Pemeriksaan penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium selama hamil khususnya
hematokrik (menggambarkan anemia).
b. Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi pemeriksaan Ht,
Urinalis untuk protein, glukosa dan keton. Contoh darah perlu
diambil untuk crossmatching untuk persiapan bila ada
transfusi.
c. Pengkajian khusus fetal
DJJ, air ketuban dan penyusupan kepala janin.
DJJ : hasil periksa setiap 30 menit atau lebih sering jika ada
tanda-tanda gawat janin.
Warna dan adanya air ketuban : penilaian air ketuban setiap
kali melakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah.
Molase atau Penyusupan tulang kepala janin. Penyusupan
adalah indicator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang)
panggul ibu.
B. Diagnosa
1. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang
pengetahuan tentang proses persalinan.
2. Nyeri akut b/d agen cedera
3. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan
4. Keletihan berhubungan dengan kehamilan
C. Perencanaan
a) Tidak gelisah
b) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam
peristiwa hidup.
c) Ada kontak mata
d) Tidak ketakuatan
e) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor
f) Tidak ada peningkatan ketegangan
g) Tidak ada peningkatan keringat
h) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam batas
normal(TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60-
100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit)
i) Berkonsentrasi
j) Tidak ada blocking pikiran.
Intervensi dan rasional
Intervensi :
1. Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.
R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau kronis.
Untuk menghindari interpretasi subjektif.
2. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan gunakan
bantal untuk membebat atau menyokong daerah yang sakit bila
diperlukan.
R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan untuk
mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh.
3. Rencanakan aktivitas distraksi.
R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak
berhubungan dengan nyeri.
4. Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu kentara, implementasikan
teknik mengendalikan nyeri alternatif.
R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila nyeri
pasien berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.
5. Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi nyeri, bergantung
pada gambaran nyeri pasien.
R/ Untuk menentukan keefektifan obat.
DAFTAR PUSTAKA