1. Ukuran Pemusatan
A. Nilai rata-rata
Rata-rata adalah ukuran yang merupakan wakil dari sekumpulan data
yang digunkan untuk menduga nilai tengah dari kumpulan data tersebut.
Dalam pendugaanya, nilai rata-rata merupakan ukuran gejala pusat yang
paling dekat dengan hasil yang sebenarnya.
Pada perhitungan nilai rata-rata, baik baik statistik x́ atau parameter µ
dapat memiliki nilai yang sama. Namun dalam penggunaanya, perhitingan
statistik x́ digunakan untuk data simpel sedangkan perhitungan parameter µ
digunakan untuk data populasi.
Untutk lebih mudah dalam mempelajari nilai rata-rata anda harus
mengingat simbol-simbol, berikut ini.
1. Simbol x1, x2, x3,…., xn menyatakan nilai-nilai data kuantitatif dalam
kumpulan data sebanyak n buah nilai.
2. Simbol n digunakan untuk menyatakan ukuran sampel; yaitu banyaknya
anggota dalam sampel, sedangkan symbol N digunakan untuk menyatakan
ukuran populasi; yaitu banyaknya anggota dalam populasi.
3. Simbol x́ digunakan untuk menyatakan nilai rata-rata sampel, sedangkan
µ digunakan untuk menyatakan nilai rata-rata populasi.
Rata-rata yang akan kita pelajari adalah rata-rata dari data tersebar dan
data kelompok.
a. Rata-rata data tersebar
Rata-rata adalah jumlah data kuantitatif dibagi oleh banyaknya datayang
ditulis dlam rumus:
n
∑ f 1X 1
Contoh 10.1
Nilai rapor Ani pada kenaikan kelas IV, untuk mata pelajaran matematika,
IPA dan IPS berturut-turut 9, 8, dan 7. Berapa nilai rata-rata rapor Ani ?
Jawab:
n
Jawab:
Jika anda perhatikan, setiap nilai mempunyai frekuensi sebagai berikut.
x1 = frekuensinya 80 atau (f1) = 5
x2 = frekuensinya 75 atau (f2) = 6
x3 = frekuensinya 70 atau (f3) = 4
x4 = frekuensinya 65 atau (f4) = 2
x5 = frekuensinya 60 atau (f5) = 5
Jika dibuat dalam bentuk penyajian data berupa tabel dalah sebagai
berikut.
Data Nilai Frekuensi Nilai
x1 80 f1 5
x2 75 f2 6
dst dst dst dst
∑ f 1X 1
i=1
Oleh karena itu gunakan rumus (2), yaitu x́= k . jumlah frekuensi
∑f1
i =1
5
merupakan banyak data, yang berarti sama dengan n, yaitu ∑ f1 = n =
i=1
∑ f 1X 1
1.560
x́= i=1k = =70,9
22
∑ f1
i =1
∑ n1 x́ 1
i=1
menghitung rata-rata gabungan data tersebut adalah x́= k
∑ ni
i=1
Contoh 10.3
Nilai rata-rata matematika kelas IIA dengan jumlah siswa 35 orang adalah
8,4, nilai rata-rata kelas IIB dengan jumlah siswa 40 orang adalah 8, dan
nilai rata-rata kelas IIC dengan jumlah siswa 30 orang adalah 7,5. Berapa
rata-rata nilai keseluruhan kelas II?
Jawab:
k
∑ f i. X i
(35 × 8,5 ) + ( 40 × 8 ) +(30 ×7,5) 294 839
x́= i=1k = = = =7,99
35+ 40+30 105 105
∑ fi
i=1
n k
kesulitan dalam menghitung ∑ xi atau ∑ f i xi . biasanya data yang
i=1 i=1
relative besar tersebut dalam bentuk data berkelompok. Berikut ini akan
dijelaskan bagaimana menghitung rata-rata data berkelompok.
