Anda di halaman 1dari 12

i

MAKALAH
Pendidikan Budaya Anti Korupsi
Dosen Pengampu: Ns. Adelina Vidya Ardiyati M. Kep
Mata Ajar : PBAK

Disusun oleh:
Yen Jessica Nim 1926120

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
TA2019/2020
ii

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang tindakan korupsi dalam kehidupan sehari-
hari ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Ns. Adelina Vidya Ardiyati M.Kep pada mata ajar Pendidikan Budaya Anti
Korupsi, Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang tindakan
korupsi pada kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 12 Mei 2020

Penulis
iii

DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar....................................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II Pembahasan
A. Cara Pelaporan Tindakan Korupsi............................................................................2
B. Tindakan Korupsi dalam Sehari-hari........................................................................3
C. Pencegahan Korupsi.................................................................................................5
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................................8
Saran......................................................................................................................................8
Daftar Pustaka......................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi telah menjadi perhatian semua pihak pada saat ini. Bentuk-bentuk dan
perwujudan korupsi jauh lebih banyak daripada kemampuan untuk melukiskannya.
Iklim yang diciptakan oleh korupsi menguntungkan bagi tumbuh suburnya berbagai
kejahatan.1Korupsi pun menjadi permasalahan yang sungguh serius di negeri ini.
Kasus korupsi sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Berkembang dengan pesat,
meluas dimana–mana, dan terjadi secara sistematis dengan rekayasa yang canggih
dan memanfaatkan teknologi modern. Kasus terjadinya korupsi dari hari ke hari kian
marak. Hampir setiap hari berita tentang korupsi menghiasi berbagai media. Bahkan
Korupsi dianggap biasa dan dimaklumi banyak orang sehingga masyarakat sulit
membedakan nama perbuatan korup dan mana perbuatan yang tidak korup.
Meskipun sudah ada komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan beberapa instansi
antikorupsi lainnya, faktanya negeri ini menduduki rangking teratas sebagai negara
terkorup di dunia. Tindak korupsi di negeri ini bisa dikatakan mulai merajalela,
bahkan menjadi kebiasaan, dan yang lebih memprihatinkan adalah korupsi dianggap
biasa saja atau hal yang sepele. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah
untuk mencegah terjadinya korupsi, namun tetap saja korupsi menjadi hal yang
sering terjadi. Memerangi korupsi bukan cuma menangkapi koruptor. Sejarah
mencatat, dari sejumlah kejadian terdahulu, sudah banyak usaha menangkapi dan
menjebloskan koruptor ke penjara. Era orde baru, yang berlalu, kerap membentuk
lembaga pemberangus korupsi. Mulai Tim Pemberantasan Korupsi di tahun 1967,
Komisi Empat pada tahun 1970, Komisi Anti Korupsi pada 1970, Opstib di tahun
1977, hingga Tim Pemberantas Korupsi. Nyatanya, penangkapan para koruptor tidak
membuat jera yang lain. Koruptor junior terus bermunculan.2Upaya pemberantasan
korupsi semata-mata hanya lewat penuntutan korupsi, padahal yang perlu saat
sekarang ini adalah kesadaran setiap orang untuk taat pada undang-undang korupsi.3
Bangsa Indonesia sekarang butuh penerus bangsa yang berakhlak mulia, dalam
artian mempunyai sikap dan perilaku yang baik. Kesadaran tersebut membuat
pemerintah memutar otak untuk bagaimana menciptakan hal tersebut. Lebih khusus
kepada penanaman nilai antikorupsi pada setiap individu putra bangsa. Namun
masalahnya adalah Membentuk hal tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan
telapak tangan. Generasi sekarang memang masih mengalaminya (korupsi), tetapi
generasi yang akan datang, semoga dikabulkan Tuhan dengan kerja keras semuanya,
hanya akan melihat kejahatan korupsi, kemiskinan dan ketimpangan sosial pada
deretan diorama di Museum Nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tindakan pelaporan Korupsi?
2. Apa saja tindakan korupsi pada hidup sehari-hari?
3. Bagaimana cara pencegahan korupsi pada diri sendiri?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara pelaporan Korupsi, dan mengetahui
tindakan apa saja yang sering dilakukan pada hari-hari yang berkaitan dengan
korupsi itu sendiri.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Tindakan Pelaporan Korupsi
Berdasarkan Pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (KUHAP), laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena
hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang
telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana. Berdasarkan Pasal 1 angka
24 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), laporan
adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang
atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.
1.Prosedur Melaporkan Tindak Pidana kepada Polisi
Secara umum, jika mengalami tindak pidana atau melihat tindak kriminal tersebut, Anda
dapat melaporkan peristiwa tersebut ke kantor polisi terdekat terlebih dulu.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah
Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia, terdapat aturan sebagai berikut:

