Anda di halaman 1dari 17

FUNGSI PENDIDIKAN DAN GURU DALAM PERSPEKTIF

SOSIOLOGI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah : Matematika Diskrit

Dosen Pengampu : Hendri Raharjo, M.Kom

Disusun Oleh :

Nama : AZHARUDIN
Nim : 1414151011

Tadris Matematika-A/7

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2018

Jl.Perjuangan By pas Sunyaragi Telp. (0231) 481264 Faks.


(0231) 489926

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini
akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini,
lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita
serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen
serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa
moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari
segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta
teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi,
untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun
untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah,
mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk
pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau
menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini FUNGSI

PENDIDIKAN DAN GURU DALAM PERSPEKTIF


SOSIOLOGI sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah
ada.

Cirebon, Januari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI .....................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang .................................................................... 1


2. Rumusan Masalah................................................................ 2
3. Tujuan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

1. Fungsi-Fungsi Pendidikan............................................................................ 3
2. Guru dalam Perspektif Sosiologi.................................................................. 5
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebudayaan mempengaruhi manusia melalui apa yang disebut dengan
enkulurasi atau internalisasi budaya, yaitu suatu proses dimana seorang
individu menyerap cara berpikir, bertindak dan merasa yang mencerminkan
kebudayaannya. Enkulturasi berlangsung didalam berbagai lingkungan,
seperti keluargam sekolah dan pergaulan di masyarakat. Dengan demikian,
kebudayaan mempengaruhi (membangun) kepribadian seseorang melalui
proses enkulturasi atau pendidikan.1
Kajian Sosiologi menjelaskan bahwa pendidikan merupakan segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia.2
Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang
dewasa, pengajar/ pendidik dan sebagai pegawai. Yang paling utama adalah
kedudukannya sebagai pengajar/ pendidik. Berdasarkan kedudukannya guru
harus menunjukkan kelakuan yang layak menurut harapan masyarakat sesuai
dengan tuntutannya dalam aspek etis, intelektual dan sosial. Guru sebagai
pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi tauladan di dalam
maupun di luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya
selama 24 jam sehari. Di mana dan kapan saja ia akan selalu dipandang
sebagai guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh
masyarakat, khususnya oleh anak didik.3

1
Dinn Wahyudin, dkk. Pengantar Pendidikan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hlm. 6.8
2
Abdul Kadir, dkk. Dasar – dasar Pendidikan.(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2012) hlm. 59
3
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), hlm 91
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja fungsi-fungsi pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan guru dalam perspektif sosiologi?

C. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi-fungsi pendidikan.
2. Mengetahui guru dalam perspektif sosiologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi-Fungsi Pendidikan
Pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri
dan kesadaran sosial menjadi suatu paduan yang stabil sehingga pendidikan
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan bersifat fungsional dalam sistim
kehidupan manusia.4 Karena bersifat fungsional, pendidikan sejatinya sangat
penting untuk menyeimbangkan dari segi akademik dan emosionalnya. 5
Fungsi pendidikan merupakan manfaat yang terkandung
dalam pendidikan itu sendiri. Fungsi utama sebuah
pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak, kepribadian serta peradapan yang
bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau dengan kata
lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar
menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang
dijadikan landasan nya.6 Pada hakikatnya pendidikan di
Indonesia terdapat tiga lingkungan pendidikan, yaitu formal
atau sekolah, informal atau keluarga dan non formal atau

4
M.R. Rasyid. Jurnal Pendidikan dalam Perspektif Teori Sosiologi (Makassar: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makasar, 2015) hlm. 275, vol. 2. Diambil dari PDF diakses
pada tanggal 12 September 2017 dari https://www.google.com.sg/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiloKOzoaLWAhU
LQ48KHeabCYoQFggxMAE&url=http%3A%2F%2Fjournal.uin-alauddin.ac.id%2Findex.php
%2Fauladuna%2Farticle%2Fdownload
%2F882%2F852&usg=AFQjCNFomaOBpYKr_j4kefO00yysoBpO6w
5
Najeemah Mohd. Yusuf. Jurnal Perspektif Sosiologi dalam Fungsi Sosial Pendidikan di
Malaysia (Malaysia: 2010) hlm. 45. Vol. 10. Diambil dari PDF diakses pada tanggal 12 September
2017 dari https://www.google.com.sg/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjMveeko6LWAh
XKr48KHb6pAGsQFgglMAA&url=http%3A%2F%2Feducation.usm.my%2Fimages%2Fdocs
%2FDigesPendidik%2FDP2010-1%2Fdp2010-2-
05.pdf&usg=AFQjCNHRIHfGu2vpnIvqIp3VrVDjC61-Uw
6
Abdul Kadir, dkk. Dasar – dasar Pendidikan.(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012)
hlm. 81