No Interval kelasa Frekuensi
1 a1 – b1 f1
2 a2 – b2 f2
3 a3 – b3 f3
. . .
. . .
k ak – bk fk
ai +b i
pelajari pada modul 9, yaitu: x i dengan menghitung nilai xi, anda
2
dapat dengan mudah menghitung nilai fi.xi dari masing-masing interval.
Kemudian hitung rata-ratanya dengan menggunakan rumus:
k
∑ f iX i
x́= i=1k
∑fi
i=1
Contoh 10.4
Nilai ujian mata pelajaran matematika siswa kelas VI SD Mekarsari
sebagai berikut:
79 80 70 68 92 80 63 76 49 84 71 72 93 91 60 63 48 90 92 85 76
61 83 88 94 70 38 51 71 72 82 20 81 21 56 68 90 97 60 66 98 93
81 93 72 91 67 88 87 82 74 83 67 88 89 79 80 78 73 86 75 81 63
75
Berapa nilai rata-rata dari data tersebut?
Jawab:
Banyak data (n) = 64; Rentang (R) = 98 – 38 = 60
Banyak kelas interval menurut aturan Sturges
k = 1+ 3,3 log n = 1+ 3,3 log 64 = 1 + (3,3) (1,8062) = 6,96 ≈ 7
R 60
panjang kelas (p) = = =8,57 ≈ 9
k 7
No
Interval kelas (fi) (xi) fi . xi
(i)
1 38 – 46 1 42 42
2 47 – 55 3 51 153
3 56 – 64 7 60 420
4 65 – 73 14 69 966
5 74 – 82 16 78 1.248
6 83 – 91 15 87 1.305
7 92 - 100 8 96 768
Jumlah 64 4.902
∑ f iX i
4.902
x́= i=1k = =76,59
64
∑fi
i=1
Jadi, rata-ratahitung dari data tersebut adalah 76,59.
Metode lain untuk menghitung nilai rata-rata adalah metode sandi
yang menggunakan nilai rata-rata duga (assumed mean) yang bias
disingkat AM. Rumus rata-rata dengan cara coding sebagai berkut.
k
x́= AM + p
[ ]
∑ f id
i=1
k
∑ fi
i=1
i
No Frekuens Tanda
Interval kelas di
(i) i (fi) Kelas (xi)
1 38 – 46 1 42 42 – 69 = -27
2 47 – 55 3 51 51 – 69 = -18
3 56 – 64 7 60 60 – 69 = -9
4 65 – 73 14 AM = 69 69 – 69 = 0
5 74 – 82 16 78 78 – 69 = 9
6 83 – 91 15 87 87 – 69 = 18
7 92 - 100 8 96 96 – 69 = 27
No Frekuensi Tanda
Interval kelas di
(i) (fi) Kelas (xi)
1 38 – 46 1 42 -3
2 47 – 55 3 51 -2
3 56 – 64 7 60 -1
4 65 – 73 14 AM = 69 0
5 74 – 82 16 78 1
6 83 – 91 15 87 2
7 92 - 100 8 96 3
Harus anda ingat jika kelas interval yang anda susun dari kecil
kebesar maka kolom d yang bertanda negatif diletakkan sebelum yang
bernilai 0 (nol). Jika kelas interval anda susun dari besar ke kecil maka d
yang bertanda negatif diletakkan sesudah AM, seperti yang disajikan pada
tabel di bawah ini.
No Frekuensi Tanda
Interval kelas di
(i) (fi) Kelas (xi)
1 92 - 100 8 96 3
2 83 – 91 15 87 2
3 74 – 82 16 78 1
4 65 – 73 14 AM = 69 0
5 56 – 64 7 60 -1
6 47 – 55 3 51 -2
7 38 – 46 1 42 -3
Contoh 10.5
Tentukan nilai rata-rata hitung dari data di bawah ini menggunakan cara
coding.
