Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN URIN CARIK CELUP DAN TES GLUKOSA URIN METODE FEHLING

Disusunoleh : Kelompok 1

1. Kamila Ferendityas
2. Khusnul Catur P
3. Adela Shafira
4. AanandaPutri M
5. ZalfaPutriLiana D
6. Nanda Diah P
7. CicikArdillah

FAKULTAS KEDOKTERAN

TAHUN ANGKATAN 2018


A. Pemeriksaan Urine CarikCelup
1. Alatdanbahan
a. Urin
b. Strip carikcelup
c. Tabung
2. Prosedur
a. Siapkanurindantaruhdidalamtabung
b. Kocokurinsupayahomogen
c. Basahiseluruhpermukaan strip dengansempelurindantarikcarikdengansegera.
Kelebihanurinbiarkan di tabung.
d. Cariksedikitdikeringkandikertassaring
e. Peganglahcariksecara horizontal danbandingkandenganstandarwarna yang ada di
wadahcariktersebut.
f. Lihathasilnya
HASIL :
 Leukosit : Asamkarbonat ester oleh esterase yang
terdapatpadagranulositakanmembentukindoxyl.
Indoxyldioksidasiterbentuksenyawa indigo yang berwarna indigo.
 Nitrit : Nitratolehadanya gram negatifberubahmenjadinitritnitritdengan para-
arsinilic acid dantetrahydrobenzoquinolinmembentuksenyawa yang
berwarnamerah.
 Urobilinogen : Urobilinogendengan para-
amonobenzaldehidedalamsuasanaasamakanterbentuksenyawa azo yang
berwarnamerah.
 Protein : 3'3'5'5'tetrachlorofenol-3,4,5,6 tetrabromosulfo-phtalein (buffer) dengan
protein akanmembentuksenyawaberwarnahijaumudasampaihijautua.
 pH : kombinasiindikator methyl red danbromthymol blue yang
terkandungpadacarikmemungkinkanperubahanwarnacariksesuaidengan pH urin.
 Darah : HO, olehperoksidase yang adapadaHbmembentuk O, dan H.O. O, yang
terbentukakanmengoksidasibenzidin (kromogen)
membentuksenyawaberwarnahijaubiru.
 Beratjenis : Bromthymol blue dengan methyl vinyl ether maleic acid sodium salt
akanmemberikanwarnapadaurindengan BJ > 0,5
 Keton : Natriumnitroprosidsebagaioksidatorkuatdenganasamacetoasetatdanaseton
yang bersifatbasamembentuksenyawa yang berwarna violet.
 Bilirubin : Bilirubin dengangaramdiazonium (2-6 diclorobenzena-
diazoniumfloroborat) dalamsuasanaasammembentukazobilirubin yang
berwarnamerah violet.
 Glukosa : D-glukosaolehenzimglukosaoksidaseberubahmenjadi D-
glukonolaktondan H2O2. H2O2 yang
terbentukakanmengoksidasikromogenmembentuksenyawaberwarnacoklat.
3. Percobaan
4. Pembahasan
1) Glukosa
Metode strip reagen dinilai lebih bagus dibandingkan uji kimia basah
tradisional karena lebih spesifik untuk glukosa dan waktu pengujian relatif
singkat. Strip reagen untuk glukosa dilekati dua enzim, yaitu glukosa oksidase
dan peroksidase, serta zat warna (kromogen), seperti orto-tuluidin, kalium
iodida, tetrametilbensidin atau 4- aminoantipirin. Perubahan warna yang
terjadi tergantung pada kromogen yang digunakan dalam reaksi. Hasil tes
positif harus dikaitkan dengan temuan yang lain, seperti berat jenis, keton dan
albumin. Namun yang lebih 17 penting, korelasi harus dilakukan dengan
kadar glukosa darah serta riwayat penyakit, riwayat keluarga dan gambaran
klinis.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji dipstick adalah :
Hasil uji positif palsu dapat disebabkan oleh : bahan pengoksidasi (hidrogen
peroksida, hipoklorit, atau klorin) dalam wadah sampel urin, atau urine yang
sangat asam (pH di bawah 4). Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh :
pengaruh obat (vitamin C, asam hogentisat, salisilat dalam jumlah besar, asam
hidroksiindolasetat), berat jenis urine > 1,020 dan terutama bila disertai
dengan pH urine yang tinggi, adanya badan keton dapat mengurangi
sensitivitas pemeriksaan, infeksi bakteri. Nilai Rujukan : Uji glukosa urin
normal = negatif (kurang dari 50mg/dl) (Riswanto,2015).
2) Protein
Metode yang digunakan dalam strip reagen untuk deteksi protein adalah
kolorimetri. Indikator yang digunakan pada berbagai strip reagen dan
perubahan warna yang dihasilkan dapat berbeda tergantung produsen strip
reagen. Nilai Rujukan : Urin acak hasil negatif (≤15 mg/dl) dan Urin 24
jam hasil 25 – 150 mg/24 jam.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
1.   Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi
molekular, infus polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh
obat), pencemaran urine oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit,
klorheksidin), urine yang sangat basa (pH > 8)
