Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh program
Pendidikan Profesi Dokter bagian Ilmu Kesehatan Anak
di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Oleh:
Mohammad Fajar Sodiqi
30101507494
Pembimbing:
dr. Hj. Pujiati Abbas, Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan klinik bagian ilmu kesehatan anak
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
I. IDENTITAS
Nama Pasien : An. SFJ
Tanggal Lahir (Usia) : 11 tahun 4 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banjardowo Genuk Semarang
Tanggal Masuk RS : 07 – 01 – 2020
Riwayat Makan
Pasien diberikan ASI hingga usia 1 tahun. Pasien mulai diberikan MPASI saat usia 1
minggu. MPASI yang sering diberikan berupa bubur instan.
Kesan: ASI tidak eksklusif
Kesan: lengkap
Riwayat KB
Ibu pasien menggunakan KB suntik yang disuntikan setiap 3 bulan.
23−38,5
WAZ = =−2,3 (BB Rendah, Gizi Kurang)
6,6
135−147
HAZ = =−1,7 (Normal)
6,9
23−30,1
WHZ = =−2,2 (Kurus)
3,1
Kesan: Gizi Kurang
V. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada Jumat, 10 Januari 2020 di Bangsal Baitun Nissa 1
RSISA.
Status Internus
Kepala : Mesocephale, ubun-ubun besar sudah tertutup, tanda perdarahan
intracranial (-)
Rambut : Hitam, mudah dicabut (-), kering (-)
Kulit : Peteki (+), sianosis (-), turgor kembali lambat (-), pucat (-)
Mata : Mata cekung (-), oedem palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
Hidung : Discharge (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
Telinga : Discharge (-/-)
Bibir : Stomatitis angularis (-), kering (-), sianosis (-)
Mulut : Gusi berdarah (-), stomatitis (-), bula hemorargik (-)
Lidah : Atrofi papil lidah (-), glositis (-), licin (-)
Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
Tenggorokan : Hiperemis (-), selaput putih (-) Tonsil T1/T1
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk normal, simetris, retraksi (-)
Palpasi : Sterm fremitus dextra et sinistra simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang
Auskultasi : Suara vesikuler (+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), amforik (-/-)
Cor
Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
Perkusi :-
Palpasi : Iktus cordis teraba, kuat angkat
Auskultasi :
o Irama : Reguler
o Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II normal reguler
o Bising : (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, hiperemis (-), lesi (-), kembung (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada seluruh regio, tanda perdarahan intrabdomen (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium, defens muscular (-), hepar dan
lien tak teraba
Ekstremitas
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Akral sianosis -/- -/-
Refleks patologis -/- -/-
Edema -/- -/-
Capillary refill time <2s/<2x <2s/<2s
Kuku sendok -/- -/-
Bercak kemerahan -/- -/-
Genital
Perempuan, dalam batas normal
Anorectal
Normal
08/01/20
Darah Rutin Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 12,9 10,8 – 15,6 g/dL
Hematokrit 38,4 33 – 45 %
Leukosit 4,51 4,5 – 13,5 Ribu/uL
Trombosit 63 (L) 217 – 497 Ribu/uL
09/01/20
Darah Rutin Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 12,2 10,8 – 15,6 g/dL
Hematokrit 36,0 33 – 45 %
Leukosit 6,79 4,5 – 13,5 Ribu/uL
Trombosit 68 (L) 217 – 497 Ribu/uL
10/01/20
Darah Rutin Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 12,2 10,8 – 15,6 g/dL
Hematokrit 35,3 33 – 45 %
Leukosit 5,48 4,5 – 13,5 Ribu/uL
Trombosit 91 (L) 217 – 497 Ribu/uL
VII. ASSESMENT
Demam Berdarah Dengue Derajat II
Status Gizi Kurang
IX. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
07/01/20 Demam 3 HR 100x/mnt Hiperterm Inf Futrolit 15 tpm