No Frekuensi
Interval kelas
(i) (fi)
1 52 – 58 2
2 45 – 51 2
3 38 – 44 3
4 31 – 37 5
5 24 – 30 2
6 17 – 23 4
7 10 – 16 2
Jawab:
Untuk mempermudah perhitungan, sebaiknya anda membuat tabel
seperti tabel di bawah ini.
No Frekuens Tanda
Interval kelas di fi. di
(i) i (fi) Kelas (xi)
1 52 – 58 2 55 3 6
2 45 – 51 2 48 2 4
3 38 – 44 3 41 1 3
4 31 – 37 5 AM = 34 0 0
5 24 – 30 2 27 -1 -2
6 17 – 23 4 20 -2 -8
7 10 – 16 2 13 -3 -6
Jumlah 20 -3
x́= AM + p
[ ]
∑ f id
i=1
k
∑ fi
i=1
i
B. Modus
Modus dilambangkan Mo. Modus digunakan untuk menyatakan
fenomena yang paling banyak terjadi atau paling banyak muncul. Modus
boleh mempunyai dua nilai.
Contoh 10.6
1. Negara kita adalah Negara agraris, artinya frekuensi mat pencaharian
penduduk yang bertani lebih besar dari yang bukan bertani.
2. Negara kita sudah bebas buta huruf, artinya frekuensi yang bebas buta
huruf jauh lebih besar dari orang-orang yang masih buta huruf.
Contoh 10.7
Diketahui nilai ulangan matematika dari 100 siswa sebagai berikut.
Nilai 5 55 6 6 70 7 80 85
0 0 5 5
Frekuens 5 8 1 3 27 9 4 3
i 4 0
Tentukan modusnya!
Jawab:
Ingat bahwa modus adalah fenomena yang paling banyak terjadi atau paling
banyak muncul. Anda perhatikan tabel di atas, kelas modus terletak pada
interval kelas ke lima, yaitu 80 – 89. Karena kelas tersebut mempunyai
frekuensi tertinggi sehingga didapat: Bb = 79,5: p = 10: b1 = 25 – 19 = 6:
b2 = 25 – 23 = 2.
b1 6
Mo=Bb+ p ( )
b1 b2
¿ 79,5+10( )
6+2
=79,5+7,5=87
C. Median
Median adalah nilai tengah dari suatu kumpulan data yang telah
diurutkan dari terkecil sampai dengan erbesar atau dari data terbesar sampai
dengan terkecil sehingga membagi dua data sama besar. Untuk selanjutnya
Median diberi simbol Me.
Jika sekumpulan dta banyaknya ganjil maka nilai mediannya terletak
di tengah-tengah setelah data itu di urutkan. Sedangkan jika banyaknya data
genap maka medianya sama dengan rata-rata dari dua data yang berada di
tengah-tengah.
Contoh 10.10
Carilah median dari
(1) 82, 86, 79, 92, 96, 94.
(2) 19, 27, 25, 23, 29, 31.
Jawab:
(1) Urutkan dahulu data tersebut dari data terkecil hingga data terbesar,
sehingga menjadi 79, 82, 86, 92, 93, 94, 96.
Nilai yang terletak ditengah setelah data diurutkan adalah 92 maka nilai
Me = 92.
(2) Urutkan dahulu data tersebut dari data terkecil hingga data terbesar,
sehingga didapat 19, 23, 25, 27, 29, 31.
