A. RATA-RATA
1. Rata-rata Hitung.
Berkaitan dengan dua model penampilan data, yaitu ; data yang tidak-
berkelompok dalam bentuk lepas-lepas, dan data berkelompok dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, maka terdapat dua rumus yang berbeda, namun memiliki
kesamaan dalam nilai hasilnya. Oleh karena itu, nilai rata-rata hitung untuk data
berikut.
∑X
X=
n
Adapun untuk data berkelompok yang ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi, nilai rata-rata hitung itu dapat diperoleh dengan rumus berikut ini.
∑ fi .Xi
X=
∑ fi
1
X = nilai rata-rata hitung ; Xi = nilai tengah-kelas i. ; fi = nilai frekuensi kelas-i.
∑X ∑ fi . X i
X = ataupun X=
n ∑ fi
8860 8860
180 180
= 49,2222 = 49,2222
2. Rata-rata Ukur.
Jika terdapat perbandingan dua data berurutan secara tetap atau hampir
tetap, maka penggunaan rata-rata ukur dalam perhitungan nilai rata-rata ini akan
memberikan hasil yang lebih baik daripada penggunaan tehnik rata-rata hitung.
sebagai
n
U = √ x1 . x2 . x3 . . . . xn
3
U=√2x4x8 = 4
Apabila data itu berupa bilangan-bilangan besar, maka akan lebih baik bila
∑ log xi
log U =
n
2
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa logaritma rata-rata ukur U sama dengan
jumlah logaritma tiap data yang dibagi oleh banyak data. Rata-rata ukur U akan
Sebagai gambaran dapat dilihat aplikasi terhadap nilai data pada conroh di muka ;
Dengan melihat nilai logaritma pada sumber rujukan, maka diperoleh nilai, bahwa
Apabila dicari dalam Daftar Logaritma, baik buku maupun kalkulator ilmiah,
maka nilai-balik (invers) dari nilai logaritma 0,6021 itu, adalah bilangan bulat =
4. Hal ini dapat dilihat dari perpangkatan bilangan baku, bahwa : log x = n ,
x
Pt = P0 (1 + )t
100
3
dalam hal mana : P0 = keadaan awal atau permulaan.
Pt = keadaan akhir.
x = rata-rata pertumbuhan setiap satuan waktu.
t = satuan waktu yang digunakan.
Comtoh : Penduduk Indonesia pada akhir tahun 1946 adalah 60 juta, sedangkan
akhir tahun 1968 mencapai 78 juta. Oleh karena itu, untuk
menentukan laju pertumbuhan penduduk tiap tahun, maka rumus
tersebut dapat di-gunakan, dengan ; P0 = 60 , t = 10 , dan Pt = 78.
Dengan demikian dapat dilakukan berdasarkan rumus perhitungan, bahwa :
x
78 = 60 ( 1 + )10
100
x
log 78 = log 60 + 10.log (1 + )
100
x
1,8921 = 1,7782 + 10.log (1 + )
100
x
0,1139 = 10.log (1 + )
100
x
0,01139 = log (1 + )
100
Penyelesaian hal ini dapat dilakukan secara invers dari logaritma, bahwa :
x
(1 + ) = (10)0,01139
100
100 + x
= 1,026573 x = 2, 6573 ≈ 2,66 %.
100
Hal ini berarti bahwa laju pertumbuhan penduduk itu = 2,66 % tiap tahun.
Adapun untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi,
4
∑ ( fi log xi )
log U =
∑ fi
dalam hal ini, xi merupakan tanda-kelas, dan fi sebagai frekuensi yang sesuai
dengan tanda-kelas xi. Harga tanda ukur U itu dicari ulang dari log U yang
didapat.
303,1305
log U =
180
Hal ini berarti bahwa nilai ujian tersebut memiliki rata-rata ukur = 48,305.
3. Rata-rata Harmonik.
5
Untuk data x1 . x2 . x3 . . . xn dalam sebuah sampel berukuran n, maka nilai
n
H=
1
∑
xi
n
atau secara lengkapnya adalah : H=
1
/x1 + 1/x2 + ... +
1
/xn
7
H= = 5,87
1
/3 + /5 + /6 + /6 + /7 + /10 + /12
1 1 1 1 1 1
Penggunaan lain dari rata-rata harmonik adalah mengukur hal sebagai berikut.
Jawaban otomatis dengan rumus rata-rata hitung biasa, tentu akan didapat nilai :
½ (10 + 20) = 15 km
/jam. Namun, jawaban ini salah, karena jika panjang jalan itu
100 km, maka untuk pergi diperlukan waktu 10 jam, dan pulang 5 jam. Pulang
pergi itu memakan waktu 15 jam dalam jarak tempuh 200 km. Dengan demikian,
200
6
H = = 131/3 jam.
15
2 40
H= = 131/3 jam.
1
/10 + 1/20 3
Hasil ini merupakan nilai rata-rata harmonik kecepatan dari perjalanan itu.
Adapun aplikasi pada data yang terdapat dalam tabel distribusi frekuensi, rata-rata
∑fi
H=
∑ ( fi / xi )
Aplikasi rumus ini pada perhitungan rata-rata harmonik untuk nilai ujian
Nilai Ujian fi xi fi / x i
(1) (2) (3) (4)
23 – 27 2 25 0,0800
28 – 32 4 30 0,0133
33 – 37 15 35 0,4286
38 – 42 21 40 0,5250
43 – 47 31 45 0,6889
48 – 52 35 50 0,7000
53 – 57 46 55 0,8364
58 – 62 11 60 0,1833
63 – 67 12 65 0,1846
68 – 72 3 70 0,0428
7
Jumlah 180 ~ 3,6929
180
H= = 48,742
3,6929
Hal ini berarti bahwa nilai ujian tersebut memiliki rata-rata harmonik = 48,742.
