P : Nggak ada tuh maksudnya gimana?
44. SW3 : (Siswa diam)
45. P : Nggak ada yang memenuhi, kemungkinan batunya ga sampe kena
layangan ini ini Dek.
46. SW3 : Maksudnya?
47. P : Ini kan layang-layangnya ada di ketinggian 10 m, jadi batunya tuh
ga sampe 10 meter gitu.
48. SW3 : Kayaknya iya Kak.
49. P : Iya Dek. Dah, lanjut ke lembar kerja 2 aja sekarang ya. Ada
kesulitan nggak mengerjakan soalnya?
50. SW3 : Aku bingung ini hasilnya kok nol.
51. P : Nggak ketemu jawabannya?
52. SW3 : Iya.
53. P : Terus nggak bikin soal dek?
54. SW3 : Lah terus kalau bikin soal, lebih bingung lagi aku Kak.
55. P : Kenapa bingung?
56. SW3 : Ya.... Ini apa yang mau dibuat soal?
57. P : Nah waktu mengerjakan soal itu yang nggak bisa apanya?
58. SW3 : (Siswa diam).
59. P : Apanya yang nggak bisa?
60. SW3 : Jawabannya nol.
61. P : Itu harusnya yang diambil nilai a, b, c nya dari persamaan kuadrat
yang mana?
62. SW3 : (Tidak menjawab).
63. P : Persamaan kuadratnya mana?
64. SW3 : .
65. P : Tapi itu tadi pas udah dimasukkan jadi nol. Jadi yang mana yang
dimasukkan?
66. SW3 : (Tidak menjawab).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

67. P : Yang .
68. SW3 : Ini udah dimasukkan ke sini, nya 200.
69. P : Jadi 200 itu apanya?
70. SW3 : Luas maksimum.
71. P : Terus mau dicari apa lagi?
72. SW3 : Ukuran keramba.
73. P : Terus kamu cari nilai ordinat dari persamaan
ini mau cari apa?
74. SW3 : Cari y nya.
75. P : Kan lebarnya tadi ya, panjangnya . Maksudnya mau cari
panjang?
76. SW3 : Iya.
77. P : Gini, kan rumus luas persegi panjang itu kan panjang kali lebar.
nya 200, nya atau lebarnya 10. Jadi kalau luas sudah ketemu,
lebar sudah ketemu, cari panjangnya gimana?
78. SW3 : Oh. (siswa kemudian mengerjakan)

79. P : Jadi ukuran kerambanya?


80. SW3 : .
81. P : Ya udah, lanjut ke lembar kerja 3. Ada kesulitan mengerjakan
lembar kerja 3?
82. SW3 : Panjang. Jadinya sering salah hitung aja.
83. P : Jelaskan coba cara kamu mengerjakan lembar kerja 3.
84. SW3 : Perbandingan itu tadi. Cari nilai . Pakai pemfaktoran.
85. P : He’eh.
86. SW3 : Terus... kalau udah ketemu nya disubstitusi untuk nyari sisi.
87. P : nya berapa?
88. SW3 : 9.
89. P : Terus?
90. SW3 : Pake phytagoras.
91. P : Apanya yang pakai phytagoras?
92. SW3 : Nyari sisi segitiga.
93. P : Iya, terus?
94. SW3 : Udah ketemu sisinya terus cari keliling terus cari selisihnya.
95. P : Coba dijelasin gimana itu.
96. SW3 : nya 9 dimasukkan ke persamaan sisi-sisi segita ABC dan PQR.
Tapi sisinya yang ini belum ada nyarinya harus pake phytagoras
tapi ini dibagi dua dulu. Yang segitiga PQR juga pake phytagoras
untuk mencari sisi RP. Terus ... keliling segitiga ABC jadi
dan keliling PQR √ .
97. P : Ya udah. Kita bahas soal yang kamu buat ya. Itu luas lingkaran
kedua itu dipotong yang lingkaran pertama atau utuh dek?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

98. SW3 : Yang ... kepotong eh ... Engga kak.


99. P : Kayak donat setengah gitu bukan?
100. SW3 : Engga, gambarnya aja aku tumpuk Kak.
101. P : itu panjang apanya?
102. SW3 : Jari-jari I.
103. P : jari-jari II?
104. SW3 : Bukan. itu panjang ini segini. (Siswa menunjuk panjang
dari batas lingkaran I sampai sisi luar lingkaran II).
105. P : Oh oke. Terus kenapa kamu cuma berhenti sampai mencari ?
106. SW3 : Nggak tahu mana yang memenuhi.
107. P : Nilai yang memenuhi yang gimana?
108. SW3 : Yang positif.
109. P : Yang jelas enggak memenuhi ya karena pasti negatif. Coba
hitung √ itu berapa trus dikalikan 5.
110. SW3 : Gimana caranya?
111. P : Pake pendekatan aja.
112. SW3 : (Siswa diam)
113. P : Tentukan dulu bilangan kuadrat yang mendekati 370, yang
nilainya di bawah 370 dan di atas 370. Berapa coba?
114. SW3 : 400.
115. P : Yang di bawah 370 berapa?
116. SW3 : (Siswa menghitung ) 361
117. P : 370 lebih dekat ke 400 atau ke 361?
118. SW3 : 361.
119. P : Jadi √ berapa?
120. SW3 : Sekitar 19 koma.
121. P : Anggap aja sekitar 19,3 gitu ya. Terus dikali 5. Jadi berapa?
122. SW3 : (Siswa menghitung) 96,5. Oh berarti yang memenuhi .
123. P : Terus kalau udah ketemu yang memenuhi, selanjutnya apa?
124. SW3 : (Siswa diam sejenak sebelum menjawab) Mencari jari-jarinya
terus cari luas.
125. P : Terus?
126. SW3 : Cari selisih.
127. P : Berarti ngerti ya.
128. SW3 : (Siswa tidak menjawab).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

Transkrip Wawancara Peneliti (P) dengan Siswa 4 (SW4)

1. P : Siang Dek.
2. SW4 : Siang Mbak.
3. P : Hari ini kita wawancara mengenai pembuatan soal yang sudah
dilakukan beberapa hari yang lalu ya.
4. SW4 : Okay Mbak.
5. P : Dari lembar kerja 1, ini soal tentang apa, Dek?
6. SW4 : Ini yang nyari persamaan dari 3 titik yang diketahui.
7. P : Idenya darimana?
8. SW4 : Pas nggambar orang ngelempar kayu bentuknya parabola terus
kepikiran bikin soal begitu. Gara-garanya kan kepikiran tentang
posisi berdiri anak dan posisi jatuh kayu.
9. P : Oke, terus coba jelaskan ke aku ini gimana soalnya terus
pengerjaannya gimana.
10. SW4 : Ya ini kan diketahui 3 titik. Ya udah mbak, tinggal dimasuk-
masukkan ke kan nanti ketemu nilai , ,
trus dimasukan lagi terus ketemu persamaannya yaitu
.
11. P : Nyari nilai , , nya pake apa?
12. SW4 : Eliminasi sama substitusi.
13. P : Ada cara lain nggak untuk ngerjain soalmu ini?
14. SW4 : (Siswa diam) Mmm... Ada kali ya, yang pake titik puncak sama
salah satu titik yang diketahui bukan ya mbak?
15. P : Coba jelaskan ke aku prosesnya gimana sampe kamu bisa
membuat soal seperti ini.
16. SW4 : Tadi, aku coba gambar ini kan (Siswa menunjuk sketsa orang dan
grafik parabola) terus menentukan dulu titik-titiknya. Kemudian
baru buat kalimat soalnya. Ini titik yang ketiga aku nggak
langsung kasih mbak, biar nyari dulu gitu.
17. P : Oh iya. Terus?
18. SW4 : Ya udah terus aku kerjakan ketemu persamaannya
19. P : Nilai nya tadi berapa Dek?
20. SW4 :
21. P : Darimana itu?
22. SW4 :
23. P : Tadi setelah dieliminasi persamaan terakhir ini berapa? (Peneliti
menunjuk pekerjaan siswa)
24. SW4 : .
25. P : Terus nilainya nya berapa?
26. SW4 : Oiya, ada negatifnya Mbak.
27. P : Coba sekarang pakai cara yang pake titik puncak dan satu titik
yang diketahui.
28. SW4 : (Siswa mengerjakan seperti berikut ini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