Nilai yang terletak ditengah-tengah dari urutan tersebut adalah 25 dan 27
maka
25+27
Me= =26
2
Langkah pertama, jika data yang ada belum disusun ke dalam tabel
frekuensi, anda terlebih dahulu harus menyusunnya. Kemudian hitung
mediannya dengan rumus:
n
Me=Bb+ p
2
f( )
−F
dengan
n 44
kumulatifnya 23 interval kelas median terletak pada data ke = =22,
2 2
yakni 153 – 158, sehingga didapat: Bb = 152,5; p = 6; f = 11; F = 3 + 9 =12
n 44
Me=Bb+ p
2
−F
f ( )
=152,5+6
2
−12
11 ( )
=152,5+5,45=157,95
x−¿¿ =
∑ x1 =
84+ 91+72+68+ 87+76
=
480
= 80
n 6 6
1 118 - 126 3
2 127 – 135 5
3 136 – 144 9
4 145 – 153 12
5 154 – 163 5
6 163 – 171 4
7 172 - 180 2
Untuk menjawab soal berikut maka harus dibuatkan dulu tabel frekuesi sebagai
berikut
No Interval frekuensi X1 F1 x x1
30 194,13 5.824
Maka X −¿¿ =
∑ fi . x 1 =
5.824
= 194,13
∑f1 30
3.Median dari data berikut asalah 9,2,3,3,2,5,6,5,3,8
Untuk menentukan median pada data tersebut maka data harus diurutkan terlebih
dahulu
Maka 2,2,3,3,3,5,5,6,8,9.
3+5 8
Maka Mediannya = = =4
2 2
1 10 - 14 3
2 15 – 19 7
3 20 - 24 15
4 25 - 29 10
5 30 - 34 8
6 35 – 39 5
7 40 - 44 2
Jumlah 50
Untuk memudahkan kita mencari median data tabel tsb maka sebaiknya kita buat
tabel frekuensi
1 10 - 14 3 3
2 15 – 19 7 10
3 20 - 24 15 25
4 25 - 29 10 35
5 30 - 34 8 43
6 35 – 39 5 48
7 40 - 44 2 50
Jumlah 50
n 50
Frekuensi kumulatifnya = 35 dan interval kelas median terletak pada data = =
2 2
25
n 50
Maka Me = Bb + P { – F/f} = 24,5 + 5 { – 25/ 10}
2 2
= 24,5 + 5 x 0
= 24,5
1 30 - 39 1
2 40 - 49 3
3 50 - 59 11
4 60 - 69 21
5 70 - 79 43
6 80 - 89 32
7 90 - 99 9
Jumlah 120
3,b1 = 43 – 21 = 22 dan b2 = 43 - 32 = 11
b1 22
Mo = Bb + p ( ) = 69,5 + 10 ( )
b 1+ b 2 22+ 11
22
= 69,5 + 10 ( )
33
= 69,5 + 10 (0,67)
= 69,5 + 6,7
= 76,5
Cara menentukan kuartil dibagi menjadi 2 tipe, antara lain sebagai berikut:
1. Kuartil Data Tunggal
Rumus Kuartil Data Tunggal
Keterangan:
Q = Kuartil
L = Titik bawah
N = Banyak data
i = Kuartil 1, 2, 3
Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas
f = Frekuensi kelas kuartil
I = Panjang kelas
Contoh Soal Kuartil Data Kelompok
Tentukan kuartil 1 dan 3 dari data table berikut:
Interval f
87-108 2
109-130 6
131-152 10
153-174 4
175-196 3
25
Jawaban:
Q1 (kuartil 1)
N = 25
1/4N = ¼ x 25 = 6.25
L = 109 – 0.5 = 108.5
Cf = 2
F = 6
I = 22
Q1 = L + ((1/4N – Cf) x I) : f
= 108.5 + ((6.25 – 2) x 22) : 6
= 108.5 + (4.25 x 22) : 6
= 108.5 + 93.5 : 6
= 108.5 + 15.58
= 124.08
Jawaban:
Q3 (kuartil 3)
N = 25
3/4N = 3/4 x 25 = 18.75
L = 153 – 0.5 = 152.5
Cf = 2 + 6 + 10 = 18
F = 4
I = 22
Q3 = L + ((3/4N – Cf) x I) : f
= 152.5 + ((18.75 – 18) x 22) : 4
= 152.5 + (0.75 x 22) : 4
= 152.5 + 16.5 : 4
= 152.5 + 4.125
= 156.625
B. DESIL
Desil adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari
data yang kita selidiki ke dalam 10 bagian yang sama besar, yang masing-masing
sebesar 1/10 N. Jadi disini kita jumpai sebanyak 9 buah titik desil, dimana kesembilan
buah titik desil itu membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam 10 bagian yang
sama besar. Kegunaan desil adalah untuk menggolongkan-golongkan suatu distribusi
data ke dalam sepuluh bagian yang sama besar, kemudian menempatkan subjek-
subjek penelitian ke dalam sepuluh golongan tersebut.