1. Daerah hukum Kepolisian Markas Besar (Mabes) Polri untuk wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
2. Daerah hukum Kepolisian Daerah (Polda) untuk wilayah Provinsi;
3. Daerah hukum Kepolisian Resort (Polres) untuk wilayah kabupaten/kota;
4. Daerah hukum Kepolisian Sektor (Polsek) untuk wilayah kecamatan.

Terkait hal di atas, sebagai contoh, jika melihat ada tindak pidana di suatu kecamatan, Anda
dapat melaporkan hal tersebut ke kepolisian tingkat sektor (Polsek) di mana tindak pidana itu
terjadi.
Namun, bukan berarti Anda tidak bisa melaporkan hal tersebut ke daerah hukum lain. Anda
juga dibenarkan/dibolehkan untuk melaporkan hal tersebut ke wilayah administrasi yang
berada di atasnya, misal melapor ke Polres, Polda, atau Mabes Polri.
Setelah mendatangi kantor polisi, Anda bisa langsung menuju ke bagian SPKT (Sentra
Pelayanan Kepolisian Terpadu) yang merupakan unsur pelaksana tugas pokok di bidang
pelayanan kepolisian.
Berdasarkan Pasal 106 Ayat (2) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Nomor 23 Tahun 2010
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian
Sektor, SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap laporan
atau pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan
pelayanan informasi.
Selanjutnya, setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik harus
memberikan surat tanda penerimaan laporan atau pengaduan kepada yang bersangkutan.

2
Setelah itu, dalam Pasal 14 Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana, ada aturan sebagai berikut:
Penyidikan terhadap suatu tindak pidana dilaksanakan berdasarkan laporan polisi dan surat
perintah penyidikan. Setelah laporan polisi dibuat, terhadap pelapor akan dilakukan
pemeriksaan yang dituangkan dalam "Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi Pelapor".
Karena itulah, tindak pidana dilaksanakan berdasarkan laporan polisi dan surat perintah
penyidikan.
Saat melapor suatu tindak pidana, dengan kata lain, kita telah mengurangi tugas kepolisian
yang seharusnya menjaga kondisi lingkungan agar tetap dalam keadaan aman. Karena itu,
dalam membuat laporan tentang dugaan tindak kejahatan, kita tidak dipungut biaya. Jika ada
yang meminta bayaran, itu adalah oknum yang bisa Anda laporkan kepada Seksi Profesi dan
Pengamanan (Propam) Polri.
2. Cara Lain untuk Melaporkan Tindak Pidana ke Kepolisian
1. Via Layanan Call Centre Polri 110
Masyarakat yang nantinya melakukan panggilan ke nomor akses 110 akan langsung
terhubung ke agen yang akan memberikan layanan berupa informasi, pelaporan (kecelakaan,
bencana, kerusuhan, dll) serta pengaduan (penghinaan, ancaman, tindak kekerasan dll).
Masyarakat bisa menggunakan layanan Contact Center 110 ini 24 jam secara gratis. Namun,
Polri mengimbau agar layanan 110 ini tidak dibuat main-main karena jika nantinya terjadi
seperti itu, pihak Polri tentu akan melacak masyarakat yang membuat laporan bohong.
Alur Layanan Call Center 110

1. Masyarakat menelepon ke 110 melalui telepon rumah atau handphone.


2. Operator akan menerima telepon
3. Operator akan menginput data penelepon
4. Operator akan memfilter jenis telepon apakah pengaduan yang valid atau pengaduan
tidak valid
5. Jika pengaduan tidak valid, maka telepon akan diproses di Polda sampai closing
6. Jika pengaduan valid, telepon akan ditransfer ke Polres
7. Operator Polres akan menerima telepon
8. Operator akan menindaklanjuti laporan dari telepon
9. Operator akan menclosing pengaduan
10. Jika operator sedang sibuk, maka telepon akan kembali diambil alih operator Polda
(lama waktu tunggu misal 3-5 detik)
11. Operator akan terhubung kembali dengan penelepon untuk closing pengaduan dan
akan memberitahukan bahwa pengaduan akan segera diproses dengan Polres terkait.