( )

( )

29. P : Oke. Sekarang yang lembar kerja 2 ya.


30. SW4 : Iya.
31. P : Kenapa ngerjainnya gini? Kan di kelas X belum dapat materi
turunan.
32. SW4 : Ini pake rumus turunan mbak, pernah diajarin waktu pelajaran
tambahan untuk persiapan olimpiade.
33. P : Coba jelasin Dek.
34. SW4 : Kan nyari panjang keramba yang bisa dibeli, yaitu 80 meter.
Terus masukkan ke rumus keliling. Jadi, ,
. Terus....
35. P : Kenapa dan ?
36. SW4 : Digambarnya panjangnya ada 2 terus lebarnya ada 4.
37. P : Oke baik. Lanjutkan.
38. SW4 : Karena yang dicari luas maksimum jadi yang dipake rumus luas,
terus diturunkan
. X nya ketemu 10. Tinggal cari y nya, x nya disubstitusi ke
ketemu y nya 20.
39. P : nya 10 gimana prosesnya bisa dapat 10?
40. SW4 : , terus difaktorkan ketemu 10.
41. P : Jadi ukurannya?
42. SW4 : Panjangnya 20 meter dan lebarnya 10 meter.
43. P : Kenapa kamu lebih memilih pake turunan?
44. SW4 : Lebih mudah sih menurutku ya mbak. Terus lebih cepet juga.
45. P : Lebih suka pake turunan ya untuk mengerjakan soal ini?
46. SW4 : Iya.
47. P : Kalau mengerjakan pake konsep persamaan dan fungsi kuadrat
bisa nggak?
48. SW4 : Uhm... Coba dulu ya Mbak.
49. P : Iya, sini coba dikerjakan di sini (Peneliti menyodorkan kertas
kosong)
50. SW4 : (Siswa mengerjakan soal seperti berikut)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

( )( )

51. SW4 : Mbak ini nya ketemu 10, tapi nya 200.
52. P : Iya. Terus?
53. SW4 : Oh iya deng, nya kan luas maksimumnya. Ini yang ditanya
ukurannya. Berarti disubstitusi ke ya. (Siswa
lanjut mengerjakan). Jadi y nya 20.
54. P : Terus ukurannya?
55. SW4 : .
56. P : Nah itu bisa. Terus nggak nemu kesulitan?
57. SW4 : Engga.
58. P : Karena tidak menemukan kesulitan terus nggak buat soal ya?
59. SW4 : Engga Mbak.
60. P : Kenapa?
61. SW4 : (Siswa diam)
62. P : Bingung ya?
63. SW4 : Iya.
64. P : Ya udah sekarang ke lembar kerja 3.
65. SW4 : He’em.
66. P : Ada kesulitan nggak ngerjain soal yang ketiga?
67. SW4 : Cuma panjang aja sih mbak.
68. P : Coba jelasin cara kamu menyelesaikan soal itu.
69. SW4 : Wah, panjang banget.
70. P : Intinya aja Dek.
71. SW4 : Mulai darimana?
72. P : Yang diketahui dari soal apa, yang ditanyakan apa, terus
penjelasan dari penyelesaian kamu.
73. SW4 : Diketahui perbandingan luas ABC : PQR = 3:1. Ditanya selisih
keliling kedua segitiga tersebut. Yang pertama harus dicari adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

nya karena kalau cari keliling harus tahu dulu panjang sisinya.
Tapi masih dalam jadi dicari dulu nya.
74. P : He’eh.
75. SW4 : Terus dimasukkan perbandingannya ini ini, terus ketemu
persamaan kuadrat . Difaktorkan nya -3 atau
9. Yang memenuhi 9.
76. P : Ini yang sama darimana?
77. SW4 : Ini Mbak, itu luas segitiga ABC sama luas segitiga PQR.
78. P : Oh gitu. Terusin.
79. SW4 : Sampai mana tadi ya?
80. P : Ketemu nya 9.
81. SW4 : Terus nya disubstitusi ke tiap-tiap sisinya. Kemudian kita cari
keliling. Keliling segitiga ABC dan keliling segitiga PQR
√ . Terus dikurangkan, jadi selisihnya √
82. P : Coba lihat lagi pengurangan keliling ABC dan PQR.
83. SW4 : (Siswa diam) Kenapa mbak?
84. P : Ini nguranginnya udah bener belum?
85. SW4 : √ 108 dikurang 36 kan 72, √ nggak bisa
diapa-apain.
86. P : Harus dikurung dulu dek yang √ nya. Jadi nanti ketika
kurungnya dibuka tanda + nya jadi apa?
87. SW4 : Negatif. Oh, jadi √ .
88. P : Nah sekarang tentang soal yang kamu buat. Ini perbandingannya
sedikit tidak familiar ya.
89. SW4 : Iya mbak, biar susah soalnya (Siswa tertawa).
90. P : Tapi kamu bisa ngerjainnya?
91. SW4 : Enggak mbak, berhenti sampai sini (Siswa tertawa lagi).
92. P : Coba jelaskan.
93. SW4 : Yang diketahui perbandingan luas ABCD:EFGH = .
Disediakan gambar dua jajar genjang. Ditanyakan selisih luas dan
keliling jajar genjang tersebut. Yang harus dicari pertama kali
adalah A’D. Pake tangent 30 yaitu .
94. P : Kenapa pake tangent Dek?
95. SW4 : Karena .... (Siswa diam).
96. P : Tadi mau cari apa yang pake tangent itu?
97. SW4 : A’D.
98. P : Nyari A’D buat apa?
99. SW4 : Kan mau nyari luas jajar genjang Mbak.
100. P : Nah, luas jajar genjang rumusnya apa?
101. SW4 : Alas kali tinggi.
102. P : Alasnya A’D?
103. SW4 : Iya. Eh CD mbak.
104. P : Terus?
105. SW4 : (Siswa diam)
106. P : Coba lanjutkan pengerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