1. Desil Data Tunggal
Rumus Desil Data Tunggal
Jawaban:
Data di urutkan: 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9, 10
Letak desil ke- 2 diurutan data ke- 2(10+1)/10 = 22/10 = 2,2
D2 terletak pada urutan ke- 2,2 sehingga
D2 = X2 + 0,2 (X3-X2)
D2 = 5 + 0,2 (5-5)
= 5 + 0
= 5
Letak desil ke- 2 diurutan data ke- 4(10+1)/10 = 44/10 = 4,4
D4 terletak pada urutan ke- 4,4 sehingga
D4 = X4 + 0,4 (X5-X4)
D4 = 6 + 0,4 (7-6)
= 6 + 0,4
= 6,4
2. Desil Data Kelompok
Rumus Desil Data Kelompok
Keterangan:
D = Desil
L = Titik bawah
N = Banyak data
I = Desil 1, 2, 3 … 10
Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas
Fd = Frekuensi kelas desil
I = Panjang kelas
Jawaban:
Ds 7 (desil 7)
N = 25
7/10N = 7/10 x 25 = 17.5
L = 131 – 0.5 = 130.5
Cf = 2 + 6 = 8
Fd = 10
I = 22
Ds 7 = L + ((7/10N – Cf) x I) : fd
= 130.5 + ((17.5 – 8) x 22) : 10
= 130.5 + (9.5 x 22) : 10
= 130.5 + 209 : 10
= 130.5 + 20.9
= 151.4
C. Pengertian Persentil (Ps)
Presentil adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi
dari data yang kita selidiki ke dalam 100 bagian yang sama besar, karena itu presentil
sering disebut ukuran perseratusan. Persentil yang biasa dilambangkan P, adalah titik
atau nilai yang membagi suatu distribusi data menjadi seratus bagian yang sama
besar. Karena itu persentil sering disebut ukuran perseratusan. Titik yang membagi
distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar itu ialah titik-titik: P1, P2,
P3, P4, P5, P6, … dan seterusnya, sampai dengan P99. Jadi disini kita dapati
sebanyak 99 titik persentil yang membagi seluruh distribusi data ke dalam seratus
bagian yang sama besar, masing-masing sebesar 1/ 100N atau 1%.
Cara menentukan presentil dibagi menjadi 2 tipe, antara lain sebagai berikut:
1) Persentil Data Tunggal
Rumus Persentil Data Tunggal
Keterangan:
D = Presentil
L = Titik bawah
N = Banyak data
I = Persentil 1, 2, 3 … 100
Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas
Fd = Frekuensi kelas presentil
I = Panjang kelas
Contoh Soal Persentil Data Kelompok
Tentukan presentil 94 dari data table berikut:
Interval f
87-108 2
109-130 6
131-152 10
153-174 4
175-196 3
25
Jawaban:
Ps 94
N = 25
94/100N = 94/100 x 25 = 23.5
L = 175 – 0.5 = 174.5
Cf = 2 + 6 + 8 + 10 + 4 = 22
Fps = 3
I = 22
Ps94 = L + ((94/100N – Cf) x I) : fd
= 174.5 + ((23.5 – 22) x 22) : 3
= 174.5 + (1.5 x 22) : 3
= 174.5 + 33 : 3
= 174.5 + 11
= 185.5