3
lingkungan. Corak masyarakat yang normatif memandang
sekolah hal yang utama dalam mendidik anak. 7 Adapun
menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi
pendidikan yakni Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
Memilih dan mengajarkan peranan sosial. Menjamin integrasi
sosial. Sekolah mengajarkan corak kepribadian. Sumber
inovasi sosial.8
Terdapat beberapa pandangan terhadap fungsi dari
pendidikan itu sendiri. Yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi Pendidikan dalam Perspektif Antropologi
Pendidikan dengan kebudayaan tidak pernah
terpisahkan. Pendidikan merupakan salah satu pranata
kebudayaan. Koentjaraningrat (1984) mengidentifikasi
adanya delapan jenis pranata kebudayaan, dan salah
satunya adalah pranata pendidikan. Arti dari pranata itu
sendiri adalah tingkah laku manusia dalam
kebudayaannya yang mengacu pada sistem ide, nilai-nilai,
gagasan, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Jadi
pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan.9
Adapun fungsi-fungsi pendidikan dalam perspektif
antropologi adalah sebagai berikut:10
a. Kebudayaan berperan sebagai masukan (input) bagi
pendidikan. Contohnya adalah tujuan pendidikan
ditentukan oleh sistem nilai yang dianut oleh
masyarakat serta kurikulum dan metode pendidikan
yang ditentukan oleh norma-norma, hukum-hukum
atau gagasan dalam kebudayaan tersebut.

7
Najeemah Mohd. Yusuf, Op Cit, hlm. 45
8
Abdul Kadir, dkk. Op Cit. hlm. 25
9
Dinn Wahyudin, dkk. Pengantar Pendidikan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hlm. 6.8
– 6.9
10
Ibid, hlm. 6.9 – 6.10

4
b. Pendidikan berfungsi untuk melestarikan kebudayaan
masyarakat dan juga berfungsi sebagai
pengembangan serta perubahan yang lebih baik
terhadap kebudayaan tersebut.
c. Pendidikan berfungsi inovasi dan kreasi. Yaitu untuk
diciptakannya kebudayaan baru yang lebih baik,
sesuai dengan tuntutan kehidupan dan perkembangan
zaman.
2. Fungsi Pendidikan dalam Perspektif Sosiologi
Lester Frank Ward menjelaskan bahwa fungsi
pendidikan dalam sosiologi adalah merumuskan cara-cara
mengatasi keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan
masyarakat melalui pendidikan.11 Masyarakat normatif,
pendidikan erat kaitannya dengan sekolah. Mereka
beranggapan bahwa sekolah merupakan pendidikan yang
utama dan absolute. Adapun fungsi dari sekolah atau
pendidikan dalam perspektif sosiologi adalah sebagai
berikut:12
a. Pendidikan/Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu
pekerjaan.
b. Pendidikan/Sekolah memberikan keterampilan dasar.
c. Pendidikan/Sekolah membuka kesempatan untuk
memperbaiki nasib.
d. Pendidikan/Sekolah menyediakan tenaga
pembangunan.
e. Pendidikan/Sekolah membantu memecahkan masalah-
masalah sosial.
f. Pendidikan/Sekolah mentransmisi kebudayaan.
g. Pendidikan/Sekolah membentuk manusia yang sosial.

11
Mahmud, Sosiologi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 20
12
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), hlm 14-17

5
h. Pendidikan/Sekolah merupakan alat untuk
mentransformasi kebudayaan.
i. Pendidikan/Sekolah sebagai tempat untuk menitipkan
anak, khususnya anak-anak pra sekolah.

B. Guru dalam Perspektif Sosiologi


1. Pengertian Guru
Guru memiliki tugas sebagai pendidik.13 Tetapi menjadi guru
merupakan profesi yang sangat mulia dan strategis, karena guru yang
memainkan peran dan menjadikan siswanya untuk meraih cita-cita dan
mengembangkan kerangka berfikir dalam dirinya karena pada hakikatnya
tidak ada guru yang tidak mampu mengajar dan tidak ada siswa yang
bodoh. Setidaknya guru harus mempunyai empat kompetensi, yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesionalisme, dan kompetensi sosial.14
Istilah lain yang sekarang digunakan yang berkenaan dengan guru
adalah pendidik. Pendidik berarti usaha untuk membimbing, mengarahkan
dan mentransfer ilmu pengetahuan. Menurut Abdul Hamid Al-Hasyimi
yang dikutip oleh Mahmud. Pendidik merupakan orang yang dengan
sadar/sengaja mengasuh individu atau beberapa individu untuk berada
dibawah pengasuhannya, dan individu tersebut menjadi tumbuh dan
berhasil menjalani kehidupan.15

2. Kompetensi Guru
Guru harus mempunyai empat kompetensi, salah satunya adalah
kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
pengeloloaan terhadap kemampuan penguasaan peserta didik yang
meliputi:16

