Anda di halaman 1dari 6

B.

Ukuran Pemusatan dan Ukuran Letak Data


1. Ukuran Pemusatan dan Letak Data Tunggal
a. Rata-Rata Hitung (Mean)
Rata-rata hitung ( x ) adalah perbandingan antara jumlah nilai data dengan banyak data. Jika
suatu data terdiri atas x1, x2, x3, . . . , xn, rata-rata data tersebut dirumuskan sebagai berikut.
n

–x = x1 + x2 + x3 + ⋅⋅⋅ + x n ∑ xi
atau –x = i=1
n n
Jika xi muncul dengan frekuensi tertentu, rata-ratanya:
n –x = rata-rata
∑ fi × x i
–x = i=1 xi = nilai data ke-i
n n = banyak data
∑ fi fi = frekuensi nilai data ke-i
i=1

b. Median
Median (Me) adalah nilai data yang terletak di tengah-tengah suatu data yang telah diurutkan
(data terurut).
1) Jika banyak data ganjil maka:
n +1
Me = nilai data ke-
2
2) Jika banyak data genap maka:
n n
nilai data ke- 2 + nilai data ke-( 2 + 1)
Me = 2

c. Modus
Modus (Mo) adalah nilai data yang paling sering muncul. Dengan kata lain, modus adalah nilai
data yang frekuensinya paling besar.
Berdasarkan banyaknya modus, data dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1) Unimodus adalah data yang hanya mempunyai satu modus.
2) Bimodus adalah data yang mempunyai dua modus.
3) Multimodus adalah data yang mempunyai lebih dari dua modus.
4) Data yang tidak mempunyai modus.
d. Kuartil
Jika data yang telah diurutkan dibagi menjadi empat bagian yang sama, akan didapatkan
tiga pembatas yang disebut dengan kuartil bawah (Q1), kuartil tengah yang disebut juga dengan
median (Q2), dan kuartil atas (Q3).
Apabila median (Q2) suatu kumpulan data sudah ditemukan, Q1 terletak di antara nilai data
terkecil (xmin) dengan Q2, sedangkan Q3 terletak di antara Q2 dengan nilai data terbesar (xmaks).
xmin ___ Q1 ___ Q2 ___ Q3 ___ xmaks

Nilai kuartil ke-i dari suatu data dapat ditentukan dengan rumus berikut.
i
Qi = nilai data ke- (n + 1)
4
dengan i = 1, 2, 3 dan n = banyak data.
i(n + 1)
Jika nilai bukan bilangan bulat, nilai Qi ditentukan menggunakan interpolasi linear
4
seperti berikut.
Misalkan Qi terletak di antara nilai data ke-n (xn) dan nilai data ke-n + 1 (xn + 1) maka:
Qi = xn + d(xn + 1 – xn)
dengan d adalah nilai desimalnya.
e. Desil
Desil adalah nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian setelah nilai-nilai data tersebut
diurutkan.
Nilai desil ke-i (Di) dirumuskan sebagai berikut.
i
Di = nilai data ke- (n + 1)
10
i = 1, 2, 3, . . . , 9
n = banyak data
i(n + 1)
Jika bukan bilangan bulat, nilai Di ditentukan menggunakan interpolasi linear.
10
f. Persentil
Persentil merupakan nilai-nilai yang membatasi data menjadi 100 bagian yang sama setelah
nilai-nilai data diurutkan.
Persentil ke-i (Pi) dirumuskan sebagai berikut.
i
Pi = nilai data ke- (n + 1)
100
i = 1, 2, 3, . . . , 99
n = banyak data
i(n + 1)
Jika bukan bilangan bulat, nilai Pi ditentukan menggunakan interpolasi linear.
100

2. Ukuran Pemusatan dan Letak Data Berkelompok


a. Rata-Rata Hitung
Rata-rata hitung suatu data dapat ditentukan dengan tiga cara.
Cara pertama:
Rata-rata hitung data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.
k –x = rata-rata
∑ fi × x i
–x = i=1 xi = nilai data ke-i
k fi = frekuensi nilai data ke-i
∑ fi k = banyak kelas interval
i=1

Cara kedua:
Menghitung rata-rata hitung menggunakan rata-rata sementara.
k
–x = rata-rata sementara
s
∑ fi × di di = simpangan (deviasi) yaitu di = xi – –
xs
–x = –x + i=1
s k
∑ fi
i=1
Cara ketiga:
Menghitung rata-rata hitung mengunakan metode coding.
k
–x = rata-rata sementara
s
∑ fi × ci d1
–x = –x + i=1
×p ci = kode titik tengah yaitu ci =
s k p
∑ fi p = panjang kelas
i=1

Contoh:
– – x (x– = 10)
Nilai xi fi fi x x i di = x i s1 s fi x di ci fi x ci
3–5 4 3 12 –6 –18 –2 –6
6–8 7 5 35 –3 –15 –1 –5
9–11 10 12 120 0 0 0 0
12–14 13 9 117 3 27 1 9
15–17 16 7 112 6 42 2 14
18–20 19 4 76 9 36 3 12
6
∑ 40 472 72 24
i=1

Nilai rata-rata hitung menggunakan cara pertama:


6
∑ fi × x i
–x = –x + i = 1 =
472
= 11, 8 .
s 6
40
∑ fi
i=1
Nilai rata-rata hitung menggunakan cara kedua:
6
∑ fi × di
–x = –x + i=1
= 10 +
72
= 10 + 1, 8 = 11, 8 .
s 6
40
∑ fi
i=1
Nilai rata-rata hitung menggunakan cara ketiga:
6
∑ fi × ci
–x = –x + i=1
× p = 10 +
24
× 3 = 10 + 1, 8 = 11, 8 .
s 6
40
∑ fi
i=1

b. Modus
Modus (Mo) data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.
L = tepi bawah kelas modus
 d  d1 = selisih frekuensi kelas modus dan kelas sebelumnya
Mo = L +  1  × p d2 = selisih frekuensi kelas modus dan kelas sesudahnya
 d1 + d2 
p = panjang kelas