107. SW4 : Nggak bisa deng mbak. Ini harusnya yang diketahui panjang CD.
108. P : Jadi soalnya nggak bisa dikerjakan ya.
109. SW4 : Iya mbak.
110. P : Kalau misalnya mau soalnya bisa dikerjakan jadi apa yang harus
diketahui?
111. SW4 : (Siswa diam sejenak sebelum menjawab) Mmm... Kalau diketahui
diagonalnya nanti luasnya nggak bisa dicari juga.
112. P : Jadi gimana?
113. SW4 : Mmm.... Ya udah diketahui alas sama tingginya aja mbak.
114. P : Kalau misalnya tetep pengen pake sudut yag diketahui gimana?
115. SW4 : (Siswa diam).
116. P : Bisa nggak?
117. SW4 : Nggak bisa menurutku mbak.
118. P : Kenapa nggak bisa?
119. SW4 : Kalau sudutnya tetep di situ terus ditarik garis ke C, panjangnya
. Eh bisa mbak, tapi sudutnya dipindah ke sini.
120. P : Kalau sudutnya tetep di situ bisa nggak?
121. SW4 : Bisa bisa... Kan ini siku-siku, berarti sudut yang ini nanti jadi 60.
122. P : Terus nyari alasnya gimana?
123. SW4 : (Siswa diam).
124. P : Hayo gimana?
125. SW4 : Mmm ...Mbak ini bisa deng nya ngga usah diketahui. Pake
sama sudutnya aja kan jadinya pake depan samping. Tangent
berarti.
126. P : Nah iya, bener bener. Coba soalnya kamu tadi diperbaiki jadi
gimana?
127. SW4 : (Siswa menulis)
Gambar di bawah ini adalah dua jajar genjang dengan
perbandingan luas ABCD:EFGH = .
A B E F
300
x x-3

C D G x-7 H
Tentukan nilai x dan tentukan selisih luas dan keliling nilai jajar
genjang tersebut.
128. P : Terus ngerjainnya gimana? Langkah-langkahnya aja jelasin.
129. SW4 : Sama kayak tadi mbak soal yang awal kan. Cuma untuk jajar
genjang ABCD alasnyaa.... (Siswa menghitung).



Alasnya √ dan tingginya .
130. P : Oke sip sip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

Transkrip Wawancara Peneliti (P) dengan Siswa 5 (SW5)

1. P : Ini wawancara yang tentang buat soal kemarin ya Dek.


2. SW5 : Iya Mbak.
3. P : Yang lembar kerja pertama dulu ya. Ini soal yang kamu buat kan?
(Peneliti menunjukkan lembar soal buatan SW5)
4. SW5 : Iya Mbak.
5. P : Ini dicoret-coretan kamu cari dulu ya untuk bikin persamaan
kuadratnya?
6. SW5 : Iya mbak, maksudnya biar persamaan kuadratnya bisa
difaktorkan.
7. P : Oke. Tapi kok dicoret-coret sama di lembar jawab persamaannya
beda?
8. SW5 : Mmm ...(Siswa diam sejenak). Oh ini.. Kemarin itu kan ternyata
pas tak gambar grafiknya ke bawah, kan ngelempar layang-
layangnya ke atas, aku lupa kalau ini negatif positifnya kan
ngefek ya (Siswa menunjuk nilai a pada persamaan kuadrat).
9. P : Negatif positifnya ngefek gimana maksudnya?
10. SW5 : Maksudnya nilai a kalau positif, parabolanya terbuka ke bawah,
kalau negatif parabolanya terbuka ke atas.
11. P : Coba ceritakan gimana awalnya, kan kamu bikin soal dengan
persamaan kuadrat trus bisa jadi
gimana?
12. SW5 : Iya tadi pas digambar ternyata grafiknya ke bawah. Trus kalau
misalnya aku ubah ini jadi negatif kan nanti nggak bisa
difaktorkan, jadi semuanya aku balik yang positif jadi negatif
yang negatif jadi positif. Terus aku coba kerjakan ulang. Ternyata
ketemu, tapi ya hasilnya pecahan-pecahan gitu Mbak.
13. P : Langkah-langkah menggambar grafik fungsi kuadrat tuh gimana
sih?
14. SW5 : Kan cari titik potong dulu dengan sumbu Y trus titik potong
dengan sumbu X. Terus, cari sumbu simetrinya. Ya udah terus
digambar.
15. P : Oke baik. Sekarang yang lembar kerja kedua. Ini kan aku udah
lihat hasil pengerjaan soal rangsangan kamu. Dan jawabannya
benar. Nggak menemukan kesulitan pas ngerjain ini?
16. SW5 : Awalnya tuh idenya aja sih mbak yang untuk ngerjain soal ini tuh
gimana gitu.
17. P : Terus?
18. SW5 : Iya terus diotak-atik pake dimodelin matematika gitu, y nya ada
dua sisi nya ada empat.
19. P : Terus ini kan kamu nggak ada buat soal ya dek. Kenapa gitu?
20. SW5 : Kan penjelasan di awal sama mbaknya kalau ada kesulitan terus
buat soal.
21. P : Kamu nggak ada kesulitan berarti Dek?
22. SW5 : Enggak. Cuma ide diawal tadi aja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

23. P : Kalau gitu coba jelasin aja langkah-langkah kamu mengerjakan


soal di lembar kerja 2.
24. SW5 : Semua mbak?
25. P : Iya semua.
26. SW5 : Diketahui gambar keramba, Pak Ketut punya uang Rp. 500.000
sedangkan harga keramba Rp 6250, jadi Pak Ketut hanya bisa
membeli keramba 80 meter saja. Terus dibuat persamaan yaitu
. Itu yang keliling, terus persamaan yang satu lagi
dari luas yaitu ... (Siswa diam sebentar) . Luas
maksimum dicari dari nilai y titik puncak, maka . Dihitung
jadi luas maksimumnya .
27. P : Yang ditanyakan dari soal itu apa Dek?
28. SW5 : (Membaca soal lembar kerja 2) Tentukanlah ukuran keramba
agar luasnya maksimum!
29. P : Ukuran ya.
30. SW5 : Iya.
31. P : Berapa ukurannya?
32. SW5 :
33. P : Itu kan luasnya.
34. SW5 : Kalau ukuran itu yang berapa kali berapa gitu ya mbak.
35. P : Iya.
36. SW5 : Berarti nyari panjang sama lebar keramba.
37. P : Iya, coba cari.
38. SW5 : (Siswa mengerjakan)

:2

39. P : Jadi ukurannya?


40. SW5 : .
41. P : Oke. Sekarang yang lembar kerja 3 ya. Ngerjain soal
rangsangannya ada kesulitan?
42. SW5 : Mmmmm.... Engga sih mbak.
43. P : Aku pengen tahu penjelasan kamu dari penyelesaian soal di
lembar kerja 3 ya. Jelaskan coba.
44. SW5 : Kayak yang soal kedua tadi mbak?
45. P : Iya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

46. SW5 : (Siswa diam sejenak) Diketahui perbandingan luas

.
47. P : Garis besarnya aja Dek.
48. SW5 : Terus pake rumus luas segitiga, akhirnya ketemu persamaan
, faktornya . Yang memenuhi 9.
Disubstitusi ke CB, AD, PQ dan QR. Terus dicari PR pake
phytagoras ketemu PR √ , AB juga dicari pake phytagoras,
AB 30. Keliling ABC , keliling PQR √ . Jadi selisih
dua segitiga itu √ .
49. P : Oke. Sekarang soal yang kamu buat berdasarkan soal yang sudah
dikerjakan. Ini ada trapesium ABCD ya?
50. SW5 : He’eh.
51. P : Kenapa kamu menentukan yang diketahui AB, CE sama DC.
Kenapa yang kamu pilih yang diketahui itu kenapa nggak yang
lain?
52. SW5 : Ya, gimana ya mbak, lebih mudah aja nanti ngerjainnya, biar
lebih mudahlah.
53. P : Mmm... Gitu.
54. SW5 : Ya.
55. P : Kalau misalnya, yang diketahui misalnya BC sama DC, bisa
nggak nanti soalnya nanti dikerjakan?
56. SW5 : (Siswa diam sejenak) Bisa.
57. P : Bisa?
58. SW5 : Hmm... Bisa. Tapi kalau misalnya CE juga nggak diketahui juga
... Eh ... Ya tetep nggak bisa.
59. P : Nggak bisa kenapa?
60. SW5 : Ya karena kan harus nyari segitiganya dulu juga.
61. P : Karena yang diketahuinya kurang ya.
62. SW5 : Iya.
63. P : Jelasin coba tentang soal yang kamu buat.
64. SW5 : Jadi kita cari dulu nilai dengan menggunakan informasi yang
diketahui dari soal yaitu perbandingan kedua trapesium kemudian
ketemu nilai sama dengan nol atau sama dengan tiga belas per
dua sembilan. Tapi yang diambil adalah sama dengan tiga belas
per dua sembilan.
65. P : Kenapa tidak diambil yang sama dengan nol?
66. SW5 : Karena kalau yang diambil sama dengan nol panjangnya eh
tinggi trapesiumnya nggak ada.
67. P : Oke baik. Lalu?
68. SW5 : Kemudian nya dimasukkan ke persamaan panjang-panjang sisi
trapesium. Lalu cari sisi miring pada trapesium untuk mencari
tingginya. Kemudian cari keliling masing-masing trapesium dan
dijumlahkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