13
Mahmud, Sosiologi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 103
14
Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2016) hlm. 28-29
15
Mahmud, Op Cit, hlm. 105
16
Mahmud, Op Cit, hlm. 107

6
a. Pemahaman wawasan peserta didik.
b. Pemahaman terhadap peserta didik dengan kelainan fisik atau anak
berkebutuhan khusus.
c. Pengembangan kurikulum/silabus.
d. Perancangan pembelajaran.
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
f. Evaluasi hasil belajar.
g. Pengembangan potensi peserta didik yang dimilikinya.
Kedua adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian yaitu
memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana,
berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat dan mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara
berkelanjutan.17
Ketiga adalah kompetensi sosial. Yaitu Kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan,
menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional,
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan bergaul secara santun
dengan masyarakat sekitar.18
Keempat adalah kompetensi professional. Yang dimaksud dengan
kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi secara luas
dan mendalam yang meliputi:19
a. Konsep, struktur dan metode keilmuan/tekhnologi/seni yang
menaungi/koheren dengan materi ajar.
b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
c. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.
d. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
e. Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
17
Ibid. hlm. 107-108
18
Ibid. hlm. 108
19
Ibid.

7
3. Peran Guru
Posisi sebagai guru memiliki hak dan kewajiban yang diembannya.
Adapun perilaku dari orang yang memiliki suatu status disebut sebagai
peranan.20 Menurut WF Connell (1972) peran guru terdapat tujuh macam,
yaitu sebagai berikut:21
a. Peran guru sebagai pendidik (nurture).
b. Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak.
c. Peran guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman
belajar.
d. Peran guru sebagai pelajar (leaner).
e. Peran guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
f. Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai
pendidik dan mengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang
pendidikan dan pengajaran.
g. Peran guru dalam proses belajar mengajar sebagai demonstrator.
h. Guru sebagai pengelola kelas (learning manager).
i. Guru sebagai mediator dan fasilitator.
j. Peran guru dalam pengadministrasian.

4. Fungsi Guru
Perluasan tugas dan tanggung jawab guru membawa konsekuensi
timbulnya fungsi-fungsi khusus menjadi bagian integral (menyatu) dalam
kompetensi profesionalisme keguruan yang disandangoleh para guru.
Menurut Gagne, setiap guru berfungsi sebagai desiqner of instruction
(perancanagan pengajaran), manager of instruction (pengelola pengajaran),
evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa).22
a. Guru sebagai Designer of Instruction

20
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011),
hlm. 155
21
Mahmud, Op Cit, hlm. 113 - 115
22
Ibid, hlm. 117

8
Fungsi guru sebagai designer instruction (perancangan
pengejaran) menghendaki guru untuk senantiasa mampu dan siap
merancang kegiatan belajar mengajar yang berhasil guna dan berdaya
guna.23
Guna merealisasikan fungsi tersebut, setiap guru memerlukan
pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai
dasar dalam menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar.
Rancangan tersebut sekurang-kurangnya meliputi:24
1) Memilih dan menentukan bahan pembelajaran.
2) Merumuskan tujuan penyajian bahan pembelajaran.
3) Memilih metode penyajian bahan pembelajaran yang tepat.
4) Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar.

b. Guru sebagai Manager of Instruction.


Fungsi ini menghendaki kemampuan guru dalam mengelola
seluruh tahapan proses belajar mengajar. Di antara kegiatan
pengelolaan proses belajar mengajar, yang terpenting ialah
menciptakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya, sehingga para siswa
belajar secara berdaya guna dan berhasil guna.25
c. Guru sebagai Evaluator of Student Learning.
Fungsi ini menghendaki guru untuk senantiasa mengikuti
perkembangan taraf kemajuan prestasi atau kineja akademik siswa
dalam setiap kurun waktu pembelajaran.26
d. Guru sebagai Kedudukan Terhormat.
Al-Ghazali dan Ibn Miskawaih menyatakan bahwa seorang guru
merupakan profesi yang sangat mulia. Menurut mereka guru
merupakan profesi yang samawi (langit) sebagai anugerah yang
datang dari Tuhan untuk orang-orang yang dikehendaki-Nya.27
23
Ibid, hlm. 117
24
Ibid.
25
Ibid, hlm. 118
26
Ibid.
27
Ibid, hlm. 128

9
e. Guru sebagai Profesi.
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan atas studi
atau pendidikan khusus, yang tujuannya memberikan pelayanan
kepada orang lain dengan imbalan atau gaji yang ditentukan. Guru
merupakan sebuah pengabdian untuk memberikan pembelajaran
kepada orang lain.28
f. Guru sebagai Status Sosial.
Kedudukan guru di mata masyarakat merupakan keududukan
yang begitu terhormat. Guru menempati kedudukan dan fungsi yang
vital dimasyarakat. Untuk itu, guru harus memiliki kompetensi sosial
yang baik agar bisa menjalin komunikasi yang baik diantara
masyarakat.29