2.   Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine
sangat asam (pH di bawah 3). ( Mundt dan Shanahan, 2011).
3) Bilirubin
Pemeriksaan rutin terhadap bilirubin urin dalam strip reagen menggunakan
reaksi diazo. Bilirubin bereaksi dengan garam diazoniu dalam suasana asam
menghasilkan azodye, dengan warna mulai dari coklat atau merah. Reaksi
warna strip reagen untuk bilirubin lebih sulit diinterpretasikan daripada reaksi
strip reagen untuk analit lainnya dan mudah dipengaruhi oleh pigmen lain
yang ada dalam urine. Nilai Rujukan : Normal adalah Negatif (kurang dari
0.5mg/dl). Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium :
1. Uji dengan reaksi Diazo
Reaksi negatif palsu terjadi bila urin mengandung banyak asam askorbat
(vitamin C), kadar nitrit dalam urine meningkat, asam urat tinggi, serta
bila bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin akibat spesimen urin
terpajan sinar matahari (ultraviolet) langsung. Hasil positif palsu dapat
dijumpai pada pemakaian obat yang menyebabkan urine menjadi
berwarna merah.
2.  Uji Fouchet
Reaksi negative palsu terjadi bila bilirubin teroksidasi menjadi
biliverdin akibat penundaan pemeriksaan. Reaksi positif palsu oleh
adanya metabolit aspirin, urobilin atau indikan, urobilinogen.
(Strasinger dan Lorenzo, 2008).
4) Urobilinogen Tes skrining urobilinogen didasarkan pada reaksi aldehid
Erlich, dimana urobilinogen beraksi dengan senyawa diazonium (p-
dimethylaminobenzaldehyde) dalam suasana asam membentuk warna merah
azo. Namun, adanya bilirubin dapat 18 mengganggu pemeriksaan karena
membentuk warna hijau. Nilai Rujukan, pertama, urin acak : negatif (kurang
dari 2mg/dl>. Kedua, urin 2 jam : 0.3 – 1.0 unit Erlich. Ketiga, urin 24 jam :
0.5 – 4.0 unit Erlich/24jam, atau 0,09 – 4,23 µmol/24 jam (satuan SI).
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
1.         Reaksi positif palsu
a.   Pengaruh obat : fenazopiridin (Pyridium), sulfonamide, fenotiazin,
asetazolamid (Diamox), kaskara, metenamin mandelat (Mandelamine),
prokain, natrium bikarbonat, pemakaian pengawet formaldehid.
b.   Makanan kaya karbohidrat dapat meninggikan kadar urobilinogen, oleh
karena itu pemeriksaan urobilinogen dianjurkan dilakukan 4 jam setelah
makan.
c.    Urine yang bersifat basa kuat dapat meningkatkan kadar urobilinogen;
urine yang dibiarkan setengah jam atau lebih lama akan menjadi basa.
2.         Reaksi negatif palsu
a.   Pemberian antibiotika oral atau obat lain (ammonium klorida, vitamin C)
yang mempengaruhi flora usus yang menyebabkan urobilinogen tidak atau
kurang terbentuk dalam usus, sehingga ekskresi dalam urine juga berkurang.
b.     Paparan sinar matahari langsung dapat mengoksidasi urobilinogen
menjadi urobilin.
c.     Urine yang bersifat asam kuat. (Mundt dan Sahanahan, 2011).
5) pH
Kebanyakan merk strip reagen menggunakan dua macam indikator (indikator
ganda), yaitu metil merah dan bromtimotil biru, dan bereaksi dengan ion H+
memberikan warna jingga, hijau, dan biru seiring dengan peningkatan pH.
Strip reagen mengukur rentang pH 5,0 sampai 9,0 dengan estimasi
pengukuran 0,5 sampai 1, tergantung produsen strip reagen.
Keadaan yang mempengaruhi hasil ialah pH basa : setelah makan, vegetarian,
alkalosis sistemik, infeksi saluran kemih (Proteus atau Pseudomonas
menguraikan urea menjadi CO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis
tubulus ginjal, spesimen basi. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit
demam pada anak), asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus,
asidosis respiratorik atau metabolic memicu pengasaman urine dan
meningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman. (Riswanto, dan Rizki,
2015).
6) Berat jenis
Penetapan berat jenis urin menggunakan strip reagen lebih praktis, cepat, dan
tepat daripada metode konvensional. Strip mengandung tiga bahan utama,
yaitu polielektrolit, substansi indkator dan buffer. Pembacaan dilakukan dalam
interval 0,005 dari berat jenis 1,000 sampai 1,030. Urine yang mengandung
glukosa atau urea tinggi menyebabkan berat jenis cenderung tinggi dan
protein sedang atau ketoasidosis dapat menyebabkan berat jenis cenderung
rendah.
