Uji prasyarat analisis

1. Uji Normalitas Data

Uji distribusi normalitas atau biasa dikenal dengan istilah uji normalitas dapat
dapat digunakan untuk mengukur apakah data yang telah didapatkan berdistribusi
normal atau tidak sehingga dapat digunakan dalam statistik parametris (statistik
inferensial). Dalam penelitian ini, penulis menguji normalitas data dengan
menggunakan metode Shapiro-Wilk (karena jumlah responden  200) dan diolah
menggunakan bantuan program SPSS (Riduwan, 2012: 38).

2
X n−i +1−X i
ai ¿
T3 = k

∑¿
i=1
¿
Keterangan:
D = Berdasarkan rumus di bawah
ai = Koefisien tes Shapiro Wilk
X n−i +1 = Angka ke n – i + 1
Xi = Angka ke i pada data
X i−¿
¿
¿
¿
k
D=∑ ¿
i=1

Keterangan:
Xi = Angka ke i pada data
X = Rata-rata data
Adapun langkah-langkah sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0 : Populasi berasal dari distribusi normal
Ha : Populasi berasal dari distribusi normal
2) Nilai  = level signifikansi = 5% = 0,05
3) Membuat tabel penolong
4) Menginput data dengan urutan dari data yang terkecil ke yang terbesar
5) Rumus statistik penguji
 Langkah pertama menghitung nilai D
Langkah selanjutnya menghitung nilai T
6) Membandingkan dengan nilai tabel (dari tabel Shapiro-Wilk)
7) Menentukan daerah penolakan
8) Membuat kesimpulan
Adapun pengujian normalitas dengan menggunakan software SPSS
dengan menggunakan rumus Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas dapat dilihat
dari output Test Of Normality. Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas merupakan pengujian apakah satu sampel dengan
sampel lainnya memiliki kesamaan (homogen) atau tidak homogen. Pengujian
homogenitas variasi digunakan untuk menilai homogenitas. Pengujian homogenitas
dalam penelitian ini menggunakan software SPSS dengan melihat uji levene. Hasil uji
homogenitas dapat dilihat dari output Test Of Homogenity Of Variance. Apabila nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
homogen.