Disusun Oleh :
Luluk Fuadah
010117A051
Dengan memanjatkan puji syukur terhadap kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata
Kuliah Maternitas II Makalah “yang berjudul asuhan keperawatan kehamilan” tugas ini dibuat
untuk memenuhi syarat pembelajaran Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II.
Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih banyak kesalahan dan
kekurangannya. Oleh sebab itu penulis penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Semoga tugas ini dapat memberikan maanfat bagi pembaca dan terutama bagi penulis
sendiri. Apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca kami mohon maaf
sebesar-besarnya.
penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
A. proses kehamilan
B. fisiologi pertumbuhan janin
C. tanda dan gejala kehamilan
D. perubahan fisiologi pada kehamilan
E. pemeriksaan ibu hamil
F. jadwal pemeriksaan kehamilan
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi
BAB IV PENUTUP
B. Kesimpulan
C. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah
gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal
sebagai gravida 0. Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan
manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap
berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi
keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2
perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal
'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau
kelahiran dipaksakan. Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang,
definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3
adalah sebuah pribadi. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu
menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk
wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio
(minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).
B. Tujuan
A. Menjelaskan proses kehamilan
B. Menjelaskan fisiologi pertumbuhan janin
C. Menjelaskan tanda dan gejala kehamilan
D. Menjelaskan perubahan fisiologi pada kehamilan
E. Menjelaskan pemeriksaan ibu hamil
F. Menjelaskan jadwal pemeriksaan kehamilan
G. Menjelaskan asuhan keperawatan kehamilan
H.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses kehamilan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai
aterm. (Manuaba, 2010).
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35
tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi
ovulasi. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan
folikel. Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan
dan disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan enjadi folikel de Graaf, ovarium
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang
makin mendekati ovarium, gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik
tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin
deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba
yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan segera
ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up
mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus
dalam bentuk pematangan pertama artinya telah siap untuk dibuahi. (Manuaba,
2010).
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks
dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig sehingga
spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual
dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa
setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong
sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor),
ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak).
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang
dapat mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia
wanita dapat hidup selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi (Manuaba, 2010).
3. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian
dibawah ini.
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang
mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang
disebut vitelus.
c. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum
mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
e. Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa
menyebar masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada
kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma
sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan
menuju tuba falopi
4. Proses Nidasi atau Implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma, ‘vitelus”
membangktkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan
“metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan
telofase sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa
dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan
bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk
“autosom” sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita
selalu resesif dengan kromosom X. Laki-laki memiliki dua bentuk kromosom seks
yaitu kromosom X dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum,
terjadi jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu sel ovum,
terjadi jenis kelamin laki-laki. Oleh karena itu, pihak wanita tidak dapat disalahkan
dengan jenis kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin
adalah pihak suami. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa,
terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi
dua dan seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konseps terus
berjalan menuju uterus. Pembelahan berjalan terus dan didalam morula terbentuk
ruangan yang mengandung cairan yang disbut blastula. Perkembangan dan
pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel
trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.
5. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan
atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata
sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam
endometrium.terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan
diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselon membentuk “entoderm”
dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm”
dan ruangan amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion
dan kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm, endoterm dan
mesoderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan
yang terdapat di antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali
pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati,
limpa dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal
jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat).
Jantung bayi mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan
menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler.
Umur Panjang
Pembentukan organ
kehamilan fetus
4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan tulang
8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk,
kepala menekur ke dada
12 minggu 9 cm Daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat,
leher mulai berbentuk, alat kandungan luar
terbentuk namun belum berdiferensisasi
16 minggu 16-18 cm Genitalia eksterna berbentuk dan dapat dikenal,
kulit tipis dan warna merah
20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh
dikepala dan rambut halus (lanugo) tumbuh di
kulit
24 minggu 30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata
serta kulit keriput, kepala besar. Bila lahir
dapat bernapas tetapi hanya bertahan hidup
beberapa jam saja
28 minggu 35 cm Kulit warna merah ditutupi verniks kaseosa.