69. P : Ini FGnya negatif masih dilanjutin kenapa? Terus sampai cari JG
juga negatif.
70. SW5 : Iya mbak, cuma pengen tahu sampai akhir jawabannya negatif
apa engga. Ternyata hasilnya positif kok Mbak.
71. P : Tapi ini kan panjang, boleh nggak kalau panjangnya negatif?
72. SW5 : Nggak boleh Mbak, tapi hasil akhirnya positif.
73. P : Hmmm... Oke deh. Makasih ya Dek.
74. SW5 : Iya Mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran D
Deskripsi Jawaban Siswa
Topik-topik Data
Revisi Soal-soal Siswa dan
Penyelesaian

222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

Tabel Deskripsi Pengajuan Soal Siswa Lembar Kerja 1

Kode Soal Deskripsi


SW1 Soal: 1. Hal yang ditanyakan tidak
Amel melemparkan sebatang kayu ke atas dapat dijawab karena
sebuah pohon. Diketahui kecepatan awal sebuah cerita tidak dapat
⁄ . Pohon tersebut memiliki tinggi diubah ke dalam bentuk
25m, namun sayangnya kayu tersebut tidak persamaan kuadrat. Yang
mengenai layang-layang. Saat mencapai dapat dinyatakan dalam
puncak, kayu tersebut jatuh ke tanah. persamaan kuadrat adalah
Bagaimana persamaan kuadrat dari cerita persamaan lintasan
tersebut? kayunya.
2. Tujuan melempar kayu
Penyelesaian: kurang jelas.
(Kosong) 3. Kecukupan unsur-unsur
untuk dapat dikerjakan
tidak dapat ditentukan
lengkap atau tidak karena
pertanyaan tidak jelas.
4. SW1 tidak mencoba
menjawab soal yang
dibuatnya.
SW2 Soal: 1. Kalimat soal sudah baik.
Sebuah batang kayu yang digunakan 2. Memuat unsur-unsur yang
seorang anak untuk mengambil layang- cukup untuk dapat
layang yang tersangkut di pohon dikerjakan
dilemparkan ke atas hingga lintasannya 3. Pertanyaan jelas
membentuk suatu parabola. Tinggi lintasan 4. Fungsi kuadrat dalam soal
batang kayu setelah detik ditentukan oleh kurang tepat karena rumus
rumus . Berapa tinggi maksimum jarak atau
batang kayu tersebut jika tidak mengenai
pohon?
5. Disertai jawaban tanpa
kesimpulan.
Penyelesaian:
( )

( )( )
( )

meter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

Kode Soal Deskripsi


SW3 Soal: 1. Kalimat soal sudah cukup
Layang-layang tersangkut di pohon pada baik, tetapi seharusnya
ketinggian 10m. Ada orang melempar batu ditambah tujuan melempar
dengan kecepatan ⁄ untuk batu yaitu untuk
menjatuhkan. Pada detik keberapa batu mengambil layang-layang.
mengenai layangan? 2. Memuat unsur-unsur yang
cukup untuk dapat
Penyelesaian: dikerjakan.
Diketahui: 3. Satuan kecepatan awal
⁄ ⁄ salah, bukan ⁄ tetapi
⁄ .
Ditanya: 4. Pertanyaan jelas.
Jawab: 5. Disertai penyelesaian.
6. Penyelesaian kurang tepat.
7. Tidak ada kesimpulan
⁄ pada penyelesaian.

( )( )

SW4 Soal: 1. Kalimat soal cukup baik,


Seorang anak melemparkan sebatang kayu tapi salah menggunakan
dari titik (0,0) dan mencapai tinggi satuan jarak yang
maksimum pada titik (2,6). Kemudian kayu seharusnya satuan panjang
jatuh di depannya dengan jarak 4 satuan bukan satuan luas.
luas. Tentukan persamaan kuadratnya! 2. Memuat unsur-unsur yang
cukup untuk dapat
Penyelesaian: dikerjakan. Unsur yang
( )( )( ) diketahui dan yang
ditanyakan jelas. Tetapi
( ) harus ditambah keterangan
( ) bahwa lintasan lemparan
( ) kayu membentuk parabola
yang dimisalkan posisi
awal kayu pada titik
koordinat ( ). Tetapi
secara logis, posisi awal
kayu dan titik jatuh kayu
tidak berada pada titik
ordinat yang sama.
3. Disertai penyelesaian,
tetapi kurang tepat.

Persamaan kuadratnya adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

Kode Soal Deskripsi


SW5 Soal: 1. Kalimat soal sudah baik
Seorang anak melemparkan sebatang kayu tetapi fungsi kuadrat
vertikal ke atas untuk mengambil layang- harusnya ditulis
layang yang tersangkut di sebuah pohon.
Lintasan batang kayu yang dilemparkan 2. Memuat unsur-unsur yang
membentuk grafik parabola dengan cukup untuk dapat
persamaan dikerjakan.
Gambarlah lintasan batang kayu tersebut! 3. Terdapat kerancuan
mengenai bentuk
Penyelesaian: lemparan, garis lurus atau
berbentuk parabola.
Seharusnya kalimat
( )( ) vertikal ke atas tidak
diperlukan, karena
( ) ( ) lemparan vertikal ke atas
( )
lintasannya hanya akan
membentuk sebuah garis
lurus, bukan parabola
sehingga pertanyaan jelas
( ) ( ) menjadi jelas dan
penyelesaian yang dibuat
benar.