Berat jenis urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan fungsi
reabsorbsi tubulus. Nokturia dengan ekskresi urine malam > 500 ml dan BJ
kurang dari 1.018, kadar glukosa sangat tinggi, atau mungkin pasien baru-baru
ini menerima pewarna radiopaque kepadatan tinggi secara intravena untuk
studi radiografi, atau larutan dekstran dengan berat molekul rendah. Kurangi
0,004 untuk setiap 1% glukosa untuk menentukan konsentrasi zat terlarut non-
glukosa. (Riswanto, dan Rizki, 2015).
7) Darah
Pemeriksaan dengan strip reagen mendeteksi eritrosit, hemoglobin bebas,
maupun mioglobin, namun reaksi sensitif 19 terhadap hemoglobin dan
mioglobin daripada eritrosit. Pad reagen diresapi dengan kromogen
tetrametilbenzidin dan peroksida. Adanya eritrosit utuh akan memberikan
reaksi berupa bintik – bintik hijau, sedangkan hemoglobin bebas dan
mioglobin akan memberikan warna hijau atau hijau- biru tua.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
1. Hasil positif palsu dapat terjadi bila urine tercemar deterjen yang
mengandung hipoklorid atau peroksida, bila terdapat bakteriuria yang
mengandung peroksidase.
2. Hasil negatif palsu dapat terjadi bila urine mengandung vitamin C dosis
tinggi, pengawet formaldehid, nitrit konsentrasi tinggi, protein konsentrasi
tinggi, atau berat jenis sangat tinggi.
3. Urine dari wanita yang sedang menstruasi dapat memberikan hasil positif.
(Mundt dan Shanahan, 2011).
8) Keton
Strip reagen berisi sodium nitroprusid (nitroferisianida) dan buffer basa yang
bereaksi dengan keton urine membentuk warna ungu atau merah marum.
Sampel urine untuk pemeriksaan benda keton adalah urine acak atau sewaktu.
Hasil pemeriksaan keton dilaporkan secara kualitatif (negatif, 1+, 2+, 3+) atau
semikuantitatif (negatif, 5, 15, 40, 80, 160 mg/dL). Nilai Rujukan : Dewasa
dan anak hasil uji keton negatif (kurang dari15 mg/dl).
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium :
Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan temuan positif
palsu. Obat tertentu. Urin disimpan pada temperature ruangan dalam waktu
yang lama dapat menyebabkan hasil uji negaif palsu. Adanya bakteri dalam
urin dapat menyebabkan kehilangan asam asetoasetat. Anak penderita
diabetes cenderung mengalami ketonuria daripada penderita dewasa. 
(Riswanto, dan Rizki, 2015).
9) Nitrit
Dasar tes kimia nitrit adalah kemampuan bakteri tertentu untuk mereduksi
nitrat (NO3) menjadi nitrit (NO2). Nitrit terdeteksi oleh reaksi Greiss, dimana
nitrit pada pH asam bereaksi dengan amina aromatik (asam p-arsanilat atau
sulfanilamide) membentuk senyawa diazonium yang kemudian bereaksi
dengan tetrahidrobenzoquinolin menghasilkan warna azo yang merah muda
(Strasinger dan Lorenzo, 2008). Spesimen 20 yang baik untuk pemeriksaan
nitrit adalah urine pagi pertama
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
1. Hasil positif palsu karena metabolisme bakteri in vitro apabila pemeriksaan
tertunda, urine merah oleh sebab apapun, pengaruh obat (fenazopiridin).
2. Hasil negatif palsu terjadi karena diet vegetarian menghasilkan nitrat dalam
jumlah cukup banyak, terapi antibiotik mengubah metabolisme bakteri,
organism penginfeksi mungkin tidak mereduksi nitrat, kadar asam askorbat
tinggi, urine tidak dalam kandung kemih selama 4-6 jam, atau berat jenis urine
tinggi.
10) Leukosit Uji strip reagen mendeteksi esterase leukosit yang ditemukan
dalam granula azurofilik leukosit granulositik (neutrofil, eosinofil dan
basofil), serta monosit dan makrofag. Prinsipnya adalah aksi esterase leukosit
memecah ester yang diresapkan dalam pad reagen membentuk senyawa
aromatik. Segera setelah hidrolisis ester, reaksi azocoupling terjadi antara
senyawa aromatik yang dihasilkan dan garam azodium yang disediakan dalam
pad tes menghasilkan warna azo dari krem sampai ungu.
Temuan laboratorium negatif palsu dapat terjadi bila kadar glukosa urine
tinggi (>500mg/dl), protein urine tinggi (>300mg/dl), berat jenis urine tinggi,
kadar asam oksalat tinggi, dan urine mengandung cephaloxin, cephalothin,
tetrasiklin. Temuan positif palsu pada penggunaan pengawet formaldehid.
Urine basi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. (Riswanto, dan Rizki,
2015).