hari, BAB RR 20x/mnt i Inj glibotik
cair 2x SpO2 99% 2x500mg
o
T 36,7 C Sanmol K/P
Trombositopenia Inj Ondansetron 3x2
3
84.000/mm mg
L BIO 2x1
Zinc 1x1 tab
08/01/20 Pusing HR 92x/mnt DHF Inf Futrolit 15 tpm
Mual (+) RR 20x/mnt Inj glibotik
Muntah SpO2 99% 2x500mg
(+) T 36,oC Sanmol K/P
Nyeri Trombositopenia Inj Ondansetron 3x2
3
perut 63.000/mm mg
L BIO 2x1
Zinc 1x1 tab
09/01/20 Nyeri HR 96x/mnt DHF Inf Futrolit 15 tpm
perut (+) RR 18x/mnt Inj glibotik
SpO2 99% 2x500mg
T 36oC Sanmol K/P
Trombositopenia Inj Ondansetron 3x2
3
68.000/mm mg
L BIO 2x1
Zinc 1x1 tab
10/01/20 Nyeri HR 100x/mnt DHF Inf Futrolit 15 tpm
perut (+) RR 20x/mnt Inj glibotik
SpO2 100% 2x500mg
o
T 36,8 C Sanmol K/P
Trombositopenia Inj Ondansetron 3x2
3
91.000/mm mg
L BIO 2x1
Zinc 1x1 tab
TINJAUAN PUSTAKA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium demam berdarah dengue adalah sebagai berikut:
o Jumlah sel darah putih bisa normal atau didominasi oleh neutrofil pada fase
awal demam. Kemudian, jumlah sel darah putih dan neutrofil akan turun,
hingga mencapai titik terendah di akhir fase demam. Perubahan pada jumlah
total sel darah putih (<5000 sel/mm3) dan rasio neutrofil-limfosit (neutrofil <
limfosit) berguna untuk memprediksi periode kritis kebocoran plasma.
o Jumlah platelet normal selama fase awal demam. Penurunan ringan dapat
terjadi selanjutnya. Penurunan jumlah platele secara tiba-tiba hingga di bawah
100.000 terjadi di akhir fase demam sebelum onset syok ataupun demam
surut. Jumlah platelet berkorelasi dengan keparahan DBD. Selain itu, terdapat
kerusakan pada fungsi platelet. Perubahan ini terjadi secara singkat dan
kembali normal selama fase pemulihan.
o Hematokrit normal pada fase awal demam. Peningkatan kecil dapat terjadi
karena demam tinggi, anoreksi, dan muntah. Peningkatan hematokrit secara
tiba-tiba terlihat setelah jumlah platelet berkurang. Hemokonsentrasi atau
naiknya hematokrit sebesar 20% dari batas normal, seperti hematokrit 35% ≥
42% merupakan bukti obyektif adanya kebocoran plasma.
o Trombositopenia dan hemokonsentrasi merupakan penemuan tetap dari DBD.
Berkurangnya jumlah platelet di bawah 100.000 sel/mm3 biasanya terjadi
pada hari ketiga-sepuluh. Peningkatan hematokrit terjadi pada semua kasus
DBD, khususnya kasus syok. Hemokonsentrasi degan peningkatan hematokrit
sebesar 20% atau lebih merupakan bukti obyektif adanya kebocoran plasma.
Harus dicatat bahwa level hematokrit mungkin dipengaruhi oleh penggantian
volume yang terlalu dini atau perdarahan.
o Penemuan lain adalah hipoproteinemia/ albuminemia (sebagai kosekuensi
kebocoran plasma), hiponatremia, dan kenaikan ringan AST serum (<=200
U/L) dengan rasio AST:ALT>2
o Albuminuria ringan sesaat juga dapat terlihat
o BAB darah
o Pada sebagian besar kasus, pemeriksaan koagulasi dan faktor fibrinolitik
menunjukkan berkurangnya fibrinogen, protrombin, faktor VIII, faktor XII,
dan antitrombin. Pengurangan antiplasmin (penghambat plasmin) juga
terdeteksi pada beberapa kasus. Pada kasus berat dengan disfungsi hepar,
kofaktor protrombin tergantung vitamin K berkurang, seperti faktor V,VII,IX,
dan X.
o Waktu tromboplastin sebagian dan waktu protrombin memanjang pada
sepertiga sampai setengah kasus DBD. Waktu trombin juga memanjang di
kasus yang berat.
o Hiponatremia terjadi beberapa kali pada DBD dan lebih parah pada syok.
o Hipokalsemia (dikoreksi dengan hipoalbuminemia) terjadi pada seluruh kasus
DBD, levelnya lebih rendah pada derajat 3 dan 4
o Asidosis metabolik juga sering ditemukan di kasus dengan syok
berkepanjangan. Kadar nitrogen urea dalam darah meningkat pada syok
berkepanjangan.