2. SMS 1717
Untuk warga DKI Jakarta, selain Call Centre 110, terdapat juga jalur pengaduan via SMS ke
1717. Aduan via SMS 1717 ini dikelola oleh Polda Metro Jaya.
3. Online
Pada era digital dan media sosial seperti sekarang ini, seseorang bisa juga melaporkan adanya
tindakan pidana via media sosial, misalnya lewat Facebook, Twitter, atau Instagram.

3
Terdapat beberapa unit kepolisian yang telah memiliki akun media sosial sendiri. Warga pun
bisa saling berinteraksi dengan kepolisian via medsos tersebut.
Selain itu, di situs Polri pun, ada laman khusus untuk pengaduan. Anda dapat juga
menggunakan jalur tersebut.
B.Tindakan Korupsi Pada Kehidupan sehari-hari
Korupsi adalah kegiatan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu masalah
atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Korupsi membunuh hanya mengikuti
korupsi saja, tetapi korupsi dalam kehidupan sehari-hari juga termasuk juga contohnya setiap
di beri mandat beli sesuatu. Mungkin lebih banyak dari kita yang menyepelekan uang
kembalian, ujung-ujungnya malah tidak dikembalikan, dapatkan pulpen tanpa sepengetahuan
orangnya, saat ingin mencari bersekolah di favorit kan bisa dibalik, Orang tua dia menyogok /
membeli baju untuk mengganti dan dll. Jika ada kecurangan tetap saja termasuk nepotisme.

Saya akan mengulas korupsi yang pernah dilakukan dalam sehari-hari yang tidak pernah kita
sadari dalam diri kita, contohnya dikembalikan-nunda waktu di saat kuliah. Dalam waktu kita
menghabiskan waktu untuk kuliah dengan waktu yang tepat dan tepat saat berangkat kuliah,
sering-seringlah kita bahas terkait masalah kecil karena kita harus menunggu waktu sebelum
berangkat kuliah sebelum jam kuliah masuk. Faktor Internal dan Eksternal merupakan sifat
yang berasal dari diri kita sendiri / untuk orang lain.
1. Korupsi Tempat, Kamu melihat ada orang yang suka mengambil tempat duduk orang lain
di Bus, Angkot dan Sebagainya, ini merupakan jenis korupsi yang di sebutkan tempat
korupsi. Contohnya, kamu sedang antre di tempat pengeluaran. Tapi ada orang yang
menerobos masuk mengambil tempatmu. Pasti kamu akan layak menerima orang yang tidak
pantas, bukan? Tentu saja, karena hal tersebut merupakan tindakan penyelewengan yang
merugikan orang lain. Biasakanlah Antri dengan tertib, disambut sama-sama nyaman
Antreannya. Dan jangan di biasakan menerobos tempat Antri dan merebut tempat duduk
orang lain.

2. Korupsi di beri Mandat beli sesuatu sama Orang Tua, Contohnya, minta tolong kepada
ekor yang membelikan sembako di Toko, kemudian berlalu membeli. Setelah itu pasti ada
kembalikan, lalu kembalikan uang kembaliannya sebagian besar uangnya dikasih kan kepada
Orang Tua, sebagian lagi uangnya diambil di samping oleh orang tua.

3. Menggunakan Benda Milik Bersama, Mungkin ada di antara kalian yang diberi tugas
merawat barang atau benda milik bersama, misalnya kebetulan kalian menjabat sebagai
sekretaris kelas dan bertugas membawa alat-alat tulis kelas. Tapi ternyata kalian malah
memakai alat-alat tersebut buat kepentingan pribadi. Bahkan sesepele dan semurah
bolpoin atau spidol, kalau dipakainya diam-diam tanpa izin yang lain, sudah bisa
dikatakan korupsi loh. Karena biar gimanapun, apa yang kalian lakukan itu tetap saja
mengurangi nilai barang yang dimaksud. Padahal itu milik kelas ‘kan

4. Menyepelekan Waktu, Banyak orang yang sampai sudah kenyang sama yang namanya
terlambat, saking seringnya dilakukan sama orang lain. Bahkan tidak sedikit orang
sengaja ngaret dengan alasan yang lain pasti sengaja telat, jadi mereka malas kalau
datang duluan dan sendirian. Sadarkah kalian, kebiasaan terlambat ini harus dihapuskan
karena termasuk korupsi waktu? Sadarkah kalian kalau banyak pihak dirugikan karena

4
kebiasaan terlambat ini? Kalau kalian pernah dengar pepatah yang bilang ‘Time is
Money’, rasanya itu benar adanya.