Dafpus
Mundt, L.A. dan Shanahan, K. 2011. Graff’s Textbook of Routine Urinalysis and Body
Fluids. Philadelphia: Wolters Kluwer-Lippincott Williams & Wilkins Health.
Riswanto dan Rizki, M. 2015. Urinalisis: Menerjemahkan Pesan Klinis Urine.
Yogyakarta: Pustaka Rasmedia.
Strasinger, S.K. dan Di Lorenzo, M.S. 2016. Urinalisis dan Cairan Tubuh. Alih Bahasa:
D. Ramadhani, N. B. Subekti. Jakarta: EGC.
PemeriksaanTesGlukosaUrinMetode Fehling
1. Alatdanbahan
a. Fehling A dan B
b. Urin
c. Bunsen
d. Tabung glass
e. Penjepittabung
2. Prosedur
g. Ambil 2ml reagenfehling A & B
h. Campurkanditabung
i. Tambahkan urine 1ml
j. Tabungdicapit, lalutabungdibakardiatasbunsendandigoyangkan
k. Tabungdihadapkanke-luar
l. Jikasudahmendidih, amatiwamanya

HASIL :

 Normal : Birutua
 +1 : Birukekuningan
 +2 : Hijau
 +3 : Merahmuda
 +4 : Merahbata
3. Percobaan
4. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai