Anda di halaman 1dari 13

Peran Agama

Dalam
Membangun
Peradaban
Menurut Bahasa Makna Agama

kata agama berasal dari bahasa sanskerta "A" berarti tidak; "GAMA" berarti kacau.
Sehingga agama berarti tidak kacau. Atau dapat diartikan suatu peraturan yang Menurut Pandangan
bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia ke arah dan tujuan tertentu.
Islam

• Adanya keyakinan pada yang ghaib. Agama adalah


• Adanya kitab suci sebagai pedoman ketentuan ketuhanan yang di
Unsur-Unsur • jadikan panutan bagi pemeluknya
Adanya Rasul suci sebagai pembawa
Agama • dan dapat mengantarkan
Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
• Adanya upacara ibadah yang standar pemeluknya pada kebahagiaan di
dunia maupun di akhirat
Sebagai pembimbing dalam menjalani
hidup

Penolong dalam menghadapi segala Fungsi Agama


kesulitan dalam
Kehidupan
Penentram batin

Pengendali moral
Simbol—simbol
Agama
–Simbol adalah ciri khas agama, karena simbol lahir dari
sebuah kepercayaan, dari berbagai ritual dan etika agama.
–Simbol dimaknai sebagai sebuah tanda yang dikultuskan
dalam berbagai bentuknya sesuai dengan kultur dan
kepercayaan masing-masing agama. Kultus ini kemudian
melahirkan sebuah sistem dan struktur simbol yang dapat
membentuk manusia menjadi homo simbolicus dalam tipe
atau pola religiusnya
–kehidupan manusia tidak bisa lepas dari dunia simbol,
dan bahwa seluruh aspek kehidupan manusia terdiri dari
proses produksi dan konsumsi simbol.
Kedudukan serta fungsi simbol

–Dalam sebuah fenomena agama, Simbol jamak dikultus dan direfleksikan


dalam berbagai bentuk persembahan dan pemujaan baik secara individual simbol-simbol religius sering
maupun komunal. Sehingga simbol memiliki posisi yang teramat penting dijadikan sebagai bantuan terapis
dalam kehidupan beragam psikologis, dimana secara psikologis
wawasan hidup manusia religius yang
homo simbolicus dihiasi oleh dua
dimensi yang saling berkaitan, yaitu
dimensi spiritual dan dimensi
psikologis. Dimensi spiritual
berorientasi pada agama dan dimensi
psikologis berorientasi pada
“kebebasan”, yang diwujudkan dalam
berbagai bentuk simbol.
Perbandingan keanekaragaman
pemahaman dan sikap beragama

Keragaman dalam beragama adalah penyikapan atau pemahaman para


penganut agama terhadap doktrin, kepercayaan atau ajaran Tuhan itu,
yang tentu saja menjadi bersifat relatif, dan sudah pasti kebenarannya pun
menjadi bernilai relatif. Hal ini karena setiap penyikapan terkait oleh sosio-
kultural dan setiap lingkungan sosio-kultural tertentu sangat
mempengaruhi pemahaman seseorang tentang agamanya. Dari sinilah
muncul keragaman pandangan dan pemahaman keagamaan. Sehingga
menjadi hal yang wajar jika terjadinya perbedaan pemahaman dalam
beragama karena itu sebuah fitrah. Tetapi sebaik-baiknya umat beragama
adalah bagaimana ia dalam menyikapi keanekaragaman itu, tentunya
harus mengedepankan sikap toleransi untuk menjaga kerukunan
antarumat beragama
Nilai-nilai keagamaan dalam lingkungan pendidikan, keluarga, dan pekerjaan

1. Pendidikan
– Penanaman nilai-nilai agama sangat penting bagi bangsa Indonesia termasuk pendidikan agama Islam itu sendiri.
– Peserta didik harus memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan agama yang dianutnya. Dengan tercapainya tujuan pendidikan
tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa setiap peserta didik memiliki akhlak yang baik sesuai dengan ajaran agama.
– Penanaman nilai-nilai keagamaan yakni dilakukan dengan cara menanamkan pengetahuan yang berlandaskan pada wahyu
Allah SWT dengan tujuan agar anak mampu mengemalkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan
benar secara sadar tanpa adanya paksaan.
– Penanaman nilai-nilai keagamaan dalam pendidikan bisa dilakukan melalui beberapa metode yaitu: metode keteladanan,
metode pembiasaan, metode nasehat dan memberi perhatian, dan metode hukuman.
– Semua metode tersebut bia diaplikasikan dalam kegiatan berupa sholat dhuha, sholat dzhuhur berjamaah, sholat jumat, tadaru
ql-Qur’an, infaq di hari jumat, dan peringatan hari-hari besar Islam.
– Semua kegiatan tersebut masuk dalam nilai religius, baik nilai ibadah, nilai ruhul jihad, nilai akhlak, nilai keteladanan, nilai
amanah dan ikhlas. Dan dikatakan berhasil jika peserta didik sudah menunjukan nilai-nilai tersebut.
• Peran orang tua tidak hanya berupa pengajaran tetapi berupa peran
tingkah laku, keteladanan dan pola-pola hubungannya dengan anak
yang dijiwai dan disemangati oleh nilai-nilai keagamaan yang
menyeluruh. 
• Pendidikan dengan bahasa perbuatan atau perilaku (tarbiyah bi lisan-
I-lhal), untuk anak lebih efektif dan lebih mantap daripada pendidikan
dengan bahasa ucapan (tarbiyah bi lisan-il-maqal).
• Orang tua juga memiliki andil untuk menanamkan nilai-niali
keagamaan kepada anak berupa penanaman taqwa kepada Allah dan
pengembangan rasa kemanusiaan kepada sesama.
Keluarga • Kegiatan menanamkan nilai-nilai kegamaan sesungguhnya akan
menjadi inti pendidikan keagamaan. Nilai yang sangat mendasar
diantaranya, iman, Islam, Ihsan, Taqwa, Ikhlas, Syukur, dan Sabar.
• Dalam menanamkan kepercayaan itu, maka orang tua sebagai
pendidik di dalam rumah tangga memiliki tanggungjawab yang berat
agar membimbing dan mengarahkan anak melalui berbagai upaya
dan pendekatan agar sejak dini anak sudah memiliki keyakinan yang
jelas terhadap agamanya. Penanaman keyakinan terhadap akidah
agama Islam terhadap anak tidak hanya menjadi pengetahuan
semata, akan tetapi nilai-nilai akidah tersebut dapat
diimplementasikan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari.
Etos kerja merupakan kunci dari kesuksesan
seseorang dalam dunia kerja, namun tidak
menutup kemungkinan terjadi penyelewengan
dalam menerapkan etos kerja tersebut, maka di
sinilah perlu adanya nilai-nilai agama yang
menjadi kontrol atas kegiatan kerja.