5. Memanfaatkan jabatan dalam hubungan keluarga, Praktik nepotisme yang satu ini
biasanya sering terjadi saat pendaftaran sekolah murid baru. Banyak orangtua yang
meminta bantuan keluarga, teman, atau tetangga yang punya jabatan di sekolah atau
universitas bergengsi, demi agar anaknya bisa masuk ke sana. Mungkin ‘bayaran’-nya
bukan uang, tapi sekadar bingkisan buah atau oleh-oleh dari kampung halaman–tetap
saja itu termasuk bibit korupsi. Hubungan kekeluargaan tidak semestinya diartikan
seperti itu. Untuk urusan profesional, tidak seharusnya kita mengandalkan nama
keluarga.

C. Pencegahan Korupsi

Negara sudah meyakini korupsi adalah penyakit kronis yang benar-benar mengganggu
jalannya Negara Indonesia. Sejak era reformasi bergulir, berita seputar Korupsi Kolusi dan
Nepotisme (KKN) selalu rajin menghias berbagai media cetak dan elektronik. Semua berita
penangkapan oknum aparat pemerintahan dan para kolaboratornya yang terlibat tindak pidana
korupsi serta proses hukumnya selalu disambut hangat dan mendapat perhatian besar dari
masyarakat. Kehadiran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai sungguh memberi
angin segar sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi bersama dengan aparat penegak
hukum lainnya seperti Kepolisian dan Kejaksaan.

Namun apakah itu berarti pemberantasan korupsi hanya ada di pundak para penegak hukum
dan kelompok masyarakat penggiat anti korupsi? Tentu saja tidak. Seperti dijelaskan pada
Pasal 41 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, seluruh
masyarakat dapat turut berperan serta di dalam berbagai upaya untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana korupsi.

Muncul pertanyaan, apakah ini artinya setiap anggota masyarakat harus melakukan apa yang
dilakukan para aparat semisal mencari dan menyelidiki perilaku korupsi di lingkungan tempat
dia bekerja? Tentu tidak perlu sejauh itu. Memang Undang-undang memberi ruang bagi
anggota masyarakat untuk melaporkan praktek korupsi yang mereka ketahui kepada aparat
untuk dapat diproses lebih lanjut. Hanya saja berbicara mengenai pemberantasan korupsi, ada
hal yang banyak hal lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk membantu mengurangi
potensi terjadinya praktek korupsi, dan itu tidak melulu terkait kegiatan operasional di
lembaga atau instansi pemerintahan. Ide tulisan ini sederhana saja, praktek korupsi bisa
berawal dari kebiasaan kita dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Kata kuncinya
‘pencegahan’.

Seperti apa bentuk pencegahannya? Untuk menjawabnya dapat dilihat dari pengertian korupsi
itu sendiri. Menurut UU No.31 Tahun 1999, Tindak Pidana Korupsi adalah setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, yang
dapat dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara minimal 5 tahun dan
maksimal 20 tahun dan dengan denda paling sedikit 200 juta rupiah dan paling banyak 1
miliar rupiah. Lebih lanjut dalam penjelasan UU No 7 Tahun 2006, disebutkan bahwa Tindak

5
Pidana Korupsi merupakan ancaman terhadap prinsip-prinsip demokrasi yang menjunjung
tinggi transparansi, integritas dan akuntabilitas, serta keamanan dan stabilitas bangsa
Indonesia.

Berangkat dari pengertian korupsi di atas, ada sejumlah frase kunci terkait perilaku korupsi
yaitu memperkaya diri sendiri, ketidakjujuran, dan ketidaktransparanan. Ide dari tulisan ini
adalah mencoba mencontohkan bagaimana masyarakat bisa ikut berperan dalam gerakan anti
korupsi dalam kehidupan sehari-hari mengacu kepada frase-frase tersebut.

Yang pertama adalah ketidakjujuran. Kata jujur tentu mengandung implementasi yang luas
dalam berbagai aspek kehidupan. Berbicara tentang pemberantasan korupsi, sikap jujur bisa
dipupuk sedari masih kecil. Anak-anak oleh orang tua ataupun guru di sekolah diajarkan
untuk menghargai uang dan jujur dalam berperilaku yang menggunakan uang. Yang paling
mudah contohnya pembayaran uang sekolah atau biaya lain yang wajib dibayar siswa.
Seorang anak haruslah diajarkan untuk memberitahu orangtuanya mengenai berapa besar
biaya / tagihan yang harus dibayar secara benar. Hal ini juga dapat dikontrol dengan
membimbing anak untuk meminta kuitansi penerimaan uang dari sekolah setelah
membayarkan. Ini bisa menumbuhkan sikap jujur dan bertanggungjawab dalam setiap
penggunaan dana. Apa yang dibayarkan sesuai dengan apa yang memang diminta. Dan ada
bukti hitam di atas putih untuk memperkuat fakta bahwa proses pembayaran telah dilakukan
dengan benar. Harapannya sikap seperti ini dapat terus dibawa hingga dewasa nanti, sehingga
setiap orang bisa jujur dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dilakukannya terkait
permintaan dan penggunaan dana.