Tabel Deskripsi Jawaban Siswa dari Lembar Kerja 2

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


SW1 Rp. 500.000 1. Tidak mengidentifikasi
6250/m unsur-unsur yang
diketahui dan yang
m ditanyakan, hanya
mencantumkan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


unsur yang diperlukan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan menyusun
model matematik.
3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
( )
masalah (langkah-langkah
pengerjaan runtut dan
( ( ) tepat)
4. Jawaban benar.
5. Menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal
(menuliskan kesimpulan)

:2

( )( )

Jadi, ukuran keramba adalah

SW2 ( ) 1. Tidak mengidentifikasi


unsur-unsur yang
diketahui dan yang
( ) ditanyakan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan menyusun
model matematik.
3. Menerapkan strategi untuk
( ) menyelesaikan berbagai
masalah (langkah-langkah
pengerjaan runtut dan
tepat).
( ) 4. Tidak menginterpretasikan
hasil sesuai permasalahan
asal (menuliskan
kesimpulan)
( )( ) 5. Persoalan belum terjawab.
( ) m

( )

m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

Kode Jawaban Siswa Deskripsi

( )

( )

SW3 ( ) 1. Tidak mengidentifikasi


unsur-unsur yang
( ) diketahui dan yang
ditanyakan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan menyusun
model matematik.
:2 3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
( )( ) masalah (Langkah-langkah
pengerjaan runtut)
4. Jawaban kurang tepat.
5. Tidak menginterpretasikan
hasil sesuai permasalahan
asal.
(( ) )

( )

SW4 1. Mengidentifikasi unsur-


y
unsur yang diketahui.
2. Merumuskan masalah
x matematik dan menyusun
model matematik.
3. Menerapkan strategi untuk
Harga/meter =Rp 6250,00 menyelesaikan berbagai
Uang yang dimiliki = Rp 500.000,00 masalah (Langkah-langkah
Jadi pengerjaan runtut dan
tepat)
4. Jawaban benar.
5. Menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal
(menuliskan kesimpulan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

Kode Jawaban Siswa Deskripsi

( )

( )

Jadi ukuran panjangnya adalah 20m dan


lebarnya 10m.

SW5 Diket: uang tersedia Rp 500.000 1. Mengidentifikasi unsur-


Harga jala per meter Rp 6.250 unsur yang diketahui dan
y yang ditanyakan
2. Merumuskan masalah
matematik dan menyusun
x model matematik.
3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
Luas maksimum? masalah (Langkah-langkah
pengerjaan runtut dan
Jawab: Panjang jala tepat)
m 4. Tidak menginterpretasikan
hasil sesuai permasalahan
asal
5. Persoalan belum terjawab

( )
( )

( ) (( ) )
( )

m2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

Tabel Deskripsi Pengajuan Soal Siswa Lembar Kerja 2

Kode Soal Deskripsi


SW1 Soal: 1. Kalimat soal sudah baik.
2. Memuat unsur-unsur yang
Tentukanlah nilai maksimum dari fungsi cukup untuk dapat
tersebut! dikerjakan. SW1 kurang
memperhatikan nilai
Penyelesaian:
pada fungsi kuadrat yang
dibuatnya, sehingga
( ) seharusnya yang ditanyakan
adalah nilai minimum. Atau
( ) mengganti nilai
sehingga yang ditanyakan
( ) adalah nilai maksimum.
3. Pertanyaan jelas.
4. Disertai penyelesaian
5. Tidak menuliskan
kesimpulan jawaban.
SW2 (kosong) Tidak mengerjakan

SW3 (kosong) Tidak mengerjakan

SW4 (kosong) Tidak mengerjakan

SW5 (kosong) Tidak mengerjakan

Tabel Deskripsi Jawaban Siswa dari Lembar Kerja 3

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


SW1 ( ) ( )( ) 1. Tidak mengidentifikasi
unsur-unsur yang diketahui
( ) ( )( ) dan yang ditanyakan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan menyusun
model matematik.
( )
3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
masalah (Langkah-langkah
( )( ) pengerjaan runtut dan
tepat)
4. Jawaban benar.
5. Menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal
(menuliskan kesimpulan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

Kode Jawaban Siswa Deskripsi

( )





Selisih ( √ )

SW2 30 B 1. Tidak mengidentifikasi
A unsur-unsur yang diketahui
dan yang ditanyakan, hanya
mencantumkan beberapa
2x
2x+6 unsur yang diperlukan
melalui gambar.
30
2. Merumuskan masalah
4x+12 matematik dan menyusun
model matematik.
2x+6 3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
C masalah (Langkah-langkah
pengerjaan runtut dan tepat)
( )
4. Jawaban salah, disebabkan
kurang teliti, yaitu menulis
√ menjadi √
5. Menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal
(menuliskan kesimpulan)

( )
( )( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

Kode Jawaban Siswa Deskripsi

( )( )
( )

√( ) ( )





√( ) ( )


√ ( )


√ √


( ) ( ) √
( ) ( ) √


Selisih ( √ )


SW3 ( ) ( )( ) 1. Tidak mengidentifikasi
unsur-unsur yang diketahui
( ) dan yang ditanyakan.
( )( ) 2. Merumuskan masalah
matematik dan menyusun
( ) ( ) model matematik.
3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
( )
masalah (Langkah-langkah
pengerjaan runtut dan tepat)
4. Jawaban belum selesai.
5. Tidak menuliskan
( )( )
kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

Kode Jawaban Siswa Deskripsi

√( ) ( )

√( )




√ √



SW4 1. Tidak mengidentifikasi
A x+3 unsur-unsur yang diketahui
B P Q dan yang ditanyakan, hanya
2x
mencantumkan beberapa
2x+6 unsur yang diperlukan yaitu
4x+12 perbandingan.
2. Merumuskan masalah
R matematik dan menyusun
C model matematik.
( )( ) 3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
masalah (Langkah-langkah
( ) pengerjaan runtut dan tepat)
4. Jawaban kurang tepat
karena kurang teliti dalam
mengerjakan.
5. Menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal
(menuliskan kesimpulan)

( ) ( )

x+3
P Q

2x+6

R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

Kode Jawaban Siswa Deskripsi



Cari sisi PR


A
B
2x

4x+12

Cari sisi AB

Selisih Keliling


SW5 Diketahui: Perbandingan luas 1. Mengidentifikasi unsur-
unsur yang diketahui tetapi
tidak mengidentifikasi yang
ditanyakan.
2. Merumuskan masalah
matematik dan menyusun
model matematik.
3. Menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai
( ) ( )( ) masalah (Langkah-langkah
( ) pengerjaan runtut dan tepat)
4. Jawaban benar.
( ) 5. Menginterpretasikan hasil
sesuai permasalahan asal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

Kode Jawaban Siswa Deskripsi


( ) (menuliskan kesimpulan)

( )( )

( )





( )





( √ )


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

Tabel Deskripsi Pengajuan Soal Siswa Lembar Kerja 3

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi


SW1 Soal: 1. Kalimat soal kurang
Tentukan perbandingan luas ABC dengan baik.
PQRS = 3:4!
2. Pertanyaan tidak jelas,
A P 3x Q karena menanyakan
5x+1 hal yang sudah
3x+2 diketahui (dapat
B C S R dikatakan soal yang
2x-2 dibuat berupa
Penyelesaian: pernyataan).
3. Gambar segitiga
( )( ) harusnya ditambah
( )
keterangan siku-siku di
( )( )
B.
( )
4. Disertai jawaban yang
bukan merupakan
( ) ( ) penyelesaian.
5. Teknik yang
digunakan adalah
replacement
√ (mengganti gambar
dan bilangan) dan

modification,
mengganti gambar

dengan dua bangun
datar yang berbeda
(pada soal stimulus
kedua bangun datar
sama).
SW2 Soal: 1. Kalimat soal sudah
Tentukan selisih keliling persegi panjang di baik.
bawah ini! 2. Memuat unsur-unsur
A yang cukup untuk
dapat dikerjakan
4x+3 3. Pertanyaan jelas
4. Teknik yang
3x+6 digunakan adalah
B replacement
(mengganti gambar
x+6
dan bilangan)
5. Disertai jawaban yang
3x+2 belum selesai.
Perbandingan LA : LB adalah 2:1 6. Model matematik
sudah benar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi


Penyelesaian: menggunakan rumus
luas karena yang
( )√( ) ( )
diketahui adalah
( )( )
perbandingan luas
( )√( ) ( )
kedua persegi panjang
( )√( ) ( ) 7. Jawaban salah
( )*( ) ( )+ perhitungan.
( )( )
( )( )( )

( )(
)

( )( )

SW3 Soal: 1. Kalimat soal belum


Carilah! baik, sebaiknya
6+x perintah untuk mencari
selisih luas dijadikan
satu kalimat.
II I 4+x
2. Memuat unsur-unsur
yang cukup untuk
dapat dikerjakan
3. Gambar kurang jelas,
Selisih luas kedua setengah lingkaran dapat
tersebut. Perbandingan luas = 2:4. diinterpretasikan
sebagai diameter
Penyelesaian: lingkaran I.
4. Teknik yang
digunakan adalah
( ) replacement
( ) (mengganti gambar
dan bilangan) dan
( ) modification yaitu
kedua bangun datar
terdapat dalam satu
gambar, dan
pertanyaannya diganti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi


√ menjadi selisih luas
(pada soal stimulus
√ ( ) menanyakan selisih
keliling).
5. Disertai jawaban yang
√ belum selesai.


√ √

SW4 Soal: 1. Kalimat soal sudah


Gambar di bawah ini adalah dua jajar baik
genjang dengan perbandingan luas 2. Penamaan jajar
ABCD:EFGH = . genjang salah,
A B E seharusnya alfabet
300 F
x+2 x x-3 diurutkan satu arah
putaran.
C A’ D G x-7 H 3. Masih ada unsur-unsur
Tentukan nilai dan tentukan selisih luas dan yang kurang sehingga
keliling nilai jajar genjang tersebut.
soaltidak dapat
Penyelesaian: diselesaikan.
4. Pertanyaan jelas.

5. Teknik yang
digunakan adalah
√ replacement
(mengganti gambar
√ dan bilangan) dan
addition (menambah
soal)
6. Disertai jawaban yang
belum selesai.

( )( )


:√
√ √ √
( √ ) √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi


√ √( √ ) ( √ )( √ )
( √ )
√ √

SW5 Soal: 1. Kalimat soal sudah


D C baik.
2. Memuat unsur-unsur
yang cukup untuk
dapat dikerjakan
A E B 3. Pertanyaan jelas.
4. Teknik yang
I H
digunakan adalah
replacement
(mengganti gambar
F J G dan bilangan).
Gambar di atas adalah dua trapesium dengan 5. Disertai penyelesaian
perbandingan Luas trapesium ABCD : yang kurang tepat
trapesium FGHI 4:1. Berapa jumlah keliling karena panjang tidak
kedua trapesium tersebut? boleh negatif (soal
tidak dapat
Penyelesaian: diselesaikan).

(( ) ( ))

(( ) ( ))
( )
( )

( )

tidak memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

Kode Soal Yang diajukan Siswa Deskripsi

√( ) ( )

√ √

√( ) ( )

√ √

√ √

√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

Topik-topik Data Pengajuan Soal tipe Pre-Solution Posing

Topik Data Bagian Data


Tidak ada gagasan:
Siswa tidak mengerjakan
Ada gagasan:
Soal yang dibuat sesuai <SW1>
Soal:
dengan kondisi yang
Amel melemparkan sebatang kayu ke atas sebuah
diberikan, bukan dari ide pohon. Diketahui kecepatan awal ⁄ . Pohon
tersebut memiliki tinggi 25m, namun sayangnya
sendiri, merupakan soal
kayu tersebut tidak mengenai layang-layang. Saat
matematika, soal tidak mencapai puncak, kayu tersebut jatuh ke tanah.
Bagaimana persamaan kuadrat dari cerita tersebut?
dapat diselesaikan.
Penyelesaian:
(kosong)
Soal yang dibuat sesuai <SW2>
Soal:
dengan kondisi yang
Sebuah batang kayu yang digunakan seorang anak
diberikan, soal yang untuk mengambil layang-layang yang tersangkut di
pohon dilemparkan ke atas hingga lintasannya
dibuat berasal dari ide
membentuk suatu parabola. Tinggi lintasan batang
sendiri, merupakan soal kayu setelah detik ditentukan oleh rumus .
Berapa tinggi maksimum batang kayu tersebut jika
matematika, soal tidak
tidak mengenai pohon?
dapat diselesaikan.
Penyelesaian:
( )

( )( )
( )

meter

<SW3>
Soal:
Layang-layang tersangkut di pohon pada ketinggian
10m. Ada orang melempar batu dengan kecepatan
⁄ untuk menjatuhkan. Pada detik keberapa
batu mengenai layangan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

Topik Data Bagian Data


Penyelesaian:
Diketahui:
⁄ ⁄

Ditanya:
Jawab:

( )( )

<SW4>
Soal:
Seorang anak melemparkan sebatang kayu dari titik
(0,0) dan mencapai tinggi maksimum pada titik
(2,6). Kemudian kayu jatuh di depannya dengan
jarak 4 satuan luas. Tentukan persamaan
kuadratnya!

Penyelesaian:
( )( )( )

( )
( )
( )

Persamaan kuadratnya adalah


Soal yang dibuat sesuai <SW5>
Soal:
dengan kondisi yang
Seorang anak melemparkan sebatang kayu
diberikan, soal dibuat vertikal ke atas untuk mengambil layang-layang
dari ide sendiri, yang tersangkut di sebuah pohon. Lintasan
batang kayu yang dilemparkan membentuk
merupakan soal
grafik parabola dengan persamaan
matematika, soal dapat
Gambarlah lintasan batang kayu tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

Topik Data Bagian Data


diselesaikan. Penyelesaian:

( )( )

( ) ( )
( )

( ) ( )

Topik-topik Data Pengajuan Soal Tipe Within-Solution Posing

Topik Data Bagian Data


Tidak ada gagasan
Siswa tidak dapat <SW3>
mengerjakan soal atau
salah mengerjakan soal
rangsangan sehingga
tidak mengerti
bagaimana membuat soal
sebagai bantuan.
Siswa dapat mengerjakan <SW2>
soal rangsangan dengan (kosong)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

Topik Data Bagian Data


baik tanpa menemukan <SW4>
kesulitan sehingga tidak (kosong)
muncul soal untuk <SW5>
(kosong)
bantuan.
Ada gagasan
Soal yang dibuat asli dari <SW1>
ide sendiri, merupakan Soal:

soal matematika, soal Tentukanlah nilai maksimum dari fungsi tersebut!


tidak dapat diselesaikan,
Penyelesaian:
soal yang dibuat
membantu pengerjaan ( )
soal rangsangan.
( )

( )

Topik-topik Data Pengajuan Soal tipe Post-Solution Posing

Topik Data Bagian Data


Tidak ada gagasan:
Siswa tidak mengerjakan
soal rangsangan dan tidak
membuat soal baru
Ada gagasan
Soal yang dibuat <SW1>
berkaitan dengan soal Soal:
Tentukan perbandingan luas ABC dengan PQRS =
semula, soal berasal dari 3:4!
ide sendiri, teknik yang A
P 3x Q
digunakan adalah
3x+2 5x+1
replacement dan
B C S R
modification, soal yang 2x-2
dibuat merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

Topik Data Bagian Data


pernyataan Penyelesaian:
( )( )
( )
( )( )
( )

( ) ( )

Soal yang dibuat sesuai <SW2>


dengan soal semula, asli Soal:
Tentukan selisih keliling persegi panjang di bawah
dari ide sendiri, ini!
merupakan soal A

matematika, teknik yang


4x+3
digunakan replacement,
soal tidak dapat 3x+6
diselesaikan. B

x+6

3x+2
Perbandingan LA : LB adalah 2:1.