3. Pekerjaan
Di samping itu, nilai-nilai agama bisa menjadi benih
tumbuhnya etos kerja yang baik dalam diri individu
atau suatu kelompok dalam masyarakat. dalam
sebuah penelitian, nilai-nilai agama sangat
berpengaruh dalam membangun etos kerja yang
baik.

Sistem kepercayaan yang ditanam dalam etos kerja


merupakan implementasi dari sifat Rasulullah yaitu
siddiq (jujur) dalam melakukan pekerjaannya, serta
bagaimana keinginan karyawan untuk mencari
rezeki yang halal selain itu juga diharapkan untuk
dijadikan syarat ibadah.
Perbedaan Ta’abbudi dan Ta’aquli
Ta’aquli
Ta’abbudi
Segala ketentuan hukum Islam atau Segala ketentuan hukum Islam ketentuan
ketentuan naṣ (al-Qur’an dan hadis) yang nas (al-Qur’an dan Hadis) yang diterima
harus ditaati oleh seorang hamba sebagai dan ditaati oleh seorang hamba karena ada
wujud penghambaan dan kepatuhan maslahatnya bagi manusia berdasarkan
kepada Allah semata, bukan karena alasan nalar rasio manusia selaras dengan
rasional sehingga bersifat mutlak. kemaslahatan dalam kehidupan manusia di
dunia.
• Bersifat mutlak (tidak dapat diubah)
• Diartikan sebagai “ghairu ma’qulatil • Bersifat relative (dapat diubah)
ma’na” (harus diikuti seperti apa • Diartikan sebagai “ma’qulatul ma’na”
adanya) (dapat dipikirkan)
• Contohnya seperti jumlah rakaat salat • Berkaitan dengan bidang mu’amalah
lima waktu, puasa Ramadan, kewajiban (ahkam al-mu’amalat), seperti masalah
zakat, dan haji kemasyarakatan, politik, dan
kebudayaan
Elemen-elemen peradaban
dalam Agama Islam

Berkembangnya agama Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai


sejarah peradaban dunia. Bahkan, pesatnya perkembangan agama Islam
itu, baik di barat maupun timur pada abad ke-8 sampai 13 Masehi mampu
menguasai berbagai peradaban yang ada sebelumnya. Tidak salah bila
peradaban Islam dianggap sebagai salah satu peradaban yang paling besar
pengaruhnya di dunia.
Bahkan, hingga kini, berbagai jenis peradaban Islam itu masih dapat
disaksikan disejumlah negara bekas kekuasaan Islam dahulu. Dari dalam
Islam, perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam itu karena
bersumber langsung dari Alquran dan sunnah yang mempunyai kekuatan
luar biasa.
1. 4. Kelas Sosial
Pengembangan 7. Kesadaran
Kota  Bersatu Dalam
Berbangsa

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IpTek) 

5. 6. Seni dan
2. Penyimpanan Arsitektur
Terorganisirnya
Catatan atau
Pemerintah  
Arsip
Praktik-praktik keberagamaan dan
implikasinya terhadap peradaban
1. Membaca Al-Qur’an
Al Quran menjadi sumber seluruh hukum dan ajaran
Islam, menjadi rahmat, hidayah bagi seluruh manusia.
Hukum-hukum di dalam al-Qur’an selalu sesuai dengan
kepentingan dan kebutuhan manusia dalam kehidupan.
Fungsi al Quran sangat urgen sekali bagi umat Islam,
sehingga memiliki kedudukan yang tinggi, apalagi setelah
umat Islam sungguh-sungguh mempelajari, mengajarkan 2. Membiasakan akhlak yang baik
dan mau mengamalkannya serta mempunyai nilai ibadah
ketika membacanya sehingga merupakan motivasi Hal ini dapat ditempuh dengan membiasakan diri kita untuk
tersendiri dalam bertadarus.
mengucapkan kata-kata yang baik dan sopan serta membiasakan diri
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan sesuai dengan
Yang lebih penting lagi, manusia harus bisa tuntutan atau tuntunan ajaran agama Islam. Islam memanfaatkan
mengambil substansi isi al-Quran sebagai kebiasaan sebagai salah satu metode pembinaan perilaku
pendorong manusia mengamati dan meneliti keberagamaan yang baik, maka semua yang baik itu di ubah menjadi
alam semesta sebagai awal dari peradaban kebiasaan. Kebiasaan baik membawa kepada perkembangan
yang maju. peradaban.

Anda mungkin juga menyukai