Hal kedua yang dapat dilakukan adalah yang berkaitan dengan transparansi. Contoh yang
paling mudah dalam membuat proposal pengajuan atau permohonan dana. Ada banyak
kegiatan atau acara yang membutuhkan dana seperti kegiatan acara pentas seni. Dalam
kenyataan seperti penulis sering alami, saat mengajukan proposal dana biasanya item-item
kegiatan yang membutuhkan dana tentu akan disajikan di dalam proposal lengkap dengan
kebutuhan anggarannya. Kesulitan yang sering muncul adalah biasanya panitia belum tahu
angka pasti kebutuhan anggaran yang diperlukan, sehingga angka yang dituliskan adalah
hasil perkiraan atau asumsi. Di sinilah momentum di mana batas antara kejujuran dan
kebohongan amat tipis. Akan ada godaan untuk memperbesar angka kebutuhan dari yang
seharusnya, atau lebih dikenal dengan istilah mark-up. Benar kalau memang angka-angka itu
tidak bisa diprediksi sebelumnya. Namun alangkah baiknya apabila setelah acara selesai
dilakukan, panitia membuat laporan penggunaan dana secara sebenar-benarnya sesuai yang
telah dikeluarkan. Jadi meskipun ada uang berlebih, setidaknya hal tersebut dilaporkan secara
jujur kepada para penyandang dana dan stakeholder acara. Mungkin saja uang lebih itu
apabila tidak ditarik kembali, dapat dimanfaatkan untuk syukuran makan bersama panitia
atau dimasukkan ke kas organisasi

Yang terakhir adalah memperkaya diri sendiri. Untuk hal ini istilah serakah dan mata duitan
kiranya tepat menggambarkan latar belakang seseorang tergoda untuk memperkaya diri
sendiri. Apalagi dalam kegiatan-kegiatan di instansi pemerintahan yang banyak melibatkan
penggunaan dana, ada banyak kesempatan oknum-oknum melakukan manipulasi penggunaan
atau permintaan dana dimana sebagian dana tersebut masuk ke kantong sendiri. Sepertinya
berita-berita kasus korupsi di media cetak dan elektronik sudah cukup jelas memberikan

6
pengetahuan bagi masyarakat secara garis besar bagaimana perilaku memperkaya diri sendiri
dilakukan oleh para koruptor.

Pada kenyataannya memang setiap orang di dunia ini membutuhkan uang. Oleh karena itu
peran nilai-nilai agama dan keluarga sangatlah diperlukan sebagai benteng menghadapi
godaan korupsi memperkaya diri sendiri atau kelompok. Nasihat untuk selalu hidup
sederhana dan berkecukupan, tidak serakah, dan tidak merugikan orang lain dapat ditemukan
dengan mudah dalam berbagai ajaran agama. Tidak ada agama di Indonesia ini yang secara
eksplisit maupun implisit menganjutkan pengikutnya untuk mencari harta duniawi sebanyak
mungkin. Pengetahuan inilah yang kiranya dapat diberikan oleh orang tua kepada anak-
anaknya, guru agama atau pemimpin / pengkothbah agama kepada murid atau jemaatnya
secara terus menerus. Niscaya pandangan hidup penuh kesederhanaan dan tidak serakah bisa
meresap di sanubari banyak orang yang pada gilirannya akan menjadi benteng tangguh di
dalam jiwanya saat menemukan berbagai kesempatan melakukan praktek korupsi.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa gerakan melawan korupsi bukan semata-mata tugas dari
para aparat hukum maupun para penggiat anti korupsi. Melawan korupsi pada hakikatnya
adalah kewajiban setiap warga Negara yang cinta tanah air dan tak mau menyaksikan
negaranya terpuruk keadaannya akibat perilaku korupsi yang merajalela. Dan melawan
korupsi bukan harus dalam bentuk menyelidiki dan mencari para pelaku korupsi serta
menganalisis tindakan korup yang dilakukannya. Namun bisa dimulai dari perilaku sederhana
dalam kehidupan sehari-hari yang menjunjung tinggi kejujuran, transparansi, dan hidup
sederhana berkecukupan tanpa ada maksud untuk memperkaya diri sendiri dengan melanggar
aturan.. Adalah kearifan setiap dari kita untuk cepat memahami dan tidak melakukan
perbuatan yang menyimpang dan cenderung memperkaya diri sendiri maupun kelompok.
Mari kita berjuang melawan korupsi mulai dari kehidupan kita sehari-hari. 