Penyelesaian:

( )√( ) ( )
( )( )
( )√( ) ( )

( )√( ) ( )
( )*( ) ( )+

( )( )
( )( )( )

( )(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

Topik Data Bagian Data


( )( )

Soal yang dibuat sesuai <SW4>


dengan soal semula, asli Soal:
Gambar di bawah ini adalah dua jajar genjang
dari ide sendiri,
dengan perbandingan luas ABCD:EFGH = .
merupakan soal
A B E F
matematika, teknik yang 300
x+2 x x-3
digunakan replacement
C G x-7 H
dan addition, soal tidak A’ D
Tentukan nilai dan tentukan selisih luas dan keliling
dapat diselesaikan. nilai jajar genjang tersebut.

Penyelesaian:


( )( )


:√
√ √ √
( √ ) √ √

√ √( √ ) ( √ )( √ )
( √ )
√ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

Topik Data Bagian Data


Soal yang dibuat sesuai <SW5>
Soal:
dengan soal semula, asli
D C
dari ide sendiri,
merupakan soal
matematika, teknik yang A B
E
digunakan replacement I H
dan modification, soal
tidak dapat diselesaikan. F J G
Gambar di atas adalah dua trapesium dengan
perbandingan Luas trapesium ABCD : trapesium
FGHI 4:1. Berapa jumlah keliling kedua trapesium
tersebut?

Penyelesaian:

(( ) ( ))

(( ) ( ))
( )
( )

( )

tidak memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

Topik Data Bagian Data

√( ) ( )

√ √

√( ) ( )

√ √

√ √

√ √

Soal yang dibuat sesuai <SW3>


dengan soal semula, asli Soal:
Carilah!
dari ide sendiri, 6+x
merupakan soal 4+x
II I
matematika, teknik yang
digunakan replacement
dan modification, soal
dapat diselesaikan. Selisih luas kedua setengah lingkaran tersebut.
Perbandingan luas = 2:4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

Topik Data Bagian Data


Penyelesaian:

( )

( )

( )

√ ( )

√ √

Topik-topik Data Jenis Soal Berdasarkan Dimensi Pengetahuan

Topik Data Bagian Data


Soal tidak dapat ditentukan <SW1.3>
jenis pengetahuan yang Tentukan perbandingan luas ABC dengan
dituntut: PQRS = 3:4!
1. Soal berupa pernyataan A 3x
P Q
3x+2 5x+1

B C S R
2x-2
2. Soal tidak dapat <SW1.1>
diselesaikan Amel melemparkan sebatang kayu ke atas sebuah
pohon. Diketahui kecepatan awal ⁄ . Pohon
tersebut memiliki tinggi 25m, namun sayangnya
kayu tersebut tidak mengenai layang-layang. Saat
mencapai puncak, kayu tersebut jatuh ke tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

Topik Data Bagian Data


Bagaimana persamaan kuadrat dari cerita
tersebut?

<SW1.2>

Tentukanlah nilai maksimum dari fungsi tersebut!

<SW2.1>
Sebuah batang kayu yang digunakan seorang anak
untuk mengambil layang-layang yang tersangkut
di pohon dilemparkan ke atas hingga lintasannya
membentuk suatu parabola. Tinggi lintasan batang
kayu setelah detik ditentukan oleh rumus
. Berapa tinggi maksimum batang kayu
tersebut jika tidak mengenai pohon?

<SW2.3>
Tentukan selisih keliling persegi panjang di
bawah ini!
A

4x+3

3x+6
B
x+6

3x+2
Perbandingan LA : LB adalah 2:1

<SW4.1>
Seorang anak melemparkan sebatang kayu dari
titik (0,0) dan mencapai tinggi maksimum pada
titik (2,6). Kemudian kayu jatuh di depannya
dengan jarak 4 satuan luas. Tentukan persamaan
kuadratnya!

<SW4.3>
Gambar di bawah ini adalah dua jajar genjang
dengan perbandingan luas ABCD:EFGH = .

A B E F
300
x+2 x x-3

C D G x-7 H
A’
Tentukan nilai dan tentukan selisih luas dan
keliling nilai jajar genjang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

Topik Data Bagian Data


<SW5.3>
D C

A E B
I H

F J G
Gambar di atas adalah dua trapesium dengan
perbandingan Luas trapesium ABCD : trapesium
FGHI 4:1. Berapa jumlah keliling kedua
trapesium tersebut?
Soal dapat ditentukan jenis <SW3.1>
pengetahuan yang dituntut: Layang-layang tersangkut di pohon pada
1. Soal menuntut ketinggian 10m. Ada orang melempar batu
pengetahuan tentang dengan kecepatan ⁄ untuk menjatuhkan.
simbol-simbol dan Pada detik keberapa batu mengenai layangan?
bentuk umum persamaan
kuadrat. <SW5.1>
2. Soal menuntut Seorang anak melemparkan sebatang kayu
pengetahuan tentang vertikal ke atas untuk mengambil layang-layang
konsep dan penerapan yang tersangkut di sebuah pohon. Lintasan batang
persamaan dan fungsi kayu yang dilemparkan membentuk grafik
kuadrat dalam parabola dengan persamaan
permasalahan Gambarlah lintasan batang kayu tersebut!
kontekstual (dalam
kehidupan sehari-hari).
Soal menuntut
pengerjaan dengan urut-
urutan yang tepat.
3. Soal menuntut <SW3.3>
pengetahuan tentang Carilah!
simbol-simbol dan 6+x
bentuk umum persamaan
kuadrat. Soal menuntut 4+x
pengetahuan tentang II I
konsep luas setengah
lingkaran dalam mencari
selisih luas dengan
penerapan konsep
persamaan kuadrat. Soal Selisih luas kedua setengah lingkaran tersebut.
menuntut pengerjaan Perbandingan luas = 2:4.
dengan urut-urutan yang
tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

Revisi Soal–soal Siswa dan Penyelesaiannya

1. Pre-Solution Posing

Kode Soal Penyelesaian


SW1 Amel melemparkan sebatang kayu ke Diketahui:
atas pohon untuk mengambil layang- ⁄ ⁄
layang yang tersangkut dengan
kecepatan awal ⁄ . Pohon tersebut Ditanya: persamaan kuadrat?
memiliki ketinggian 25m. Namun Penyelesaian:
sayangnya kayu yang dilempar Amel
tidak mengenai layang-layang. Saat
mencapai puncak, kayu tersebut jatuh
ke tanah.
Nyatakan dalam bentuk kuadrat untuk
lintasan lemparan kayu Amel pada
ketinggian 25 m! Jadi persamaan kuadrat dari soal cerita
tersebut adalah
SW2 Sebuah batang kayu yang digunakan Diketahui: ( )
seorang anak untuk mengambil layang-
layang yang tersangkut di pohon
dilemparkan ke atas hingga lintasannya
membentuk suatu parabola. Tinggi Ditanya: ?
lintasan batang kayu setelah detik Jawab:
ditentukan oleh rumus .
Berapa tinggi maksimum batang kayu
tersebut jika tidak mengenai pohon? ( )( )
( )

meter

Jadi tinggi maksimum batang kayu tersebut


adalah 1,25 meter.
SW3 Sebuah layang-layang tersangkut di Diketahui:
atas pohon pada ketinggian 10m. ⁄ ⁄
Seseorang melempar batu dengan
kecepatan ⁄ untuk menjatuhkan Ditanya:
layang-layang tersebut. Pada detik Jawab:
keberapa batu mengenai layangan?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

Tidak ada nilai yang memenuhi.