PENATALAKSANAAN
Penemuan lain adalah hipoproteinemia/ albuminemia (sebagai kosekuensi
kebocoran plasma), hiponatremia, dan kenaikan ringan AST serum (<=200 U/L)
dengan rasio AST:ALT>2
PENCEGAHAN
Dasar penatalaksanaan penderita DBD adalah pengganti cairan yang hilang
sebagai akibat dari kerusakan dinding kapiler yang menimbulkan peninggian
permeabilitas sehingga mengakibatkan kebocoran plasma. Selain itu, perlu juga
diberikan obat penurun panas.
Secara umum Demam Berdarah Dengue (DBD) dibagi 4 derajat, terapi yang
biasa dilakukan, yaitu :
a. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD) Tanpa Syok
1. Penggantian volume cairan pada DBD
Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma yang terjadi
pada fase penurunan suhu sehingga dasar pengobatannya adalah
penggantian volume plasma yang hilang. Penggantian cairan awal
dihitung untuk 2–3 jam pertama, sedangkan pada kasus syok lebih
sering sekitar 30–60 menit. Tetesan 24–48 jam berikutnya harus selalu
disesuaikan dengan tanda vital, kadar hematokrit dan jumlah volume
urin. Apabila terdapat kenaikan hemokonsentrasi 20% atau lebih maka
komposisi jenis cairan yang diberikan harus sama dengan plasma.
Volume dan komposisi cairan yang diperlukan sesuai seperti cairan
dehidrasi untuk diare ringan sampai sedang yaitu cairan rumatan
ditambah defisit 6% (5-8%) seperti tertera di bawah ini.
Berat Badan (Kg) Jumlah Cairan (ml/kg BB/hari)
<7 220
7 – 11 165
12 – 18 132
>18 88
Pemilihan jenis dan volume cairan yang diperlukan tergantung
dari umur dan berat badan pasien serta derajat kehilangan plasma
sesuai dengan derajat hemokonsentrasi yang terjadi. Pada anak gemuk,
kebutuhan cairan disesuaikan dengan berat badan ideal untuk anak
umur yang sama. Kebutuhan cairan rumatan dapat diperhitungkan dari
tabel berikut ini:
Berat badan (Kg) Jumlah cairan (ml)
10 100 per Kg BB
10 – 20 1000 + 50 x BB (untuk BB diatas 10 kg)
>20 1500 + 20 x BB (untuk BB diatas 20 kg)
Dengan melihat keterangan tabel diatas dapat diperhitungkan
misalnya jika anak dengan berat badan 40 kg maka cairan rumatan
yang diberikan adalah sebanyak 2300 ml dan jumlah cairan rumatan ini
diperhitungkan untuk 24 jam. Oleh karena kecepatan perembesan
plasma tidak konstan (perembesan plasma terjadi lebih cepat pada saat
suhu turun), volume cairan pengganti harus disesuaikan dengan
kecepatan dan kehilangan plasma, yang dapat diketahui dari
pemantauan kadar hematokrit.
2. Antipiretika.
Antipiretikum yang diberikan ialah parasetamol, tidak disarankan
diberikan golongan salisilat karena dapat menyebabkan bertambahnya
pendarahan.
3. Antikonvulsan
Apabila timbul kejang – kejang diatasi dengan pemberian
antikonvulsan.
a. Diazepam: diberikan dengan dosis 0,5 mg/KgBB/kali secara
intravena dan dapat diulang apabila diperlukan.
b. Phenobarbital: diberikan dengan dosis, pada anak berumur lebih
dari satu tahun diberikan luminal 75 mg dan dibawah satu tahun 50
mg secara intramuscular. Bila dalam waktu 15 menit kejang tidak
berhenti dapat diulangi dengan dosis 3mg/Kg BB secara
intramuskular
4. Pengamatan Penderita
Pengamatan penderita dilakukan terhadap tanda–tanda dini syok.
Pengamatan ini meliputi: keadaan umum, denyut nadi, tekanan darah,
suhu, pernafasan, dan monitoring Hb, Hct dan trombosit.