Mencegah korupsi adalah suatu pekerjaan yang berat untuk dilakukan. Pekerjaan
memberantas korupsi harus dilakukan secara bersama-sama dan membutuhkan komitmen
nyata dari pimpinan tertinggi. Selain itu, strategi pencegahan korupsi diperlukan, agar bahaya
korupsi dapat ditanggulangi dan celahnya dapat ditutup.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Lili Pintauli Siregar
saat melakukan Sosialisasi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi di Lingkungan Kementerian
Ketenagakerjaan, Selasa (11/2) di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker),
Jakarta.
Dalam paparannya, Lili memperkenalkan Fraud Triangle Theory atau Teori Segitiga Fraud.
Menurutnya, kecenderungan seseorang melakukan korupsi disebabkan tiga faktor dalam teori
ini, yaitu pressure atau dorongan, opportunity atau peluang, dan rationalization atau
pembenaran. Dari teori itu, Lili mengusulkan strategi pencegahan korupsi yang dapat
digunakan Kemenaker, yaitu intervensi dengan memperbaiki sistem dan memperbaiki
perilaku pegawainya. Ia lalu membagikan tiga tahapan strategi yang dapat digunakan.
Pertama, strategi jangka pendek dengan memberikan arahan dalam upaya
pencegahan. Kedua, strategi menengah berupa perbaikan sistem untuk menutup celah
korupsi. Ketiga, strategi jangka panjang dengan mengubah budaya.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, jika mengalami tindak pidana atau melihat tindak kriminal tersebut, Anda
dapat melaporkan peristiwa tersebut ke kantor polisi terdekat terlebih dulu. Berdasarkan
Pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak
atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah
atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana. Berdasarkan Pasal 1 angka 24
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), laporan
adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau
diduga akan terjadinya peristiwa pidana.
Korupsi adalah kegiatan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu masalah
atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Korupsi membunuh hanya mengikuti
korupsi saja, tetapi korupsi dalam kehidupan sehari-hari juga termasuk juga contohnya setiap
di beri mandat beli sesuatu. Mungkin lebih banyak dari kita yang menyepelekan uang
kembalian, ujung-ujungnya malah tidak dikembalikan, dapatkan pulpen tanpa sepengetahuan
orangnya, saat ingin mencari bersekolah di favorit kan bisa dibalik, Orang tua dia menyogok /
membeli baju untuk mengganti dan dll. Jika ada kecurangan tetap saja termasuk nepotisme.
Mencegah korupsi adalah suatu pekerjaan yang berat untuk dilakukan. Pekerjaan
memberantas korupsi harus dilakukan secara bersama-sama dan membutuhkan komitmen
nyata dari pimpinan tertinggi. Selain itu, strategi pencegahan korupsi diperlukan, agar bahaya
korupsi dapat ditanggulangi dan celahnya dapat ditutup.

B. Saran

8
Jika terjadi korupsi disekitar kita tindakan yang harus dilakukan adalah dengan
melaporkan nya kepihak berwajib. Karena jika kita melaporkan nya setidaknya kita
sudah bisa mengurangi pelaku-pelaku korupsi di luaran sana. Tindakan korupsi juga
bisa muncul dari kehidupan sehari-hari kita yang sering tidak diketahui, maka dari itu
cobalah untuk meminimalisir kegiatan yang mengarah ke tindakan korupsi.

Daftar Pustaka

https://www.kpk.go.id/id/berita/berita-kpk/1482-tiga-strategi-mencegah-korupsi

https://www.kompasiana.com/khairunnisaumayyah1592/5dc0f56ed541df66f478b262/
korupsi-kecil-yang-tidak-di-sadari-dalam-kehidupan-sehari-hari

https://www.hipwee.com/feature/6-kebiasaan-kita-yang-sebenarnya-termasuk-
korupsi-nggak-heran-kalau-koruptor-terus-bermunculan/

Anda mungkin juga menyukai