Sedangkan Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 43-48), fungsi


guru meliputi sebagai berikut:30
a. Inisiator, yaitu pencetus ide-ide dalam proses belajar mengajar.
b. Korektor, yaitu bisa membedakan nilai yang baik dan nilai yang
buruk.
c. Inspirator, yaitu memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak
didik.
d. Informator, yaitu sebagai pelaksanaan cara mengajar informatif,
laboratorium studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademi
maupun umum.
e. Mediator, yaitu sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
f. Demonstrator, yaitu dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan
pelajaran dapat dipahami oleh anak didik.
g. Motivator, yaitu sebagai pemberi dorongan kepada siswa dalam
meningkatkan kualitas belajarnya.

28
Ibid, hlm. 132
29
Ibid, hlm. 138 – 139.
30
Ibid, hlm. 119 – 120.

10
h. Pembimbing, yaitu membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dicita-citakan.
i. Fasilitator, yaitu memberikan fasilitas (kemudahan) dalam proses
belajar mengajar sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung
secara komunikatif, aktif dan efektif.
j. Organisator, yaitu mempunyai kemampuan mengorganisasian
komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar.
k. Evaluator, yaitu mempunyai otoritas untuk menilai prestasi belajar
siswa, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, tingkah
laku sosialnya, sehingga dapat menentukan keberhasilan anak
didiknya.
l. Pengelolaan kelas, yaitu mengelola kelas dengan baik karena kelas
adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka
menerima bahan pelajaran dari guru.
m. Supervisor, yaitu membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis
terhadap proses belajar mengajar.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam pembahasan materi diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Fungsi Pendidikan dilihat dari dua perspektif, yaitu Antropologi dan


Sosiologi.
a. Fungsi pendidikan dalam perspektif antropologi adalah kebudayaan
berperan sebagai masukan, pendidikan berfungsi untuk melestarikan
budaya, dan pendidikan berfungsi inovasi dan kreasi.
b. Fungsi pendidikan dalam perspektif sosiologi adalah
dengan pendidikan akan mempersiapkan anak untuk
suatu pekerjaan, memberikan keterampilan dasar,
membuka kesempatan untuk memperbaiki nasib,
mentransmisi kebudayaan, membentuk manusia yang
sosial, alat untuk mentransformasi kebudayaan dan
tempat untuk menitipkan anak.

12
2. Guru dalam perspektif Sosiologi adalah usaha untuk
membimbing, mengarahkan dan mentransfer ilmu pengetahuan yang
mempunyai kompetensi-kompetensi tertentu yang berkaitan dengan
profesinya. Peran guru sangat vital yaitu guru sebagai pendidik, model
atau contoh bagi anak, pengajar dan pembimbing dalam pengalaman
belajar, pelajar, komunikator pembangunan masyarakat, administrator,
demonstrator, pengelola kelas, mediator dan fasilitator. Adapun fungsi
guru adalah sebagai Designer of Instruction, Manager of Instruction,
Evaluator of Student Learning, Kedudukan Terhormat, Profesi dan Status
Sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Chatib, Munif. Gurunya Manusia, Bandung: Kaifa, 2016.


Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2011.

Kadir, Abdul. dkk. Dasar – dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2012.

Mahmud, Sosiologi Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.


Nasution, S. Sosiologi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2011.
Rasyid. M.R. Jurnal Pendidikan dalam Perspektif Teori Sosiologi, Makassar:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makasar, 2015. Diambil
dari PDF diakses pada tanggal 12 September 2017 dari
https://www.google.com.sg/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ah
UKEwiloKOzoaLWAhULQ48KHeabCYoQFggxMAE&url=http%3A
%2F%2Fjournal.uin-alauddin.ac.id%2Findex.php%2Fauladuna

13
%2Farticle%2Fdownload
%2F882%2F852&usg=AFQjCNFomaOBpYKr_j4kefO00yysoBpO6w

Wahyudin, Dinn. dkk. Pengantar Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.


Yusuf. Najeemah Mohd. Jurnal Perspektif Sosiologi dalam Fungsi Sosial
Pendidikan di Malaysia, Malaysia: 2010. Diambil dari PDF diakses pada
tanggal 12 September 2017 dari https://www.google.com.sg/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ah
UKEwjMveeko6LWAhXKr48KHb6pAGsQFgglMAA&url=http%3A
%2F%2Feducation.usm.my%2Fimages%2Fdocs%2FDigesPendidik
%2FDP2010-1%2Fdp2010-2-
05.pdf&usg=AFQjCNHRIHfGu2vpnIvqIp3VrVDjC61-Uw

14

Anda mungkin juga menyukai