Bila lahir dapat bernapas, menangis pelan dan
lemah. Bayi imatur
32 minggu 40-43 cm Kulit merah dan keriput, bila lahir kelihatan
seperti orang tua kecil (little old man)
36 minggu 46 cm Muka berseri tidak keriput. Bayi prematur
40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa
banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-
organ baik. Pada pria, testis sudah berada
dalam skrotum sedangkan pada wanita labia
mayora berkembang baik. Tulang-tulang
kepala menulang
Darah yang kaya o2 dan nutrisi yang berasal dari uri masuk ke tubuh janin
melalui vena umbilikus. Melalui duktus venosus Aranti sebagian besar darah
tersebut mengalir ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung.
Sebagian kecil darah tadi mengalir ke hati dan seterusnya ke vena kava inferior
seperti tadi. Dalam atrium kanan, sebagian besar darah ini kana mengalir secara
fisiologis ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale. Dari atrium kiri, darah
mengalir ke ventrikel kiri yang selanjutnya dipompakan ke aorta. Hanya sebagian
kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan
darah yang datang dari vena kava superior.
Karena tekanan dari paru-paru yang belum berkembang maka sebagian besar
darah dari ventrikel kanan ini, yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui
aa.pulmonales akan mengalir melalui duktus Botali ke aorta. Sebagian kecil darah
menuju paru-paru kemudian melalui vv.pulmonales ke atrium kiri. Dari aorta,
darah akan mengalir ke seluruh tubuh membawa o2 dan nutrisi pada sel-sel organ
tubuh janin
c. Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama mengeluh mual dan muntah.
Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan
akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Resorbsi makanan baik namun
akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering
terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness).
d. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak
(softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Bila
konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Apa yang
disebut dengan gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh
faktor lain, misalnya hygiene yang buruk disekitar mulut.
e. Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi:
1) Muka: disebut masker kehamilan (chloasma gravida).
2) Payudara: puting susu dan areola payudara.
3) Perut: linea nigra striae.
4) vulva
f. Kelenjar endokrin
1) Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.
2) Kelenjar hipofise dapat membesar terutama lobus anterior.
3) Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh
E. Pemeriksaan ibu hamil
1. Anamnesa
a. Anamnesa tentang identitas: nama diri sendiri, suami, alamat, pekerjaan dan
sebagainya.
b. Anamnesa obstetri: kehamilan ke berapa; apakah persalinan lahir spontan
aterm, hidup atau dengan tindakan, usia anak terkecil; untuk primigravida lama
kawin dan usia; tanggal haid terakhir.
c. Anamnesis tentang keluhan utama.
2. Pemerikaan fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
1) Keadaan umum: kompos mentis, tampak sakit.
2) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu, berat badan.
b. Pemeriksaan khusus obstetri
1) Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak janin yang
tampak).
2) Palpasi (menurut Kneble, Leopold, Buddin, Ahfeld).
Teknik pemeriksaan leopold:
a) Leopold I
- Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan
dengan tanggal haid terakhir.
- Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur
sungsang, kepala bulat terasa keras dan melenting pada goyangan,
pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak
melenting dan tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri tidak
diisi oleh bagian-bagian janin.
b) Leopold II
- Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk
menentukan bagian apa yang terletak dibagian samping.
- Letak membujur dapt ditetapkan punggung anak, yang teraba rata
dengan tulang iga seperti papan cuci.
- Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
c) Lepold III
- Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simpisis pubis.
- Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak
keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simpisis pubis akan
kosong.
d) Lepold IV
- Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap kearah kaki
ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu
atas panggul.
- Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen,
sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka
tangan pemeriksa konvergen.
3) Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas).
4) Auskultasi (bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterin, hal
lain yang terdengar).
5) Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban, penurunan
bagian terendah, penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai bagian
terendah, pelvimetri panggul).
Indikasi pemeriksaan dalam:
- Indikasi sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau persalinan,
sebelum ditinggalkan oleh penolong.
- Jika ada pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
- Jika ada sangkaan kesempitan panggul dan CPD.
- Jika karena sesuatu, persalinan tidak maju-maju.