Berdasarkan analisis tersebut dapat dilihat, bahwa untuk nilai ujian 180
Oleh karena data pada tabel distribusi frekuensi itu merupakan data berkelompok,
∑ fi (X – X)2
8
SD = ; d.h.m. n = ∑ fi
(n–1)
Pada tabel itu dapat dilihat, bahwa ; ∑ fi (Xi – X)2 = 15141,111111 dan n = 180.
Dengan demikian, nilai simpangan baku dari data dalam tabel distribusi frekuensi
15141,111111
SD =
(180 – 1)
= √ 84,587213
= 9,197131
C. MEDIAN.
Ukuran pemusatan data selain rata-rata hitung, antara lain median, yaitu
sebagai nilai-tengah dari kelompok data yang telah diurutkan (membesar atau
mengecil). Dengan perkataan lain, median ini merupakan nilai yang paling
tengah jika banyak data itu ganjil, ataupun sebagai rata-rata dari dua nilai-
tengah jika banyak data itu genap. Median ini biasa dinotasikan secara singkat,
yakni Med.
bentuk tabel distribusi frekuensi, median itu harus dihitung dengan rumus sebagai
berikut.
9
(n/2) – F
Med = Lo + i
f
Med = median.
Lo = batas-bawah kelas median.
i = lebar kelas.
n = banyaknya data.
F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas yang mengandung median.
f = frekuensi kelas median.
23 – 27 2
28 – 32 4
33 – 37 15
38 – 42 21
43 – 47 31
48 – 52 35
53 – 57 46
58 – 62 11
63 – 67 12
68 – 72 3
Jumlah 180
Oleh karena banyak data pada tabel itu terbagi menjadi 10 kelas (genap),
maka patut dilihat nilai tengah dari nilai-tengah kelas ke~5 yaitu ; ½ (43 + 47) =
45 dan nilai tengah kelas ke~6, yaitu ; ½ (48 + 52) = 50. Dengan demikian, nilai
10
tengah dari kedua nilai tengah kelas itu, adalah ; ½ (45 + 50) = 47,50. Adapun
Berdasarkan semua data nilai itu, maka median dalam tabel distribusi frekuensi
(n/2) – F
Med = Lo + i
f
90 – 73
= 47,00 + 5
33
= 47,00 + 2,576
= 49,576
D. MODUS.
Pernyataan tentang gejala yang paling sering terjadi atau paling banyak
muncul dan dipakai sebagai ukuran pemusatan data yang disebut, modus. Hal ini
tanpa disadari bahwa dalam percakapan sehari-hari, modus itu digunakan untuk
me-nentukan rata-rata dari data yang bersifat kualitatif. Sebagai contoh, terdapat
beberapa ungkapan ; “Dia jarang masuk pada semester yang lalu”, sesungguhnya
memakai ukuran modus. Demikian pula hanya untuk ungkapan berikut, bahwa ;
“penyebab orang itu sakit paru-paru adalah karena merokok”, juga merupakan
ukuran pemusatan data dengan modus. Pada kasus pertama, “jarang masuk”
merupakan modus, dan pada kasus ke dua, “karena merokok” merupakan modus
11
Dalam hal lain yang berkaitan dengan sifat data kuantitatif, modus adalah
nilai yang paling banyak muncul atau nilai data yang memiliki frekuensi paling
besar. Suatu kelompok data itu mungkin memiliki modus, tetapi mungkin juga
tidak memiliki modus. Hal ini dapat diartikan, bahwa modus suatu kelompok data
itu tidak selalu ada. Apabila suatu kelompok data memiliki modus, maka
modusnya itu dimungkinkan untuk lebih dari satu, atau dapat dikatakan bahwa
kelompok data tidaklah perlu dilakukan pengurutan. Namun, apabila data tersebut
b1
Mod = Lo + i
b1 + b2
12
Mod = modus.
Lo = batas bawah kelas modus,
i = lebar kelas.
b1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi tepat satu
kelas sebelum kelas modus.
b2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi tepat satu
kelas sesudah kelas modus.
Sebagai contoh, perhatikanlah data dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.
23 – 27 2
28 – 32 4
33 – 37 15
38 – 42 21
43 – 47 31
48 – 52 35
53 – 57 46
58 – 62 11
63 – 67 12
68 – 72 3
Pada tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat bahwa kelas interval (53 –
57) memiliki frekuensi terbesar, yaitu f = 46. Modus yang terletak pada kelas (53
35 = 11
sebagai berikut.
b1 11
Mod = Lo + i = 52,5 + 5
b1 + b2 11 + 35
= 52,5 + 1,1956
= 53,6956 ≈ 53,70
Tugas~III :
13
Berdasarkan penambahan 15 data baru terhadap susunan data distribusi
frekuensi nilai UAS 180 mahasiswa dalam Tugas~II bahan perkuliahan minggu
lalu, yakni :
80 , 79 , 79 , 77 , 77 , 77 , 75 , 75 , 75 , 74 , 74 , 74 , 70 , 70 , X
d.h.m. X = (20 + dua angka terakhir masimg-masing NIM) !.
Buatlah tabel distribusi frekuensi dengan data tambahan itu dan lanjutkanlah pem-
bahasannya dengan perhitungan semua Ukuran Gejala Pusat dan Ukuran Letak
a. Rata-rata Hitung.
b. Rata-rata Ukur.
c. Rata-rata Harmonik.
d. Simpangan Baku.
e. Median.
f. Modus.
Kumpulkan foto hasil tugas secara kolektif melalui WA~pdf, oleh masing-
masing Ketua Kelas. Ditunggu sampai hari Sabtu, 11~09~2021 pkl. 17.00 WIB !!.
14