Anda di halaman 1dari 3

PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik

berbahan PVC, saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut. Karena DEHA bisa lumer
pada suhu 150 derajat celsius. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas
dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita
mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut seperti
plastik yang terbuat dari polietilena, seperti daun pisang yang lebih alami (Sopyanhadi, 2008).
Plastik juga dapat mengurangi kecenderungan bahan pangan kehilangan sejumlah air dan
lemak. Plastik polirtrlin dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh
dari hasil samping industri arang dan minyak. Polietelin merupakan jenis plastik yang paling
banyak digunakan dalam industri karena sifat-sifatnya yang mudah dibentuk, tahan terhadap
berbagai bahan kimia, penampakannya jernih, dan mudah digunakan sebagai laminasi
(Dewandari, 2009).
Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Bahan
kemasan yang umum untuk pengemasan produk hasil pertanian untuk tujuan pengangkutan atau
distribusi adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang karton (Mimi  Nurminah. 2002).
Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya dalam hal
bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas, berbobot
ringan, tidak mudah pecah, bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label aneka
warna,dapat diproduksi secara massal,harga relatif murah dan beragai jenis pilihan bahan dasar
plastik(Anonymous, 2012)
Salah satu bahan plastik yang umum digunakan adalah polipropilen (PP). Monomer-
monomer penyusun rantai polipropilen adalah propilena yang diperoleh dari pemumian minyak
bumi. Propilena, merupakan senyawa vinil yang memiliki struktur : CH 2=CH-CH3(Suyitno.

1990).

Landasan Teori

Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat
dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat membantu
mencegah/mengurangi kerusakkan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran
serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan atau getaran. Dari segi promosi kemasan dapat
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Esti, 2007).
Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol
minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex
(pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa
hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung
Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah
industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan,
botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan
makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes
membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A (Rachmawan,
2001).

Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga beresiko
terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus mengerti plastik-
plastik yang aman untuk kita pakai. Jenis-jenis plastik yaitu sebagai berikut :

1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang
jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol
minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan 1 dan 2 direkomendasikan hanya untuk sekali
pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat
baret-baret.

2. HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu.
Sama seperti 1 PET, 2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.

3. V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa
ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu
DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak
bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

4. LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang
lembek. Barang-barang dengan kode 4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan 4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan
tetapi tetap baik untuk tempat makanan.

5. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang
berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum
dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak
jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.

6. PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali
pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika
makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain
tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan
konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah
melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.
7. Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol
minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam
makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik
Polycarbonate (Millati, 2010).

Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang
berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan
mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun
minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk
tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air
mendidih atau air panas (Syarif, 1989).

            Plastik mempunyai berbagai sifat yang menguntungkan, diantaranya:

a. Umumnya kuat namun ringan.

b. Secara kimia stabil (tidak bereaksi dengan udara, air, asam, alkali dan berbagai zat kimia lain).

c. Merupakan isolator listrik yang baik.

d. Mudah dibentuk, khusunya dipanaskan.

e. Biasanya transparan dan jernih.

f. Dapat diwarnai.

g. Fleksibel/plastis

h. Dapat dijahit.

i. Harganya relatif murah (Syarif, 1989).

Saat ini banyak sekali ditemukan kemasan dengan berbagai bahan, tetapi pada umumnya
kemasan yang digunakan untuk benih tanaman pangan khususnya kedelai berupa plastik
polyetheline dengan ketebalan bervariasi antara 0,05 – 0,08 mm. Bahan ini biasanya berciri
lentur (elastis), buram (tidak bening) dan tidak kaku sehingga diharapkan tidak mudah pecah saat
benih dalam kemasan tersebut ditransportasikan serta dapat mempertahankan mutu benih yang
ada didalamnya. Lombok Barat yang merupakan daerah sentra produksi kedelai di Nusa
Tenggara Barat, menggunakan jenis kemasan yang lebih kreatif lagi yaitu plastik polyetheline
berlapis kertas semen didalamnya sehingga lebih menjamin keamanan benih baik dari segi mutu
maupun transportasi (Herni, 2006).

Anda mungkin juga menyukai