- Jika akan diambil tindakan obstetriboperatif.
- Menentukan nilai skor pelvis.
6) Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi, tes
pemeriksaan air ketuban, tes pemeriksaan bakteriologis).
Sumber: Manuaba, 2010.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Identitas berupa nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa,
alamat dan status.
b. Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan muntah
c. Riwayat Menstruasi : meliputi menarche usia, siklus, lamanya, banyaknya, HPHT,
perkiraan persalinan, Flour Albus.
d. Riwayat obstetri yang lalu: meliputi kehamilan keberapa, umur kehamilan,
penyulit kehamilan, jenis persalinan, penolong, jenis kelamin anak dan masa nifas.
e. Riwayat kontrasepsi
Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya pemakaian dan keluhan yang
dirasakan selama memakai alat kontrasepsi.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya, pendidikan,
status perkawinan, latar belakang budaya dan etnik, serta status sosioekonomi,
ditetapkan dalam riwayat social.
Riwayat keluarga memberikan informasi tentang dekat pasien, termasuk orang
tua, saudara kandung dan anak-anak. Hal ini membantu mengidentifikasi
gangguan genetik atau familial dan kondisi-kondisii yang dapat mempengaruhi
status kesehatan wanita atau janin.
1. Riwayat pemeriksaan ANC
Data yang diikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU, letak anak, DJJ, oedema,
reflex tungkai, TD, BB, keluhan UK (minggu) dan terapi yang didapat.
2. Kebutuhan Dasar Manusia
a. Nutrisi
1) Frekuensi makan : 3 x sehari
2) Jenis makanan : nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah-buahan.
3) Minum : 6-7 kali sehari
4) Nafsu makan : tidak nafsu, alasan : karena mual dan muntah
b. Eliminasi
BAK
Frekwensi : 6-7 kali sehari
Warna : kekuningan
Bau : tercium bau aseton
Keluhan : urin sedikit
BAB
Frekwensi : 3 kali seminggu
Warna : coklat
Bau : khas
Konsistensi : padat
Keluhan : sulit saat BAB
c. Istirahat Dan Tidur
Tidur siang :1-2 jam
Tidur malam : 7-8 jam
d. Personal Hygiene
- Mandi 2 kali sehari.
- Keramas 3 kali seminggu.
- Sikat gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.
- Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai mandi.
- Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
- Kepala
- Mata
- Leher
- Kardiovaskuler
- Pencernaan/abdomen
- Ekstremitas
- Sistem persyarafan
- Genito urinaria
- Pemeriksaan janin
- Tinggi badan
- Berat badan sebelum hamil
- Berat badan sekarang
- Lila
- Tanda-tanda vital
Pemeriksaan penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium selama hamil khususnya hematokrik
(menggambarkan anemia).
b. Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi pemeriksaan Ht, Urinalis untuk
protein, glukosa dan keton. Contoh darah perlu diambil untuk
crossmatching untuk persiapan bila ada transfusi.
c. Pengkajian khusus fetal
DJJ, air ketuban dan penyusupan kepala janin.
DJJ : hasil periksa setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin.
Warna dan adanya air ketuban : penilaian air ketuban setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput
ketuban pecah.
Molase atau Penyusupan tulang kepala janin. Penyusupan adalah indicator
penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri
terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.
B. Diagnosa
1. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang pengetahuan
tentang proses persalinan.
2. Nyeri akut b/d agen cedera
3. Keletihan berhubungan dengan kehamilan
C. Intervensi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai
aterm. (Manuaba, 2010).
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat memberikan
informasi tentang asuhan keperawatan kehamilan. Kami mohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar dapat memberbaiki karta tulis dengan lebih baik lagi .
DAFTAR PUSTAKA
NANDA-I Edisi 11 Diagnosis Keperawatan. 2018 – 2020. Penerbit Buku kedokteran EGC
Bulechek, Gloria M., [et al.]. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC), Sixth
Edition. United States of America: Mosby Elsevier
Moorhead, Sue., [et al.]. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC): measurement of
health outcomes, Fifth Edition. United States of America: Mosby Elsevier
Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi 10, Jakarta:
EGC.