Cek ketinggian maksimum batu yang
dilempar:
a) Waktu yang diperlukan untuk mencapai
ketinggian maksimum dengan asumsi
kecepatan saat di puncak ( )sama
dengan nol ( ), benda diam sesaat
di puncak

b) Tinggi maksimum (mensubsitusi nilai


pada saat batu berada di puncak)

( )

Jadi batu yang dilempar tidak mengenai


layang-layang karena batu hanya mencapai
ketinggian 1,25 meter sedangkan layang-
layang berada pada ketinggian 10 meter.

SW4 Seorang anak melemparkan sebatang Diketahui: koordinat titik balik (2,6)
kayu yang lintasannya membentuk Sebuah titik (0,0)
grafik parabola, dimana diasumsikan Ditanya: persamaan kuadrat?
posisi titik lempar kayu pada titik (0,0) Jawab:
dan kayu mencapai tinggi maksimum ( )
pada titik (2,6). Kemudian kayu jatuh ( )
di depannya dengan jarak tertentu.
Tentukan persamaan kuadrat dari
lintasan kayu tersebut! ( )
( )

( )

Persamaan kuadratnya adalah

SW5 Seorang anak melemparkan sebatang Diketahui:


kayu untuk mengambil layang-layang Ditanya: Gambar grafik y
yang tersangkut di sebuah pohon. Jawab:
Lintasan batang kayu yang (i) Titik potong dengan sumbu X 
dilemparkan membentuk grafik
parabola dengan persamaan ( )( )

Gambarlah lintasan batang kayu ( ) ( )


tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

(ii) Titik potong dengan sumbu Y 

( )
(iii) Koordinat titik puncak

( ) ( )

(iv) Gambar grafik

2. Within-Solution Posing

Kode Soal Penyelesaian


SW1 Diketahui:
Tentukanlah nilai minimum dari fungsi Ditanya: nilai minimum fungsi
tersebut! Jawab:

( )

( )

( )

Jadi nilai minimum fungsi


adalah
Diketahui:
Tentukanlah nilai optimum dari fungsi Ditanya: nilai optimum fungsi
tersebut! Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

( )

( )

( )

Jadi nilai optimum fungsi


adalah

Diketahui:
Tentukanlah nilai maksimum dari Ditanya: Nilai maksimum fungsi
fungsi tersebut! Jawab:

( )

( )

( )

Jadi nilai maksimum fungsi


adalah
SW2 (kosong) (kosong)
SW3 (kosong) (kosong)
SW4 (kosong) (kosong)
SW5 (kosong) (kosong)

3. Post-Solution Posing

Kode Soal Penyelesaian


SW1 Tentukan selisih keliling segitiga dan
persegi panjang di bawah ini jika diketahui
perbandingan luas ABC dengan PQRS ( )( )
= 1:2
( )( )
A 4x+4
P Q
x+4 3x-2

B C S R
3x+2 ( ) ( )
( )( )

yang memenuhi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

( ) ( )

Jadi selisih keliling segitiga ABC dan persegi


panjang PQRS adalah
Tentukan selisih keliling segitiga dan
persegi panjang di bawah ini jika diketahui
perbandingan luas ABC dengan PQRS ( )( )
= 1:2
A ( )( )
P 3x+3 Q
2x 2x-2
(dibagi )
B C S R
x+5

( ) ( )
( )( )

yang memenuhi 3

( ) ( )

Jadi selisih keliling segitiga ABC dan persegi


panjang PQRS adalah
SW2 Tentukan selisih keliling kedua persegi
panjang di bawah ini! ( )√( ) ( )
A B ( )( )
( )√( ) ( )
4x+3
( )√( ) ( )
D C √( ) ( )
3x+6
K L
kuadratkan
x+6 ( ) ( )
N 3x+2 M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

Perbandingan LA : LB adalah 2:1

(soal tidak dapat ditemukan penyelesaiannya)


SW3 Diketahui:
6+x
( ) ( )
Ditanya: Selisih luas kedua lingkaran
II I 4+x
Jawab:

( )

( )
Carilah selisih luas kedua setengah
lingkaran tersebut. Perbandingan luas
. ( )

√ ( )

√ √

( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

Jadi selisih luas kedua lingkaran adalah

SW4 Gambar di bawah ini adalah dua jajar Diketahui:


genjang dengan perbandingan luas
Ditanya: nilai
ABCD:EFGH = . Selisih luas
A B E F Selisih keliling
300 Jawab:
x x-3 a)

D C H x-7 G √

Tentukan:
a) nilai !
b) selisih luas kedua jajar genjang!
c) selisih keliling kedua jajar
genjang tersebut! √
( )( )


( √ )

√ ( √ )( )
( √ )

√ ( √ )
( √ )
√ √

√ √


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

(tidak memenuhi)
Jadi nilai adalah

b) √

√ ( )

√ √

( )( )

( )

Selisih luas kedua jajar genjang adalah



c) A E B
300
x
D C
F

√ (√ )

√ √




(selisih keliling tidak dapat ditemukan)

SW5 D C

(( ) ( ))

(( ) ( ))
A E B ( )
I H ( )

F J G
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

Gambar di atas adalah dua trapesium


dengan perbandingan luas trapesium ( )
ABCD : trapesium FGHI = 4:1. Berapa
jumlah keliling kedua trapesium tersebut?
tidak memenuhi

(Soal tidak dapat ditemukan penyelesaiannya


karena panjang sisi tidak boleh negatif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran E
Jawaban dan Lembar Pengajuan
Soal Siswa
Lembar Validasi

260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

Pengajuan Soal Pre-Solution Posing (Lembar Kerja 1) SW1

Soal:

Penyelesaian:

Coret-coretan:

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

Jawaban Lembar Kerja 2 SW1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

Pengajuan Soal Within-Solution Posing (Lembar Kerja 2) SW1

Soal:

Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

Jawaban Lembar Kerja 3 SW1

Jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

Coret-Coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

Pengajuan Soal Post-Solution Posing (Lembar Kerja 3) SW1

Soal:

Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

Pengajuan Soal Pre-Solution Posing (Lembar Kerja 1) SW2

Soal:

Jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

Jawaban Lembar Kerja 2 SW2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

Jawaban Lembar Kerja 3 SW2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

Pengajuan Soal Post-Solution Posing (Lembar Kerja 3) SW2

Soal:

Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

Pengajuan Soal Pre-Solution Posing (Lembar Kerja 1) SW3

Soal:

Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

Jawaban Lembar Kerja 2 SW3

Jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

Jawaban Lembar Kerja 3 SW3


Jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

Pengajuan Soal Post-Solution Posing (Lembar Kerja 3) SW3


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

282

Soal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283

Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286

Pengajuan Soal Pre-Solution Posing (Lembar Kerja 1) SW4

Soal:

Jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287

Jawaban Lembar Kerja 2 SW4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288

Jawaban Lembar Kerja 3 SW4

Jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290

Pengajuan Soal Post-Solution Posing (Lembar Kerja 3) SW4

Soal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291

Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

292

Pengajuan Soal Pre-Solution Posing (Lembar Kerja 1) SW5

Soal:

Jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293

Coret-coretan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294

Jawaban Lembar Kerja 2 SW5


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

295

Jawaban Lembar Kerja 3 SW5


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

297

Pengajuan Soal Post-Solution Posing (Lembar Kerja 3) SW5

Soal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

298

Penyelesaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

301
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

302

Lembar Uji Validasi Lembar Kerja 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

303
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

304

Lembar Uji Validasi Lembar Kerja 3


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

305
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

306
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

307
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

308
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

309

Anda mungkin juga menyukai