Pada data berkelompok, kelas modus adalah kelas interval yang memiliki frekuensi terbanyak.
Contoh:
Nilai Frekuensi
3–5 3
6–8 5
9 – 11 12 ← Kelas Mo
12 – 14 9
15 – 17 7
18 – 20 4

Kelas Modus = 9 – 11
L = 9 – 0,5 = 8,5 d1 = 12 – 5 = 7
p = 11 – 9 + 1 = 3 d2 = 12 – 9 = 3
 d1 
Mo = L +  ×p
 d1 + d2 
 7 
= 8,5 +  ×3
 7 + 3 
21
= 8,5 +
10
= 8,5 + 2,1
= 10,6
c. Median
Median (Me) data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.
L = tepi bawah kelas median
n = banyak data
 1
n − fkM 
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
Me = L +   ×p
2 e
Me
 fM  f = frekuensi kelas median
e Me
p = panjang kelas
n
Pada data berkelompok, kelas median adalah kelas interval yang memuat nilai data ke- .
2
Contoh:
Nilai Frekuensi fk
3–5 3 3
6–8 5 8
9 – 11 12 20 ← Kelas Me
12 – 14 9 29
15 – 17 7 36
18 – 20 4 40

40
Kelas Median = Nilai data ke-
2
= Nilai data ke-20
= 9 – 11
L = 9 – 0,5 = 8,5 fMe = 12
p = 11 – 9 + 1 = 3 fkMe = 8
n 
−f
 2 kMe 
Me = L + 
f  ×p
 Me 
 
 20 − 8 
= 8,5 +  ×3
 12 
= 8,5 + 3
= 11,5
d. Kuartil
Nilai kuartil ke-i (Qi) dari data berkelompok berukuran n dirumuskan sebagai berikut.
Li = tepi bawah kelas kuartil ke-i
 1n−f 
kQ fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil ke-i
Qi = Li +   ×p
4 i Qi
 fQ  f = frekuensi kelas kuartil ke-i
 i  Qi
n = banyak data
p = panjang kelas
i = 1, 2, 3
i
Pada data berkelompok, kelas kuartil ke-i adalah kelas interval yang memuat nilai data ke- n.
Contoh: 4
Kuartil Bawah
Nilai Frekuensi fk
3–5 3 3
6–8 5 8
9 – 11 12 20 ← Kelas Q1
12 – 14 9 29
15 – 17 7 36
18 – 20 4 40
1
Kelas Kuartil bawah (Q1) = nilai data ke- × 40
4
= nilai data ke-10
= 9 – 11
L = 9 – 0,5 = 8,5 fQ = 12
1
p = 11 – 9 + 1 = 3 fkQ = 8
1

1 
× n − fkQ
 
Q1 = L +  4 1
 ×p
fQ
 
 
1

 10 − 8 
= 8,5 +  ×3
 12 
6
= 8,5 +
12
= 8,5 + 0,5
=9
e. Desil
Nilai desil ke-i (Di) dari data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.
 1 n − fk  Li = tepi bawah kelas desil ke-i
Di = Li +  10 Qi
 ×p fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas desil ke-i
Di
 fDi 
  f = frekuensi kelas desil ke-i
Di
n = banyak data
p = panjang kelas
i = 1, 2, 3, . . . , 9
i
Pada data berkelompok, kelas desil ke-i adalah kelas interval yang memuat nilai data ke- n.
Contoh: 10
Desil ke-8
Nilai Frekuensi fk
3–5 3 3
6–8 5 8
9 – 11 12 20 ← Kelas Ds
12 – 14 9 29
15 – 17 7 36
18 – 20 4 40
8
Kelas Desil ke-8 (D8) = nilai data ke- × 40
10
= nilai data ke-32
= 15 – 17
L = 15 – 0,5 = 14,5 fD8 = 7
p = 17 – 15 + 1 = 3 fkD = 29
8
 8 
× n − fkD
 
D8 = L +  10  ×p
8

fD
 
 
8

 32 − 29 
= 14,5 +  ×3
 7 
9
= 14,5 +
7
≈ 14,5 + 1,29
= 15,79
f. Persentil
Nilai persentil ke-i (Pi) dari data berkelompok dirumuskan sebagai berikut.
Li = tepi bawah kelas persentil ke-i
 1 n − fk 
 100  fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil ke-i
Pi = Li + Pi
×p Pi
 fPi  f = frekuensi kelas persentil ke-i
  Pi
p = panjang kelas
n = banyak data
i = 1, 2, 3, . . . , 99
i
Pada data berkelompok, kelas persentil ke-i adalah kelas interval yang memuat nilai data ke- n.
100
Contoh:
Persentil ke-56
Nilai Frekuensi fk
3–5 3 3
6–8 5 8
9 – 11 12 20 ← Kelas P56
12 – 14 9 29
15 – 17 7 36
18 – 20 4 40

56
Kelas Persentil ke-6 (P6) = nilai data ke- × 40
100
= nilai data ke-22,4
= 12 – 14
L = 12 – 0,5 = 11,5 fP56 = 9
p = 14 – 12 + 1 = 3 fkP = 20
56

 56 
× n − fkP
 100 
P56 = L +   ×p
56

fP
 
 
56

 22, 4 − 20 
= 11,5 + 
 9  × 3
2, 4
= 11,5 +
3
= 11,5 + 0,8
= 12,3

Anda mungkin juga menyukai